Anda di halaman 1dari 3

Suatu hari Ny. Anis mendatangi seklah untuk menemui wali kelas anaknya.

Ia ingin meminta
pertanggung jawaban sekolah atas kelalaian sekolah dalam mengawasi murid-murisnya,
karena anaknya Jojo masuk rumah sakit karena dibully oleh teman sekelasnya.

Pemeran :

1. Ibu korban : Anisatul Muntamah (18)


2. Ibu wali kelas : Annisa Devia Islami (18)
3. Ibu polisi : Khofifah Dwi Safirah (1811125269)

Ibu polisi : “Selamat pagi buk, apakah benar dengan ibu Annisa?”

Ibu wali kelas : “Selamat pagi, ya benar saya sendiri. Ada apa bu?”

Ibu korban : “Bu, saya ingin melaporkan sekolah ibu atas tindakan pembullyan terhadap
anak saya sampai-sampai masuk rumah sakit.”

Ibu wali kelas : “Loh, pembullyan apa ini buk?”

Ibu polisi : “Untuk keterangan lebih lanjut, sebaiknya ibu jelaskan dikantor polisi saja
nanti.”

Dikantor polisi.

Ibu polisi : ”Bu, tolong jelaskan kronologi kejadian yang menimpa anak ibu Anis.”

Ibu korban : “Jadi begini bu, pada malam tadi saya melihat baju anak saya itu sudah
berantakan semua, dan mukannya pucat. Kemudian hidung anak saya
berdarah buk, lalu saya bawa kerumah sakit. Dihari sebelumnya saya juga
searing mendapati anak saya pulang dengan baju yang kotor dan
berantakan. Saya curiga anak saya dibully oleh salah satu temannya.”

Ibu polisi : “Bagaimana ibu Annisa selaku wali kelas dari Jojo menjelaskan
kronologinya?”

Ibu wali kelas : “Maaf sebelumnya buk, tapi saya tidak mengetahui tentang hal ini.”

Ibu korban : “Bagai mana mungkin ibu tidak mengetahuinya, sementara ibu adalah wali
kelas disekolah anak saya.”

Ibu polisi : “Mohon tenang dulu buk. Mari ita bicarakan ini baik-baik dan tenang
menggunakan kepala dingin. Jika benar ini adalah kasus pembullyan maka
kami selaku pihak dari kepolisian akan segera menuntaskan kasus ini bu.
Dan untuk ibu Annisa selaku ibu wali kelas Jojo, serta ibu Anis orang tua dari
Jojo mohon kerjasamanya.”
Ibu korban : “Baiklah kalau begitu, bu.”

Keesokan harinya.

Ibu polisi : (menelepon ibu korban) “Selamat siang bu Anis, maaf menganggu
waktunya. Apakah ibu bisa datang ke kantor kami sekarang juga?”

Ibu okrban : “Baik bu, saya segera kesana.”

Sesampainnya di kantor polisi, telah tampak wali kelas Jojo bersama polisi untuk
merundingkan hal yang tertunda kemarin.

Ibu wali kela : “Selamat siang bu.” (menjabat tangan ibu korban)

Ibu korban : “Selamat siang bu.”

Ibu polisi : “Jadi begini bu, kami baru saja menyelidiki kasus yang terjadi pada anak
ibu, Jojo anak ibu beberapa minggu ini selalu menganggu temannya yang
bernama Doni. Nah mungkin karen ia membalas perbuatan Jojo hingga
tanpa sengaja ia mendorong Jojo hingga kepalanya terbentur hebat. Baju
Jojo yang ibu lihat ketika sepulang sekolah beberapa hari lalu itu adalah
karna ulahnya yang setiap hari menganggu Doni. Sementara yag saya
dengar bahwa Doni itu adalah anak yatim piatu.”

Ibu korban : “Bagaimana mungkin anak saya yang melakukannya. Selama ini anak saya
selalu bersikap baik.”

Ibu wali kelas : “Iya bu, kami paham, mungkin karena pengaruh lingkungan luar anak ibu
berubah menjadi seorang pembully.”

Ibu polisi : “Jadi bu, jika dikaitkan dalam hukum, kedua anak ini memang bersalah. Si
Doni telah melangar UU perlindungan anak no. 23 tahun 2002 pasal 54
tentang kekerasan pada anak sekolah. Dan Jojo, sudah melanggar UU no. 23
tahun 2002 pasal 80 ayat 1 tentang tindakan ancaman kekerasan yang aka
dipidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan. Jadi mengingat umur Jojo dan
Doni merupakan golongan anak di bawah umur, kami pihak kepolisian
memberikan tanggung jawab penuh kepadaibu dari Jojo dan ibu wali kelas
agar lebih mendidik hal-hal yang tidak diinginkan lagi.”

Ibu wali kelas : “baik bu, saya akan lebih berwaspada lagi dalam mengawasi anak-anak
murid saya.”

Ibu korban : “Astagfirullah… saya baru tahu, jika anak saya sudah tidak selembut ketika
ia dirumah. Baiklah buk polisi saya akan menerima penuh tanggung jawab
tersebut. Kepada bu Annisa, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya ya
bu.

Ibu walikelas : “tidak apa-apa kok bu.”

Ibu polisi : “Ya sudah, kalau begitu silahkan ibu tanda tangan pada berkas perjanjian
ini.”

Ibu korban : “Baik bu.”

Ibu wali kelas : “Baik bu, terima kasih banyak buk polwan.”

Anda mungkin juga menyukai