Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN KIMIA

Biuret

Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan
itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/
warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan
dasar reaksi sebagau berikut :
kompleks koordinasi antara Cu 2+ dgn gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan
alkalis, akan membentuk warna lembayung.

6.1 Reaksi Biuret


Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea. Uji biuret bertujuan untuk menentukan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus amida asam. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan- ikatan peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Prinsip dalam uji biuret ini adalah
pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Pada reaksi ini positif untuk zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida. Reaksi
ini negatif untuk asam amino yang tidak mempunyai ikatan peptida atau yang hanya
mengandung 1 ikatan peptide.
Kelebihan menggunakan uji biuret adalah tidak terjadi reaksi antara asam amino dengan
vitamin, proses pengujiannya berlangsung secara cepat dan hasilnya dapat terlihat dengan
cepat. Sedangkan kerugian yang dapat ditimbulkan menggunakan pengujian biuret adalah
mahal, dapat mengalami gangguan dari zat- zat lain yang bereaksi dengan pereaksi biuret
kecil, tidak dapat mendeteksi nitrogen non peptide serta konsentrasi NH4+ yang tinggi dapat
mengganggu proses reaksi sehingga NH4+ harus distandarkan terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1, dari kedua sampel setelah dilakukan pengujian
biuret ini mengalami perbedaan. Sampel pertama yaitu albumin mengalami perubahan warna
setelah ditetesi dengan CuSO4 0,1%. Perubahan warna yang terjadi adalah terbentuknya
warna ungu di atas larutan. Semakin banyak tetesan CuSO4 0,1% maka warna ungu juga
menjadi semakin banyak. Hasil warna ungu menandakan bahwa albumin positif memiliki
ikatan peptida. Perubahan warna terjadi dikarenakan albumin mengandung dua atau lebih
ikatan peptida. Albumin yang sering ditemui sehari-hari adalah pada putih telur, telur
merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik untuk dikonsumsi oleh manusia.
Berbeda dengan albumin, untuk sampel urea tidak terjadi perubahan warna bahkan setelah
ditetesi dengan CuSO4 0,1% hingga 10 tetes. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada
urea tidak memiliki ikatan peptida.

Protein berasal dari bahasa yunani proteios ‘tempat pertama’, protein menyusun lebih
dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan teramat penting adalah hampir semua hal yang
dilakukan oleh organisme, Protein terbagi dua ada protein nabati yang contohnya kedelai,
tempe dll, dan hewani yang contohnya ikan, ayam daging sapi, telur dll.
Reagen Biuret mengandung CuSO4. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan
mempunyai struktur mirip dengan struktur pepetida dari protein. Prinsip reaksi Biuret adalah
reaksi antara tembaga sulfat dalam alkali dengan senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan
pepetida seperti protein yang memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret
adalah untuk membentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi
biuret ini bersifat spesifik, artinya hanya senyawa yang mengandung ikatan pepetida
saja yang akan bereaksi dengan pereaksi Biuret.
Protein mempunyai ciri khas sendiri dari karbohidrat dan lemak, yaitu pada rumus
struktur dasarnya karbohidrat (CHOH) lemak (CHO) dan protein (CHO(N)). Warna dari
CuSO4 itu biru muda. Albumin menunjukkan warna ungu (+) karena dia mengandung ikatan
rangkap atau dengan kata lain polipeptida yang lebih banyak dan ikatan biuret dengan ikatan
peptida itu sama yang terkandung dalam protein sedangkan urea menunjukkan (-) karena dia
ikatan rangkapnya lebih sederhana, penambahan tembaga sulfat 10 tetes karena apabila
terlalu banyak ditambahkan tembaga sulfat maka warna ungu pada uji biuret berubah
menjadi kebiruan.
Uji Biuret
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea. Uji biuret bertujuan untuk menentukan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus amida asam. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan- ikatan peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Prinsip dalam uji biuret ini adalah
pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Pada reaksi ini positif untuk zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida. Reaksi
ini negatif untuk asam amino yang tidak mempunyai ikatan peptida atau yang hanya
mengandung 1 ikatan peptida.
Kelebihan menggunakan uji biuret adalah tidak terjadi reaksi antara asam amino dengan
vitamin, proses pengujiannya berlangsung secara cepat dan hasilnya dapat terlihat dengan
cepat. Sedangkan kerugian yang dapat ditimbulkan menggunakan pengujian biuret adalah
mahal, dapat mengalami gangguan dari zat- zat lain yang bereaksi dengan pereaksi biuret
kecil, tidak dapat mendeteksi nitrogen non peptide serta konsentrasi NH4+ yang tinggi dapat
mengganggu proses reaksi sehingga NH4+ harus distandarkan terlebih dahulu

Uji Molisch
Pada percobaan uji molish dilakukan dengan menguji bahan yang diduga mengandung
karbohidrat yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam
sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat
polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, maltosa, dan
amilum) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada
tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam
sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi
yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian
dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana
pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, maltosa
dan amilum. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena merupakan
monosakarida. Sedangkan amilum adalah polisakarida yang harus dihidrolisis menjadi
monosakarida terlebih dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural. Berdasarkan prinsip
percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan
memberikan senyawa berwarna ungu kompleks. Dan hal ini terbukti pada percobaan yang
telah kami lakukan

PERSAMAAN REAKSI UJI MOLISCH

Anda mungkin juga menyukai