Anda di halaman 1dari 8

STUDY PENDERITA HEPATITIS B (HBsAg) POSITIF (+) PADA HUBUNGAN

ANTAR INDIVIDU DALAM KELUARGA

Yunan Jiwintarum¹, I Wayan Getas¹, Marnia²


¹Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Analis Kesehatan
²Laboratorium Hepatika Mataram

Abstrak
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B. Hepatitis B dapat
menyebabkan penyakit akut maupun kronis, serta dapat berkembang menjadi sirosis hepatitis
dan karsinoma primer hati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya
penularan HBsAg Positif (+) padahubungan antar individu dalam keluarga. Penelitian ini
bersifat observasi laboratorik yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan melalui
pemeriksaan laboratorium dan pengambilan sampel secara Non Random dengan tehnik
Purposive Sampling. Hasil dari pemeriksaan HBsAg pada anggota keluarga penderita
Hepatitis B ditemukan 4 orang (8,33%) HBsAg Positif (+) dan 44 orang (91,67%) HBsAg
Negatif (-) dari 48 orang yang diperiksa.[JAMBS,2014;1(1) :........ -......]

Kata kunci: HBsAg Positif (+), Keluarga, Penderita Hepatitis B.

STUDYPATIENT WITHHEPATITISB(HBsAg) POSITIVE(+) ON


THERELATIONSHIPBETWEENINDIVIDUALIN THE FAMILY

Abstrak
Hepatitis B is a disease causedbyHepatitisB.HepatitisBviruscancauseacute orchronicillness,
andhepatitiscan progress tocirrhosisandprimarylivercarcinoma. The purposeofthis studywas to
determinethe occurrence ofHBsAgPositive(+) onthe relationshipbetween individualsin the
family. This study isthe observationthatlaboratoryresearch conductedbyobservationthrough
laboratory testsandNon-Randomsamplingwithpurposive samplingtechnique.The
resultsofexamination ofHBsAg inpatients with
hepatitisBfamilymembersfound4people(8.33%) HBsAgpositive(+) and44(91.67%) of
HBsAgnegative (-) of48 wereexamined. [JAMBS,2014;1(1) :........ -......]
Keywords: PositiveHBsAg(+), Family, Patients with HepatitisB

88
Pendahuluan Infeksi tersembunyi dari penyakit ini
Hepatitis B merupakan penyebab membuat sebagian besar orang merasa
utama kesakitan dan kematian yang sehat dan tidak menyadari bahwa mereka
penting di dunia.Hepatitis B menjadi terinfeksi dan berpotensi menularkan virus
makin penting karena dapat menyebabkan tersebut kepada orang lain. Penderita
penyakit hati kronik termasuk hepatitis penyakit itu umumnya tidak mengalami
aktif kronik, sirosis hepatitis dan gejala tertentu yang khas, dan baru bisa
karsinoma primer hati. Paling tidak diketahui melalui tes kesehatan.2Virus
Hepatitis B akan menjadi carrier dan Hepatitis B stabil dalam darah, plasma, dan
menyebabkan kerusakan sel hati.1;8 serum, serta dapat bertahan lama di luar
Diperkirakan sekitar 400 juta orang di tubuh manusia dalam berbagai tingkat
dunia mengidap infeksi HBV (Hepatitis B kelembaban udara dan temperatur yang
Virus) kronik, dengan 500.000 diantaranya tinggi. Virus Hepatitis B sangat menular,
meninggal. Prevalensinya antar negara bahkan 100 kali lebih mudah menular
bervariasi antara 0,1%-20%. Sekitar 30% dibandingkan dengan virus
pengidap HBV kronik merupakan HIV.5Penularan Hepatitis B terjadi pada
pengidap asimtomatik dan sebagian besar kelompok risiko tinggi yaitu lingkungan
(70%) pengidap HBV kronik akan pengidap/penderita dengan HBsAg positif
berkembang menjadi penderita penyakit terutama pada anggota keluarga/mereka
hati kronik. Sekitar 2%-10% dari penderita yang serumah selalu berhubungan
Hepatitis kronik ini akan berkembang langsung. Di dalam keluarga penularan
menjadi sirosis hati dalam setahun, dan HBV dapat terjadi secara vertikal dan
sekitar 2%-8% akan menjurus menjadi horisontal.4
kanker hati dalam tempo satu tahun.7
Berdasarkan data laporan kunjungan Metode Penelitian
pasien di Laboratorium Hepatika pada Penelitian ini merupakan penelitian
Tahun 2010, jumlah pasien positif HBsAg observasi laboratorik yang bersifat
di Pulau Lombok pada bulan Januari deskriptif yaitu pengamatan dengan
sampai dengan bulan Juni 2010 sebanyak melakukan pemeriksaan laboratorium
295 orang dimana 95 orang berasal dari dimaksudkan untuk mengetahui apakah
kota Mataram, 60 orang dari Lombok terjadi penularan HBsAg pada anggota
Barat, 42 orang dari Lombok Utara, 61 keluarga penderita Hepatitis B (HBsAg)
orang dari Lombok Tengah dan 37 orang Positif (+).
dari Lombok Timur. Pasien HBsAg positif Populasi dalam penelitian ini adalah
terbanyak adalah kota Mataram (95 orang) warga yang kontak dengan penderita
dan terendah Kabupaten Lombok Utara Hepatitis B (HBsAg) Positif (+) yang
(42 orang).6Pada saat ini di dunia bertempat tinggal di Lingkungan Karang
diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta Tapen, Kelurahan Cilinaya, Kecamatan
orang pengidap (carrier) HBsAg dan 220 Cakranegara, Mataram. Sampel dalam
juta (78%) diantaranya terdapat di Asia penelitian ini adalah anggota keluarga
termasuk Indonesia.Di negara dengan yang kontak dengan penderita Hepatitis B
tingkat prevalensi tinggi (HBsAg >8%), (HBsAg) Positif (+).Besar sampel adalah
penularan banyak terjadi pada bayi baru 50 orang anggota keluarga dari 10 orang
lahir dan anak yang masih usia muda. Di yang diketahui menderita Hepatitis B dan
negara dengan tingkat prevalensi sedang tinggal di lingkungan Karang Tapen,
(HBsAg 2-7%) penularan bisa terjadi pada Kelurahan Cilinaya, Kecamatan
semua golongan umur. Di negara dengan Cakranegara, Mataram.
prevalensi rendah (HBsAg<2%) infeksi Kriteria anggota keluarga yang akan
sering terjadi pada kelompok umur dijadikan sampel dalam penelitian ini
dewasa.2 adalah:Bapak, ibu, anak (bukan balita) dan

89
anggota keluarga yang kontak dengan Tabel 1. Persentase hasil pemeriksaan
penderita Hepatitis B serta bersedia HBsAg pada keluarga penderita GBsAg
dijadikan sampel. (+)
Instrumentasi penelitian : Alkohol, Spuit,
Torniquet, Tabung dan rak tabung,
Dispenser 100 ul, Centrifuge. Bahan Kode Persentase Hasil
:Darah, HBsAg Strip dan EDTA (Ethylene Sampel Pemeriksaan HBsAg
Diamine Tetra Acetate).
Cara pengumpulan data : Darah dengan T P % Q %
EDTA dicentrifuge dengan kecepatan
3000 rpm selama 5 menit, sehingga X1 48 1 2,1 47 97,9
terbentuk plasma.Plasma yang terbentuk
X2 48 3 6,3 45 93,7
dipisahkan dari sel darah ke dalam tabung
lain.Dimasukkan 100 ul sampel plasma ke
dalam tabung reaksi. Diinkubasikan strip Keterangan:
Hepatitis B (HBsAg) sesuaiarah panah ke X1 = penularan vertikal.
bawah dalam sampel plasma sebatas garis X2 = penularan horisontal
selama 10 menit. Dibaca hasil tepat 10 P = Jumlah sampel Positif
menit. Q = Jumlah sampel Negatif
Pembacaan Hasil : T = Jumlah keseluruhan sampel
1. Hasil positif apabila ada dua garis P = P x 100%
merah yang terlihat pada area T (Tes) T
dan C (Kontrol). Q = Q x100%
2. Hasil negatif apabila ada satu garis T
merah yang terlihat pada area C P X1= 1 x 100%=2,1%
(Kontrol). 48
3. Tes dinyatakan invalid apabila garis C Q X1= 47 x100%=97,9%
(Kontrol) tidak terlihat. 48
4. Data hasil penelitian dianalisis secara
deskriptif dalam bentuk tabel dan P X2= 3 x 100%=6,3%
dihitung persentase (%) Positif (+) dan 48
Negatif (-) dengan rumus : Q X2= 45 x100%=93,7%
Positif = P x 100% 48
T
Negatif =Q x100% Tabel 2. Persentase HBsAg Positif dan
T Negatif dari hasil pemeriksaan darah
Keterangan: padaanggota keluarga penderita Hepatitis
P= Jumlah sampel Positif B Positif secara keseluruhan.
Q = Jumlah sampel Negatif
T= Jumlah keseluruhan sampel
Persentase Hasil Pemeriksaan HBsAg
Hasil Positif Negatif Jumlah
1. Hasil pemeriksaan Hepatitis B pada
anggota keluarga yang tinggal di T P % T Q % T %
lingkungan Karang Tapen, Kelurahan
Cilinaya, Kecamatan Cakranegara, 48 4 8,33 48 44 91,67 48 100
Mataram, menggunakan HBsAg Strip Keterangan:
metode IC. P= Jumlah sampel Positif
Q= Jumlah sampel Negatif
T= Jumlah keseluruhan sampel
90
Penelitian ini dilakukan untuk
P = P x 100% Q = Q x100% mengetahui adanya penularan virus
T T Hepatitis B pada anggota keluarga
penderita Hepatitis B tanpa melihat adanya
P = 4 X 100% Q = 44 x100% gejala dan kelainan hati.Diagnosa
48 48 ditegakkan dengan ditemukannya antigen
pada plasma manusia.Dalam skrining
P = 8,33% Q =91,67% petanda yang sering digunakan untuk
diagnostik dan dicari dalam darah adalah
Hasil pemeriksaan HBsAg pada anggota permukaan Hepatitis B (HBsAg).Adanya
keluarga ditemukan 4 orang (8,33%) HBsAg Positif pada individu dianggap
HBsAg Positif (+) dan 44 orang (91,67%) individu tersebut terinfeksi HBV dan
HBsAg Negatif (-). Diagram persentase karena itu berpotensi menular.11
pemeriksaanHbsAgPositif/Negatif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu
Immunochromatography (IC) secara
kualitatif pada plasma dengan alat
pemeriksaan HBsAg Strip.Alat ini
digunakan dengan pertimbangan
keterbatasan sumber daya (biaya) dan
hasilnya bisa dibaca dengan mata telanjang
(secara visual) hanya dalam waktu 10
menit tampak sebagai garis merah muda
pada posisi garis tes dengan
kepekaan/sensitivitas 1-5 ng/ml. Sebaiknya
metode yang digunakan adalah ELISA
yang mempunyai sensitivitas di bawah 1
ng/ml dan lebih spesifik. Penelitian ini
berdasarkan dari 10 orang yang diketahui
Pembahasan
menderita HBsAg Positif, masing-masing
Hepatitis B adalah penyakit serius yang
anggota keluarga diambil sampel darahnya
mempengaruh liver.Penyebabnya adalah
sebanyak 5 orang. Karena 2 orang
virus Hepatitis B (HBV).Hepatitis B dapat
penderita Hepatitis B, anggota
menyebabkan penyakit baik akut dan
keluarganya tidak tinggal dengan
kronis. HBV ditemukan dalam konsentrasi
penderita, maka jumlah sampel yang
tinggi dalam darah dan dalam konsentrasi
diteliti menjadi 48 orang.
yang lebih rendah dalam cairan tubuh
Persentase penularan vertikal adalah
lainnya (misalnya, air mani, cairan vagina,
sebanyak 1 orang (2,1%) dari 48 orang
dan eksudat lainnya). Infeksi HBV dapat
yang diteliti. Dimana penularan terjadi dari
bersifat akut dan kronis.Seseorang di
ibu yang HBsAg Positif kepada
ketahui terinfeksi virus Hepatitis B atau
anaknya.Riwayat ibu dengan HBsAg
tidak, ditunjukkan dengan hasil
Positif merupakan faktor dominan dalam
pemeriksaan darah dengan petanda
keluarga untuk menularkan HBV.Hal ini
serologis HBsAg (Hepatitis B surface
dapat dipahami bahwa ibu secara alamiah
Antigen) yaitu suatu protein selubung luar
lebih dekat dengan anggota keluarga
dari partikel HBV yang apabila positif
lainnya sehingga secara tidak langsung
pada individu (anggota keluarga)
sering terjadi hubungan/kontak dengan
menunjukkan yang bersangkutan terdapat
anggota keluarga lainnya.Dan berdasarkan
virus Hepatitis B, infeksi virus Hepatitis B
hasil wawancara, bahwa mereka pernah
sedang berlangsung, dan potensial untuk
menggunakan peralatan pribadi seperti
menularkan .10
91
handuk/selimut, pemotong kuku, alat berdasarkan hasil wawancara bahwa
makan/minum secara bersamaan serta mereka pernah menggunakan
kurangnya pemahaman tentang penyakit handuk/selimut, alat makan/minum, alat
Hepatitis.Persentase penularan horisontal cukur dan pemotong kuku secara
adalah sebanyak 3 orang (6,3%) dari 48 bersamaan. Penularan melalui alat cukur
orang yang diteliti. Hal ini disebabkan terjadi karena alat cukur tercemar/kontak
karena penularan terjadi dari suami yang dengan infeksius dikarenakan kebiasaan
HBsAg Positif kepada istrinya, dan dua digunakan secara bergantian menjadi
lainnya penularan antara saudara (kakak faktor risiko terkena HBV.2
kepada adiknya atau sebaliknya).Penularan Peran penularan horisontal dengan
yang terjadi dari suami yang HBsAg terbentuknya pengidap dalam populasi
Positif kepada istrinya, kemungkinan besar sangat berbeda antara satu tempat dengan
infeksi terjadi melalui selaput lendir alat tempat lainnya dan dipengaruhi berbagai
kelamin. Infeksi melalui selaput lendir alat faktor diantaranya faktor hygiene dan
kelamin dapat terjadi dengan cara sanitasi serta kebiasaan-kebiasaan yang
hubungan kelamin. Walaupun hubungan dapat menularkan infeksi
12;13
kelamin tidak selalu disertai kontak dengan HBV. Penularan melalui alat pribadi
darah tetapi dalam hubungan kelamin terjadi karena alat pribadi terkontaminasi
kemungkinan untuk terjadi pertukaran darah, saliva atau bentuk cairan lainnya
sekret antar kedua pasangan sangat oleh HBV yang bersumber dari HBV.
besar.Dan berdasarkan hasil wawancara, Penularan melalui mulut terjadi karena
bahwa responden pernah menggunakan infeksius mengenai selaput lendir mulut
peralatan pribadi seperti handuk/selimut, dimana terdapat luka di dalamnya.
alat makan dan minum secara bersamaan Penularan infeksi melalui selaput lendir
serta kurangnya pemahaman tentang mulut dipermudah bila terdapat lesi atau
penyakit Hepatitis. luka pada selaput lendir mulut. Penularan
Pasangan suami istri berperan dalam HBV melalui handuk terjadi karena
penularan HBV dan penularan infeksi kontaminasi virus hepatitis B melalui kulit
HBV dapat terjadi melalui hubungan erat yang mengalami kelainan dermatologik
antar individu diantaranya hubungan seks (misalnya eksim, borok, garukan) pajanan
antara pasangan yang sudah menikah pada darah dan cairan tubuh pada semua
(suami-istri).12Penularan dari adik peralatan yang terkontaminasi oleh darah
perempuan kepada kakak perempuannya atau cairan tubuh yang dapat menularkan
kemungkinan besar infeksi terjadi melalui secara horisontal.Penularan melalui kontak
kulit, karena orang tersebut pernah peralatan pribadi seperti alat
menderita penyakit kulit (seperti: makan/minum, alat cukur dan handuk
korengan/gatal-gatal), sehingga dapat secara bergantian diduga berhubungan
terjadi kontak antara bahan yang infektif dengan penularan HBV, dimana personal
pada kulit yang sudah tidak utuh atau hygiene yang kurang baik menjadi faktor
sudah terdapat lesi (cara penularan melalui yang dipertimbangkan dalam penularan
kulit yang tidak jelas).9;10 Dan berdasarkan HBV.Dimungkinkan juga karena lesi,
hasil wawancara bahwa mereka pernah goresan maupun peradangan pada kulit
menggunakan handuk/selimut, alat bilamana terjadi kontak dengan bahan
makan/minum, dan pemotong kuku secara yang infektif .9;10
bersamaan. Sedangkan penularan dari Mencegah terjadinya penularan
kakak laki-laki kepada adik laki- horisontal dalam penggunaan alat pribadi
lakinya,kemungkinan besar infeksi terjadi perlu dilakukan pendidikan kesehatan
karena adanya luka akibat menggunakan masyarakat terutama personal hygiene
alat cukur dan pemotong kuku yang tentang perilaku kebiasaan penggunaan
terkontaminasi virus Hepatitis B. Dan alat pribadi bersama.Hindari penggunaan

92
alat-alat pribadi seperti pisau cukur, sehingga dapat mengurangi terjadinya
pemotong kuku, dan sikat gigi secara penularan Virus Hepatitis B pada
bersama untuk menghindari penularan masyarakat.
virus hepatitis.5Dalam penelitian ini 2. Anggota keluarga yang HBsAg Positif
ditemukan anggota keluarga yang diharapkan memeriksakan diri ke
menderita HBsAg Positif. Hal ini tempat pelayanan kesehatan (Rumah
menunjukkan bahwa anggota keluarga Sakit atau Poliklinik).
merupakan kelompok yang berisiko dalam 3. Anggota keluarga yang HBsAg Negatif
penularan Hepatitis B yaitu selalu melakukan pemeriksaan Anti-HBs dan
berhubungan langsung dengan vaksinasi ke tempat pelayanan
penderita/pengidap HbsAg Positif. kesehatan (Rumah Sakit atau Poliklinik)
Terjadinya pajanan dari penderita HBsAg untuk mencegah terjadinya penularan
Positif, diantaranya dapat melalui Hepatitis B dan menghindari kontak
hubungan perilaku hidup anggota keluarga dengan bahan-bahan yang berpotensi
dengan penderita yang terinfeksi HBV menularkan virus Hepatitis B.
melalui kontak penggunaan alat pribadi, 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
kebiasaan perilaku anggota keluarga dalam dengan menggunakan metode yang
penggunaan alat pribadi, termasuk lebih sensitif (ELISA).
hubungan seksual. Diketahuinya penderita
HBsAg Positif pada ayah, ibu, suami, istri, Daftar Pustaka
adik/kakak dan anggota keluarga dekat 1. Abdoerrachman, M. H. (1985) Buku
lainnya menggambarkan bahwa penularan Kuliah 2 Ilmu Kesehatan
HBV dapat terjadi secara vertikal dan Anak.Infomedika. Jakarta.
horisontal.4 2. Fazidah, S. A. (2001) Hepatitis B
Ditinjau dari kesehatan masyarakat
Kesimpulan dan upayaPencegahan.
1. Persentase HBsAg Positif (+) untuk http://repostory.usu.ac.id./
penularan vertikal adalah sebanyak 1 14/08/2012. 17.43
orang (2,1%) dari 48 orang yang 3. Gunawan S., Soewignjo S., Mulyanto
diperiksa, yaitu penularan terjadi dari (1991) Petanda Serologik Infeksi
ibu yang HBsAg Positif kepada Virus Hepatitis B. Jurnal RSU
anaknya. Mataram
2. Persentase HBsAg Positif (+) untuk 4. Hadi, S. (1991) Hepatitis B di dalam
penularan horisontal adalah sebanyak 3 keluarga, Tinjauan Kasus. Cermin
orang (6,3%) dari 48 orang yang Dunia Kedokteran. Jakarta.
diperiksa, yaitu penularan terjadi dari 5. Hembing Wijayakusuma (2008)
suami yang HBsAg Positif kepada Tumpas Hepatitis Dengan Ramuan
istrinya, dan dua lainnya penularan Herbal. Pustaka Bunda. Jakarta.
antara saudara (adik perempuan kepada 6. Laboratorium Hepatika (2010)
kakanya dan kakak laki-laki kepada Petunjuk Pengunaan entebe HBsAg
adiknya). Strip. Mataram-Indonesia.
3. Persentase total dari 48 orang yang 7. Mulyanto (2009) Epidemiologi
diperiksa HBsAg-nya adalah 4 orang Hepatitis B di Indonesia. Simposium “
(8,33%) HBsAg Positif (+) dan 44 Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C
orang (91,67%) HBsAg Negatif (-). Dalam Praktik Klinis Sehari-hari”.
Jakarta. Laboratorium Hepatitis B
Saran NTB Mataram dan Laboratorium
1. Bagi Instansi kesehatan memberikan Imunologi Fakultas Kedokteran
penyuluhan secara berkala kepada Mataram.
masyarakat tentang Virus Hepatitis B

93
8. Mulyanto (2010) Genotipe Virus
Hepatitis B dan Maknanya
SecaraKlinis. Laboratorium Hepatitis
B NTB Mataram dan Laboratorium
Imunologi Fakultas Kedokteran
Mataram.
9. Soewignjo S. (1991) Pengidap Virus
Hepatitis B. Jurnal RSU Mataram.
10. Soewignjo S., Mulyanto, Gunawan S.,
dan Sumarsidi D., (1991)
Epidemiologi Infeksi Virus Hepatitis
B. Jurnal RSU Mataram.
11. Soewignjo S., Sumarsidi D., Wenny
A. A., Hidayatul F., Santy P., (2002)
Mengenal Lebih Dekat Virus
Hepatitis. Dr. Kanai Memorial Liver
Foundation. Mataram

94
95

Anda mungkin juga menyukai