Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tetapi pada

populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan diastolnya 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibagi

menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer (esensisal) hipertensi yang

tidak diketahui penyebabnya,terdapat pada lebih dari 90 % penderita

hipertensi, dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan banyak

faktor yang mempengaruhi. (Brunner & Suddarth, Medical Surgical Nursing

tahun 2002).

Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,

melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong

mematikan. Hipertensi atau darah tinggi termasuk penyakit berisiko dan

merupakan penyakit kronis yang pengobatannya seumur hidup. Selain

menahun, risiko yang terjadi bisa memicu gangguan stroke, kardiovaskular

hingga 3-4 kali lipat, bahkan kematian.

Tekanan darah tinggi tanpa komplikasi biasanya terjadi tanpa adanya

gejala (silent) dan hipertensi ini diberi nama “the silent killer”. Disebut

demikian karena penyakit ini dapat terus berlanjut dan akhirnya

menyebabkan satu atau lebih dari beberapa komplikasi yang berpotensi

menjadi fatal seperti serangan jantung atau stroke. Hipertensi yang tidak

1
2

terkontrol dapat menyebabkan stroke yang dapat menyebabkan kerusakan

otak dan saraf. Stroke biasanya disebabkan oleh suatu perdarahan atau

bekuan darah (trombosis) pada pembuluh darah yang mensuplai darah ke

otak. Stroke dapat menyebabkan kelemahan, atau kelumpuhan pada lengan

atau tungkai dan kesulitan bicara atau penglihatan. Stroke kecil yang

berulang beberapa kali dapat menyebabkan demensia (gangguan kapasitas

intelektual). Pencegahan terbaik komplikasi hipertensi ini atau komplikasi-

komplikasi yang lain adalah dengan mengontrol tekanan darah. Penelitian

terakhir juga menunjukkan bahwa obat-obat pemblokir reseptor angiotensin

dapat memberikan efek perlindungan tambahan terhadap stroke.

Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja ,

baik muda maupun tua dan merupakan penyakit paling mematikan didunia.

Sebanyak satu miliyar orang di dunia atau satu dari empat orang dewasa

menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi

akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, setiap dua menit terjadi

kematian akibat hipertensi dan komplikasinya. Hampir satu dari tiga orang

dewasa di Amerika menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Data yang

ada menunjukkan, di negara maju seperti Amerika, penderita hipertensi yang

diobati sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%. Di Indonesia berdasarkan

survei kesehatan rumah tangga pada 2004 oleh Departemen Kesehatan,

prevalensi hipertensi pada orang berusia di atas 35 tahun mencapai 15,6

persen.
3

Menurut Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2007,

31,7% dari penduduk Indonesia mengalami penyakit tekanan darah tinggi.

Di Indonesia, berdasarkan penelitian Prof.DR.dr.H. Mochammad

Sja’bani,M.Med.Sc,SpPD-KGH(2008), penderita hipertensi yang periksa di

Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%, sedangkan tidak teratur

sebanyak 77,2%. Penderita hipertensi di negara berkembang mencapai 37%

pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 42% pada tahun 2025 nanti.

Diunduh Minggu, 04 April 2010 pukul : 19.30 WIB

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/My%20Documents/hip

ertensi/penatalaksanaan-hipertensi-terkini-2008.html

Pada tahun 2008 di Unit Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam

Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo tercatat jumlah pengunjung

12856 orang dengan penderita hipertensi sebanyak 3224 Orang, tahun 2009

jumlah kunjungan sebesar 14151 orang dengan penderita hipertensi adalah

3365 orang dengan kasus baru 283 orang serta tahun 2010 dari bulan Januari

sampai dengan Mei jumlah kunjungan dengan penderita hipertensi sebanyak

1518 orang dengan kasus baru 11 orang pada data terakhir (bulan Mei). Hal

ini menunjukkan terdapat peningkatan jumlah pasien hipertensi yang datang

ke Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo

dari tahun 2008 - 2010.

Hipertensi harus diterapi dengan baik mengingat tingginya tingkat

kematian yang diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit hipertensi.

Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakukan dengan modifikasi gaya

hidup, meliputi penurunan berat badan, pembatasan asupan garam, diet


4

kolesterol dan lemak jenuh, olah raga, pembatasan konsumsi alkohol dan

kopi, relaksasi untuk redakan stres, tidak merokok, menggunakan suplemen.

Selain dengan modifikasi gaya hidup, diberikan juga obat anti hipertensi.

Hipertensi merupakan penyakit yang tak bisa disembuhkan tetapi dapat

dikendalikan. Karena itu kepatuhan minum obat sangat penting untuk

meningkatkan efektifitas pengobatan, mencegah komplikasi, menurunkan

angka kesakitan dan angka kematian.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebesar

76,1% dari 31,7% angka kejadian hipertensi di Indonesia yang tidak

meminum obat. Bahkan sebagian pasien hipertensi tidak minum obat secara

rutin dan teratur dan meminum obat apabila dirasa perlu, hal demikian

sangat berbahaya karena dapat lebih meningkatkan tekanan darah dari

sebelumnya dan dapat lebih meningkatkan resiko komplikasi akibat

hipertensi. Pemilihan jenis obat ditentukan oleh tingginya tekanan darah,

adanya risiko kardiovaskular dan kerusakan organ. Pemberian obat

antihipertensi pada pasien dengan peningkatan tekanan darah ringan akan

memberikan hasil yang baik ,namun perlu pula dilakukan penyeleksian

pemberian obat antihipertensi. Kepatuhan meminum obat pada pengobatan

hipertensi sangat penting karena dengan minum obat antihipertensi secara

teratur dapat mengontrol tekanan darah. Selain menurunkan tekanan darah,

obat antihipertensi yang baik harus dapat memberi perlindungan pada organ

penting tubuh dengan efek samping minimal. Sehingga dalam jangka

panjang resiko kerusakan organ –organ penting tubuh seperti jantung, ginjal

dan otak dapat dikurangi. Tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap


5

pengobatan hipertensi akan meningkatkan efektivitas pengobatan serta

mencegah dampak buruk dari penyakit ini, kepatuhan minum obat dalam

jangka panjang mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas penderitanya.

Beberapa hal yang sering menghambat kepatuhan pasien dalam minum obat,

yaitu tidak merasakan gejala atau keluhan, dosisi tidak praktis, efek samping

obat (misalnya batuk yang sangat mengganngu, harga obat terlalu mahal,

dan obat sulit diperoleh).

Diunduh Minggu, 04 April 2010 pukul : 20.00 WIB.

http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-stroke.html

Hasil penelitian The Systolic Hypertension in the Eldery Program

(SHEP) memperlihatkan penurunan insiden stroke 36% dengan pengobatan

antihipertensi (klortahalidon atau atenolol) pada pasien usia lanjut dengan

hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic hypertension). Hasil meta-

analisis yang dilakukan oleh Gueyffier menunjukkan bahwa penurunan

tekanan darah dengan obat antihipertensi dapat menurunkan terjadinya risiko

stroke ulang.

Diunduh Sabtu, 03 April 2010 pukul : 19.00 WIB

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/My%20Documents/hip

ertensi/hipertensi-dan-stroke.html

Penelitian terkait yag dilakukan oleh Susworo (2005), tentang

Hipertensi sebagai faktor resiko stroke di RSUD DR. Soeradji Tirtonegoro

Klaten dengan jumlah sampel sebanyak 236 orang. Hasil penelitian

menunjukkan dari 236 orang,terdapat 92 penderita stroke (39%). Dari 92

penderita stroke terdapat 86 orang(94%) yang menderita hipertensi dan


6

hanya 6% saja penderita stroke yang non hipertensi. Berdasarkan hal

tersebut maka penulis akan melakukan penelitian tentang hubungan

kepatuhan meminum obat anti hipertensi dengan kejadian stroke.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Hipertensi adalah salah satu penyakit paling mematikan didunia.

Sebanyak satu miliyar orang di dunia atau satu dari empat orang dewasa

menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi

akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Hipertensi

atau darah tinggi termasuk penyakit berisiko dan merupakan penyakit

kronis yang pengobatannya seumur hidup. Selain menahun, risiko yang

terjadi bisa memicu gangguan kardiovaskular hingga 3-4 kali lipat,

stroke, bahkan kematian

Di negara maju seperti Amerika Serikat, setiap dua menit

terjadi kematian akibat hipertensi dan komplikasinya. Hampir satu dari

tiga orang dewasa di Amerika menderita tekanan darah tinggi

(hipertensi). Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga pada 2004

oleh Departemen Kesehatan, prevalensi hipertensi di Indonesia pada

orang berusia di atas 35 tahun mencapai 15,6 persen. Menurut Riset

Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan Tahun 2007, 31,7 % dari

penduduk Indonesia mengalami penyakit tekanan darah tinggi.

Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh

penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain


7

yang tergolong mematikan. Laporan Komite Nasional Pencegahan,

Deteksi, Evaluasi dan Penanganan Hipertensi menyatakan bahwa

tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke, serangan

jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan stroke yang dapat menyebabkan

kerusakan otak dan saraf. Stroke biasanya disebabkan oleh suatu

perdarahan atau bekuan darah (trombosis) pada pembuluh darah yang

mensuplai darah ke otak. Stroke dapat menyebabkan kelemahan, atau

kelumpuhan pada lengan atau tungkai dan kesulitan bicara atau

penglihatan.

Hipertensi harus diterapi dengan baik mengingat tingginya

tingkat kematian yang diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit

hipertensi. Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakukan dengan

modifikasi gaya hidup, meliputi penurunan berat badan, pembatasan

asupan garam, diet kolesterol dan lemak jenuh, olah raga, pembatasan

konsumsi alkohol dan kopi, relaksasi untuk redakan stres, tidak

merokok, menggunakan suplemen. Selain dengan modifikasi gaya

hidup, diberikan juga obat anti hipertensi.

Pemberian obat antihipertensi pada pasien dengan peningkatan

tekanan darah ringan akan memberikan hasil yang baik ,namun perlu

pula dilakukan penyeleksian pemberian obat antihipertensi. Kepatuhan

meminum obat pada pengobatan hipertensi sangat penting karena

dengan minum obat antihipertensi secara teratur dapat mengontrol

tekanan darah. Selain menurunkan tekanan darah, obat antihipertensi


8

yang baik harus dapat memberi perlindungan pada organ penting tubuh

dengan efek samping minimal. Sehingga dalam jangka panjang resiko

kerusakan organ –organ penting tubuh seperti jantung, ginjal dan otak

dapat dikurangi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui ” Adanya

hubungan kepatuhan meminum obat antihipertensi dengan kejadian

stroke”.

2. Pertanyaan Masalah

a. Bagaimanakah karakteristik responden (umur,jenis

kelamin,pendidikan,pekerjaan) pasien hipertensi rawat jalan di Poli

Klinik Penyakit Dalam RSAL dr.Mintohardjo ?

b. Bagaimana kepatuhan pasien hipertensi dalam meminum obat

antihipertensi?

c. Bagaimanakah gambaran obat antihipertensi yang dikonsumsi

klien hipertensi?

d. Bagaimanakah hubungan pengetahuan meminum obat

antihipertensi dengan kepatuhan meminum obat pasien hipertensi?

e. Bagaimanakah hubungan status ekonomi dengan kepatuhan

meminum obat pasien hipertensi?

f. Bagaimanakah hubungan kepatuhan meminum obat antihipertensi

dengan kejadian stroke pada pasien hipertensi?


9

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kepatuhan meminum obat anti hipertensi

dengan kejadian stroke pada pasien hipertensi rawat jalan di Poli

Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Mintohardjo

Jakarta Pusat

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan informasi karakteristik responden penelitian (umur,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan kejadian stroke pada

pasien rawat jalan hipertensi.

b. Mendapatkan informasi tentang kepatuhan meminum obat anti

hipertensi.

c. Memperoleh informasi tentang obat anti hipertensi yang di

konsumsi klien.

d. Memperoleh informasi tentang hubungan pengetahuan dengan

kepatuhan meminum obat anti hipertensi.

e. Memperoleh informasi tentang hubungan status ekonomi dengan

kepatuhan meminum obat anti hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi :

1. Institusi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pelayanan

keperawatan dalam menangani pasien hipertensi, serta memberikan


10

masukan dan informasi kepada institusi pelayanan kesehatan tentang

hubungan kepatuhan meminum obat anti hipertensi dengan kejadian

stroke pada pasien hipertensi rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam

RSAL dr.Mintohardjo Tahun 2010.

2. Ilmu pengetahuan

Menambah bahan informasi sehingga dapat dilakukan

penelitian lebih luas tentang penyakit hipertensi.

3. Bagi peneliti

Sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan yang didapat

selama kuliah dan menambah pengetahuan tentang hubungan

kepatuhan pasien dalam meminum obat antihipertensi dengan kejadian

stroke.

4. Bagi pasien

Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien

terutama pasien sasaran program penanggulangan hipertensi.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan identifikasi yang telah didapatkan maka peneliti

membatasi dari rumusan masalah yaitu hubungan kepatuhan meminum

obat antihipertensi dengan kejadian stroke pada pasien hipertensi rawat

jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Angkatan Laut dr.

Mintohardjo Jakarta Pusat tahun 2010.


11

F. Sistematika Penulisan

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS

LEMBAR PUBLIKASI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR SKEMA

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI TERKAIT

1. Kepatuhan

a. Definisi Kepatuhan

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


12

Kepatuhan Meminum Obat

c. Pendekatan Untuk Meningkatkan Kepatuhan

d. Tingkat ketidakpatuhan

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan

2. Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

b. Klasifikasi Hipertensi

c. Etiologi

d. Patofisiologi hipertensi

e. Tanda dan Gejala Hipertensi

f. Faktor Resiko Hipertensi

g. Komplikasi

h. Pengobatan Hipertensi

1) Pengobatan hipertensi secara umum adalah

2) Kepatuhan meminum obat anti hipertensi

3. Stroke

a. Pengertian Stroke

b. Jenis – Jenis Stroke

c. Etiologi

d. Faktor Resiko

e. Patofisiologi

f. Manifestasi Klinis

g. Komplikasi

h. Pemeriksaan Diagnostik
13

i. Penatalaksanaan

j. Perawatan Stroke

B. Penelitian Terkait

C. Kerangka Teori

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

C. Definisi Operasional

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

C. Populasi Dan Sempel

D. Etika Penelitian

E. Cara Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Uji Coba Validitas Dan Reliabilitas

H. Teknik Analisa Data

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan


14

d. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

2. Kepatuhan Klien

3. Pengetahuan Obat Antihipertensi Klien

4.Status Ekonomi Klien

5.Kejadian Stroke

6.Jenis Obat Antihipertensi

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan Kepatuhan dengan Kejadian Stroke

2. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

3. Hubungan Status Ekonomi dengan Kepatuhan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Usia Responden

b. Jenis Kelamin Responden

c. Pendidikan Responden

d. Pekerjaan Responden

2. Kepatuhan Responden Meminum Obat Antihipertensi

3. Pengetahuan Responden

4. Status Ekonomi Responden

5. Kejadian Stroke

6. Obat Antihipertensi

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan kepatuhan meminum obat antihipertensi


15

dengan kejadian stroke

2. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan meminum

obat antihipertensi

3. Hubungan status ekonomi dengan kepatuhan meminum

obat antihipertensi

C. Keterbatasan Penelitian

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai