Anda di halaman 1dari 10

Kimono

Sumber gambar hyperjapan.co.uk

Sebagai pakaian tradisional tertua dari kebudayaan Jepang, kimono sendiri berarti sesuatu
yang dikenakan. Di mana kata "ki" artinya pakai dan "mono" berarti barang. Jadi, kimono
menjadi kata untuk penyebutan pakaian.

Kimono digunakan oleh pria ataupun wanita. Di saat sekarang ini, kimono yang akan Anda
lihat berbentuk menyerupai huruf T. Dengan panjang hingga pergelangan kaki, pakaian
berkerah ini memiliki model menyerupai mantel.

Kimono untuk wanita memiliki model seperti terusan. Biasanya wanita yang belum menikah
akan mengenakan jenis kimono yang disebut sebagai furisode, dengan lengan yang lebar
hingga menyentuh mata kaki. Kimono untuk pria berbentuk menyerupai setelan. Akan tetapi,
kerah pada bagian kiri harus berada di atas kerah pada bagian kanan. Kimono memiliki corak
yang indah dengan warna-warna cerah.

Untuk menggunakan kimono sendiri tidak mudah. Anda harus mengikatkan baju
menggunakan sabuk yang disebut "obi" dengan melilitkannya pada bagian pinggang atau
perut, dan kemudian diikat di punggung. Dilengkapi pula dengan alas kaki yang disebut zōri
atau geta. Kimono dipakai untuk menghadiri acara-acara formal, seperti upacara minum teh,
pernikahan dan lainnya.
Yukata

Sumber gambar web-japan.org

Orang Jepang juga suka menghabiskan waktu bersantai mereka dengan berendam di dalam
air panas. Bahkan, banyak terdapat tempat pemandian air panas yang ramai dikunjungi warga
sekitar. Itu sebabnya, ada baju khusus yang digunakan setelah mandi, dan disebut dengan
Yukata.

Yukata merupakan kimono non formal yang sangat tipis dan terbuat dari bahan katun dan
mudah menyerap keringat. Fungsinya agar pemakai merasa sejuk dan dapat bersantai setelah
berendam di dalam air panas.

Bentuknya mirip kimono, hanya penggunaanya lebih santai. Bahkan dengan perkembangan
mode, banyak yukata yang dibuat menggunakan corak cerah seperti kimono. Dan saat ini
yukata digunakan para wanita di Jepang untuk melihat festival kembang api.
Furisode

Sumber gambar bellecon.wikia.com

Di Jepang wanita yang menginjak usia 20 dikatakan telah menapaki usia dewasa dengan
penuh tanggung jawab. Di sinilah orang tuanya akan menghadiahi sang anak sebuah pakaian
untuk digunakan dalam upacara kedewasaan. Pakaian yang terbuat dari sutera berkualitas dan
memiliki warna mencolok indah ini disebut dengan furisode.

Di sepanjang kain terdapat motif yang mencolok. Bedanya dengan kimono adalah lengannya
yang panjang dan berkibas. Umumnya, furisode ini akan terus digunakan hingga wanita
tersebut menikah untuk menghadiri berbagai acara formal.
Hakama

Sumber gambar tozandoshop.com

Salah satu fashion Jepang ada juga yang mendapat pengaruh dari Kerajaan China lama.
Misalnya hakama yang merupakan bawahan dan dipakai dengan cara diikat di atas kimono.
Dahulu bawahan ini digunakan oleh para samurai.

Terbuat dari 2 lembar kain polos dengan bentuk trapesium, cara menggunakan hakama
adalah dengan mengikatnya menggunakan 4 tali. Dua tali yang pendek akan mengikat bagian
belakang kiri dan kanan. Sedangkan bagian depan kiri dan kanan diikat dengan tali yang
lebih panjang.

Hakama yag memiliki panjang hingga mata kaki dapat mengecoh pandangan mata lawan
ketika bertarung. Pada dasarnya hakama memiliki 7 kerutan, yaitu 2 kerutan di beakang dan 5
kerutan di depan. Ini menjadi perlambangan dari 7 asa bushido di Jepang.

Saat ini, Hakama menjadi pakaian resmi yang digunakan untuk berbagai acara formal seperti
seijin shiki, upacara minum teh, pesta pernikahan dan lainnya. Di mana pakaian ini akan
digunakan oleh anak laki-laki untuk acara Shichi-Go-San.
Jinbei

Sumber gambar pinterest.com

Sama seperti yukata, jinbei juga merupakan baju untuk bersantai. Namun, pakaian ini
digunakan untuk tidur. Modelnya kasual dengan bahan katun yang tipis dan nyaman.

Saat ini, jinbei juga dapat digunakan untuk kegiatan santai di luar rumah. Bila pada saat
festival kembang api para wanita akan mengenakan Yukata, maka jinbei dikenakan oleh pria
untuk mendampingi wanita yang mengenakan yukata.
Haori

Sumber gambar yamatobudogu.com

Untuk menjaga agar kimono tetap bersih, ada aksesoris yang digunakan. Haori atau pakaian
longgar memiliki model seperti kimono namun lebih lebar dan longgar. Dipakai seperti
menggunakan mantel. Biasanya haori digunakan untuk acara-acara formal atau pernikahan.
Model haori untuk pria lebih pendek dari pada haori untuk wanita. Sebagai pasangannya,
hakama akan menjadi pelengkap untuk bawahan.
Uchikake

Sumber gambar pinterest.com

Sebagai hari yang sangat spesial, tentu saja pengantin di Jepang akan menggunakan pakaian
adat yang paling mewah dan resmi. Uchikake terbuat dari bahan yang tebal dan memiliki
desain yang sangat dekoratif serta terdapat motif indah seperti burung bangau.

Pakaian ini juga sering digunakan oleh para seniman Jepang untuk pertunjukan. Untuk
menggunakannya, biasanya penggunanya akan memakai kimono terlebih dahulu tanpa obi.
Kemudian, uchikake dikenakan seperti mantel.
Kurotomesode

Sumber gambar kimononagoya.tumblr.com

Untuk wanita sudah menikah, ia akan menggunakan kurotomesode untuk acara yang sangat
formal. Di ambil dari kata "tomesode" yang berarti hitam, maka pakaian ini pun berwarna
hitam dan terbuat dari kain krep. Terdapat lambang keluarga yang berjumlah 5 buah, yaitu 2
pada pada bagian dada atas kiri dan kanan, 1 lambang di punggung, dan 2 pada bagian kanan
dan kiri di belakang lengan.

Pada bagian bawah terdapat motif indah yang menjadi ciri khasnya. Di mana semakin tua
usia pemakainya, maka letak motifnya akan semakin bawah.
Irotomesode

Sumber gambar br.pinterest.com

Bila kurotomesode biasanya digunakan untuk acara yang paling resmi, namun ternyata ada
beberapa acara resmi yang tidak memperbolehkan menggunakan kurotomesode, seperti acara
di Istana Kaisar. Ini dikarenakan warna hitam dianggap terlalu murung untuk acara yang
ceria. Untuk itu, para wanita di Jepang harus menggunakan irotomesode. Pakaian ini juga
bisa digunakan untuk wanita yang belum menikah.

Kurotomesode memiliki motif indah pada bagian bawah pakaian. Pakaian ini juga cukup
memiliki tiga buah lambang keluarga, yaitu sepasang pada bagian belakang lengan dan satu
terletak di punggung. Bahannya terbuat dari kain krep yang bisa tanpa motif tenun atau
dengan motif tenun, seperti shusuji, rinzu dan monishō.
Komon

Sumber gambar sites.google.com

Untuk acara santai seperti hangout bersama teman, makan malam atau menonton
pertunjukan, para wanita di Jepang biasanya menggunakan komon. Memiliki motif yang
sederhana dengan ukuran kecil yang berulang-ulang, pakaian ini dapat digunakan oleh wanita
yang belum menikah dan telah menikah.

Anda mungkin juga menyukai

  • Praktikum Jaringan Komputer
    Praktikum Jaringan Komputer
    Dokumen2 halaman
    Praktikum Jaringan Komputer
    mincreng
    Belum ada peringkat
  • Yokai
    Yokai
    Dokumen95 halaman
    Yokai
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • Honnoji
    Honnoji
    Dokumen4 halaman
    Honnoji
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • Japan Unesco
    Japan Unesco
    Dokumen15 halaman
    Japan Unesco
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • Alat Dapur
    Alat Dapur
    Dokumen5 halaman
    Alat Dapur
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • APRIL
    APRIL
    Dokumen1 halaman
    APRIL
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • Kota
    Kota
    Dokumen15 halaman
    Kota
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat
  • Honnoji
    Honnoji
    Dokumen4 halaman
    Honnoji
    GIDION BAGAS PRANANTA
    Belum ada peringkat