Anda di halaman 1dari 10

Proses Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad


mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan
tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan
mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri
pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-
senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk
membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan
dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas
menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran.
Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan
lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun
berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras
karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin
dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur
sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai
mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak
yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang
dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan
dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai
tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir
atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar
dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila
gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori,
minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut
petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya
minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut
cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin,
sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di
lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi.
Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial
menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil
dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur
minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur
sumber.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari
dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang
mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di
danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi
batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan
mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan
menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama
jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang
menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu
pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di
dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau
masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50
sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya
mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak
karbon yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak
yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting
adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun
berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih
rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
MODEL CEBAKAN MIGAS
Hampir sebagian besar minyak dan gas bumi ditemukan pada lapisan batuan pasir dan
karbonat. Sangat terbatas terbentuk batuan shale, batuan volkanik ataupun rekahan batuan
dasar (basalt).
Studi pendahuluan meliputi geologi regional, yang menyangkut studi komparatif atau
perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif. studi ini
mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran eksplorasi, struktur yang dapat
bertindak sebagai perangkap dan seterusnya. Pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen
didapatkan, kemungkinan ditemukannya minyak bumi akan lebih besar.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen itu, tentu lebih banyak lagi
formasi yang dapat bertindak sebagai reservoir maupun sebagai batuan induk. Lebih luasnya
batuan sedimen tersebar, akan lebih memungkinkan atau lebih leluasa kita mencapai perangkap
minyak dan gas bumi.
Eksplorasi minyak atau pencarian minyak merupakan suatu bahasan atau kajian yang
panjang tentang kebumian dan ilmu pengetahuan alam. Dalam suatu kajian atau bahasan dasar,
penelitian yang dilakukan oleh orang-orang yang menguasai ilmu kebumian yang biasa disebut
geologis, karena mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon
tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai
danau, namun berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya seperti
gambar di bawah ini. Secara ilmu geologi untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi
akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut.
Model cebakan migas di indonesia tidak jauh berbeda dengan cebakan migas di belahan
dunia lainnya.
a. Perangkap struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe
struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya
struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan
perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur
perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap
minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan.
b. Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini
terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan
pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan
terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang
pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi
yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang
sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat
ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
c. Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang
antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada
bangunan. Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang
permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan
yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
d. Jebakan Struktural lainnya
Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional
regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan
memotong patahan yang sejajar Mudstone. Kemudian,Rollover anticline on thrust, adalah
jebakan yang minyak bumi berada padaHanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya
lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.
e. Perangkap Kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan
stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi
bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu
jenis perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk
ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua
perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri.
f. Perangkap Hidrodinamik
Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangta
jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran
pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat
menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya
dari iar hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan
bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung
pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak
ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang konvensional.
Eksplorasi Minyak Bumi
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau
melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam dunia perminyakan,
eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan
beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para
geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang
bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak
bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut dalam eksplorasi minyak
bumi hal ini disebut kajian geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak
potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan
hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale). batuan
ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil
yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai
penyusun ikatan kimia hidrokarbon
Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan
dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia
karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke
tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya
sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak
terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan
kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari
proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua
jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat
penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan
melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar
lapisannya. Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang
rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg
dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan
tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.
Perangkap Reservoir (Reservoir Trap), Merupakan unsur pembentuk reservoir
sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke
bawah, hal ini akan mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada
maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang
atau tidak ekonomis sama sekali.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk
mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas
terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas
bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut
yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan
hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian
geofisika. Pada tahapan ini metoda – metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang
lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di
ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi
dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut
memiliki sifat – sifat sebagai batuan sumber, reservoir, dan batuan perangkap atau hanya batuan
yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip
fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.Metoda tersebut adalah:
Survey Geologi Permukaan, pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat
dilakukan jika memang terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di
sepanjang sungai.
Eksplorasi seismik, Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya
meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam
bumi. Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini
telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus
metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan,
pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran
serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak
Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh
fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam
batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air
memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan
minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah
dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah.
sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut
sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki:
Data porositas
Data berat jenis, data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan
bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan
berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi
hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.
Sebagai tambahan semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem
penilaian, kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua
prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana pemboran
secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan
pada kedalaman berapa. Prognosis meliputi ;
Lokasi Yang Tepat, lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat
lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan
ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus
dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik,
juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali
sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
Kedalaman Akhir, kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan
dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. penntuan kedalaman
akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama
pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu kita sewa.
Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan
semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan
dasar.
Latar Belakang Geologi, alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi.
Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi dilakukan
di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan dari prospek
tersebut.
Objektif Atau Lapisan Reservoir Yang Diharapkan, ini biasanya sudah ditentukan dan
stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan
reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh
pemboran, dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus, juga dalam prognosis ini harus kita
tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi
ini harus ditentukan dari data seismik.
Jenis Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan, pada setiap Pemboran eksplorasi
selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-Logan lumpur, Peng-Logan
Cutting, Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan sebagainya. Sebaiknya pada pemboran
eksplorasi dilakukan survey yang lengkap , selain itu juga harus direncanakan apakah akan
dilakukan pengambilan batu inti (coring) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian
eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang sangat baik
dalam pengembangan suatu lapangan nantinya.

Metode seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala
arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-
riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi
untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada
tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur
yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang
digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di
Oklahoma pada tahun 1921.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi
sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja
yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang
yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan
sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo
gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.

Macam metoda seismik


Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan
seismik refleksi.
a. Seismik refraksi
Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang
formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air
tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang
pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan
lokasi dari horizon-horizon geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu
penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari
bantalan batuan cadas.
b. Seismik refleksi
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju
dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah
pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang.Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismic
refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi.
Gelombangpantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P,
Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk
menerangkan aktifitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan
bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut
dengan penampang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode
seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan
minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Mekanisme pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam Seismik Refraksi
adalah mengetahui jarak dan waktu yang terekam oleh alat Seismograf untuk mengetahui
kedalaman dan jenis lapisan tanah yang diteliti. Dari getaran atau gelombang yang diinjeksikan
dari permukaan tanah akan merambat kebawah lapisan tanah secara radial yang di mana pada
saat bertemu lapisan dengan sifat elastik batuan di bawah permukaan yang berbeda. Maka
gelombang yang datang akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang
melewati bidang batas dengan sifat lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan
kepermukaan kemudian di tangkap oleh alat reciver yaitu Geophone yang diletakkan di
permukaan.

Anda mungkin juga menyukai