Perforasi Gaster PDF
Perforasi Gaster PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Telah lama diketahui tukak gaster mempunyai hubungan dengan infeksi kuman
Helicobacter pylori (H. pylori). H. pylori merupakan penyebab utama terjadi tukak
gaster. Banyak terjadi pada orang kulit gelap di bandingkan dengan kulit putih.
Prevalensi infeksi H. pylori dalam ulserasi komplek misalnya perdarahan dan
perforasi, sangat rendah jika dibandingkan penemuan dalam penyakit ulserasi yang
tidak komplek. (Anand et al, 2011). Menurut suatu penelitian, 70% tukak gaster
adalah karena infeksi kuman H. pylori (Wannmacher, 2011).
2. NSAID
Lebih dari 20% pasien mempunyai sejarah keluarga tukak gaster (Anand et
al, 2011).
4. Tambahan faktor etiologi
Selain itu, salah satu daripada penyakit ini mungkin berkaitan dengan tukak gaster
yaitu sirosis hati, penyakit paru obstruktif kronik dan penyakit autoimun. Lain-lain
jangkitan, termasuk virus Epstein-Barr, HIV, heilmannii Helicobacter, herpes
simpleks, influenza, sifilis, Candida albicans, histoplasmosis, mucormycosis, dan
anisakiasis (Anand et al, 2011).
2.1.5 Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan tukak gaster ini antaranya adalah
faktor jenis kelamin. Jenis kelamin lelaki adalah yang banyak terkena tukak gaster.
Selain itu adalah faktor umur. Lelaki yang lebih berusia lebih cenderung terkena
tukak gaster. Faktor risiko yang lain adalah penggunaan obat nyeri yang regular,
status sosio ekonomi yang rendah dan juga penggunaan alkohol. Terdapat juga kajian
mengatakan merokok juga boleh menyebabkan tukak gaster (McCoy, 2010).
2.1.6 Patofisiologi
Menurut Shay and Sun dalam Balance Theory 1974, tukak terjadi bila terjadi
gangguan keseimbangan antara faktor agresif/asam dan pepsin dengan defensif yaitu
mukus, bikarbonat, aliran darah dan bias faktor agresif (Tarigan, 2001).
Tukak gaster terjadi akibat multifaktor yang menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif. Faktor agresif tebagi
menjadi faktor endogen (HCl, pepsinogen/pepsin) dan faktor agresif eksogen (obat-
obatan, alkohol, infeksi). Faktor defensive meliputi mukus bikarbonat dan
prostaglandin. Keadaan dan lingkungan individu juga memberikan kontribusi dalam
terjadinya tukak yang mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung
atau melemahnya barier mukosa.
2.1.9 Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan keluhan atau simptom,dan
menyembuhkan tukak serta mencegah kekambuhan dan komplikas tukak. Terapi
terdiri dari terapi non medikamentosa, medikamentosa dan tindakan operasi (Tarigan,
2001).
1. Non Medikamentosa
Istirahat yang cukup dapat mengurangkan refluks empedu dan stress. Stress
dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung dan penyakit
tukak. Walaupun masih ada silang pendapat mengenai hubungan stress dengan asam
lambung, sebaiknya pasein hidup sehat dan menerima stress dengan wajar. Selain itu,
diet juga dapat membantu menghilangkan dan mencegah kekambuhan tukak gaster.
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung susu adalah
makanan yang baik karena makanan halus dapat merangsang pengeluaran asam
lambung. Cabai dan makanan yang mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit
pada beberapa pasien tukak. Dalam hal ini, dianjurkan pemberian makanan dalam
jumlah yang moderat atau menghindari makanan tersebut. Merokok menghalangi
penyembuhan tukak gaster. Merokok sebenarnya tidak mempengaruhi sekresi asam
lambung tetapi dapat memperlambat kesembuhan luka tukak serta meningkatkan
angka kematian oleh karena efek tidak langsung dalam peningkatan kekambuhan
penyakit saluran pernapasan dan penyakit jantung koroner. Selain itu, penggunaan
obat-obatan NSAID juga sebaiknya dihindari. Bila diperlukan dosis NSAID bisa
diturunkan (Tarigan, 2001).
2. Medikamentosa
Antasida sering digunakan untuk menghilangkan keluhan rasa sakit. Antasida
tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal karena menimbulkan hipermagnesemia dan
kehilangan fosfat sedangkan aluminium menyebabkan konstipasi dan neurotoksik
tapi bila kombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek samping sehingga
tidak terjadi diare ataupun konstipasi.
Sukralfat adalah suatu komplek garam sukrosa dimana grup hidroksil diganti
dengan aluminium hidroksida dan sulfat. Sukralfat melindungi tukak dari pengaruh
agresif asam dan pepsin. Efek lain membantu sintesa prostaglandin, menambah
sekresi bikarbonat dan mukus, meningkatkan daya pertahanan dan perbaikan
mukosal. Juga tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal kronik.
Prostaglandin mengurangi sekresi asam lambung, menambah sekresi mukus,
bikarbonat dan meningkatkan aliran darah mukosa serta pertahanan dan perbaikan
mukosa. Tidak dianjurkan pada wanita yang bakal hamil dan mengininkan
kehamilan.
Antagonis Reseptor H2 (ARH2) yaitu simetidine, ranitidine, famotidine dan
nizatidine memblokir efek histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak
dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
Proton pump inhibitor (PPI) yaitu Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol,
Rabeprazol dan Esomesoprazol. Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim
K⁺H⁺ATPase yang akan memecah K⁺H⁺ATP menghasilkan energy yang digunakan
untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal kedalam lumen lambung.
Pada terapi infeksi Helicobacter pylori diberikan terapi dual dengan
antibiotik. Tidak dianjurkan memberikan terapi dual antara PPI/ARH2 dengan salah
satu antibiotic karena efek eradikasi sangat minimal kurang dari 80% dan cepat
menimbulkan resisten kuman. Regimen terapi diberikan terapi tripel. Secara historis
regimen terapi eradikasi yang pertama digunakan adalah Bismuth, Metranidazol,
Tetrasiklin. Rejimen terbaik dengan gabungan PPI 2x1 + Amoxicilin 2x1000 +
Klaritromisin 2x500. Bila elergi terhadap klaritromisin diberikan PPI 2x1 +
Metronidazol 3x500 + Tetrasiklin 4x500. Terapi kuadrel diberikan jika gagal terapi
tripel yaitu PPI 2 x sehari, Bismuth Subsalisilat 4x2 tab, MNZ 4x250, Tetrasiklin
4x500. Bila Bismuth tidak tersedia diganti dengan terapi tripel.
Tindakan operasi dilakukan bila pengobatan gagal, terdapat komplikasi
seperti pendarahan dan perforasi dan dicuriga tukak gaster dengan keganasan.
Tidakan operasi saat ini frekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi
medikamentosa dan endoskopi terapi (Tarigan, 2001).