Anda di halaman 1dari 36

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Diagnosis dan Intervensi dengan judul “PENGETAHUAN KADER


JUMANTIK DALAM KEGIATAN PSN DI RW 002 KAMPUNG TELAGA
SUKAMANA, DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN, PERIODE 3 JUNI – 16
JUNI 2015” telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2015


Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur kami senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul
“PENGETAHUAN KADER JUMANTIK DALAM KEGIATAN PSN DI RW 002
KAMPUNG TELAGA SUKAMANA, DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN
TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN,
PERIODE 3 JUNI – 16 JUNI 2015” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI, periode 3 Juni – 16 Juli 2015. Selain itu, tujuan lainnya adalah
sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan
mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat dan juga selaku Koordinator Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Ibu Rifda Wulansari SP., M.Kes selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes, dekan dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
6. Dr. Dini Widianti, MKK, Dr. Dian Mardhiyah, M.KK Dr. Citra
Dewi, M.Kes, Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, Dr. Yusnita, M.Kes,
selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Taufit Wirawan selaku Kepala Puskesmas Tegal Angus
8. Drg. Dewi Puji L.; dan seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Tegal
Angus yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini.
9. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja
sama dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan


Diagnosis dan Intervensi Komunitas ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan
saran yang membangun sebagai perbaikan. Kami mengharapkan laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Mei 2015

Tim Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Desa Secara Geografis


1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu
kota kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan
ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. Desa ini
memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga.
(Kartikawatie, 2012)

Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

A. Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada
gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan
Pangkalan

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

4
1.2 Gambaran umum desa secara demografi
1.2.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat
sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629
jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai
berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
No. Warga Negara Laki – laki Perempuan
1 Warga Negara Indonesia 4884orang 4629orang
(WNI)
2 Warga Negara Asing - orang - orang
( WNA)
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Penduduk
1. 0 – 4 tahun 920 orang
2. 5 – 14 tahun 1880 orang
4. 15 – 44 tahun 5139 orang
10. 45 – 64 tahun 1273 orang
12. >65 tahun 301 orang
1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi

5
Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat
digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua
kategori yaitu :
a. Potensi umum
Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau
umum oleh masyarakat.
b. Potensi khusus
Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara
pribadi oleh masyarakat.

Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Pasir adalah (Kartikawatie,
2012) :
1. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
1.1 Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334
Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha).
1.2 Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota.
2. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Usia produktif 7.654 jiwa

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Belum Sekolah 1.976 jiwa
2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa
3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa
4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa
5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa
6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa
7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa
8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

6
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk
1. Buruh/swasta 65 orang
2. Dokter/Bidan 6 orang
3. Montir 25 orang
4. Nelayan 2.331 orang
5. Pedagang 1.213 orang
6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang
7. Pengemudi Becak 43 orang
8. Pengrajin 5 orang
9. Pengusaha 8 orang
10. Penjahit 24 orang
11. Petani 176 orang
12. Peternak 6 orang
13. Supir 30 orang
14. TNI / POLRI 6 orang
15. Tukang Batu 42 orang

1.2.3 Keadaan Sosial Budaya


Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung
Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong
menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam
menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh:
musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
Tabel 1.5. Sarana Peribadatan yang Tersedia
di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)
No. Agama Jumlah Penduduk
1. Mesjid 6 Unit
2. Musholla 30 Unit
3. Majelis Taklim 4 Unit
4. Gereja - Unit
5. Pura - Unit

1.2.4 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal
ini, antara lain :
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan
kepada ibu hamil.

7
2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio
bagi balita, pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah
Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu
dan makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan
lingkungan sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman
Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya
program senam LANSIA dan POSBINDU

Tabel 1.6. Sarana Pelayanan Kesehatan


No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Poskesdes 1 Unit
2 Pos KB Keluarga -
3 Posyandu 6 Unit
4 Pos Mandiri -
5 Klinik Bersalin/ BKIA -
6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit
7 Praktek Bidan 4 Unit
8 Paraji 4 Orang
9 Keluarga Berencana - Unit
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -
b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334
Pasang
c. Jumlah Akseptor KB :
1) Pil : 127 orang
2) IUD : 14 orang
3) Kondom : - orang
4) Suntik : 190 orang
5) Implan : 13 orang

1.2.5 Transportasi

8
Sarana transportasi manyarakat desa tanjung pasir lebih banyak
menggunakan angkutan umum, ojek, motor, becak serta sepeda
(Pusksmas Tegal Angus, 2011)

1.3 Gambaran kader jumantik

1.3.1 Keluarga Tn. Kamang


Keluarga kader jumantik pertama adalah keluarga Tn. Kamang yang
memiliki empat orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Keenam anggota keluarga tersebut adalah:

Tabel 1.12. Tabel Keluarga Tn. Kamang

No Nama Status Jenis Usia Pendidik- Pekerjaan Penghasilan


Keluarga Kelamin an
1 Tn. Suami Laki – laki 40 Tidak Nelayan Rp 1,6 juta /
Kamang sekolah bulan
2 Ny. Wati Istri Perempuan 38 Tidak Ibu -
sekolah Rumah
Tangga
3 Tn. Iwan Anak Laki-laki 25 Tamat SD Buruh Rp 1,2
juta/bulan
4 Ny. Anak Perempuan 23 Tamat SD Ibu -
Darini Rumah
Tangga
5 Ny. Menantu Perempuan 23 Tamat SD Ibu -
Nunung Rumah
Tangga
6 Tn. Ana Menantu Perempuan 25 Tamat SD Buruh Rp 1,2
juta/bulan
7 Rizky Cucu Laki-laki 2 - - -
8 Siti Cucu Perempuan 9 - - -
Hasanah bulan

Keluarga Tn. Kamang tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa


Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001. Keluarga ini terdiri dari
sepasang suami istri, dua orang anak, dua orang menantu dan dua orang cucu
yang tinggal serumah. Tn. Kamang sebagai kepala keluarga berusia 40 tahun
dengan latar belakang tidak pernah bersekolah. Ny. Wati sebagai istri berusia 38
tahun dengan latar latar belakang tidak pernah bersekolah. Tn. Kamang dan Ny.

9
Wati memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama
laki-laki bernama Tn. Iwan berusia 25 tahun dengan latar belakang pendidikan
tamat sekolah dasar dan sekarang bekerja sebagai buruh. Tn. Iwan memiliki
seorang istri bernama Ny. Nunung dengan latar belakang pendidikan tamat
sekolah dasar dan tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Tn. Iwan dan
Ny. Nunung memiliki satu orang anak laki-laki bernama An. Rizky yang berumur
2 tahun. An. Rizky mendapat ASI hingga usia 1 tahun dan mulai mendapat
makanan tambahan seperti bubur biskuit dan buah. Setelah usia satu tahun, An.
Rizky mulai mengonsumsi susu kental manis dan makanan biasa. An. Rizky
pernah menderita diare saat usianya 7 bulan. An. Rizky sering menderita batuk
sejak usianya 1 tahun. Namun, orang tuanya belum pernah memeriksakannya ke
dokter spesialis anak. Ibu An. Rizky sering membawa anaknya untuk menimbang
berat badanya di puskesmas dan posyandu. Anak kedua perempuan bernama Ny.
Darini berusia 23 tahun dengan latar belakang pendidikan tamat sekolah dasar
dan tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Ny. Darini memiliki seorang
suami bernama Ana dengan latar belakang pendidikan tamat sekolah dasar dan
bekerja sebagai buruh. Ny. Darini dan Tn. Ana memiliki satu orang anak
perempuan bernama An. Siti Hasanah yang berumur 9 bulan. An. Siti Hasanah
masih mendapat ASI hingga sekarang dan mulai mendapat makanan tambahan
sejak usia 6 bulan berupa bubur biscuit dan buah yang dihaluskan. Sejak usia 7
bulan An. Siti Hasanah mulai mengonsumsi makanan tambahan dan bubur nasi
dan makanan biasa. Namun, ia hanya mau makan sedikit-sedikit. An. Siti
Hasanah tidak pernah mendapat susu formula dengan alas an keluarganya tidak
mampu membelinya. An. Siti Hasanah pernah menderita diare pada usia 6 bulan
saat mulai mendapat makanan tambahan dan diare terjadi lagi satu bulan yang
lalu selama 2 minggu. An. Siti Hasanah juga sering menderita batuk pilek. Batuk
terutama sering muncul selama beberapa bulan terakhir, namun sekarang sedang
tidak batuk. Ibu An. Rizky sering membawa anaknya untuk menimbang berat
badanya di puskesmas dan posyandu.

Tn. Kamang berprofesi sebagai penjaga nelayan dengan pendapatan Rp


1.600.000,- tiap bulan. Tn. Iwan bekerja sebagai buruh, dengan penghasilan Rp

10
1.200.000,- tiap bulan. Tn. Ana bekerja sebagai buruh, dengan penghasilan Rp
1.200.000,- tiap bulan.

Keluarga Tn. Kamang tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen


diatas tanah seluas 12 x 14 m2. Sebagian besar dinding rumah terbuat dari semen
dan batu bata, bagian dapur dan kamar mandi terbuat dari papan dan anyaman.
Lantainya sebagian besar menggunakan keramik, sedangkan bagian dapur dan
kamar mandi menggunakan semen. Sebagian besar atap rumah menggunakan
genteng dan terdapat plafon, namun pada bagian dapur dan kamar mandi masih
menggunakan anyaman. Rumah Tn. Kamang terdiri dari sebuah ruang tamu, dua
kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, satu kamar mandi, teras depan
rumah dan halaman belakang tempat memelihara ayam, serta jamban yang
langsung berhubungan dengan kali di belakang rumah. Ruang tamu berukuran 3
x 2 m2 beralaskan keramik, terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga
berkumpul, di ruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya
matahari dan kadang dibuka pada pagi hari. Kedua kamar tidur berukuran sama,
2x2 m2 dan masing-masing memiliki jendela.

Di rumah Tn. Kamang terdapat jamban buatan yang berhubungan


langsung dengan kali di belakang rumahnya dan hanya terdapar dapur dan kamar
mandi. Dapur Tn. Kamang menggunakan kompor gas. Sumber air bersih
didapatkan dari membeli air PAM yang dijual dengan harga Rp. 2.000/ jerigen.
Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum.

Keluarga Tn. Kamang mengatakan bahwa tidak terbiasa melakukan cuci


tangan sebelum makan atau sesudah beraktivitas seperti memberi makan ayam,
pulang menangkap ikan, maupun setelah selesai memberikan penyuluhan di
rumah-rumah dan hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila
selesai makan, keluarga Tn. Kamang terbiasa mencuci tangan menggunakan air
cuci tangan yang di taruh di dalam mangkuk kecil setelah selesai makan.

Keluarga Tn. Kamang juga mengatakan bahwa keluarganya sering


menderita batuk-batuk, namun riwayat penyakit paru tidak diketahui karena

11
mereka tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter. Ayah Tn. Kamang pernah
menderita penyakit paru dan meninggal karena penyakit paru.

Tn. Kamang selain bekerja sebagai nelayan, ia juga memiliki kegiatan


lain sebagai juru memantau jentik. Kegiatan ini telah ia lakukan selama satu
tahun terakhir. Tn. Kamang tertarik menjadi seorang jumantik dikarenakan
keprihatinannya terhadap angka kejadian DBD di sekitar lingkungannya yang
tinggi. Sebelum terjun ke lapangan, Tn. Kamang telah mendapatkan pembekalan
dari petugas puskesmas mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Tn. Kamang
mengeluhkan jarangnya pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas guna meningkatkan pengetahuan para kader jumantik.

Rumah keluarga Tn. Kamang terletak di daerah yang padat penduduk


dengan jarak antar rumah kurang dari 0,5 meter disebelah kanan dan kiri, maupun
di depannya. Di belakang rumahnya terdapat empang yang hanya berjarak 1
meter. Keluarga Tn. Kamang memiliki kebiasaan membuang sampah di empang
atau sesekali membuang ke tempat pembuangan yang berjarak + 20 meter dari
rumahnya.

Ruang Tamu

Gambar 1.4 Denah rumah keluarga Tn. Kamang

12
Keluarga Tn. Kamang memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan
ikan goreang atau ikan asin. Tn. Kamang sudah satu tahun berhenti merokok
sejak ayahnya meninggal karena penyakit paru. Tn. Iwan dan Tn. Ana memiliki
kebiasaan merokok di teras, di kamar mandi dan di tempat kerja sejak remaja,
namun merka tidak pernah merokok di dalam rumah karena ada anak-anak.
Keluarga Tn. Kamang mengaku jarang sekali mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, maupun sesudah selesai aktivitas. Keluarga Tn. Kamang
mengaku hampir tidak pernah melakukan olahraga. Keluarga Tn. Kamang
mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar, akan tetapi jarang
sekali melakukannya, bahkan jika dilakukan tidak dengan cara yang baik dan
benar. Keluarga Tn. Kamang tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan
terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh anggota keluarganya adalah diare,
sakit kulit dan batuk-batuk. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat
dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke mantri.

Tabel 1.13 Faktor Internal Keluarga Tn. Kamang

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Tn. Kamang sudah berhenti merokok sejak 1
tahun yang lalu. Tn. Iwan dan Tn. Ana
memiliki kebiasaan merokok sejak remaja
dan biasa merokok 8-10 batang sehari.
2 Olah raga Keluarga Tn. Kamang tidak ada yang
memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan
hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3 Pola Makan Ny. Wati memasak sendiri untuk makan
keluarga, menu makanan yang sering
dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe,
telur dan ikan asin
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke
mantri atau bidan desa.
5 Menabung Keluarga Tn. Kamang tidak memiliki
kebiasaan menabung
6 Aktivitas sehari-hari a. Tn. Kamang bekerja menangkap ikan di
laut setiap hari. Ia berangkat jam 21.00
WIB dan pulang pada pukul 05.00 WIB
b. Tn. Iwan bekerja sebagai buruh dari hari

13
senin hingga sabtu. Ia berangkat jam
09.00 WIB dan pulang pada pukul 17.00
WIB
c. Tn. Ana bekerja sebagai buruh dari hari
senin hingga sabtu. Ia berangkat jam
09.00 WIB dan pulang pada pukul 17.00
WIB
7 Perilaku mencuci tangan Keluarga Tn.Kamang memiliki pengetahuan
tentang mencuci tangan yang baik, akan
tetapi tidak melakukannya dengan benar.

Tabel 1.14 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Kamang

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 12 x 14 m2

2. Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu
ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu kamar
rumah
mandi.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya
terdapat pada depan rumah.

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu, tetapi jarang


dibuka.
b. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi
dengan kain dan tidak bisa dibuka.
c. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna
putih. Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur
dan ruang tamu.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, serta buang
air besar, namun langsung berhubungan ke empang
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Tn. Kamang membeli air
jerigen
7. Saluran Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan
sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang
pembuangan
rumah
limbah
8. Tempat Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah
dan dibuang ke empang. Kadang, sampah dibuang ke
pembuangan
tempat pembuangan sampah yang berjarak + 20 meter
sampah dari rumah.

14
9. Lingkungan Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
sekitar rumah
Kamang masih banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan
lingkungannya.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara,


didapatkan hasil skor 3 pada Tn. Kamang (perilaku mencuci tangan yang tidak
baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Wati (perilaku mencuci tangan yang tidak
baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Nunung (perilaku mencuci tangan yang
tidak baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Darini (perilaku mencuci tangan
yang tidak baik dan tidak benar), skor 3 pada Tn. Iwan (perilaku mencuci tangan
yang tidak baik dan tidak benar), dan skor 3 pada Tn. Ana (perilaku mencuci
tangan yang tidak baik dan tidak benar).

1.3.2 Keluarga Ny. Temi


Kader jumantik adalah keluarga Ny. Temi yang memiliki empat orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga
tersebut adalah:
Tabel 1.15. Tabel Keluarga Ny. Temi

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluarga Kelamin
1 Ny. Temi Ibu Perempuan 60 Tidak Ibu rumah -
sekolah Tangga
2 Tn. Budi Suami Laki – laki 35 SD Pabrik Rp 1,2 juta /
Anak Bangunan bulan
3 Ny. Ami Anak Perempuan 30 SD Ibu -
Rumah
Tangga
4 Ayu Cucu Perempuan 2,5 - - -

Keluarga Ny. Temi tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa Tanjung


Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001. Keluarga ini terdiri dari seorang nenek
dengan anaknya yang telah berkeluarga, dan satu orang cucu yang tinggal
serumah. Ny. Temi telah ditinggal meninggal oleh suaminya sejak 5 tahun yang
lalu. Ny. Temi sebagai pemilik rumah, berpekerjaan ibu rumah tangga, sedangkan

15
Tn. Budi sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar belakang
pendidikan terakhir sekolah dasar. Ny. Ami sebagai istri berusia 30 tahun dengan
latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Budi dan Ny. Ami memiliki satu orang anak
perempuan. Anaknya bernama Ayu saat ini berusia 2,5 tahun, belum bersekolah.
An. Ayu diberikan ASI Ekslusif sampai berumur 1 tahun, setelah itu mulai
diberikan makanan seperti nasi, lauk pauk, dan buah. Pada umur 1,5 tahun, An.
Ayu pernah menderita batuk lama selama 3 bulan, namun tidak diperiksakan ke
dokter spesialis anak ataupun berobat ke balai pengobatan lainnya hanya
diberikan obat dari warung. Saat 1 bulan yang lalu An. Ayu juga menderita diare
selama 2 hari, dan dibawa ke mantri oleh ibunya Ny. Ami.

Tn. Budi berprofesi sebagai tukang pabrik bangunan dengan pendapatan


Rp 1.200.000,- tiap bulan. Ny. Temi dan Ny. Ami bekerja sebagai ibu rumah
tangga.

Keluarga Ny. Temi tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen


diatas tanah seluas 10 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari kayu, rotan dan batu
bata, lantai menggunakan semen. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat
plafon. Rumah Ny. Temi terdiri dari sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, satu
ruang keluarga, satu ruang makan, satu dapur, dan satu kamar mandi. Ruang tamu
berukuran 2 x 2 m2 beralaskan semen dan terdapat kursi plastik sebanyak 4 buah.
Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV, diruangan tersebut
terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Ny. Temi
terdapat adanya ventilasi udara yang kurang cukup. Pada ruang tidur tidak
terdapat ventilasi dan lembab.

Di rumah Ny. Temi terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur dan
kamar mandi. Dapur Ny. Temi menggunakan kompor minyak. Untuk sumber air
bersih sulit didapatkan, karena kurangnya ketersediaan dalam mendapatkan air
bersih, Ny. Temi mengatakan bahwa mendapatkan sumber air harus dengan
membeli seharga Rp.2000/jerigen.

Ny. Temi merupakan salah seorang kader jumantik senior. Ny. Temi telah
menjadi seorang kader selama lima tahun. Ny. Temi bersama dengan kader lain

16
sering melakukan kegiatan pemantauan jentik setiap bulannnya terlebih lagi
kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat DBD mewabah tetapi
terkadang kegiatan ini sulit untuk dilaksanakan karena terbentur jadwal masing-
masing kader. Kegiatan yang ia lakukan seperti pemeriksaan jentik di dalam
rumah ataupun di luar rumah. Pemeriksaan jentik ini dilakukan dengan cara
melihat ada atau tidaknya jentik pada tempat-tempat penampungan air tanpa
menggunakan alat penerangan yang cukup.

Rumah keluarga Ny. Temi terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat
empang yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Keluarga Ny. Temi memiliki
kebiasaan membuang sampah di tempat sampah, lalu dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5 Denah keluarga Ny. Temi

Keluarga Ny. Temi memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, dan telur. Tn. Budi tidak
memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Ny. Temi mengaku tidak melakukan
mencuci tangan sebelum makan. Seluruh anggota keluarga mengaku jarang
melakukan olahraga. Ny. Temi dan seluruh anggota keluarga tidak mengetahui

17
tentang mencuci tangan yang baik dan benar, sehingga mereka hanya melakukan
cuci tangan dengan air bersih saja. Ny. Temi tidak memiliki masalah kesehatan
dalam sebulan terakhir ini.

Tabel 1.16 Faktor Internal Keluarga Ny. Temi

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok
2 Olah raga Keluarga Ny. Temi tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan
olahraga.
3 Pola Makan Ny. Temi memasak sendiri untuk makan keluarga,
menu makanan yang sering dimakan adalah tahu,
tempe, dan telur.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila
tidak sembuh, mereka berobat ke mantri untuk minta
obat.
5 Menabung Keluarga Ny. Temi tidak memiliki kebiasaan
menabung
6 Aktivitas sehari-hari Tn. Budi bekerja di pabrik bangunan, Ia berangkat jam
08.00 WIB dan pulang pada pukul 16.00 WIB
7 Perilaku mencuci tangan Keluarga Ny. Temi tidak memiliki pengetahuan cuci
tangan yang baik dan benar

Tabel 1.17 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Temi

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 10 m2
2. Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga,
satu dapur, dan satu kamar mandi.
rumah
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada
depan rumah. Tiap kamar tidak terdapat ventilasi.
4. Pencahayaan d. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi dengan kain dan
tidak bisa dibuka.
e. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih. Lampu
terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi, buang aur besar, dan cuci piring.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Ny. Temi mendapatkan sumber air bersih dengan
membelinya seharga Rp.2000/drigen (sekitar 1 liter)
7. SPL Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di
alirkan ke kolam empang di belakang rumah
8. TPS Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah. Sampah
ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

9. Lingkungan Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di


lingkungan sekitar rumah keluarga Ny. Temi masih banyak sampah

18
sekitar rumah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan
lingkungannya.

1.3.3. Kader jumantik Tn. Masa


Kader jumantik adalah keluarga Tn. Masa yang memiliki tiga orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga
tersebut adalah:

Tabel 1.18 Data Keluaga Tn. Masa

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluarga Kelamin

1 Tn. Masa Suami Laki-laki 65th SD Pedagang Rp. 2.000.000, 00

2 Ny. Rumsi Istri Perempuan 60th SD Ikut Suami

3 An. Siti Anak Perempuan 25th SMA Mahasiswa


Kandung

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa


Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001, Kabupaten Tangerang
Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang menikah 45 tahun yang lalu
dan memiliki 8 orang anak. Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang
bernama Tn. Masa, 65 tahun. Ia memiliki istri bernama Ny. Rumsi yang berusia
60 tahun. Keluarga ini memiliki penghasilan dari hasil jualannya di warung
miliknya yang berada di rumahnya dengan rata-rata pendapatan Rp.2.000.000
tiap bulan.

Anak pertama Tn. Masa dan Ny. Rumsi bernama Tn.Boris yang sekarang
berusia 38 tahun dulu lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke dua bernama
Ny.Noni yang usianya sekarang 35 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak
ke tiga bernama Ny.Siti sekarang berusia 33 tahun lahir dibantu oleh dukun
beranak. Anak ke empat bernama Ny. Mumun yang sekarang berusia 31 tahun
lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke lima bernama Ny. Nopi yang sekarang

19
berusia 30 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke enam bernama Ny.Iis
berusia 28 tahun lahir di bantu oleh bidan desa. Anak ke tujuh bernama Ny. Rusti
yang sekarang berusia 27 tahun lahir dibantu oleh bidan desa. Dan yang terakhir
bernama Ny.Ayu yang sekarang berusia 25 tahun lahir dibantu oleh bidan desa.

Semua anak dari pasangan Tn. Masa dan Ny. Rusmi sudah menikah dan
memiliki keturunan. Anak pertama sampai anak ke tujuh sudah berkeluarga dan
tinggal terpisah. Anak terakhirnya masih tinggal bersamanya walaupun sudah
menikah namun belum memiliki keturunan.

Tn. Masa mengaku memiliki penyakit kencing manis, ia mengetahui


penyakitnya sejak 5 tahun yang lalu ketika ia sedang berobat di klinik di
kcamatan Kampung Melayu. Ia mengaku sampai saat ini selalu memeriksakan
penyakitnya di dokter dan mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darahnya.

Sekitar 7 bulan yang lalu Tn. Masa mengaku pernah mengalami mencret-
mencret sebanyak 5-7 kali yang dirasakannya selama 3 hari, namun ia tidak
berobat kedokter, karena ia hanya meminum obat warung dan gejala hilang. Dua
minggu kemudian keluhan juga dirasakan oleh Ny. Rusmi. Ia merasakan
mencret-mencret sehari 3-5 kali yang dirasakan selama 2 hari dan sembuh dengan
minum obat warung.

Selain itu Tn. Masa dan Ny. Rumsi mengeluh sering batuk-batuk yang
dirasakan sampai lebih dari dua minggu baru sembuh. Batuk berdahak dan
disertai dengan pilek. Selama keluhan ini ada pasien tidak pernah berobat ke
puskesmas atau dokter. Mereka selalu membeli obat-obat warung.

Tn. Masa merupakan salah satu kader jumantik di lingkungan rumahnya.


Tn. Masa seorang kader jumantik yang baru bergabung selama tiga bulan
terakhir. Menurut Tn. Masa kegiatan ini kurang mendapatkan perhatian dari
petugas puskesams. Selain jarangnya dilakukan pelatihan tiap-tiap kader yang
ada, juga tidak pernah mendapatkan bekal peralatan yang memadai. Tn. Masa
baru mendapatkan pelatihan sebanyak satu kali sehingga penhgetahuan akan
penyakit DBD serta cara pemberantasan dan pencegahannya kurang. Tn. Masa
hanya mengetahui tentang program 3M.

20
Keluarga Tn. Masa tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas
10 x 7,5 m dan tidak memiliki pekarangan. Rumah terdiri dari satu buah ruang
keluarga, dua kamar tidur, dan dapur sekaligus tempat untuk mandi, buang air
kecil sekaligus mencuci baju dan piring .Seluruh lantai rumah terbuat dari
keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok yang tidak dicat. Atap rumah terbuat
dari genteng tanpa plafon. Di halaman rumah terdapat warung untuk mereka
usaha. Ventilasi di rumah ini tidak cukup baik. Hanya ada terdapat 2 jendela di
ruang tamu yang tidak pernah dibuka, dan satu jendela di dapur yang tidak dapat
dibuka.

10 M

W
C dapur
Kamar tidur

Ka Ruan
mar g
7,5 M Ruang tamu
tidu kelua
r rga

teras
WARUNG

Gambar 1.6 Denah keluarga Tn. Masa

Tabel. 1.19. Faktor Internal Keluarga Tn. Masa

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Semenjak mengetahui memiliki penyakit
kencing manis Tn. Masa tidak merokok.

2 Olah raga Tn. Masa dan Ny. Rumsi tidak suka


memiliki kebiasaan olahraga.

3 Pola Makan Tn. Masa dan Ny. Rumsi makan 3x/hari.


Setiap hari selalu makan makanan yang
dibuat sendiri dengan komposisi

21
makanan nasi, sayur, tahu/tempe,
telor/ikan. Mengkonsumsi daging ayam
jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan
jarang.

4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka mencoba membeli


Pengobatan obat di warung jika tidak ada perbaikan s
pergi ke puskesmas

5 Menabung Tn. Masa tidak memiliki tabungan.

6 Mencuci tangan Tn. Masa dan Ny. Rumsi jarang


mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan menggunakan air bersih yang
mengalir. Mereka memiliki kebiasaan
mencuci tangan menggunakan air
kobokan dan tidak menggunakan sabun.
Mereka juga tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang baik dan benar itu
seperti apa.

7 Aktivitas sehari-hari Tn. Masa dan Ny. Rumsi memiliki


aktivitas sehari-hari menjaga warung.

Tabel 1.20. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Masa

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 10 x 7,5 m dengan lantai keramik.
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran
3 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang
berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi,
mencuci dan buang air kecil.

3. Ventilasi Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu


berukuran 100 x 50 cm yang jarang terbuka, 1
jendela di dpur yang tidak bisa dibuka berukuran
30 x 50 cm.

22
4. Pencahayaan Hanya terdapat 1 buah lampu dimasing-masing
bagian rumah. Total lampu yang ada di rumah 8
buah.
5. MCK a. Memiliki kamar mandi berukuran 2 x 1
m beralaskan semen terdapat bak mandi
dan WC.
b. Tempat cuci piring dan baju terdapat
tepat di luar kamar mandi.
c. Air membeli sehari 5-6 derigen.
6. Sumber Air a. Tidak memiliki sumber air di rumahnya,
sehingga harus membeli air pam di
warung.
7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang
yang berjarak 7 m dari rumahnya.

8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di dekat empang, sampah ini


ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar
oleh siapapun warga sekitar sekitar 2 hari sekali.

9. Lingkungan sekitar rumah Sebelah rumah Tn Masa adalah rumah anaknya


yang pertama beserta anak dan istrinya.
Lingkungan sekitar Tn. Masa adalah masyarakat
yang bertempat tinggal di kecamatan tanjung
pasir.

1.3.4 Kader jumantik Tn.Boris

Kader jumantik adalah keluarga Tn. Boris yang memiliki tiga orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga
tersebut adalah:

Tabel 1.21. Data Keluaga Tn.Boris

No Nama Status Jenis Usia Pendidi Pekerja- Penghasil-an


Keluarga Kelamin k-an an
Tn. Boris Ayah Laki-laki 39th Tamat Nelayan Rp.1.000.000/
1
SMA bulan
2 Ny. Irna Ibu Perempuan 34th Tamat Nelayan Rp 600.000/
SD bulan

23
3 An. Basit Anak Laki-laki 3th - - -

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa


Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001 , Kabupaten Tangerang
Keluarga ini terdiri dari keluarga kecil 1 ayah 1 ibu dan 1 anak. Seorang kepala
keluarga yang bernama Tn. Boris,39 tahun. Ia berprofesi sebagai nelayan dengan
rata-rata pendapatan Rp.1.000.000 tiap bulan dibantu oleh istrinya, Ny. Irna yang
juga bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan Rp. 600.000/bulan. Mereka
berangkat ke tempat kerja pukul 2 subuh hingga pukul 4 sore tergantung hasil
tangkapan yang mereka dapatkan.

Tn.Boris dan Ny. Irna memiliki seorang anak laki laki yang bernama An.
Basit berusia 3 tahun. An.Basit belum bersekolah, setiap hari ketika kedua orang
tua pergi bekerja an.basit dititipkan pada orang tua Ny.Irna yang tinggal tidak
jauh dari rumah mereka. Ia diberikan ASI hanya sampai umur tiga bulan. Karena
alesan pekerjaan ibunya yang tidak bisa ditinggal, ia tidak diberikan ASI lagi dan
diberikan susu formula sampai umur sekarang. Awalnya ia diberikan susu
formula SGM, tetapi semenjak minum susu SGM ia diare lama, kemudian ia
berobat ke dokter dan disaran kan dokter untuk mengganti susunya. Neneknya
kemudian memberikan ia berupa susu Lactogen. Menurut neneknya semenjak
meminum susu lactogen ia tidak diare lagi. Ia sering dibawa neneknya ke
puskesmas untuk imunisasi. Dan rajin sekali menimbang berat badanya di
puskesmas dan posyandu.

Tn. Boris selain bekerja sebagai nelayan, ia juga ikut serta dalam program
PSN sebagai juru memantau jentik. Kegiatan ini sudah dilakukan semenjak tiga
tahun. Berdasarkan pengalamannya selama ini menurut Tn. Boris kurangnya
koordinasi dari petugas puskesmas dalam hal pengarahan rencana kerja serta
pembagian wilayah kerja. Hal ini berdampak pada sulitnya pengaturan jadwal
dalam kegiatan PSN. Tn. Boris juga mengeluhkan kurangnya evaluasi dari
petugas puskesmas sehingga mempengaruhi kinerja mereka.

24
Keluarga Tn. Boris tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5
m. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu dapur
yang bersatu dengan tempat mencuci baju. Lantai rumah sebagian terbuat dari
semen dan sebagian lagi dari ubin. Dinding rumah terbuat dari semen dan untuk
atap rumah terbuat dari genting dengan plafon..

Rumah keluarga Tn.Boris tidak terdapat kamar mandi. Kegiatan mencuci


piring keluarga Tn.Boris dilakukan di daerah tempat mencuci pakaian. Piring –
piring kotor ditumpuk di lantai ruang cuci tersebut, tanpa alas apapun. Piring –
piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur
yang terletak tidak jauh dari cuci pakaian. Kegiatan mencuci tangan di tiap
anggota keluarga sedikit kurang baik dikarenakan air bersih yang mengalir ke
rumah mereka terbatas dan kurangnya pengetahuan prilaku yang benar akan
mencuci tangan sebelum beraktifitas ataupun sebelum makan. Masing-masing
tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun.
Kebiasaan ini juga biasa dilakukan oleh anak mereka yang tidak terlatih untuk
melakukan hal tersebut.

Ruang
Dapur
Kamar Tidur

Ruang cuci
5m pakaian

Ruang Tamu

6 m

Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn.Boris

25
Tabel 1.22. Faktor Internal Keluarga Tn. Boris

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Tn. Boris merokok sekitar satu bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan didalam rumah
dan di luar rumah.
2 Olah raga Keluarga Tn. Boris tidak ada yang
memiliki kebiasaan berolahraga
3 Pola Makan Ny.Irna terkadang memasak sendiri
dengan komposisi makanan nasi, tahu,
tempe, ikan, sayur. Jarang sekali makan
daging sapi atau ayam dan buah-buahan.
Keluarga ini jarang beli makanan di luar.

No Faktor Internal Permasalahan


4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka pergi ke bidan dan
Pengobatan dokter klinik terdekat dan membeli obat
di apotek dan terkadang membeli di
warung. Mereka juga sering untuk
berobat ke puskesmas.
5 Menabung Ny. Irna terkadang menabung uang dari
hasil melayar ia dan suaminya dijadikan
untuk biaya basit dan untuk kebutuhan
sehari-hari.
6 Aktivitas sehari-hari a. Tn, Boris bekerja sebagai nelayan,
berangkat pukul 3 subuh kemudian
pulang pukul 4 sore.
b. Ny. Darmi Tn, Boris bekerja
sebagai nelayan, berangkat pukul

26
3 subuh kemudian pulang pukul 4
sore.
6 Prilaku Cuci tangan a. Semua anggota keluarga memiliki
prilaku cuci tangan yang tidak
baik dan tidak benar. Mereka
tidak pernah melakukan cuci
tangan Kebiasaan ini juga
dilakukan ketika mereka setelah
makan.

Tabel 1.23 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Boris

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x5 m dengan lantai semen dan ubin

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2 m, satu
kamar tidur yang masing-masing berukuran 2x2m. Juga
terdapat dapur disertai kamar cuci pakaian yang
berukuran 3x2m dan ruangan ini tidak disertai dengan
adanya tempat pembuangan asap dan ventilasi baik.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi sama sekali yang seharusnya
luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai rumah.
4. Pencahayaan Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah
Tidak terdapat jendela di kedua kamar
Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah yang
berwarna putih untuk ruang tengah dan dapur
5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air
besar mereka pergi ke jamban umum yang
berada di pinggir empang.
b. Tersedia air bersih yang kurang untuk buang
air kecil di tempat umum.
6. Sumber Air a. Sumber Air berasal dari PAM yang dijual di
warung tetangga. Mereka menghabiskan 4-5
drum air seharga Rp.500,- per drum.
b. Anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
mencuci tangan. Kebiasaan ini juga biasa
dilakukan ketika mereka setelah makan.
7. Tempat pembuangan Sampah dibuang di pekarangan belakang rumah,
sampah sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian

27
dibakar oleh keluarga ssehingga banyak lalat yang
menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan
menimbulkan bau. Keluarga biasa membakar 1 minggu
sekali.
9. Lingkungan sekitar Depan rumah Tn. Boris terdapat halaman. Samping
rumah kanan rumah bersebelahan langsung dengan warung
tetangga yang msaih satu keluarga.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara,


didapatkan hasil skor 3 pada Tn. Boris (perilaku mencuci tangan yang tidak baik
dan tidak benar) dan 3 pada Ny. Irna (perilaku mencuci tangan yang tidak baik
dan tidak benar).

1.3.5 Kader jumantik Tn. Ipah


Kader jumantik adalah keluarga Tn. Ipah yang memiliki lima orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kelima anggota keluarga
tersebut adalah:

Tabel 1.24. Data Keluarga Tn. Ipah


No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Keluarga Kelamin
(per bulan)

1 Tn. Ipah Suami Laki-laki 45th Tidak sekolah Berlayar 1.200.000/bulan

2 Ny. Ipah Istri Perempuan 42th Tidak sekolah Pedagang 700.000/bulan

3 An asep Anak Laki-laki 18th SMA Pelajar -


Kandung

4 An. Anak Perempuan 15th SMP Pelajar -


Minah Kandung

5 Nn. Anak Perempuan 8th SD Pelajar -

28
Bintang Kandung

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana DesaTanjung


Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 007/006. Keluarga ini terdiri dari sepasang
suami istri yang menikah 20 tahun yang lalu dan memiliki 3 orang anak. Anak
pertama sekolah SMA tinggal bersama orang tua, anak kedua sekolah SMP dan
tinggal bersama kedua orangtua, anak ketiga berumur 3 tahun dan belum sekolah.

Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn.. Ipah,
45 tahun yang berkerja seagai pelayar atau nelayan. Sehari-hari, Tn. Ipah berlayar
jam malam dan pulang pada pagi hari, Setelah kembali dari laut, Tn. Ipah
menghabiskan waktunya dengan menonton televisi di rumah dengan istri, atau
merawat dan menjaga anaknya di rumah. Ia memiliki kebiasaan merokok dua
bungkus per hari, dan lebih sering merokok di dalam rumah.

Tn. Ipah memiliki seorang istri yang bernama Ny. Ipah berusia 42 tahun.
Ny. Ipah bekerja sebagai pedagang ikan dengan penghasilan Rp.50.000 per hari.
Keseharian Ny. Ipah hanyalah berdagang dari pagi jam 5 hingga dagangannya
habis terjual. Setelah melakukan kegiatan sehari-harinya Ny. Ipah masak di siang
hari, lalu tidur sekitar jam 10 malam.

Semasa hidupnya Ny.Ipah hanya sering mengeluh nyeri perut di bagian


ulu hati. Keluhan sering muncul sebelum makan, akibat waktu makan Tn. Ipah
dan istri yang salah. Mereka hanya makan pada pagi dan siang hari. Namun
begitu Tn. Ipah jarang memeriksakan keadaannya, karena menurutnya rasa sakit
ini telah biasa dirasakannya. Namun begitu, Tn. Ipah selalu memeriksakan
keadaannya ke klinik dokter di Tegal Angus, jika mengalami sakit.

Ny. Ipah pun seringkali mengeluh sakit perut yang sama dengan Tn. Ipah.
Keluhan ini telah dirasakannya sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan
terakhir seminggu yang lalu, namun Ny. Ipah tidak berobat kemanapun karena
merasakan ini penyakit biasa. Ny. Ipah juga sering mengeluhkan lutut kirinya

29
sering sakit-sakitan, terutama pada pagi dan malam hari. Ia mengakui sering
mengangkat beban berat untuk memikul ikan dagangannya saat di pasar.

Anak pertama Ny. Ipah bernama asep yang kini berumur 18 tahun. Saat
dilahirkan di tolong oleh bidan. Alasan dilahirkan di bidan karena Ny. Ipah
terbiasa dengan kebiasaan orang-orang setempat yang melahirkan di bidan .
Semasa hamil Ny. Ipah selalu memeriksakan kandungan di bidan terdekat.
Semasa kecil, Ny. Ipah mengakui bahwaAasep mendapatkan imunisasi tetapi
tidak tahu apa saja. Saat iniAasep sebagai pelajar di SMA negeri.

Anak kedua Ny. Ipah bernama Ny. Minah, berusia 10 tahun. Saat
dilahirkan di tolong oleh bidan. Alasan dilahirkan di bidan juga sama dengan
alasan persalinan anak pertama. Semasa hamil Ny. Ipah selalu memeriksakan
kandungan di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui Ny. Ipah.juga di
dapatkanmya, saat ini anak kedua sedang bersekolah di SMP negri

Anak ketiga Ny. Ipah bernama bintang dan sekarang anak Ny.Ipah
berumur 3 tahun, dan dilahirkan melalui bidan langganan Ny. Ipah, dan
mendapatkan imunisasi yang lengkap.dan diberikan ASI eksklusif.

Tn. Ipah merupakan salah satu juru pemantau jentik. Tn. Ipah telah ikut
serta dalam kegiatan ini selama tiga bulan. Tn. Ipah awalnya diajak oleh Tn.
Masa untuk bergabung. Menurut Tn.Ipah kegiatan yang dilakukannya bersama
kader lain kurang mengajak secara aktif masyarakat untuk melakukan kegiatan
3M. Mereka hanya menjelaskan tanpa memberikan contoh nyata sehingga
masyarakat tidak memiliki gambaran nyata. Menurut Tn.Ipah hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan program penyuluhan kelompok.

Keluarga Tn. Ipah tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas
80 m2dan pekarangan seluas 8 x 2 m .Rumah terdiri dari satu buah ruang keluarga
dua kamar tidur satu dapur dan satu kamar mandi yang tidak dilengkapi dengan
jamban serta terdapat tempat mencuci piring dan pakaian di sebelah kamar mandi
yang bersekatkan tembok.Lantai rumah sebagian terbuat dari keramik dan
sebagian lagi terbuat dari semen. Dinding rumah terbuat dari tembok yang

30
sebagian dicat putih dan sebagian lagi tidak dicat.Untuk atap rumah terbuat dari
genteng tanpa plafon, tetapi atap rumah ditutupi oleh plastik.

Pekarangan milik keluarga Tn. Ipah tidak dibatasi dengan pagaryang


terbuat dari bambu. Padabagian belakang tidak terdapat pekarangan, hanya
berada di depan rumah. Di sebelah rumah terdapat kandang ayam berukuran 2x1
m2, dengan tempat penampungan kotoran di bawahnya. Untuk persediaan air, Ny.
Ipah megaku bahwa selalu membeli persedian air bersih dari tukang jual air yang
berkeliling di sekitar rumahnya. Satu jerigen seharga Rp 500,-. Jumlah jerigen
yang dibutuhkan sebanyak 6 buah per hari. Air yang dibeli ini diakui terkadang
berwarna kekuningan namun air tetap digunakan untuk mandi, mencuci piring,
bahkan untuk kebutuhan minum.

Pada kamar mandi, aliran limbah mengalir ke selokan kecil di sebelah


rumah. Ny. Rami mengakui bahwa rumah mereka tidak dilengkapi dengan septic
tank, sehingga aliran kotoran dialirkan ke kali yang tidak jauh di belakang rumah
mereka.

Kamar mandi+ tempat cuci


piring dan memasak tidak ada
jamban
Ruang utama Kamar
tidur 1

Kamar
tidur 2

Gambar 1.8 Denah Rumah Keluarga Tn. Ipah

Tabel. 1.25. Faktor Internal Keluarga Tn. Ipah

No Faktor Internal Permasalahan


1 Kebiasaan Merokok Tn. ipah merokok sekitar dua bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan didalam dan

31
diluar rumah.

2 Olah raga Keluarga Tn. ipah tidak ada yang


memiliki kebiasaan berolahraga. Karena
menurut mereka perkerjaan mereka
sehari-hari sudah termasuk olahraga.

3 Pola Makan Ny.ipah memasak sendiri dengan


komposisi makanan nasi, tahu atau
tempe, ikan, serta lalapan. Jarang sekali
makan daging, dan buah. Ibu juga sering
jajan makanan untuk sarapan pagi hari
seperti nasi uduk, dan jarang sekali
makan malam.

No Faktor Internal Permasalahan


4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka pergi ke klinik
Pengobatan dokter terdekat atau ke puskesmas.

5 Menabung Ny. Ipah mengaku menabung,


dikarenakan penghasilan yang didapat
selalu habis untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

6 Kebiasaan mencuci a. Tn. ipah dan Ny. ipah selalu


tangan mencuci tangan setelah
berdagang, namun mereka jarang
mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
b. Mencuci tangan hingga ke lengan
bawah, dan sela-sela jari.
c. Mencuci tangan tidak
menggunakan sabun.
d. Mencuci tangan tidak dengan air
mengalir.

7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak berkerja nelayan berangakt


malam dan pulang pagi setelah

32
berlayar
b. Ibu bertindak sebagai pedagang
ikan di pasar. Ia seringkali
mengangkat beban berat saat
berjualan.

Tabel.1.26. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ipah

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah ± 8x10 m dengan lantai keramik
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 4x3m,
dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3x 2
m dan 4 x 3 m. Juga terdapat dapur yang berukuran
2x1m dan ruangan ini tidak disertai dengan adanya
tempat pembuangan asap.
3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang tamu berukuran
0.5 m x 0,5 m dan 0,5 m x 0,5 m yang selalu ditutup.
Serta terdapat ventilasi di kamar utama yang
menghadap ke pekarangan, serta di dapur (namun
selalu ditutup). Hal ini tidak sesuai dengan luas lantai
rumah.(luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai
rumah).
4. Pencahayaan a. Terdapat dua buah jendela berukuran 2x1 m
pada bagian depan rumah.
b. Hanya terdapat 4 buah lampu di dalam
rumah yang berwarna putihdan satu buah di
teras rumah sehingga penerangan kurang
baik.
5. MCK a. Tidak ada jamban di dalam kamar mandi
yang berukuran 0,5 x 0,5 m, berlantai semen.
b. Tempat buang air kecil di pekarangan ukuran
0,5 m x 0,5 m , berlantai semen
c. Tempat cuci piring dan baju di sebelah kamar
mandi yang bersekat tembok seluas 1 x 1 m.
d. Tersedia air yang cukup untuk atau mandi di
bak.
e. Tidak terlihat adanya jentik nyamuk pada
bak air kamar mandi.
6. Sumber Air a. Membeli air bersih sebanyak 6 jerigen sehari
b. Air ini digunakan untuk air minum digunakan
mencuci, mandi dan buang air kecil

33
c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau dan
rasa asin
No Kriteria Permasalahan
7. Saluran pembuangan Limbah rumah tangga cair di selokan sebelah rumah
limbah dan limbah padat di buang di kali belakang rumah.
Aliran limbah ini tidak lancar.
8. Tempat pembuangan Sampah dibuang di empang depan rumah yang
sampah berjarak 8 m dari rumah, sampah ini ditumpuk hingga
penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga
sekitar sehingga banyak lalat yang menghinggapi
tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau.

9. Lingkungan sekitar Belakang rumah dan samping kanan ipah langsung


rumah menempel ke rumah tetangga tanpa pohon atau
pekarangan. Pekarangan rumah Tn.Ocit di depan yang
langsung berhadapan dengan jalan setapak dan
empang tempat pembuangan sampah.

1.4.1. Penjabaran Area Masalah Pada Kader jumantik

a. Keluarga Tn. Kamang

 Masalah Medis
1. Penyakit demam berdarah dengue
2. Batuk-batuk

 Masalah Non Medis


1. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga terhadap pencegahan
demam berdarah dengue.
2. Kurangnya peran anggota keluarga dalam progam Jumantik dalam
pelaksanaan PSN.
3. Kurangnya pemahaman tentang rumah sehat.
4. Kurangnya pemahaman tentang perilaku sehat.

1.4.2. Usulan Area Masalah

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan


kepada masing-masing kader jumantik, didapatkan berbagai macam
permasalahan yaitu:
1. Terdapatnya penyakit Demam Berdarah Dengue pada kader
jumantik.

34
2. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga terhadap pencegahan
Demam Berdarah Dengue.
3. Kurangnya peran anggota keluarga dalam progam Jumantik
dalam pelaksanaan PSN
4. Kurangnya pengetahuan pasien akan rumah sehat
5. Kurangnya pengetahuan pasien akan perilaku sehat

1.4.3 Penetapan Area Masalah


Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan
Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan
yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli
atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi
dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya
(Harold, et all, 1975 : 40-55).

1.5. Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas

1.5.1. Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas

35
Dari sekian masalah yang ada pada kader jumantik, kami memutuskan
untuk mengangkat permasalahan “PENGETAHUAN KADER JUMANTIK
DALAM KEGIATAN PSN DI RT 002/001 KAMPUNG TELAGA
SUKAMANA, DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK
NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN, PERIODE
3 JUNI – 16 JUNI 2015”Alasan Pemilihan Diagnosis

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai


pertimbangan yaitu :

1. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita Demam


Berdarah Dengue di tingkat kecamatan atau puskesmas pada tahun
2012” dan tingginya angka penderita Demam Berdarah Dengue di
desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun 2012.
2. Dari survey yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap kader
jumantik di Desa Tanjung Pasir didapatkan informasi mengenai
kurangnya pengetahuan pada kader .
3. Dari data “Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada
Tahun 2013” didapatkan informasi mengenai tingkat angka bebas
jentik yang rendah yaitu 47,6%.
4. Kurangnya pemberian pelatihan secara berkala oleh petugas
puskesmas kepada kader-kader jumantik.

36

Anda mungkin juga menyukai