Anda di halaman 1dari 17

Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai "satuan

molekular" pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan
mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat.
Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi
selular. ATP yang berada di luar sitoplasma atau di luar sel dapat berfungsi sebagai agen signaling
yang memengaruhi pertumbuhan dan respon terhadap perubahan lingkungan.

Komposisi Kimia
ATP terdiri dari adenosina dan tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3,
dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot molekul 507.184
u. Gugus fosforil pada AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat.

Sintesis

Model molekul ATP

ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai di
mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP
sintetase. Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses
fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula,
glukosa dipecah menjadi asam piruvat di dalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu
molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi
dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP.

ATP dalam tubuh manusia


Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1 mol. Energi yang digunakan oleh
sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga 300 mol ATP per hari.
Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali setiap hari. ATP
tidak dapat disimpan, karenanya sintesis harus segera diikuti dengan penggunaan.

Trifosfat lain
Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain, seperti GTP.
Energi dapat dengan mudah ditransfer antar trifosfat-trifosfat ini dengan ATP melalui reaksi
yang dikatalisis oleh nukleosida difosfokinase: Energi dilepaskan ketika terjadi hidrolisis
terhadap ikatan-ikatan fosfat berenergi tinggi. Energi ini dapat digunakan oleh berbagai
macam enzim, protein motor, dan protein transpor untuk melangsungkan kehidupan sel.
Selain energi, hidrolisis akan melepaskan fosfat anorganik dan ADP yang dapat dipecah lagi
menjadi satu ion fosfat dan AMP. ATP juga dapat langsung dipecah menjadi adenosina
monofosfat dan pirofosfat.

Reaksi ADP dengan GTP

ADP + GTP ATP + GDP

Belakangan ini banyak dibicarakan kemungkinan menggunakan ATP sebagai sumber energi
untuk nanoteknologi dan implan sehingga peralatan seperti alat pacu jantung buatan tidak lagi
memerlukan baterai.

Peran biokimia dan fisiologi


Peran ATP yang paling banyak dikenali orang adalah sebagai pembawa energi, dalam bentuk
yang tertukar sebagai ATP dan ADP. Fungsi ini berlangsung di berbagai kompartemen sel,
tetapi kebanyakan terjadi pada sitosol (ruang di dalam sitoplasma yang berisi cairan kental).
Sebagai pembawa energi, ATP juga banyak dijumpai pada mitokondria.

ATP dan nukleosida trifosfat lainnya dapat berada di luar sel, menempati matriks
ekstraselular. Di sini mereka berperan sebagai agen signaling yang merespon perubahan
lingkungan atau gangguan dari organisme lain untuk kemudian ditangkap oleh reseptor pada
membran sel. Mekanisme ini belum banyak dipelajari dan diketahui terjadi pada hewan dan,
ternyata, juga pada tumbuhan.[1]

http://id.wikipedia.org/wiki/Adenosina_trifosfat

Inilah konsepnya pembentukan ATP pada mitokondria :

1. Energi yang dihasilkan oleh system transport elektron menghasilkan system transport aktif
untuk mengeluarkan H+
2. Sistem transport aktif memompa proton (H+) dari matriks ke ruang intermembran
3. Gradient proton terbentuk dengan pH di luar lebih rendah dibanding di dalam, proton yang
ada di luar harus kembali lagi ke dalam matriks untuk menyamakan kondisi pH.
4. Ketika proton kembali ke dalam matriks melewati enzim ATP sintase, maka energi bebas
terbentuk (21kj/mol untuk tiap H) dan digunakan untuk menyatukan 1 molekul ADP dengan
1 molekul phosphat yang ada di matriks mitokondria untuk membentuk 1 molekul ATP.

Komponen bergerak pada membran adalah : koenzim Q dan sitokrom C

Komponen yang terlibat adalah

NAD+ dan NADH

Nicotinamide Adenine Dinucleotide, dibentuk oleh penambahan inti Hidrogen dan dua
elektron hydride ion ke NAD+. Cincin Nicotinamide akan kurang stabil saat menerima ion
hidrida, akibatnya elektron ion hidrida dari NADH dapat dengan mudah ditransfer.

Protein Fe-S(Besi Sulfur)


Berikatan dengan flavoprotein (metaflavoprotein) dan dengan sitokrom b

Ubiquinone/Coenzyme Q

Terdapat dalam mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi (aerob) dan kuinol tereduksi
(anaerob), merupakan unsure pembentuk lipida, rumus bangun mirip vitamin K dan E,
menyerupai plastokuinon (pada kloroplas), rantai samping poliisosprenoid, pengumpul
ekivalen pereduksi dari suksinat kolinn, gliserol-3-fosfat, sarkosin, dimetilglisin, asilkoa,
yang berikatan langsung dengan rantai respirasi lewat enzim (Flavoprotein dehidrogenase),
menerima aliran ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, mengalirkan elektron
melewati rangkaian sitokrom menuju molekul Oksigen.

==========================

Pelepasan atom H pada waktu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Kreb’s jika tdak
ditangkap oleh NAD atau FAD akan menyebabkan peningkatan ion H di bagian dalam sel
dan akan menyebabkan sel keracunan. NAD ataupun FAD bisa berikatan dengan atom H
adalah karena sifat dari kedua molekul tersebut (NAD/FAD) bersifat sebagai oksidator yang
kuat sehingga sangat mudah untuk berikatan dengan H.

selanjutnya NAD atau FAD harus tetap tersedia di dalam sel sebagai oksidator, oleh
karenanya NAD/FAD yang sudah berikatan dengan atom H menjadi bentuk NADH/FADH
harus segera melepas/membuang ion H tersebut. NADH/FADH akan melepaskan atom H
sebagai elektron pada suatu sistem yang disebut Sistem Trasnfer Elektron.

Harus digunakan STE adalah karena sistem ini akan melepas energi yang besar secara
bertahap. Jika atom H langsung dilepaskan dari NAD/FAD dan diterima oleh oksigen maka
akan terjadi ledakan energi di dalam sel. oleh karenanya agar tidak terjadi ledakan
dilepaskanlah energi itu perlahan-lahan dalam sistem ini.

ATP dapat dibentuk pada waktu elektron dipindahkan dari NADH dan FADH2 ke O2 adalah
karena ada pembebasan energi yang cukup besar untuk menyatukan 1 gugus phosphat dengan
1 molekul ADP antara senyawa penerima elektron sebelum dan sesudahnya. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar berikut:
keterangan gambar:

1. ENZIM NADH DEHIDROGENASE –>kompleks enzim I


2. KOMPLEKS PROTEIN-SITOKROM (BC1 KOMPLEKS) –>kompleks enzim III
3. KOMPLEKS SITOKROM OKSIDo reduktase –> kompleks enzim IV

Ketiga protein tersebut memiliki kelebihan untuk memindahkan elektron ke aseptor elektron
berikutnya dan mengeluarkan ion H+ dari matriks (yang dilepaskan NADH kematriks
mitokondria) ke ruang antar membran pada mitokondria. Akibatnya ruang antar membran
lebih kaya ion hidrogen dibandingkan dengan matriks mitokondria. sedangkan protein yang
palaing kanan adalah ATP-sintase yang berfungsi menggabungkan ADP dengan P untuk
membentuk ATP.

inilah mekanismenya:

I. Pengikatan NADH pada kompleks enzim I, dan diikuti pelepasan 2 elektron. elektron
memasuk kompleks enzim I via gugus prostetik FMN yang melekat pada kompleks enzim I.
penempelan tersebut mengubah FMN menjadi dalam bentuk tereduksi FMNH2 yang berarti
merupakan oksidator yang kuat dan akan diteruskan ke rangakaian cluster besi dan sulfur
(gugus prostetic berikutnya) sepanjang kompleks enzim I.

Setelah elektron melewati kompleks enzim I, maka 4 proton akan dipompa dari matriks
mitokondria ke ruang antar membran. Secara pasti penjelasan peristiwa ini masih belum jelas
dalam dunia ilmiah., tetapi untuk sementara dijelaskan dengan keterlibatan perubahan
komformasi bentuk kompleks enzim I yang menyebabkan protein mengikat proton pada sisi-
N dari membran dan membebaskan mereka pada sisi-P membran. Akhirnya, elektron
ditransfer dari rantai cluster besi-sulfur ke molekul ubikuinon(Q) di membran dalam. Reduksi
ubikuinon juga memberi kontribusi untuk menciptakan gradient proton dengan cara
mengeluarkan dari matriks pada saat tereduksi menjadi ubikuinol(QH2)

II..Succinate-Q oxidoreductase, dikenal juga sebagai kompleks enzim II/ suksinat


dehidrogenase,adalah entri point kedua dalam sistem transport elektron. kompleks enzim II
terdiri dari 4 sub unit dan mengandung ikatan kofaktor flavin adenin dinukleotida(FAD),
klaster besi-sulfur, dan sebuah gugus heme yang tidak berpartisipasi pada transfer elektron ke
koenzim Q. kompleks enzim II mengoksidasi suksinat menjadi fumarat dan mereuksi
ubikuinon. pembebasan energi yang dihasilkan lebih kecil daripada oksidasi NADH, komleks
II tidak memindahkan elektron melewati membran dan tidak memberikan kontribusi
membentuk gradien proton.

Q-cytochrome c oxidoreductase iii. Q-sitokrom c oksidoreduktase juga dikenal dengan,


kompleks sitokrom bc1, atau kompleks III. setiap kompleks mengandung 11 subunit protein ,
sebuah[2Fe-2S] klaster besi-sulfur dan 3 cytochromes: 1 cytochrome c1 and 2 b
cytochromes.[35] Sitokrom adalah semacam protein yang bisa mentransfer elektron yang
mengandung sekurang-kurangnya gugus heme. atom besi yang terdapat pada kompleks III
memberikan bentuk alternatif antara ferro yang tereduksi dan feri yang teroksidasi karena
elektron yang ditranser sepanjang membran.

Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks III adalah mengoksidasi satu molekul ubikuinol dan
mereduksi 2 molekul sitokrom c., Sebuah protein heme kehilangan hubungan dengan
mitokondria. Tidak sperti koenzim Q, yang membawa 2 elektron, sitokrom c hanya
memwabawa 1 elektron saja.

Karena hanya bisa mengangkut satu elektron saja dari OH2 ke sitokrom c dalam sekali waktu
makaharus terjadi dalam 2 tahap yang disebut siklus Q. Kemudian karena koenzim Q
tereduksi menjadi ubikuinol pada sisi dalam membran dan teroksidasi menjadi bentuk
ubikuinon di bagian luar, pengeluaran proton terjadi lagi sehingga menambahkan kekuatan
gradient proton.[3]

sitokrom c oksidase (kompleks IV)

info detail silahkan klik link berikut: cytochrome c oxidase.


Complex IV: cytochrome c oxidase.

Cytochrome c oxidase, dikenal juga sebagai kompleks IV, merupakan kompleks protein yang
terakhir dalam STE. [38] mengandung 13 subunits protein, 2 gugus heme, 3 atoms ion metal
yaitu 1 copper, 1 magnesium and 1 zinc.[39]

Enzim ini berfungsi mentransfer elektron ke oksigen, sementara memompa proton melewati
membran sehingga berkontribusi dalam menciptkan gradien proton.[40] Oksigen sebagai
aseptor elektron terakhir akan direduksi menjadi air pada tahap ini. reaksinya yaitu
mengkatalisis oksidasi sitokrom c dan reduksi oksigen.

dehidrogenase), menerima aliran ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, mengalirkan


elektron melewati rangkaian sitokrom menuju molekul Oksigen.

http://konsepbiologi.wordpress.com/2011/07/20/sistem-transport-elektron-ste/

Terbentuknya ATP dan GTP

Terbentuknya reaksi ATP

ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai di
mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintetase.
Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses fotosintesis.
Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah
menjadi asam piruvat di dalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu molekul glukosa akan
dihasilkan dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan
menghasilkan total 36 ATP.
Mitokondria Sumber Energi

: Asam piruvat, energi, Gen, karbon dioksida, Lemak, mitokondria, molekul, organ, organel, proses
oksidasi, siklus krebs, Sitoplasma

Mitokondria merupakan sumber energi (powerhouse) dari sel berfungsi mengekstrak energi
dari makanan. Mitokondria merupakan organel yang besar dalam sel dan menempati sekitar 25%
volume sitoplasma.

Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran dalam. Membran
luar mempunyai pori-pori yang memungkinkan molekul besar melewatinya. Membran dalam terdiri
dari 80% protein dan 20% lemak dan menonjol ke dalam. Pada tonjolan ini (crista) terdapat banyak
enzim-enzim oksidatuf fosforilase. Enzim ini berperan pada proses oksidasi glukosa dan lemak serta
sintesa ATP dari ADP. Pada bagian dalam mitokondria (matriks)juga terdapat banyak enzim yang
diperlukan untuk ekstraksi energi dari bahan-bahan makanan. Energi yang dilepaskan digunakan
untuk sintesa ATP.

Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi


yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat (ATP). Walaupun
banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya
menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan
karena ia merupakan cara yang sangat efisien untuk melepaskan energi, dibandingkan dengan
proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.

Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor elektron ke penerima


elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk
membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di
dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel.
Enzim-enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota,
lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak
enzim-enzim berbeda yang terlibat.

 ATP –> ADP + Pi + 12.000 kalori


 ADP –> AMP + Pi + 12.000 kalori

Adenosin trifosfat : (ATP) Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya
adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan berat molekul 507.184. ATP terdiri atas adenosin dan
tiga gugus fasfat. Dalam biokimia ATP dikenal sebagai satuan molekuler pertukaran energi intrasel,
artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan mentransportasikan energi kimia dalam sel.
ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat.

Molekul ATP pada beberapa metabolisme dapat dihasilkan dengan beberapa cara:
1. Glikolisis atau reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat.
C6H1206[Glukosa] + 2 NAD+ + 2 P1 (fosfat) + 2 ADP → 2 piruvat + 2 NADH + 2 ATP + 2 H+ + 2 H2O
2. Glikolisis pada lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) untuk menghasilkan lebih banyak ATP :
C6H1206[Glukosa] + 2 ATP + 2NAD+ → 2 piruvat + 4 ATP + 2NADH
3. ATP sintase disebut juga kompleks V (reaksi kesetimbangan fosforilasi )
ADP + P1 [fosfat] + 4H+(sitosol) <--> ATP + H2O + 4 H+ (matriks)
4. Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain seperti GTP, Reaksi ADP
(Adenosine difosfat) dengan GTP (Guanosina difosfat) juga menghasilkan ATP
ADP[Adenosine difosfat] + GTP [Guanosina trifosfat] → ATP + GDP[Guanosina difosfat]

Macam-macam Sistem Energi

Oksidasi Glikogen, Oksidasi lemak, Oksidasi protein, senyawa kimia, Sistem Aerobik, Sistem ATP-CP,
Sistem Glikolisis anaerobik

1. Sistem ATP-CP (sistem kreatin fosfat/ anaerob tanpa pembentukan laktat)

Fosfokreatin ; senyawa kimia yang tertimbun di dalam otot (15 – 17 milimol/kg > timbunan ATP).
Merupakan energi instan/siap pakai secara cepat untuk membentuk ATP kembali, karena hanya
terdiri dari satu rangkaian reaksi. Creatin kinese

CP ——————–> C + Pi + energi (13000 kalori)

Energi dan gugusan fosfat tersebut digunakan untuk membentuk kembali ATP dari ADP.

ADP + Pi + energi (12000 kalori) ———–> ATP

Tiga jalur pemasok ATP tambahan sesuai keperluan selama kontraksi

a. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP

CP memberikan fosfat berenergi tinggi ke ADP untuk membentuk ATP. Simpanan energi pertama
yang digunakan pada awal aktifitas kontraktil. Cadangan energi bertambah pada otot yang
beristirahat, peningkatan konsentrasi ATP cenderung menyebabkan pemindahan gugus fosfat
berenergi tinggi ke kreatin fosfat. Sebagiab besar energi di otot tersimpan dalam bentuk kreatin
fosfat (otot istirahat, kreatin fosfat 5x lebih banyak dari ATP.

Sistem Energi Adenosin Triphosphate (ATP)

Seluruh energi ditubuh berasal dari molekul yang tinggi energi yaitu Adenosin
Triphosphate (ATP) yang tertimbung diotot. Selama fungsi tubuh bekerja maka hidrolisis ATP harus
terus berjalan. Diantara sel tubuh, sel otot merupakan sel yang terbanyak menimbun ATP. ATP
diotot sekitar 4-6 milimol/kg otot, yang hanya cukup untuk aktifitas cepat dan berat selama 3-8
detik. Untuk aktifitas yang lebih lama otot memerlukan ATP melalui 3 sistem energi. Kinerja fisik
memerlukan kombinasi dari ke 3 sistem energi, dimana kontribusinya tergantung dari intensitas dan
lamanya kerja fisik yaitu sistem ATP-CP, Sistem glikolisis anaerobic dan sistem aerobic. Tubuh
beraktifitas seperti mesin yang bergerak sendiri (automobile) dengan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik.

Adenosin Triphosphate (ATP)


Semua energi dalam proses biologi berasal dari matahari. Sumber energi tidak dapat
digunakan secara langsung tapi melalui proses metabolisme yaitu pemecahan zat gizi dari makanan
(klorofil tanaman merubah energi yang diterimanya menjadi energi kimia: KH, protein dan lemak)
yang memberi hasil akhir ATP + CO2 H2O. ATP merupakan senyawa kimia berenergi tinggi yang
dapat langsung digunakan dalam proses biologis (konduksi saraf, transportasi ion, sekresi kelenjar,
kontraksi dan rileksasi otot,dll)

ATP terbentuk dari ADP dan Pi melalui fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses
oksidasi. Selanjutnya ATP yang terbentuk dialirkan ke proses reaksi biologis yang membutuhkan
energi untuk hidrolisis menjadi ATP dan Pi sekaligus melepaskan energi yang dibutuhkan oleh proses
biologis tersebut. Demikian seterusnya sehingga terjadilah daur ATP-ADP secara terus menerus.

Siklus ATP

Hidrolisis

 AMP + Pi + 12.000 kalori –> ADP


 ADP + Pi + 12.000 kalori –> ATP

Berlangsung secara mendaur –> Siklus ATP –> sistem energi.

Perubahan Energi dalam Sel

Sel membutuhkan energi untuk melakukan semua aktifitasnya, misalnya sintesa


glukosa, kontraksi otot dan replikasi DNA. Dalam sistem biologis, energi tersebut diperoleh dari
ikatan kimia danreaksi kimia yang terdapat dalam sel (bahan makanan). Glukosa adalah sumber
energi yang utama. Sel melakukan degradasi glukosa secara terus-menerus dan pada proses tersebut
energi akan dikeluarkan saat ikatan kimia glukosa dipecah sehingga energi tadi dapat digunakan
untuk semua aktifitas sel. Energi yang digunakan dapat dikonversi menjadi berbagai macam energ
seperti energi panas, energi kimia, energi mekanik dan energi listrik. Misalnya pada otot dan
saraf,energi kimia dikonversi menjadi energi mekanik pada kontraksi otot dan energi listrik pada
aktifitas sel saraf.

Energi yang diekstraksi dari bahan makanan, terikat dalam suatu ikatan kimia yang
dikenal sebagai Adenosin Triphosphate (ATP). ATP inilah yang merupakan sumber energi, dimana
energi akan dilepas jika ATP dihidrolisis menjadi ADP sehingga 1 fosfat yang berenergi tinggi (12 kkal)
dipakai untuk kebutuhan sel, ADP masih dapat dihidrolisis untuk kembali menghasilkan 1 fosfat (12
kkal) dan molekul AMP. Umumnya molekul yang diekstraksi dari bahan makanan, akan dipakai
terlebih dahulu untuk pembentukkan ATP, sebelum energi tadi dipakai untuk semua aktifitas sel.
Adenosina trifosfat

Rumus struktur adenosin trifosfat (ATP)

Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai
"satuan molekular" pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan
dan mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat.
Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi
selular. ATP yang berada di luar sitoplasma atau di luar sel dapat berfungsi sebagai agen signaling
yang memengaruhi pertumbuhan dan respon terhadap perubahan lingkungan.Komposisi Kimia

ATP terdiri dari adenosina dan tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah
C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot molekul
507.184 u. Gugus fosforil pada AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat.

ATP dalam tubuh manusia

Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1 mol. Energi yang digunakan
oleh sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga 300 mol ATP per hari.
Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali setiap hari. ATP tidak dapat
disimpan, karenanya sintesis harus segera diikuti dengan penggunaan.

Trifosfat lain

Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain, seperti GTP.
Energi dapat dengan mudah ditransfer antar trifosfat-trifosfat ini dengan ATP melalui reaksi yang
dikatalisis oleh nukleosida difosfokinase: Energi dilepaskan ketika terjadi hidrolisis terhadap ikatan-
ikatan fosfat berenergi tinggi. Energi ini dapat digunakan oleh berbagai macam enzim, protein
motor, dan protein transpor untuk melangsungkan kehidupan sel. Selain energi, hidrolisis akan
melepaskan fosfat anorganik dan ADP yang dapat dipecah lagi menjadi satu ion fosfat dan AMP. ATP
juga dapat langsung dipecah menjadi adenosina monofosfat dan pirofosfat.
Reaksi ADP dengan GTP

ADP + GTP ATP + GDP

Komposisi Kimia

ATP terdiri dari adenosin and tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah
C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot
molekul 507.184 u. Gugus fosforil pada AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat.

Model molekul ATP

ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai di
mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintetase.
Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses fotosintesis.
Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah
menjadi piruvat di dalam sitosol. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ATP. Tahap
akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP.

ATP dalam tubuh manusia Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1
mol. Energi yang digunakan oleh sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga
300 mol ATP per hari. Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali
setiap hari. ATP tidak dapat disimpan, karenanya sintesis harus segera diikuti dengan penggunaan.

Adenosin trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai
“satuan molekular” pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan
dan mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat.
Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi
selular.
Komposisi Kimia ATP terdiri dari adenosin and tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah
C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot
molekul 507.184 u. Gugus fosforil pada AMP disebut gugus alfa, beta, and gamma fosfat.

Sintesis ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya
dijumpai di mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP
sintetase. Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses
fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa
dipecah menjadi piruvat di dalam sitosol. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul
ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP.
ATP dalam tubuh manusia Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1 mol. Energi yang
digunakan oleh sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga 300 mol ATP per
hari. Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali setiap hari. ATP tidak
dapat disimpan, karenanya sintesis harus segera diikuti dengan penggunaan.
ATP (Adenosin trifosfat) terdiri atas Adenine, D-Ribosa, dan tiga molekul Fosfat.
Adenosin Trifosfat merupakan molekul penyimpan energi hasil metabolisme. Secara termodinamika,
hidrolisis Adenosin Trifosfat menjadi ADP dan P merupakan proses spontan karena menghasilkan
entropi besar dan kestabilan listrik produk yang tinggi. Sintesis utama ATP terjadi di mitokondria
melalui mekanisme fosforilasi oksidatif kimiaosmotik. Molekul nutrien melalui siklus Krebs akan
menghasilkan NADH and FADH2 yang kemudian masuk dalam rantai transpor elektron. Energi yang
dihasilkan dari berbagai reaksi redoks dalam rantai transpor elektron dipakai untuk memompa H+
dari membran ke ruang antarmembran sehingga mengakibatkan gradien pH di sepanjang membran.
Tekanan osmotik yang berasal dari gradien proton merupakan sumber energi untuk sintesis ATP di
ATP-sintase. Adenosin trifosfat mensuplai energi untuk melakukan kerja mekanik, kerja transport,
dan kerja kimia.

untuk menghasilkan ATP pada proses respirasi, terdapat beberapa tahap pemecahan
molekul, terutama glukosa, yang harus dilalui. Tahap tahap itu antara lain :

Tahap I : Glikolisis
Reaksi : glukosa + 2NAD + 4ADP = 2 Asam Piruvat + 2NADH + 2ATP + H2O
ATP yang terbentuk = 2

Tahap perantara : Dekarboksilasi Oksidatif


Reaksi : Asam piruvat + 2NAD + 2KoA = Asetil KoA + 2NADH + CO2
ATP yang terbentuk = -

Tahap II : Siklus Krebs / Siklus Asam Sitrat


Reaksi : asam sitrat (Asetil Koa + Asam oksaloasetat) + 6NAD + 2FAD + 2 GDP = 6NADH + 2FADH +
2GTP + 4CO2
ATP yang terbentuk = 2 (1 ATP = 1 GTP)

Tahap III : Transfer electron


Reaksi : 10NADH + 2FADH = 34ATP
ATP yang terbentuk = 34

Jadi, kesimpulannya untuk sekali reaksi respirasi aerob, bisa dihasilkan sebanyak 38 ATP Adenosine
dari 1 molekul glukosa. ATP

Triphosphate (ATP) adalah sebuah nukleotida yang dikenal di dunia biokimia sebagai
zat yang paling bertanggung jawab dalam perpindahan energi intraseluler. ATP mampu menyimpan
dan memindahkan energi kimia di dalam sel. ATP juga memiliki peran penting dalam produksi
nucleic acids. Molekul-molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan bahan pembentuk energi
yang diproduksi oleh respirasi sel.

Secara kimiawi, ATP terdiri dari adenosine dan tiga kelompok phosphate. Rumus
empirisnya adalah C10H16N5O13P3, sedangkan rumus kimianya adalah
C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H. Massa molekularnya adalah sebesar 507.184 u. Kelompok
phosphor yang dimulai dari AMP disebut sebagai phosphate alpha, beta dan gamma.

ATP dapat diproduksi oleh berbagai proses dalam sel, biasanya di mitokondria dengan
oxydative phosphorylation yang mendapat pengaruh katalis oleh ATP synthase, atau pada tanaman
terjadi di kloroplas dengan proses fotosintesis. Bahan bakar utama bagi pembentukan ATP adalah
glukosa dan fatty acids. Awalnya, glukosa dipecah menjadi piruvat di cytosol. Dua molekul ATP
terbentuk dari setiap molekul glukosa. Tahap akhir dari pembentukan ATP terjadi di mitokondrion
dan bisa menghasilkan hingga 36 ATP.

Total jumlah ATP pada tubuh manusia adalah sekitar 0,1 mol. Energi yang digunakan
oleh sel-sel tubuh manusia dihasilkan dari hidrolisis ATP sebesar 200-300 mol setiap harinya.
Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang 2000-3000 kali setiap harinya. ATP tidak dapat disimpan,
karena itu, produksinya harus selalu mengikuti penggunaannya.

Sel-sel hidup memiliki nukleotid triphosphate lain yang juga berenergi tinggi, misalnya
guanosine triphosphate. Antara ATP dan zat-zat triphosphate semacam ini, energi dapat dengan
mudah dipindahkan dengan reaksi-reaksi seperti yang dikatalisasi oleh nucleoside diphosphokinase :
Energi dilepaskan ketika hidrolisis dari ikatan phosphate-phosphate terjadi. Energi ini dapat
digunakan oleh berbagai jenis enzim, protein-protein penggerak, dan protein-protein transpor untuk
menyelesaikan kerja sel-sel tersebut. Di sisi lain, hidrolisis tersebut juga menghasilkan phosphate
inorganik dan adenosine diphosphate (ADP), yang bisa dipecah lagi menjadi ion phosphate lain dan
adenosine monophosphate (AMP). ATP juga dapat dipecah langsung menjadi AMP, dengan
pembentukan pyrophosphate. Reaksi ini juga memberikan keuntungan sebagai sebuah proses
irreversibel yang sangat efektif dalam aqueous solution.

Reaksi ADP dengan GTP


ADP + GTP ---> ATP + GDP

http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/terbentuknya-atp-dan-gtp.html

Transpor Elektron

Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering disebut juga
sistem (enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang berlangsung pada
krista dalam mitokondria. Pada tahap ini melibatkan donor elektron, akseptor elektron,
dan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks). Donor elektron adalah senyawa yang
dihasilkan selama tahap glikolisis maupun siklus Krebs dan berpotensi untuk melepaskan
elektron, yaitu NADH2 dan FADH2.

Akseptor elektron adalah senyawa yang berperan sebagai penerima elektron yang
dilepaskan oleh donor elektron, yaitu enzim sitokrom dan Oksigen.

Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis dan
siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem transpor elektron.
Setiap pelepasan elektron akan menghasilkan energi berupa ATP, 1 molekul NADH 2 akan
menghasilkan 3 molekul ATP, dan 1 molekul FADH2 akan menghasilkan 2 molekul ATP.

Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase
diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein, keduanya melepaskan
ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.

Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan
dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi. Reaksi
reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2)
sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari
sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O (air).

Secara keseluruhan reaksi respirasi sel aerob menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul
H2O, dan 2 molekul CO2.

http://e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=348&uniq=35
52

Adenosin-5′-trifosfat (ATP) adalah multifungsi nukleotida yang memainkan peran penting dalam
biologi sel sebagai koenzim, yaitu “molekul unit mata uang” intraselular energi transfer. [1]. Ini
adalah sumber energi yang dihasilkan selama fotosintesis dan respirasi sel dan dikonsumsi oleh
banyak enzim dan berbagai proses selular, termasuk reaksi biosintetik, motilitas, dan pembelahan
sel. [2] ATP terdiri dari adenosin difosfat (ADP) atau adenosin monofosfat (AMP ) dan
penggunaannya dalam metabolisme mengubahnya kembali ke prekursor ini in ATP each day. [ 3 ]
Oleh karena itu ATP didaur ulang terus-menerus dalam organisme, dengan membalik tubuh manusia
beratnya sendiri dalam ATP setiap hari. [3]
. ATP digunakan sebagai substrat dalam transduksi sinyal jalur oleh kinase yang memfosforilasi
protein dan lipid, maupun oleh adenilat siklase, yang menggunakan ATP untuk menghasilkan
pembawa pesan kedua molekul siklik AMP.. Rasio antara ATP dan AMP digunakan sebagai cara
untuk sel merasakan betapa besar energi yang tersedia dan mengontrol jalur-jalur metabolisme
yang menghasilkan dan mengkonsumsi ATP. [4] Terlepas dari peran dalam metabolisme energi dan
sinyal, ATP juga dimasukkan ke dalam asam nukleat oleh polimerase dalam proses replikasi DNA dan
transkripsi.
Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 ‘karbon atom dari sebuah. Ini
adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang mengkonversi antar ATP, ADP dan AMP.
. Ketika ATP digunakan dalam sintesis DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi menjadi
deoksiribosa oleh ribonukleotida reduktase.
. ATP ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Karl Lohmann, [5] namun struktur yang benar tidak
ditentukan sampai beberapa tahun kemudian. [ 7 ] Saat itu diusulkan untuk menjadi energi utama.
[6] Ini buatan pertama kali disintesis oleh Alexander Todd pada tahun 1948. [7]
Sifat fisik dan kimia
ATP terdiri dari adenosin – terdiri dari adenin cincin dan ribosa gula – dan tiga fosfat kelompok
(trifosfat).. Kelompok yang phosphoryl, dimulai dengan kelompok paling dekat dengan ribosa, yang
disebut sebagai alpha (α), beta (β), dan gamma (γ) fosfat. ATP sangat larut dalam air dan sangat
stabil dalam larutan pH antara 6,8-7,4, tetapi cepat dihidrolisis pada pH yang ekstrim. Akibatnya, ATP
paling baik disimpan sebagai garam anhidrat. [8]
ATP adalah molekul yang tidak stabil di unbuffered air, yang hydrolyses untuk ADP dan fosfat.. Hal ini
karena kekuatan ikatan antara residu fosfat dalam ATP kurang dari kekuatan dari “hidrasi” ikatan
antara produk-produknya (ADP + fosfat), dan air.. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam
kesetimbangan kimia dalam air, hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. . Sebuah
sistem yang jauh dari kesetimbangan mengandung energi bebas Gibbs, dan mampu melakukan
pekerjaan.. Sel hidup menjaga rasio ATP menjadi ADP pada suatu titik sepuluh lipat dari
kesetimbangan, dengan konsentrasi ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada konsentrasi ADP. [ 9 ]
Perpindahan dari kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam sel melepaskan energi dalam
jumlah besar. [9]
. Isi energi molekul yang terisolasi ATP adalah suatu konsekuensi dari anhidrida berdekatan obligasi
yang menghubungkan fosfat. [Rujukan?] Anhidrida menunjukkan peningkatan reaktifitas
dibandingkan dengan asam yang sesuai. Hal ini karena obligasi yang merupakan separoh anhidrida
kurang stabil (sehingga dalam energi yang lebih tinggi) dibandingkan dengan obligasi yang dapat
dibentuk dari substitusi nukleofilik. [Rujukan?] Dalam kasus ATP, obligasi terbentuk dari hidrolisis,
atau fosforilasi residu oleh ATP, energi lebih rendah daripada obligasi Setelah ditengahi enzim
hidrolisis ATP atau fosforilasi oleh ATP, energi ini bisa dimanfaatkan oleh sistem hidup untuk
melakukan kerja. [10] [11]
Setiap sistem tidak stabil berpotensi reaktif molekul dapat berpotensi digunakan sebagai cara untuk
menyimpan energi bebas, jika sel mempertahankan konsentrasi mereka jauh dari titik ekuilibrium
reaksi. [9] Namun, sebagaimana halnya dengan polimer biomolekul, hancurnya RNA, DNA, dan ATP
ke monomer sederhana didorong oleh energi-release dan meningkatkan entropi-pertimbangan,
dalam kedua standar konsentrasi, dan juga mereka konsentrasi ditemui di dalam sel.
Standar jumlah energi yang dilepaskan dari hidrolisis ATP dapat dihitung dari perubahan energi di
bawah non-alami (standar) kondisi, kemudian memperbaiki konsentrasi biologis. [ 13 ] Perubahan
total energi panas (entalpi) pada suhu dan tekanan standar dari dekomposisi terhidrasi ATP menjadi
ADP dan fosfat anorganik terhidrasi adalah -20,5 kJ / mol, dengan perubahan energi bebas 3,4 kJ /
mol. [12] Energi dirilis oleh berlayar padanya baik fosfat (P i) atau pirofosfat (PP i) unit dari ATP pada
keadaan standar dari 1 M adalah: [13]
Biosintesis
. ATP konsentrasi di dalam sel biasanya 1-10 mM. [18] ATP dapat diproduksi oleh redoks reaksi
sederhana dan kompleks menggunakan gula (karbohidrat) atau lipid sebagai sumber energi. Untuk
ATP dapat disintesis dari kompleks bahan bakar, pertama-tama mereka harus dipecah menjadi
komponen dasar mereka . Karbohidrat adalah dihidrolisis menjadi gula sederhana, seperti glukosa
dan fruktosa.. Lemak (trigliserida) adalah metabolised untuk memberikan asam lemak dan gliserol.
. Proses keseluruhan dari oksidasi glukosa untuk karbon dioksida yang dikenal sebagai respirasi sel
dan dapat menghasilkan sekitar 30 molekul ATP dari satu molekul glukosa. [19] ATP dapat dihasilkan
oleh sejumlah proses seluler yang berbeda; tiga jalur utama yang digunakan untuk menghasilkan
energi dalam eukariotik organisme glikolisis dan siklus asam sitrat / oksidatif fosforilasi, baik
komponen respirasi sel, dan beta-oksidasi. Mayoritas produksi ATP ini oleh non-fotosintetik aerobik
eukariota berlangsung di mitokondria, yang dapat membuat hampir 25% dari total volume sel biasa.
[20]
Glikolisis
Main article: glycolysis Artikel utama: glikolisis
Dalam glikolisis, glukosa dan gliserol yang dimetabolisme untuk piruvat melalui jalur glikolitik. .
Dalam kebanyakan organisme, proses ini terjadi di dalam sitosol, tetapi dalam beberapa protozoa
seperti kinetoplastids, ini dilaksanakan secara khusus organel yang disebut glycosome. [21] Glikolisis
bersih menghasilkan dua molekul ATP melalui fosforilasi substrat dikatalisis oleh dua enzim : Dua
molekul NADH juga diproduksi, yang dapat dioksidasi melalui rantai transpor elektron dan
menghasilkan generasi tambahan ATP oleh ATP sintase.. [ 22 ] The piruvat yang dihasilkan sebagai
produk akhir dari glikolisis adalah untuk substrat Siklus Krebs. [22]
Dalam mitokondria, piruvat dioksidasi oleh piruvat dehidrogenase kompleks untuk asetil KoA, yang
sepenuhnya teroksidasi menjadi karbon dioksida oleh siklus asam sitrat (juga dikenal sebagai Krebs
Cycle . Setiap “giliran” dari siklus asam sitrat menghasilkan dua molekul karbon dioksida, satu
molekul ATP setara guanosin trifosfat (GTP) melalui tingkat substrat fosforilasi dikatalisis oleh KoA
suksinil sintetase, tiga molekul berkurangnya koenzim NADH, dan satu molekul koenzim
pengurangan FADH 2. . Kedua molekul terakhir ini didaur ulang untuk mereka negara teroksidasi
(NAD + dan FAD, masing-masing) melalui rantai transpor elektron, yang menghasilkan ATP tambahan
oleh fosforilasi oksidatif.. Oksidasi dari molekul NADH hasil dalam sintesis 2-3 molekul ATP, dan
oksidasi satu FADH 2 menghasilkan antara 1-2 molekul ATP. [19] Sebagian besar ATP sel dihasilkan
oleh proses ini.. Meskipun siklus asam sitrat itu sendiri tidak melibatkan molekul oksigen, ia adalah
sebuah obligately aerobik proses karena O 2 yang diperlukan untuk mendaur ulang dikurangi NADH
dan FADH 2 teroksidasi negara mereka.. [ 20 ] Dalam ketiadaan oksigen siklus asam sitrat akan
berhenti berfungsi karena kurangnya tersedia NAD + dan FAD. [20]
Generasi ATP oleh mitokondria dari NADH cytosolic bergantung pada-aspartat malat shuttle (dan
sampai batas tertentu, yang gliserol-fosfat antar-jemput) karena bagian dalam membran
mitokondria impermeabel terhadap NADH dan NAD. Daripada yang dihasilkan NADH mentransfer,
sebuah malat dehidrogenase enzim mengkonversi oksaloasetat untuk malat, yang translokasi ke
matriks mitokondria. Malat dehidrogenase lain-reaksi dikatalisis terjadi dalam arah yang
berlawanan, menghasilkan oksaloasetat dan NADH dari baru diangkut malat dan toko interior
mitokondria NAD. [ 20 ] Sebuah transaminase mengubah oksaloasetat untuk aspartat untuk
transportasi kembali melintasi membran dan ke rohangan antarmémbran. [20]
. Hal ini menciptakan sebuah kekuatan pendorong proton yang merupakan efek bersih dari pH
gradien dan potensial listrik gradien melintasi membran dalam mitokondria. Aliran proton bawah
gradien potensial ini – yaitu, dari rohangan antarmémbran ke matriks – memberikan kekuatan
pendorong untuk sintesis ATP oleh ATP sintase. [ 23 ] Ini enzim berisi subunit rotor yang berputar
secara fisik relatif terhadap bagian statis dari protein selama sintesis ATP. [23]
Sebagian besar ATP disintesis dalam mitokondria akan digunakan untuk proses-proses seluler di
sitosol; sehingga harus diekspor dari situs sintesis dalam matriks mitokondria. Membran berisi
antiporter, yang ADP / ATP translokase, yang merupakan bagian integral membran protein yang
digunakan untuk pertukaran baru-ATP disintesis dalam matriks untuk ADP di rohangan
antarmémbran. [24] translokase ini didorong oleh potensial membran, seperti hasil dalam
pergerakan sekitar 4 tuduhan negatif keluar dari membran mitokondria dalam pertukaran selama 3
bergerak dalam biaya negatif. Namun, juga diperlukan untuk mengangkut fosfat ke dalam
mitokondria; pembawa fosfat bergerak proton dengan setiap fosfat, sebagian menghamburkan
gradien proton.
. Asam lemak juga dapat dipecah menjadi asetil-KoA oleh beta-oksidasi.. Setiap putaran siklus ini
mengurangi panjang rantai asil oleh dua atom karbon dan menghasilkan satu NADH dan satu
molekul FADH 2, yang digunakan untuk menghasilkan ATP oleh fosforilasi oksidatif.. Karena NADH
dan FADH 2 adalah molekul yang kaya energi, puluhan molekul ATP dapat dihasilkan oleh beta-
oksidasi satu rantai asil panjang.. [ 25 ] Menghasilkan energi yang tinggi dari proses ini dan
penyimpanan lemak kompak menjelaskan mengapa ini adalah yang paling sumber makanan padat
kalori. [25] most eukaryotes, glucose is used as both
. Respirasi anaerobik atau fermentasi memerlukan generasi energi melalui proses oksidasi dengan
tidak adanya O 2 sebagai penerima elektron. Pada kebanyakan eukariota, glukosa digunakan sebagai
energi baik toko dan donor elektron.

http://berthae.wordpress.com/2010/06/03/pengertian-dari-atp/

ATP sintase merupakan suatu enzim yang dapat mensintesis adenosin trifosfat ( ATP) dari adenosin
difosfat (ADP) dan anorganik fosfat (P1) dengan Gradien proton H+. ATP sintase terdapat pada
membran mitokondria. Strukturnya dari terdiri subkompleks Fo (cakram subunit-subunit protein C)
dan komplek F1 (subunit γ, 3 subunit α dan 3 subunit β). Fo membentuk kanal ion. F1 berisi pusat
katalitik, dan bertanggung jawab atas pengangkutan ion hidrogen.

Mekanisme kerjanya :
Daya gerak proton menghasilkan ATP sintase di membran yang jika terdapat Pi + ADP akan
membentu ATP, ATP sintesa terbenam di membran dalam, bersama dengan kompleks rantai
respiratorik. Beberapa subunit protein ini memiliki bentuk seperti bola yang tersusun mengitari
sebuah sumbu yang dikenal sebagai F1, yang menonjol kedalam matriks dan berperan dalam
mekanisme fosforilasi. F1 melekat pada suatu kompleks protein membran yang dikenal sebagai F0
yang juga terdiri dari beberapa subunit protein. F0 menembus membran mitokondria dan
membentuk suatu kanal proton. Aliran proton melalui F0 menyebabkan F0 berputar dan memicu
produksi ATP dikomplek F1. Hal ini diperkirakan terjadi melalui suatu binding change mechanism
dengan perubahan konformasi β subunit di F1 berubah suatu sumbuh berputar dari konformasi yang
mengikat ATP secara erat ke konformasi yang membebaskan ATP dan mengikat ADP dan P1 sehingga
dapat dibentuk ATP berikutnya. Menurut perkiraan untuk setiap NADH yang teroksidasi, kompleks I
dan III masing – masing memindahkan empat proton dan kompleks IV memindahkan dua proton.

Oligomysin adalah antibiotic yang dapat menghambat kerja ATP sintase dengan mekanisme kerja
berikatan dengan bagian F1 ATP sintase yang mengakibatkan motor pada γ dan cakram C tidak
bergerak sehingga proton H+ tidak bisa masuk sehingga ATP tidak terbentuk. Pada tubuh dapat
dilihat penumpukan laktat didalam darah dan air seni. Kardiomiopati dapat dipicu dari terhambatnya
ATP sintase.

The ceroid-lipofuscinoses (penyakit Batten) adalah penyimpanan lysosomal Warisan


neurodegeneratif/neurogenetik penyakit anak-anak dan binatang. Keterlambatan spesifik degradasi
ATP sintase subunit mitokondria C, sehingga terakumulasi di lisosom. Gangguan ini dikode 2 gen P1
dan P2 pada kromosom 17 dan 10 mRNA.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2069042-atp-
sintase/#ixzz1z2rBB41m

Anda mungkin juga menyukai