Disusun oleh:
Riski Emaniar
( 06413241005 )
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan zaman yang semakin modern di era globalisasi ini telah
membawa pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan anak. Televisi
dengan informasi dan tontonan 24 jam tersedia bahkan di dalam kamar tidur.
Perubahan itu, menurut psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia Lucia RM
Royanto, justru peran keluarga dalam mendidik anak harus lebih besar lagi. Peran
orangtua, kata Lucia, tidak bisa dialihkan ke sekolah, pembantu, atau pengasuh
anak. Karena itu harus ada kesepakatan antara suami dan istri siapa yang lebih
besar perannya dalam mendampingi anak."Suami-istri harus bisa menyiasati
dengan memilih pekerjaan komplementer. Suami bisa bekerja penuh waktu, istri
bekerja paruh waktu. Atau istri bekerja di kantor dan suami membuka usaha di
rumah. Nilai-nilai harus ditanamkan melalui orangtua karena anak jangan sampai
mengikuti nilai-nilai pembantu atau baby sitter," kata Lucia.Perubahan
lingkungan menuntut pula perubahan dalam mendidik anak. Bila banyak orang
yang sekarang berhasil meski pada masa kecilnya tidak ketat dalam belajar itu
karena mereka dibekali atau membekali dirinya dengan perangkat untuk belajar.
Lingkungan keluarga sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian
anak. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam
mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun
lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya
lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap
manusia. Secara mendasar, instrumen pendidikan sesungguhnya bersumber pada
tiga bagian pokok masyarakat -- keluarga, lingkungan sosial
(masyarakat/sekolah), dan media massa. Dari sini terlihat bahwa di luar instrumen
sekolah, para orang tua juga memainkan peranan signifikan untuk membentuk
kepribadian seorang anak. Anak-anak bisa diibaratkan sehelai kertas putih yang
masih kosong. Mereka memiliki ketergantungan yang tinggi, membutuhkan
pertolongan, perlindungan serta rasa aman. Syekh Naraqi, seperti dikutip Baqir
Sharif al-Qarashi dalam bukunya Kiat-kiat Menciptakan Generasi Unggul: Seni
Mendidik Islami (Pustaka Zahra: 2003), berkata, "Anak-anak yang terabaikan
pada tahap paling awal perkembangannya kebanyakan akan memilih akhlak yang
buruk. Mereka terutama akan lebih berdusta, iri serta keras kepala dan menjadi
pencuri, pengkhianat, serta kurang ajar. Dalam kasus lainnya, anak semacam itu
lemah, tak bermoral dan suka pamer." Itulah salah satu dampak yang timbul bila
orangtua kurang memperhatikan perkembangan anaknya. Sungguh bila demikian
halnya dapat dipahami pentingnya proses transformasi pendidikan agama di
lingkungan keluarga sebagai bekal fundamental pertumbuhan anak. Oleh karena
itulah, penulis tertarik untuk membahas mengenai bagaimana peranan keluarga
terutama orangtua dalam pendidikan anaknya, baik pendidikan secara akademik
maupun pendidikan dalam hal penanaman nilai-nilai keagamaan yang kemudian
dapat menjadi bekal bagi anak dalam terjun keluar lingkungan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Keluarga Dalam Mewujudkan Kepribadian Anak
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak.
Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya
memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak.
Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam
situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai faktor
pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi
budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya
di hadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam
menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa
kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan
saleh. Banyak hadis yang mengisyaratkan tentang pengaruh genetik dan
lingkungan dalam pendidikan anak. Hadis yang mengisyaratkan tentang
pengaruh genetik, “Orang yang bahagia adalah orang yang sudah bahagia
semenjak ia berada di dalam perut ibunya dan orang yang celaka adalah orang
yang sudah celaka semenjak ia berada di dalam perut ibunya”. Faktor-faktor ini
(genetik dan lingkungan) secara terpisah atau dengan sendirinya tidak bisa
menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing
saling memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang
sehingga jika salah satunya tidak banyak dipergunakan maka yang lainnya harus
dipertekankan lebih keras.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Hormat di sini
bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang
tua, mereka harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-
anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan
negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim
kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua
harus menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang
lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati
sesamanya.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak).
Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan
informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya
terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang
masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia.
Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi
anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau baik dan hal
ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak.
Hal yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya
teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu
juga anak secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di
sini berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataran teoritis
maupun praktis. Ayah dan ibu sebelum mereka mengajarkan nilai-nilai agama dan
akhlak serta emosional kepada anak-anaknya, pertama mereka sendiri harus
mengamalkannya.
http://salehlapadi.wordpress.com/2007/02/25/peran-lingkungan-keluarga-dalam-
membentuk-kepribadian-anak/ - _ftn9
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Singkawang&id=36830
http://www.inn-world.net/berita_detail.php?id=36
http://www.pustakazahra.com/cgi-bin/sdkomen.cgi?6
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/39/105/lang,id/
http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=2
http://www.sd-binatalenta.com/images/pendidikan_keluarga_anak.pdf