Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian korosi menggunakan inhibitor ekstrak alam

Parameter Proses Karakteristik


Laju Awal Laju Akhir
Jurnal Jenis Jenis Jenis Waktu
Korosi Korosi
Material Inhibitor Larutan (jam)
(MPY) (MPY)
Pengendalian laju
korosi baja st-37
dalam medium asam Ekstrak HCL 3%
Baja ST-37 92 5 - 10 0,5 - 1
klorida menggunakan daun teh NaCl 3%
inhibitor ekstrak daun
teh – Desi Mitra Sari
Efektifitas inhibitor
ekstrak tanin kulit
Ekstrak
kayu akasia terhadap
Baja ST-37 tanin kulit HCl 600 7,488 4,696
laju korosi baja lunak
kayu akasia
st-37 - Jalaluddin,
Ishak, Rosmayuni
Pengaruh inhibitor
ekstrak daun inai
terhadap laju korosi
Ekstrak
baja ST-37 diukur Baja ST-37 HNO3 - - -
daun inai
dengan metode
pengurangan massa –
Sri Handani
Ekstrak daun pucuk
merah sebagai
Ekstrak
inhibitor korosi baja
Baja ST-37 daun pucuk HCl 72 3,7 2,4
ST-37 dalam medium
merah
asam klorida – Ayu
Fika Helmi
Pengaruh
penambahan inhibitor
ekstrak tembakau Baja API 5L Ekstrak NaCl dan
60 9,8 8,9
terhadap laju korosi X-52 tembakau HNO3
internal pipa baja
pada artificial brine
water dengan injeksi
gas CO2

Metodologi Penelitian Pengendalian Korosi dengan Inhibitor

FAKTA
1. Parameter terjadinya korosi jika terdapat electrolyte path, metalic
path, cathode dan anode
2.

JUDUL
Menghambat laju korosi pada baja ST-37 menggunakan inhibitor Ekstrak
Daun Teh

PERSIAPAN BAHAN UJI


1. Preparasi spesimen baja SS-304 DATA MENTAH
Lempeng baja SS-304 dipotong dengan ukuran 6 x 8x 0.2 cm3. Sebelum digunakan, baja terlebih dahulu 1. Baja ST-37
digosok menggunakan kertas ampelas, dicuci dengan akuades dan aseton, dibilas lagi dengan akuades 2. Larutan asam klorida
kemudian dikeringkan. 3. Larutan natrium klorida
2. Pembuatan ekstrak daun pandan
4. Alat uji pH meter
Ditimbang 50 g serbuk kering daun pandan dimasukkan kedalam botol kaca, kemudian ditambahkan
375 mL etanol 96%. Campuran dibiarkan selama 5 hari sambil diaduk 3-4 jam perhari dengan shaker,
kemudian disaring. filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya menggunakan hingga diperoleh ekstrak
pekat (100%), yang selanjutnya dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa
(Harbone, 1987; Adfa, 2005, Vimala, dkk., 2012).
PENGUJIAN FITOKIMIA
1. Uji senyawa alkaloid
Larutan ekstrak daun pandan ditotolkan pada 4 lempeng lapis tipis silika gel 60
F254 berukuran 2x8 cm dan dielusi menggunakan eluen heksan:kloroform (2:8),
hasil optimasi. Tiap noda yang diperoleh setelah dielusi kemudian disemprot
dengan pereaksi Dragendorff
2. Uji Senyawa Fenolik
Sebanyak 2 mL ekstrak daun pandan dilarutkan dengan 2 mL FeCl3 1%, adanya
fenolik menimbulkan warna hijau, merah ungu, biru atau hitam kuat.
3. Uji Senyawa Steroid
Pengujian steroid dilakukan dengan cara disemprotkan kromatogram hasil KLT
dengan pereaksi Liebermann-Burchard dan dilanjutkan dengan pemanasan di
oven pada suhu 100 °C selama 10 menit
4. Uji Senyawa Antrakuinon
Pengujian antrakuinon dilakukan dengan cara disemprotkan kromatogram hasil
KLT dengan KOH 5% adanya antrakoinon ditunjukkan dengan diperoleh noda
berwarna merah pada kromatogram
5. Uji Senyawa Flavonoid
Sebanyak 2 mL Ekstrak daun pandan dilarutkan dalam 2 mL HCl 2 N dan
ditambahkan serbuk Zn, adanya flavonoid ditunjukan melalui perubahan warna
orange ketika dikocok.
6. Uji Senyawa Terpenoid
Sebanyak 2 mL kloroform ditambahkan ke 0,5 g ekstrak, H2SO4 pekat (3 mL) secara
hati-hati ditambahkan hingga membentuk lapisan. Munculnya warna cokelat
kemerahan menunjukan adanya terpenoid.
7. Uji Senyawa Tanin
Sebanyak 0,5 g ekstrak dididihkan dengan 10 mL didalam tabung reaksi kimia,
kemudian disaring. Teteskan sedikit FeCl3 0,1% amati perubahan warna

Anda mungkin juga menyukai