Anda di halaman 1dari 25

“CRITICAL BOOK REPORT”

PROFESI KEPENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

NAMA : JUNEDI SIMANULLANG


NIM : 5183121022

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

Critical Book Report Page 1


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Tuhan yang telah memberikan kita rahmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan makalah Critical Book
Report pada mata kuliah Profesi Kependidikan.

Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Profesi Kependidikan
dan sebagai bahan perkuliahan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam


pembuatan makalah ini terutama kepada Bapak Drs.Hidir Efendi.M.Pd yang sudah mengarahkan
saya dalam penyusunan Critical Book Report ini.

Makalah ini saya yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya seperti
pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, baik isi maupun penyusunnya. Atas
semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 11 Februari 2019

Junedi Simanullang

Critical Book Report Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan
untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap,
maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui
pendidikan seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk
memperiapan generasi muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi
dan meguasai mega skill yang mantap.latar belakang penulisan buku ini ialah untuk
membantu pengguna buku dalam memilih buku yang lebih baik serta untuk memenuhi
tugas mata kuliah profesi pendidikan.

1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Penulisan Dari Makalah Ini Adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas CBR Profesi Kependidikan
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku tersebut

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kesesuaian materi dari buku?
2. Apa Kekurangan dan Kelebihan dari buku?

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan evaluasi bagi penulis untuk memperbaiki penulisan buku kedepannya
2. Sebagai bahan pertimbangan pembaca dalam memilih buku

Critical Book Report Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bibliografi Buku

 Buku Pertama :

Judul Buku : Profesi Kependidikan


ISBN : 978-602-7938-05-2
Penyusun : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
Penerbit : UNIMED PRESS
Kota Terbit : MEDAN
Tahun Terbit : 2017
Jumlah halaman : 353 Halaman.

 Buku Kedua :

Judul Buku : Profesi Kependidikan


ISBN : 978-602-5757-03-2
Penyusun : David Sigalingging S.Pd
Penerbit : UNPAD
Kota Terbit : Padang
Tahun Terbit : 2010
Jumlah halaman : 82 Halaman

 Buku Ketiga :

Judul Buku : Profesi Kependidikan


ISBN : 978-602-401-176-5
Penyusun : Masriadi, S.Pd., M.Pd
Penerbit : CV Budi Utama
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2016
Jumlah halaman : 248 Halaman

Critical Book Report Page 4


2.2. RINGKASAN BUKU

BUKU 1 :

BAB I : HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

Secara etimologis istilah profesi berasal sari bahasa inggris “profesion” yang berakar dari
bahasa latin”profeus” yang artinya mengakui.atau menyatakan mampu dalam suatu bentuk
pekerjaan. Jadi pengertian dari profesional kependidikan adalah suatu keahlian yang didapat dari
sutu usaha yang dilakukan selama ini dibidang pendidikan.Yang dimana pendidikan didapat dari
perkuliahan selama ini baik diperkuliahan ataupun pelatihan secara rutin.Ciri-ciri Profesi adalah
sebagai berikut:

1. Memiliki keahlian dan keterampilan yang unggul

2. Memiliki kedisipilinan ilmu yang jelas dankode etik yang baik bagi masyarakat

3. Memiliki rasa tanggung jawab yang profesional dan masa pendidikan berupa pelatihan

4. Berfungsi bagi semuanya(sosial)

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru:

1. Menguasai bahan mengajar ,mengelola program belajar mengajar ,mampu mengelola kelas

2. Menggunakan media sumber dan landasan-lanadasan kependidikan

3. Mengelola interaksi belajar mengajar dan program pelayanan

4. Menyelenggarakan administrasi dan prinsip penelitian

Adapun sub kompetensi dalam pedagogik adalah sebagai berikut:

1. Memahami peserta didik secara mendalam

2. Merancang pembelajaran sesuai aturan

3. Merancang evaluasi peserta didik

Critical Book Report Page 5


BAB II : PROFESIONALISASI GURU

Profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti runtunan
perubahan/peristiwa diperkembangan sesuatu,kemajuan sosial berjalan terus,rangkaian
tindakaan,pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk. Di Indonesia,telah banyak
wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru,misalnya
memperdayakan Pusat Kegiatan Guru(PKG).Usaha lain yang dapat menigkatkan kompetensi
professional guru adalah member kesempatan kepada guru merenungkan atau merefleksikan
sejauhmana ia telah menguasai prinsip-prinsip paedagogi secara umum maupun prinsip lainnya.

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,pengalaman,dan kesungguhan daam
bekerja.Kinerja guru menyangkut hasil kerja yang secara kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberi kepadanya.

Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam melaksankan tugasnya adalah :

1) Kepeminpinan kepala sekolah,

2) Fasilitas kerja,

3) Harapan-haraapan dan

4) Kepercayaan personalia sekolah.

Profesionalisme seorang guru ditentukan oleh tiga faktor,yakni:1). Faktor internal dari guru
itu sendiri,2). Kondisi lingkungan tempat kerja dan 3). Kebijakan pemerintah.Penilaian kinerja
adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap
karyawan.Hasil dari penilaian kinerja guru dapat menggambarkan sosok keprofesionalan yang
dapat ditampilkan oleh guru,secara nyata selama melaksanakan tugas keguruannya dalam
kehidupan nyata. Adapun cirri-ciri dari guru yang profesional yaitu:memiliki kemampuan
interpersonal,memiliki hubungan baik dengan siswa,mampu memeperhatikan siswa secara
tulus,menunjukkan antosis mengajar yang tinggi,mampu menhajam siswa dalam kegiatan
pembelajaran,mamapu meberi kesempatan bagi siswa yang berbicara.

Critical Book Report Page 6


BAB III : PERAN ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN

Sebagai seorang tenaga professional,guru harus senantiasa proaktif meningkatkan


pengetahuan,sikap,dan keterampilannya secara terus menerus.Sasaran penyikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan,organisasi profesi,teman sejawat,peserta didik,tempat
kerja,pimpinan lembaga dan lingkungan pekerjaan.Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab
tantangan perkemabangan masyarakat,jabatan guru harus pula selalu dikembangkan dan
dimuktahirkan.Dalam bersikap guru harus selalu menagadakan pembaharuan sesuai dengan
tuntutan zaman yang melekat tugas-tugasnya.

BAB IV : PERANANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dengan istilah dab atau kata dasar manage yang
berarti kelola.Management artinya pengelolaan,yang berarti penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran.Manajemen sering dikatakan sebagai ilmu,kiat dan profesi.Dapat
disimpulkan bahwa managemen adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.

Fungsi managemen pendidikan adalah perencanaan,pengorganisasian,penyusunan


pegawai,pengarahan,koordinasi,pencatatan dan pelaporan pengawasan. Mangemen pendidikan
memiliki tugas yaitu harus mengelola administrasi atau manager pendidikan.Kegiatan operasional
yang harus diatur yaitu: penyusunan persiapan mengajar(SAP),pelaksanaan proses
belajar,pengelolaan peserta didik,pengelolaan personalia pendidikan,pengellaan perlengkapan
pendidikan ,pengelolaan keuangan pendidikan,pengelolaan layanan khusus,pengelolaan
ketatausahaan(kantor) dan pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Managemen pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.Sebagai


alat,managemen pendidikan harus dijalankan secara efektif dan efisien dengan memberdayakan
segala sumberdaya yang tersedia ada baik manusia dan non manusia sehingga semuanya menjadi
satu menuju satu titik akhir,guru secara profesional melaksanakan proses pembelajaran agar peserta
didik mau dan dapat belajarr hingga mencapai tujuan pendidikan.Manajemen pendidikan disekolah
harus dijalankan sesuai dengan fungsi-fungsinya dan berpegang pada prinsip-prinsip manajemen
yang efektif dan efisien.Sebagai bagian tidak terpisahkan dari sistem pendidikan,guru bidang studi
harus memahami dan mampu menjadi bagian yang terintegrasi dalam managemen pendidikan
dengan melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab pada setiap bidang garapan yang dikelola
oleh kepala sekolah sebagai manager pendidikan disekolah.

Critical Book Report Page 7


BAB V : HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

Sesungguhnya konsep supervise pada awalnya adalah adanya kebutuhan akan landasan
pembinaan situasi pembelajaran dengan cara membimbing guru dalam memilih metode mengajar
yang tepat,dan pentingnya mempersiapkan guru yang mampu melaksanakan tugasnya dengan
kreativitas yang tinggi yang didasari oleh otonom sebagai guru,sehingga pertumbuhan jabatan guru
terus berlangsung.

Adapun tujuan supervise pendidikan yaitu,menurut(sahertian/1981) yaitu:

1) Membantu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan,

2) Membantu para guru dalam membimbing pengalaman belajar,

3) Membantu para guru menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar

4) Membantu para guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid,

5) Membantu para guru dalam menggunakan alat-alat metode dan metode mengajar.

6) Membantu para guru dalam menilai kemajan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri,

7) Membantu para guru membina reaksi mental atau moral.

Supervisi memiliki tujuan yaitu:pengembanga tujuan,pengembangan program,koordinasi dan


pengawasan,motivasi,pemecahan sosial,pengembangan profesional,dan penilaian kelurahan
pendidikan.Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi dan spesifikasi supervise
pengajaran adalah memberikan pelayanan supervise pengajaran kepada guru untuk
menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik,menyenangkan,inovatif dan dapat
menjaga keseimbangan pelaksanaan tugas staf mengajar.

Tekhnik supervise pendidikan ada dua, yaitu:

1. Tekhnik yang bersifat kelompok:

 Pertemuan orientasi
 Rapat guru latih
 Diskusi sebagai proses kelompok

Critical Book Report Page 8


 Tukar menukar pengalaman
 Seminar dan perpustakaan jabatan
 Mengikuti kursus

2. Tekhnik yang bersifat individual:

 Perkunjungan kelas
 Observasi kelas
 Percakapan pribadi
 Inter-visitasi dan menilai diri sendiri

BAB VI : BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

Bimbingaan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang tidak
boleh lepas dari perhatian administrator,manager dan guru di sekolah. Upaya memfasilitasi peserta
didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual. Sifat-sifat
konseling diantaranya:

 Pertolongan diarahkan kepeningkatan kemampuan dalam menghadapi hidup dengan


segala persoalannya
 Pertolongan yang kontiniu diberikan atas dasar perencanaan dan pemikiran ilmiah
 Pertolongan yang proses pemecahannya dari persoalan membutuhkan aktivitas dan
tanggung jawab
 Pertolongan yang isi,bentuk dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap masalah
 Pertolongan yang berusaha menolong tiap anak

Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor dengan


konseli(face to face relationship) yang bermasalah,dimana pembimbing membantu konseling
dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.Sasaran utama dari konseling adalah
perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan defenisi konseling yang dikemukakan oleh
Carl R. Roger :” counseling is a series of direct contacs with the individual which aims to offer
him assistance in changing his attitudes and behavior”.

Critical Book Report Page 9


Tujuan dari konseling secara umum bertujuan untuk agar siswa mendapat pelayanan
konseling secara optimal sesuai dengan bakat,kemampuaan dan nilai nilai yang dimiliki.Secara
khusus pelayanan konseling disekolah betujuan agar siswa dapat:

 Memahami lingkungannya dengan baik meliputi lingkungan pendidikan,pekerjaan


dan sosial masyarakat
 Membuat pilihan dengan keputusan yang biijaksana
 Menghadapi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
 Memahami diri sendiri

Dikaitkan dengan pelayanan konseling disekolah,dapat dikemukakan beberapa fungsi


konseling yaitu:1.)Fungsi pemahaman,2.)Fungsi pencegahan,3.)Fungsi penyaluran,4.)Fungsi
penyesuaian,5.)Fungsi perbaikan fungsi,6.)Pengembangan dan 7.)Fungsi
pengembangan.Konseling bukan hanya memiliki tujuan fungsi dan manfaat,tetapi juga memilki
beberapa azas-azas yaitu:

 Azas kerahasian
 Azas kesukarelaan
 Azas kekinian,dan
 Azas kemandiri

BUKU 2

BAB I : KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Profesi

Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan
bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi, menurut Everest
Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya
menjadi pekerjaan itu sendiri.
B. Profesi Guru
. Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam upaya pendidikan, Ronan Brandt
dalam tajuk rencana Education Leadership maret lalu mencatat :”hampir semua usaha reformasi
dibidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru
pada akhirnya tergantung kepada guru (Dedi Supriadi, 75:1997).

Critical Book Report Page 10


C. Ciri ciri guru profesional

Menurut jurnal (dalam Dedi Supriadi, 1998) untuk menjadi profesional, seorang guru
dituntut untuk memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada murid dan proses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarkannya kepada siswanya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar
murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku murid sampai tes
hasil belajar. Keempat, guru mempu bersifir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan
belajar dari pengalamannya. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya.

D. Profesionalisasi guru

Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan termasuk penataran,
pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi
keguruan. Penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatakn kualitas calon guru, imbalan,
dll. Secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk
guru. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab
bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Dinas
Pendidikan atau Yayasan swasta), PGRI, dan masyarakat.

BAB II : GURU SEBAGAI PROFESI


1. Hakekat dan martabat guru
Guru yang ideal dan profesional merupakan dambaan setiap insan pendidikan, sebab
dengan guru yang profesional diharapkan pendidikan menjadi lebih berkualitas. Apabila
penghargaan terhadap guru tersebut tidak memadai, Maka harapan atau idealisme di atas, bukan
merupakan pekerjaan yang mudah. Hal ini berkaitan erat dengan penghargaan masyarakat atau
negara terhadap profesi guru. Negara-negara maju memberikan penghargaan yang lebih kepada
guru dibanding dengan Indonesia

2. Kompetensi guru
Inti dari pendidikan adalah interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik
(murid) dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik dan tujuan

Critical Book Report Page 11


pendidikan adalah komponen-komponen pendidikan yang esensial (utama). Ketiga komponen
pendidikan ini membentuk suatu segitiga, yaitu jika hilang salah satu komponennya, maka akan
hilang hakekat dari pendidikan itu.
Sebagai pendidik, tugas guru pada dasarnya adalah mendidik, yaitu membantu anak didik
mengembangkan pribadinya, memperluas pengetahuannya, dan melatih keterampilannya dalam
berbagai bidang.

3. Organisasi Profesional Guru


a. Fungsi Organisasi Profesional Keguruan
Sebagai telah disebutkan bahwa salah satu kriteria jabatan profesional adalah jabatan
profesi harus mempunyai wadah untuk mnyatukan gerak langkah untuk mengendalikan
keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah
ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia, lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Didirikan
di Surakarta tanggal 25 November 1945. Salah satu tujuan dari PGRI adalah mempertinggi
kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka
(Basuni,1986)
Selain itu basuni juga menguraikan misi utama PGRI yaitu:
1. Misi politis,/ideologis
2. Misi persatuan/organisatoris
3. Misi profesi
4. Misi kesejahteraan

b. Jenis-jenis organisasi keguruan


Disamping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang diakui
pemerintah saat ini, ada organisasi sekolah yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat pada Departemen Pendidikan Nasional.
Selain dari pada organisasi tersebut juga ada organisasi resmi di bidang pendidikan, yakni
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang saat ini mempunyai devisi-devisi, antara lain
Asosiasi Bimbingan dankonseling Indonesia (ABKIN), Himpunan Administrasi Pendidikan
Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana Bahasa Indonesia (HSPBI) dan lain-lain.

4. Kode Etik Guru


A. Pengertian Kode Etik
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Critical Book Report Page 12
Kode Etik Guru Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendidikan adalah merupakan
suatu bidang Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang –Undang
Dasar 1945 . Maka Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru
dengan mempedomani dasar –dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun
yang berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing –masing .
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik ,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan .
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang luas untuk kepentingan pendidikan .
6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu Profesinya .
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan .
8. Guru bersama –sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengapdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan.

BAB III : PROFESI GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL

1. Guru Yang Ideal


Guru yang ideal adalah guru yang menguasai kompetensinyasebagai guru.Banyak
Rumusan oleh para ahli tentang kompetensi guru, misalnya (dalam Roestiyah, 1989)
memberikan sepuluh rumusan tentang kompetensi guru, yaitu :
1) Menguasai bahan pelajaran
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media/sumber belajar
Critical Book Report Page 13
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program layanan bibingan dan knseling sekolah
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran.

2. Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang Guru


Keputusan Menpan nomor 84/1993, Guru adalah pegawai negeri yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta
didik pada pendidikan dasar dan menengah.

BAB IV : WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yan terintegrasi dalam
keseluruhan proses belajar megajar. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat,
gagasan ,alatdan asuhan yang di dasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku.
Sedangkan konseling sebagai suatu usaha memperoleh konsep diri pada individu siswa

B. Latar Belakang Perlunya bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan

1. Latar belakang social budaya

2. Latar belakang pendidikan

3. Latar belakang psikologis

C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk membantu individu
dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif
dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis antara cita-cita dengan
kemampuan yang ada.

Critical Book Report Page 14


BAB V : PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING DI SEKOLAH

1. Program bimbingan dan konseling


A. Makna dan tujuan
Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangakaian kegiatan yang
terencana,terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu (Winkel, 1991).
Prayitno, (2000) memberikan makna bahwa program bimbingan dan konseling (BK) adalah
satuan nrencana kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

B. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Bidang-bidang bimbingan
a. Bimbingan pribadi,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang diarahkan untuk
membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yanga beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan yang Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani

b. Bidang bimbingan sosial,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang diarahkan


untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya
yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan

c. Bidang bimbingan belajar,yaitu pelayanan bimbingan yanga diarahkan un tuk


membantu siswa untuk mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yanga
baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, atau mempersiapkan siswa
untuk terjun langsung ke lapangan pekerjaan tertentu (khusus untuk SMK)

BAB VI : ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Pengertian Administrasi Pendidikan


Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan ministrate
yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga bebar-benar
tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama
mencapai tujuan tertentu

Critical Book Report Page 15


2. Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah
perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya
prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk
pencapaian tujuan pendidikan itu.
a) Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan


prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material,
uang, dan waktu.
b) Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses


untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta
mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam
rangka mencapai tujuan sekolah

c) Pengarahan

Pengarahan adalah usaha memberikan bimbingan dan pengarahan yang


diberiakn sebelum sesuatu kegiatan pelaksanaaan dilakukan untuk memelihara,
menjaga dan memajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat baik
structural maupun fungsional, agar setiap kegiatan dilakukan nantinya tidak terlepas
dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.

d) .Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan


kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan
selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

3. Tujuan Administrasi Pendidikan

Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas


penyelnggaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.Tujuan
administrasi pendidikan di sekolah dapat dibedakan:

Critical Book Report Page 16


a) Tujuan jangka pendek
Agar tersusun dan terlaksanaanya suatu sistem pengelolaan instrumental dari
proses pendidikan guna mencapai hal-hal yang menjadi tujuan dari pelaksanaan
pendidikan di sekolah secara efektif..

b) Tujuan jangka menengah

Menunjang tercapainya tujuan institusional masing-masing jenis dan jenjang


pendidikan seperti digariskan oleh kurikulum.
c) Tujuan jangka panjang

Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang


digariskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.

BAB VII : ADMINISTRASI KURIKULUM DAN KESISWAAN

1. Administrari Kurikulum
a. Pengertian kurikulum
Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit kurikulum
dapat diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil siswa untuk dapat
menamatkan pendidkannya pada lembaga pendidikan tertentu, sedangkan secara luas
kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa
mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.

b. Perencanaan dan Pengembangan kurikulum


1. Perencanaan Kurikulum
Penyusunan kurikulum dan kelengkapannya terdiri dari:

- Landasan, program dan pengembangan kurikulum

- Garis-garis besar program pengajaran

- Pedoman pelaksanaan kurikulum

2 Penyusunan program teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan


kalender pendidikan, pembegian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,

Critical Book Report Page 17


penyusunan program pengajaran dan pedoman penyususunanpersiapan acara
pengajaran.
3 Pengembangan Kurikulum
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum antara lain:

1) Bahan Pembahasan materi kurikulum


2) Penambahan mata pelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah

4. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran


Seperti dikemukakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun
1990 (Pasal 15) Bahwa mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat
ditambah oleh sekolah untuk memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak
bertentangan dan mengurangi kurikulum yang berbau secara nasional,
memerkayaan dapat dilakukukan pada berbagai tingkat:

1) Dilakukan oleh guru bidang studi


2) Dilakuakan oleh kelompok guru sejenis
3) Dilakukan oleh guru bersama kepala sekolah
4) Dilakukan oleh pengawas
5) Dilakukan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan( LPTK)

c. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum disusun dengan baik dan sempurna tidak akan mempunyai arti
apabila tidak di implementasikan dengan baik dikelas. Dalam pengimplementasian
kurikulum ini peran guru sangat menentukan sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
guru dalam pelaksanaan kurikulum disekolah meliputi:

1.Penyusunan program pengajaran semester.


2.Penyusunan perssiapan pengajaran
3.Pelaksanaan proses belajar mengajar
4.Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar

d .Evaluasi Pelaksanaan kurikulum


Evaluasi pelaksanaan kurikulum dilakukan melalui 2 cara yaitu:

1. Melalui evaluasi hasil belajar


2. Melalui Evaluasi Program pengajaran
Critical Book Report Page 18
BUKU 3 :

BAB I : BUDAYA DAN PENGARUH DARI PENGUJIAN PEMBELAJARAN

Pembinaan motivasi kerja, sehingga pegawai tersebut berkemampuan untukmelaksanakan


pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kewajiban bawahan untuk
melakukan tugas sebaik mungkin yang diberikan oleh atasannya dan inti dan tanggung jawab
adalah kewajiban.Adapun faktor pokok yang berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah
kebutuhan yang dapat dikelompokkan atas lima tingkatan sebagai berikut:

1. Physiological Needs (Kebutuhan Fisik)


Kebutuhan fisik (Physiological Needs) yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup nyata.

2. Security or Safety Needs (kebutuhan keselamatan)


Kebutuhan tingkat kedua menurut Maslow adalah kebutuhan keselamatan. Kebutuhan ini
mengarah kepada dua bentuk yakni :
- Kebutuhan akan keamanan jiwa

3. Affiliation or accplance needs (kebutuhan sosial)


Karena manusia adalah mahluk sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutulan sosial
yang terdiri dan empat golongan, yaitu:
- Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia hidup dan bekerja (sense
of belonging)
- Kebutuhan akan perasaan dihormati,
- Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement).
- Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation),

4. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan prestise)


Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.

5. Self Actualization (aktualisasi diri)

Critical Book Report Page 19


Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhya dapat berbeda sani dengan lainnya.
Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan dengan menyelenggara
pendidikan dan latihan.

Kebutuhan aktualisasi berbeda dengan kebutuhan lainnya dalam dua hal :


- Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dan luas pemenuhannya
- Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu.

BAB II : PENGUJIAN DIAGNOSTIK DARI KEMAMPUAN PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulanatau
membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan padapernyataan yang telah dibuktikan
(diasumsikan) kebenarannya”.penalaran mengandung tiga pengertian, yaitu:
A. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis.
B. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman.
C. Proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran (reasoning) adalah proses berfikir yag berusaha menghubung-hubungkan fakta-
fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Kesimpulan yang
bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual, tetapi dapat pula sebaliknya,
dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual.Penalaran adalah suatu cara
berpikir manusia yang mampu mengaitkan suatu ide dengan pemikiran lain yang tidak hanya ada di
matematika tetapi juga dalam ilmu pengetahuan lain dan kehidupan sehari-hari.
Penalaran deduktif disebut juga deduksi sedangkan penalaran induktif biasa disebut induksi.
Deduksi didefinisikan sebagai proses penalaran dari umum ke khusus, sedangkan induksi
didefinisikan sebagai proses penalaran dari khusus ke umum. Pada dasarnya perbedaan pokok
antara deduksi dan induksi adalah bahwa deduksi berhubungan dengan kesahihan argumen,
sedangkan induksi berhubungan dengan derajat kemungkinan kebenaran konklusi.Penalaran
deduktif dan penalaran induktif adalah kedua-duanya merupakan argumen dari serangkaian
proposisi yang bersifat terstruktur, terdiri dari beberapa premis dan kesimpulan atau konklusi,
sedangkan perbedaan keduanya adalah terdapat pada sifat kesimpulan yang diturunkannya.

Critical Book Report Page 20


BAB III : PEMBELAJARAN PENGETAHUAN UNTUK MEMPERTINGKATKAN
PENALARAN PERKULIAHAN
Keberhasilan pendidikan sudah barang tentu harus dilandasi oleh keberhasilan proses
pembelajaran.Namun tugas fungsi guru tersebut dalam kenyataannya selalu mendapat berbagai
hambatan ,seperti pada materi pelajaran pendidikan Kewarganegaraan ini , siswa diajak untuk
mengenal lingkungan yang kadang dilingkungan tempat siswa tidak ada, dan menjadikan siswa
berfikir abstrak, tahu kata tapi tidak mengetahui arti ,akibatnya aktifitas dan hasil belajar siswa
rendah. Maka dari tanggal ini dibuat sebagai moment pertama untuk dibuat sebagai prasiklus.
Melalui diskusi dengan supervisor dan Teman sejawat diketahui bahwa analisis masalah faktor
penyebab siswa tidak aktif atau kurang menguasai materi yang diajarkan adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan guru terlalu abstrak
2. Guru kurang memberikan contoh dan kurang melibatkan siswa
3. Pembelajaran berpusat pada guru
4. Aktifitas belajar siswa rendah
5. Guru kurang memotivasi siswa
6. Tidak menggunakan Pembelajaran Kooperatif
7. Pembelajaran berpusat pada guru
8. Siswa kurang tertarik dengan penjelasan guru

BAB IV : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI DARI BAKAT DAN


KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Bakat merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir, kekuatan di belakang hal-hal
yang kita nikmati dan kita lakukan dengan baik yang tak pernah perlu kita pelajari.
Mengekspresikan bakat kita adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan
tanpa pamrih.Jenis-jenis bakat:
1. Bakat umum,merupakan kemapuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,artinya
setiap orang memilkinya.
2. Bakat khusus,merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus,artinya tidak semua
orang memilkinya.
3. Bakat akademik khusus,diantaranya:bakat verbal,numerial dan bakat abstrak.
4. Bakat kreatif produktif,artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru
misalnya,menghasilkan program computer terbaru,arsitektur terbaru dan sejenisnya.

Critical Book Report Page 21


2.3 KELEBIHAN, KELEMAHAN DAN KRITIK

KELEBIHAN

1. Pada buku karangan pertama yaitu karangan Dr. Yasaratodo, M.Pd cara penyajian isi
permasalahan terlihat efektif dan efisien terbukti dengan pola-pola pengembangan
pembahasan berdaya guna dan bertepat guna yang mempermudah pembaca dalam
memahami dan mengerti isi buku.
2. Pada buku Pertama karangan Dr. Yasaratodo, M.Pd terdapat tugas-tugas atau latihan pada
setiap akhir bab sangat baik bagi pembaca terutama mahasiswa dalam menguji tingkat
kompetensi yang diperoleh, sedangkan pada buku pembanding kedua dan ketiga tidak
ada.
3. Penggunaan analogi yang baik untuk memahami maksud penulis untuk sebagian ulasan
materi yang memerlukan pendekatan menggunakan penjelasan analogi seperti pada
halaman 112 dan 114.
4. Pembahasan materi lebih terperinci dan sesuai dengan perkembangan lingkup masyarakat,
teknologi, dan kebutuhan pada saat itu.
5. Buku 1 dengan buku materinya hamper serupa, hanya saja buku 1 lebih terperinci dan
jelas.
6. Rangkuman yang terletak setelah penjabaran materi menyimpulkan poin-poin penting
yang dibahas dalam setiap bab-nya. Hal ini sangat baik untuk membantu pembaca
mereview kembali hal-hal pokok yang mesti diingat dan dipahami dengan baik
7. Sumber-sumber buku acuan dalam daftar pustaka yang ada disetiap bab mempermudah
pembaca mencari sumber asli jika digunakan sebagai acuan untuk memperdalam
pemahamannya
8. Penulisan didesain dengan temperamen yang sesuai dengan konteks zaman
9. Kertas buku yang dipakai cukup baik untuk ukuran mata normal. Hal ini terbukti dengan
mudahnya pembaca memahami isi dan tidak merasa perih matanya jika terlalu lama
membcanya.
10. Adanya kutipan dari luar negeri yang dituliskan langsung dalam bahasa aslinya sehingga
pembaca akan lebih memahami arti dan makna yang terkandung didalamya. Hal ini dapat
mengurangi perbedaan konsepsi pembaca dengan penulis.

Critical Book Report Page 22


KELEMAHAN

1. Kekuranagn sesuaian inti paragraph pada beberapa sub materi. Bahkan ada bagian yang
tidak tertuliskan atau dibahas tuntas.
2. Jenis tulisannya berbeda-beda, ada yang memakai Times New Roman, ada yang memakai
Arial dan kadang memakai Calibri.
3. Kesalahan letak penulisan catatan kaki pada halaman yang berbeda dengan kode pada
bacaan materi.
4. Kekurangan dalam penulisan pada hal 121 yakni penulis ingin menunjuk suatu halaman
untuk memperjelas konsep yang dijelaskan
5. Penggunaan dua kata sekaligus yang memiliki pengertian sama. Jadi, jika salah satu
dihilangkan maka tidak akan mengurangi makna kalimat. Hal ini terlihat pada halaman
123 “dengan melalui”.
6. Terdapat penulisan yang salah pada : halaman 131 yakni “diarti kam”, halaman 171
“rokhani”, halaman 185 “dikawatirkan”, halaman 186 “m?syarakat”, halaman 204
“akreologi”, halaman 226 “kaedah”. Dan lainnya.
7. Terdapat kalimat yang ambigu pada halaman 152 “mata-mata pelajaran”.

KRITIK

1. Dalam mengangkat suatu permasalahan memang dibutuhkan suatu data yang banyak,
akan tetapi jangan terlalu dipaksakan sehingga sebagian datanya ada yang tidak bisa
dipecaya dengan pasti. Data yng tidak atau sebagian masih terdapat kesangsian jangan
digunakan.
2. Penyusunan urutan yang disajikan dalam isi pembahasan memang sistematis, namun juga
tidak ada salahnya jika ditunjukkan setiap pembahasan isi mengikat suatu simpulan
khusus pembahasan tersebut.

Critical Book Report Page 23


BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Buku ini layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai bahan studi maupun karya
ilmiah. Hal ini terwujud dengan bukti fisik buku ini yang menyajikan banyak data atau
informasi ilmiah yang penyampaiannya mengikuti pekembangan teknologi dan sifat
masyarakat global.
Dari kesekian banyak kelebihan maka buku ini tidak menutup kemungkinan hanya
dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau pakar ilmu, tetapi juga layak bagi guru
dan khalayag umum sebagai bentuk atau cara adaptif mempersiapkan diri untuk menyikapi
perubahan dalam dunia pendidikan yang cenderung dinamis berubah terjadi disekitar kita.

II. Saran

Hendaknya penyajian buku ini mempertahankan keunikannya tersebdiri yang telah


terbangun dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan pribadi internal dan eksternal di
dunia profesi kependidikan.

Dari kesekian banyak kelebihan diatas, telah juga diuraikan kelemahan dari buku
ini, harapan kedepan buku ini terus diperbaiki sesuai dengan anggapan atau kebutuhan
pembaca pada khususnya.

Buku ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi kelangsungan kehidupan kita
msing-msaing calon pendidik, maka diharapkan kedepan buku ini tetp terupdate denga
revisi-revisi yang lebih membangun dan mendetail lagi sesuai dengan perkembangan zaman
dan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Critical Book Report Page 24


DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo., (2017)., Profesi Kependidikan., Medan : Unimed Press.

Sigalingging, David., (2010)., Profesi Kependidikan., Padang : UNPAD

Masriadi.,(2016).,Profesi Kependidikan Secara Teoretis dan Aplikasi.,Yogyakarta: CV.Budi Utama

Critical Book Report Page 25

Anda mungkin juga menyukai