ANALISIS KASUS Lapkas
ANALISIS KASUS Lapkas
2.1.2 Etiologi
Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus (arboviruses) dan sekarang
dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis serotipe
yaitu den-1, den-2, den-3 dan den-4. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe yang lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi dengan 3 atau bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Keempat jenis serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotipe den-3 merupakan
serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat.2,3
2.1.3 Patogenesis
Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis infeksi dengue adalah
hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory) dan hipotesis immune
enhancement.4
16
17
(e) Sel monosit yang telah teraktivasi akan mengadakan interaksi dengan sistem
humoral dan sistem komplemen dengan akibat dilepaskannya mediator yang
mempengaruhi permeabilitas kapiler dan mengaktivasi sistem koagulasi.
Mekanisme ini disebut mekanisme efektor.
2. Aktivasi Limfosit T
Limfosit T juga memegang peran penting dalam patogenesis DBD. Akibat rangsang
monosit yang terinfeksi virus dengue atau antigen virus dengue, limfosit dapat
mengeluarkan interferon (IFN-a dan y). Pada infeksi sekunder oleh virus dengue (serotipe
berbeda dengan infeksi pertama), limfosit T CD4+ berproliferasi dan menghasilkan IFN-
a. IFN-a selanjutnya merangsang sel yang terinfeksi virus dengue dan mengakibatkan
monosit memproduksi mediator. Oleh limfosit T CD4+ dan CD8+ spesifik virus dengue,
monosit akan mengalami lisis dan mengeluarkan mediator yang menyebabkan kebocoran
plasma dan perdarahan. Hipotesis kedua patogenesis DBD mempunyai konsep dasar
bahwa keempat serotipe virus dengue mempunyai potensi patogen yang sama dan gejala
berat terjadi sebagai akibat serotipe/ galur serotipe virus dengue yang paling virulen.2
2. Demam Dengue
Masa tunas berkisar antara 3-5 hari (pada umumnya 5-8 hari). Awal penyakit
biasanya mendadak, disertai gejala prodromal seperti nyeri kepala, nyeri berbagai bagian
tubuh, anoreksia, rasa menggigil, dan malaise. Dijumpai trias sindrom, yaitu demam tinggi,
nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam (rash). Ruam timbul pada 6 -12 jam
sebelum suhu naik pertama kali, yaitu pada hari sakit ke 3-5 berlangsung 3-4 hari. Ruam
bersifat makulopapular yang menghilang pada tekanan. Ruam terdapat di dada, tubuh serta
abdomen, menyebar ke anggota gerak dan muka.2,7
Gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan suhu, nyeri kepala hebat,
nyeri di belakang bola mata, punggung, otot, sendi dan disertai rasa mengigil. Dapat
dijumpai bentuk kurva suhu bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kurva ini
tidak ditemukan pada semua pasien sehingga tidak dapat dianggap patognomonik.
Anoreksia dan obstipasi sering dilaporkan, di samping itu perasaan tidak nyaman di daerah
epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan. Gejala klinis lain yang
sering dijumpai ialah fotofobia, keringat yang bercucuran, suara serak, batuk, epistaksis,
dan disuria. Demam menghilang secara lisis, disertai keluarnya banyak keringat. Kelenjar
limfa servikal dilaporkan membesar pada 67-77% kasus. Beberapa sarjana menyebutnya
sebagai Castelani's sign, sangat patognomonik dan merupakan patokan yang berguna
untuk membuat diagnosis banding. Manifestasi perdarahan tidak sering dijumpai. Bentuk
perdarahan yang dilaporkan ialah menoragi dan menstruasi dini, abortus atau kelahiran
bayi berat badan lahir rendah, mungkin sekali akibat perdarahan uterus.2
Temuan laboratorium pada demam dengue adalah sebagai berikut:5
1. Total WBC biasanya normal pada onset awal demam, kemudian menjadi leukopenia
dengan penurunan neutrofil pada periode demam.
20
Confirmed Diagnosis
Probable case dengan minimal 1 gejala berikut:5
- Isolasi virus dengue dari serum, cairan serebrospinal atau sampel autopsy
- Peningkatan serum IgG empat kali lipat atau lebih (dengan tes inhibisi
hemaglutinasi) atau peningkatan antibodi IgM spesifik terhadap virus dengue.
- Deteksi virus dengue atau antigen pada serum, jaringan atau cairan serebrospinal
dengan immunohistocemistri, immunofluorosens, enzyme-linked immunosorbent
assay.
- Deteksi sekuens genom virus dengue dengan PCR.
rumatan selama 1 hari sebesar 1500. Maka cairan rumatan + 5% adalah 2500 ml. Volume
cairan ini diberikan dalam waktu 48 jam pada pasien tanpa syok. 6
Perbaikan
Perbaikan
c. Manajemen Konvalesens
a. Konvalesens ditandai dengan meningkatnya parametes klinis, dan kondisi
umum, serta nafsu makan.
b. Status hemodinamik, perfusi perifer dan tanda vital tstabil.
c. Penurunan hematokrit ke nilai normal atau di awah nilai normal dan diuresis.
26
Tanda Penyembuhan: 6
a. Nadi, tekanan darah dan frekuensi nafas stabil.
b. Temperatur tubuh normal.
c. Tidak ada bukti perdarahan eksternal atau internal.
d. Nafsu makan membaik
e. Tidak ada muntah dan nyeri bdomen.
f. Urine output bagus.
g. Hematokrit stabil.
h. Munculnya ruam petekie konfluen atau gatal, terutama pada ekstremitas.
ANALISIS KASUS