PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika
negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,Negara Indonesia
tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar
negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi
tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran
pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian
bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara
negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk
dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif
bagi bangsa indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang
timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif
karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan
negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal
negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan indonesia. Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila
sebagai dasar dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan global yang terus
meningkat diera globalisasi.
(http://abdulghanni.blogspot.co.id/2011/02/makalah-peran-pancasila-di-era.html)
Bagi bangsa Indonesia membangun bangsa dan negara dengan kekuatan dan
kepribadian sendiri, perubahan sosial tidak berarti westernisasi. Perubahan sosial
yang terjadi dipandang sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan
kepribadiannya sendiri melalui penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat modern dan memandang pergaulan dunia. Kini bangsa Indonesia harus
hidup dan berada di antara pusaran arus globalisasi dunia tetapi harus selalu ingat
bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak boleh kehilangan jati diri saat hidup di
tengah-tengah pergaulan dunia. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa
yang menutup diri dari dunia luar pasti akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan
kemajuan bangsa-bangsa lain. Maka konsep pembangunan modern harus membuat
bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri dalam upaya untuk menyerap masuknya
ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan dan nilai-nilai sosial politik yang berasal
dari kebudayaan bangsa lain. Rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal
dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun
yang tidak sesuai terserap semuanya. Nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam
sejak lama diabaikan, misalnya sistem demokrasi yang berkembang di tanah air
sudah mengarah kepada paham liberalisme. Padahal, negara Indonesia menganut
paham demokrasi pancasila yang berasaskan gotong-royong, kekeluargaan,
musyawarah dan mufakat. Dalam kondisi yang seperti ini pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup memegang peranan penting. Pancasila akan menilai
sesuatu yang dapat diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-
nilai baru yang berkembang nantinya akan tetap berada pada kepribadian bangsa
Indonesia. Setiap negara di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar
mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah serta tujuan yang akan
dicapai. Dengan pandangan hidup suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan
tersebut.
(https://yulianingsih92.wordpress.com/2012/12/16/kedudukan-pancasila-di-era-
globalisasi/)
PEMBAHASAN
I. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Globalisasi adalah fenomena
dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai
perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan
khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai
negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan
yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak
positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat
terasa,baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak
dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal
positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi
ini. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
(http://catrondgaul.blogspot.co.id/2014/03/tanpa-judul.html)
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri
negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila
juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai
dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa
mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka
,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat
bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup
ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa
asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan
membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan
jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Yang
terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja
yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata
nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan
tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila
rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-
nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma,
persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri
bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini
seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar
baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang
dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah
tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang.
(http://abdulghanni.blogspot.co.id/2011/02/makalah-peran-pancasila-di-era.html)
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan
yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih
suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang
sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian.
Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada
lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati
mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan
muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada
rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat.
Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Daftar Pustaka
Mustopo, Habib, dkk. 2011. Sejarah 2 Untuk Kelas XI SMA Program IPA. Jakarta.
Yudhistira.
Rochmadi, Nur Wahyu. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas
XII. Jakarta. Yudhistira
Suparmin dan Putri Setyolelono. tt. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas
VIII Semester Gasal. Surakarta. Suara Media Sejahtera
___________. tt. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Semester 2. Surakarta.
Putra Nugraha
Sumber Lain
jaringnews.com
berdikarionline.com
unisosdem.org
pusakaindonesia.org
H. Suparmin dan Putri Setyolelono, Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas
VIII Semester Gasal (Surakarta,tt.), hal 3
http://jaringnews.com/politik-peristiwa/wakil-rakyat/2632/-pemimpin-pancasilais-
selalu-pegang-teguh-sikap-pancasila
Nur Wahyu Rochmadi, Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XII (Jakarta,
2012), hal. 3
Ibid hal. 5
http://www.berdikarionline.com/opini/20141028/bersatunya-kaum-pemuda-dengan-
pancasila.html#ixzz3bd5OzsQu
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Semester 2 (Surakarta, tt.), hal. 4
Nur Wahyu Rochmadi, Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XII (Jakarta,
2012), hal. 76
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11883&coid=1&caid=24&gid=3
M. Habib Mustopo, Hermawan dan Dwi Waluyo, Sejarah 2 Untuk Kelas XI SMA
Program IPA (Jakarta,2011), hal. 171
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11883&coid=1&caid=24&gid=3
H. Suparmin dan Putri Setyolelono, Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas
VIII Semester Gasal (Surakarta,tt.), hal 10
http://www.pusakaindonesia.org/moral-pemimpin-nasional-yang-pancasilais/
Ibid.
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=11883&coid=1&caid=24&gid=3
http://lomba.web.unej.ac.id/2015/06/09/sikap-pancasilais-untuk-melindungi-ideologi-pancasila-
dalam-gempuran-globalisasi-2/