PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kita tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan Colon in Loop yang ada di RSUD Kota
Bogor dan hal apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan diagnosa yang baik
dan optimal melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan menuangkan dalam
laporan yang berjudul “PEMERIKSAAN COLON IN LOOP DENGAN
KLINIS CA COLON DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD KOTA
BOGOR”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang ada, permasalahan dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Colon in Loop di Instalasi Radiologi
RSUD Kota Bogor?
2. Sejauh mana informasi diagnostik yang diperoleh dari teknik pemeriksaan
yang menggunakan media kontras dalam rangka memberikan informasi
yang optimal pada pemeriksaan Colon in Loop?
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Usus besar atau colon adalah sambungan dari usus halus yang
merupakan tabung berongga dengan panjang kira-kira 1,5 meter, terbentang dari
caecum sampai canalisani seperti pada Gambar 2.1. Diameter usus besar lebih
besar dari pada usus halus. Diameter rata-ratanya sekitar 2,5 inchi. Tetapi makin
mendekati ujungnya diameternya makin berkurang. Usus besar ini tersusun atas
membran mukosa tanpa lipatan, kecuali pada daerah distal colon. Usus besar
dibagi menjadi [3]:
a. Caecum
Caecum merupakan kantong dengan ujung buntu yang menonjol ke
bawah pada regio iliaca kanan, di bawah junctura ileocaecalis. Appendiks
vermiformis berbentuk seperti cacing dan berasal dari sisi medial usus besar.
Panjang caecum sekitar 6 cm dan berjalan ke caudal. Caecum berakhir sebagai
kantong buntu yang berupa processus vermiformis (apendiks) yang mempunyai
panjang antara 8-13 cm [4].
b. Colon ascendens
Colon ascenden berjalan ke atas dari caecum ke permukaan inferior
lobus kanan hati, menduduki regio illiaca dan lumbalis kanan. Setelah sampai
ke hati, colon ascenden membelok ke kiri, membentuk fleksura coli dekstra
(fleksura hepatik). Colon ascendens ini terletak pada regio illiaca kanan
dengan panjang sekitar 13 cm [4].
4
c. Colon transversum
Colon transversum menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari
fleksura coli dekstra sampai fleksura coli sinistra. Colon transversum
membentuk lengkungan seperti huruf U. Pada posisi berdiri, bagian bawah U
dapat turun sampai pelvis. Colon transversum, waktu mencapai daerah limpa,
membelok ke bawah membentuk fleksura coli sinistra (fleksura lienalis) untuk
kemudian menjadi Colon descendens [4].
d. Colon descendens
Colon descendens terletak pada regio illiaca kiri dengan panjang sekitar
25 cm. Colon descendens ini berjalan ke bawah dari fleksura lienalis sampai
pinggir pelvis membentuk fleksura sigmoideum dan berlanjut sebagai colon
sigmoideum [4].
e. Colon sigmoideum
Colon sigmoideum mulai dari pintu atas panggul. Colon sigmoideum
merupakan lanjutan colon desenden dan tergantung ke bawah dalam rongga
pelvis dalam bentuk lengkungan. Colon sigmoideum bersatu dengan rectum
di depan sacrum [4].
f. Rectum
Rectum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rectum merupakan
lanjutan dari colon sigmoideum dan berjalan turun di depan caecum,
meninggalkan pelvis dengan menembus dasar pelvis. Setelah itu rectum
berlanjut sebagai anus dalam perineum. Menurut Pearce (1999), rectum
merupakan bagian 10 cm terbawah dari usus besar, dimulai pada colon
sigmoideum dan berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan
eksternal [4].
5
Gambar 2.1. Anatomi usus besar [5]
6
2.2 Fungsi Usus besar
b. Sekresi mukus
Mukus adalah suatu bahan yang sangat kental yang membungkus
dinding usus. Fungsinya sebagai pelindung mukosa agar tidak dicerna oleh
enzim-enzim yang terdapat didalam usus dan sebagai pelumas makanan
sehingga mudah lewat. Tanpa pembentukan mukus, integritas dinding usus
akan sangat terganggu, selain itu tinja akan menjadi sangat keras tanpa efek
lubrikasi dari mukus. Sekresi usus besar mengandung banyak mukus. Hal
ini menunjukkan banyak reaksi alkali dan tidak mengandung enzim. Pada
keadaan peradangan usus, peningkatan sekresi mukus yang banyak sekali
mungkin bertanggung jawab dan kehilangan protein dalam feses.
c. Menghasilkan bakteri
Bakteri usus besar melakukan banyak fungsi yaitu sintesis vitamin K
dan beberapa vitamin B. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon di
dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, sayuran hijau dan penyiapan sisa
protein yang belum dicernakan merupakan kerja bakteri guna ekskresi.
Mikroorganisme yang terdapat di colon terdiri tidak saja dari eschericia coli
dan enterobacter aerogenes tetapi juga organisme-organisme pleomorfik
seperti bacteriodes fragilis. Sejumlah besar bakteri keluar melalui tinja.
7
Pada saat lahir, colon steril. Tetapi, flora bakteri usus segera tumbuh pada
awal masa kehidupan.
8
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Pemeriksaan Colon in Loop
a. Indikasi pemeriksaan colon in loop [7]
- Colitis
- Carsinoma atau keganasan
- Divertikel
- Megacolon
- Obstruksi atau illeus invaginasi
- Atresia
- Volvulus
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemeriksaan
10
3.1.2 Persiapan Pemeriksaan Colon in Loop
a. 2 hari sebelum pemeriksaan: Pasien hanya makan-makanan lunak
(contoh: bubur kecap, roti tawar, susu, teh) [8].
b. 1 hari sebelum pemeriksaan:
1) Pada pukul 21.00 (9 malam) pasien minum dulcolac tablet.
2) Pada pukul 22.00 (10 malam) pasien diwajibkan PUASA
TOTAL, sampai pemeriksaan Radiologi dilakukan.
c. Saat sebelum pemeriksaan:
1) Pada pukul 05.00 pasien diberi dulcolac suppositoria melalui
anus sebanyak 2 buah.
2) pada pukul 08.00 pasien harus sudah datang ke Instalasi
Radiologi RSUD Kota Bogor.
d. Selama menjalani persiapan, pasien diminta tidak banyak bicara,
tidak merokok agar tidak ada udara yang masuk ke saluran
pencernaan.
ii.
11
b. Console pesawat x-ray fluoroscopy
c. Workstation CR
d. Digitiser CR
12
e. Printer CR
13
h. Gelas ukur
i. Kateter 18
j. Klem kateter
k. Kateter tip
14
l. Spuit 10 cc
m. Barium sulfat
n. Jelly
o. Masker
15
p. Handscoon
q. Underpad
r. Baju pasien
16
Gambar 3.18. foto polos
[dokumen pribadi]
17
Gambar 3.19. post dimasukkannya media kontras
[dokumen pribadi]
18
n. Selanjutnya, Radiolog memasukkan udara sebanyak 8 pompaan.
o. Buat foto post dimasukkannya udara dengan proyeksi AP.
Posisi pasien : Supine diatas meja pemeriksaan
Posisi objek : MSP berada di tengah meja pemeriksaan, kedua
tangan disamping tubuh
Central ray : Vertikal ┴ terhadap kaset
Central point : 5 jari diatas SIAS
FFD : 90 cm
Faktor eksposi : KV 72, mA 200, s 9
19
3.2 Hasil Pemeriksaan
20
KESAN:
- Penyempitan dengan haustrae yang licin pada distal colon descendens suspek
colitis.
- Tidak tampak tanda kebocoran maupun kelainan radiologis lain pada colon
yang tervisualisasi dari stoma op hingga anus.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama bulan Maret
2019 di Instalasi Radiologi RSUD Kota Bogor, dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan Colon in Loop dengan klinis Ca colon yaitu:
a. Teknik pemeriksaan yang digunakan pada pemeriksaan ini hanya
menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP). Pada pemeriksaan ini
difokuskan pada bagian atas saja, dikarenakan untuk melihat sambungan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi post op colon.
b. Pada pemeriksaan Colon in Loop di Instalasi Radiologi RSUD Kota
Bogor sudah dapat memberikan informasi diagnostik yang optimal dalam
mendukung penegakkan diagnosa.
4.2 Saran
Informasi persiapan pasien harus sejelas mungkin, agar keadaan colon
dalam kondisi yang sudah bersih dan siap untuk dilakukan pemeriksaan.
Sehingga hasil radiograf yang dihasilkan akan maksimal dan mendapatkan
diagnosa yang optimal dan tepat.
22
DAFTAR PUSTAKA
[1]https://www.academia.edu/19684865/TEKNIK_PEMERIKSAAN_RADIOLO
GI_OSSA_CRURIS (17 Maret 2019: 09.30 WIB)
[3]https://id.scribd.com/doc/92115355/Anatomi-Dan-Fisiologi-Usus-Besar
(17 Maret 2019: 19.45 WIB)
[5]https://www.google.com/search?q=usus+besar&safe=strict&client=ms-
android-samsung&prmd=ibnv&source-
lnms+tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjpyturpZzhAhW36nMBHXxdDMYQ_A
UoAXoECAwQAQ&biw=360&bih=559#imgdii=qhP#MJqfkC1WkM:&imgrc=_
aplORUk3WFR1M: (17 Maret 2019: 21.05 WIB).
[6]Pearce, E.C., 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
[7]https://www.academia.edu/35800905/TEKNIK_PEMERIKSAAN_RADIOGR
AFI_COLON_IN_LOOP_DENGAN_INDIKASI_FISTEL_RECTOVAGINALIS
_DI_INSTALASI_RADIOLOGI_RS_PANTI_WALUYO
[8]https://id.scribd.com/doc/136879278/Persiapan-Colon-in-Loop
[9]Data penelitian di Radiologi RSUD Kota Bogor. (14 Maret 2019. 17.26 WIB).
23