Pedoman Pelayanan Radiologi
Pedoman Pelayanan Radiologi
INSTALASI RADIOLOGI
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan bidang kesehatan perlu dilakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan pelayanan
radiologi di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, mengingat kita sedang
menghadapi era globalisasi yang memungkinkan persaingan yang sangat
kompetetif.
Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang mendapatkan perhatian khusus, karena
pelayanan radiologi sangat bermanfaat dalam penegakan diagnose. Berbagai
penyakit dapat dideteksi secara dini dengan radiologi diagnostic sehingga
dapat menurunkan angka kematian akibat keterlambatan diagnosis.
Disamping itu dalam pengoperasian peralatan radiologi menggunakan zat
radioaktif sehingga ada resiko radiasi baik terhadap petugas, pasien maupun
lingkungan, dengan demikian pelayanan radiologi harus dikelola oleh petugas
yang benar benar professional dalam bidang radiologi demi keselamatan kerja
terhadap radiasi.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan radiologi di rumah sakit serta
meningkatkan cakupan pelayanan radiologi yang lebih luas dan efektip ,
maka setiap pelayanan radiologi harus memiliki pedoman sebagai pegangan
sehingga dalam perencanaan, pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana serta dalam pelaksanaan pelayanan radiologi
dapat memenuhi standar yang berlaku.
Pedoman pelayanan radiologi disusun mengacu pada visi dan misi
Instalasi Radiologi serta Falsafah dan Tujuan Instalasi Radiologi, Yaitu sebagi
berikut :
Visi : Tujuan pelayanan radiodiagnostik yang bermutu, aman dan
terjangkau untuk menunjang pelayanan prima
pada RSUD Kabupaten Sumedang
1
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik yang
cepat, tepat dan akurat
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga radiologi
3. Meningkatkan fasilitas / sarana prasarana pelayanan
radiologi
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan unit pelayanan
lain
Falsafah :
Pelayanan radiologi di Rumah Sakit adalah pelayanan
radiologi dalam bidang diagnostik dalam memenuhi
kebutuhan pasien / masyarakat dan dokter yang meminta
tindakan pemeriksaan radiodiagnostik tersebut dilakukan
pada pasiennya, dan dilakukan secara aman terhadap
bahaya radiasi.
Tujuan :
Memberikan pelayanan radiologi paripurna, bermutu dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
B. Tujuan
2
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan pelayanan radiologi
RSU PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelayanan radiologi Rumah Sakit Umum Permata
Medical Centre (PMC) Indramayu meliputi pelayanan pasien rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat dan pasien rujukan dari luar rumah sakit serta kerjasama
dengan rumah sakit lain yang.
Pelayanan radiologi rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan pada jam
kerja dan untuk pelayanan gawat darurat dilaksanakan selama 24 jam.
Pelayanan untuk menunjang diagnostik dengan menggunakan radiasi
pengion meliputi pelayanan dengan menggunakan pesawat X-Ray konvesional
dengan menggunakan tanpa kontras.
Pelayanan radiodiagnostik tanpa kontras di RSU PERMATA MEDICAL
CENTRE (PMC) Indramayu meliputi :
1. Pemeriksaan Kepala
2. Pemeriksaan Thorax
3. Pemeriksaan Abdomen
4. Pemeriksaan Pelvis
5. Pemeriksaan Tulang Belakang
6. Pemeriksaan Extremitas atas
7. Pemeriksaan Extremitas Bawah
8. Pemeriksaan Sinus Paranasal
3
D. Batasan operasional
Standar pelayanan Radiologi Diagnostik pada Instalasi Radiologi di RSU
PERMATA MEDICAL CENTRE (PMC) Indramayu di operasionalkan untuk
melayani pasien antara lain :
1. Rumah Sakit (meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap,
instalasi gawat darurat dan rujukan)
2. Puskesmas dengan perawatan atau tanpa perawatan
E. Landasan hukum
Sumber Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
setiap sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
radiologi diagnostic harus mempunyai izin pelayanan dari Departemen
Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi sesuai peraturan yang berlaku.
Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin
pemanfaatan alat dari BAPETEN, peralatan yang dicabut izin penggunaannya
oleh BAPETEN tidak dapat digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostic,
sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan
kepemilikan, pindah lokasi harus mengganti izin pelayanan. Dasar hukum
pelaksanaan pelayanan radiologi terdiri dari :
4
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
6
d. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama
dengan fisikawan medis dan/atau radiografer;
e. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis; dan
f. Menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil, anak-
anak, dan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.
7
c. Melakukan kegiatan pemrosesan film.
Kualifikasi sumber daya instalasi radiologi RSU Permata Medical Centre (PMC)
Indramayu
3. Radiografer
Persyaratan / Kualifikasi :
Pendidikan Diploma Radiologi
Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki diploma/sertifikat khusus
radiologi
Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki Surat Keterangan mengikuti
pelatihan radiologi.
4. Tenaga PPR
Persyaratan / Kualifikasi :
Pendidikan dasar DIII APRO
Memiliki SIB
Sehat jasmani dan rohani
5. Pelaksana USG
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar kedokteran umum , ditambah spesialis radiologi
Sehat jasmani dan rohani
8
6. Petugas Administrasi
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar SLTA
Sehat jasmani dan rohani
7. Petugas Kamar Gelap
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar SLTA
Sehat jasmani dan rohani
B. Distribusi Ketenagaan
1. Kualifikasi ketenagaan
3. Petugas kamar gelap Rawat jalan dan rawat inap (shift 1 orang
pagi)
2. Kegiatan harian
a. Entry data
1) Pasien
2) Jenis pemeriksaan
3) Pemakaian Bahan dan alkes
4) Pelaksana kegiatan
b. Mencetak transaksi kegiatan
c. Mempersiapkan pasien
d. Pemberian informasi yang menyangkut kepentingan pemeriksaan
Radiologi
e. Melaksanakan pemeriksaan radiologi
f. Proses pencetakan gambaran radiologi
9
g. Pembacaan foto oleh dokter spesialis radiologi
h. Mencetak hasil expertise foto
i. Penyimpanan arsip
j. Penyerahan hasil
C. PENGATURAN JAGA
Dalam memberikan pelayanan pemeriksaan di instalasi radiologi di bagi
menjadi 1 yaitu :
Pelayanan radiologi rawat jalan dan pelayanan radiologi emergenci.
1. Pelayanan radiologi rawat jalan adalah pemeriksaan radiologi untuk
pasien dari rawat jalan, dokter swasta atau dari rawat inap yang
dilaksanakan pada jam kerja biasa, adapun pengaturan jaganya dari
mulai jam 07.00 sampai dengan jam 14.00, dilakukan oleh petugas
dengan jumlah 1 orang yang terdiri dari :
1) Dokter Radiologi 1 orang
2) Ka Ruangan Radiologi 1 orang,
3) Radiografer 1 orang
4) Administrasi 1 orang
5) Tenaga kamar gelap 1 orang.\
6) Sisanya On Call
Setiap hari kerja ada dokter spesialis radiologi on – site (format jadwal
terlampir)
Jadwal rutin petugas radiologi adalah sesuai dengan jadwal pelayanan
radiologi di RS (format jadwal terlampir)
Jika ada kebutuhan pembuatan ekspertise diluar jadwal praktik dokter
radiologi maka expertise dikerjakan pada keesokan harinya.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruangan
10
dan rujukan. Karena itu Instalasi Radiologi sebaiknya terletak di daerah yang
mudah dicapai dari dalam maupun luar rumah sakit.
Sarana dan prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan
radiologi yang aman, efektif, efisien bagi pasien dan petugas serta lingkungan
sekitarnya.
Persyaratan luas dan proteksi radiasi mengacu kepada Buku Sarana dan
Prasarana rumah sakit kelas C tahun 2010. Ada ijin BAPETEN sesuai UU no. 10
tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan Radiologi dibagi
meliputi :
Loket penerimaan pasien
Yaitu tempat penerimaan dan pendaftaran pasien
Ruang pemeriksaan
a. Ruang diagnostik adalah ruang tempat dilakukan pemeriksaan
pelayanan radiologi dan prosesing yang terdiri dari 3 ruang
pemeriksaan rontgen yaitu 1 ruangan untuk pemeriksaan USG,1
ruangan kamar gelap, 1 ruangan administrasi, ruang kontrol operator,
ruang dokter dan ruang istirahat petugas.
b. Tanda bahaya radiasi berupa lampu merah didepan pintu kamar
periksa sebagai tanda bahwa pesawat radiologi sedang dioperasikan
serta tanda bahaya radiasi lainnya yang dapat dilihat dengan jelas.
1) Ukuran ruangan minimal = 12 m²
2) Kamar periksa dibuat agar paparan radiasi keluar tidak lebih
dari 0,25 mSv/jam apabila pesawat radiologi sedang
dioperasikan.
3) Tebal dinding 15 cm beton atau bata 25 cm dengan plesteran
atau setara dengan 2 mm Pb.
4) Pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi Pb setebal
2 mm.
5) Kaca jendela menggunakan kaca Pb
6) Ruangan X Ray memakai AC
c. Kamar Gelap
1) Ukuran minimal 6 m²
2) Harus ada exhaust fan / udara yang mengalir
11
3) Air yang mengalir dalam bak pencuci
Ruang Pembacaan
Yaitu ruangan yang digunakan untuk proses pembacaan hasil
rontgen.
Penyimpanan
Adalah ruangan penyimpanan arsip expertise
Loket penyerahan/pengembalian hasil
Ruang Tunggu
Ruang tunggu ada akses langsung ke ruang pemeriksaan
Ruangan nyaman dilengkapi dengan pendingin udara
Toilet
Terdiri dari toilet dokter, petugas radiologi
Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus adalah mutlak
bagi Instalasi Radiologi yang proses pencucian film masih secara
manual, oleh karena itu Rumah Sakit Umum Permata Medical Centre
(PMC) Indramayu juga memiliki sumur pompa sebagain cadangan
selain PDAM.
Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan Radiologi yang baik dan aman,
diperlukan aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan
tidak ada giliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya
pemeriksaan tidak terhenti, tetapi mengingat beberapa jenis alat
memerlukan perawatan dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap,
idealnya selain sumber listrik PLN, juga disediakan cadangan sumber
listrik dari generator, mengingat Instalasi Radiologi harus dapat
memberikan pelayanan selama 24 jam.
B. Standar fasilitas
12
Nama ruangan : Kamar Pemeriksaan 1
Ukuran ruang :
Nomor izin pemanfaatan :
Data pesawat
Merk pesawat sinar-X : Mednif Mobile
Tipe/model pesawat sinar-X : XD4-2
No. Seri pesawat sinar-X : 913
Tahun pembuatan :
Tahun pemasangan :
Data tabung
Merk tabung :
Tipe tabung :
No. Seri tabung :
Beda tegangan maksimum kV) : 100
Arus (mA) maksimum : 100
Arus waktu (mAs) maksimum :
Pengukuran
Tebal
Lokasi disekitar ruang radiologi Jenis material + Pb paparan
dinding
(mR/jam)
Kanan : Kamar Ranap 30 cm Tembok bata
Kiri : R. USG 30 cm Tembok bata
Atas : ---- Tembok bata
Bawah : ----
Belakang : R. Radiografer 30 cm Tembok bata
Depan : Lorong Radiologi 30 cm Tembok bata
Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik
radiasi Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelaster baca
13
Monitor dan
printer
USG,stabilizer
14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
15
Kebijakan pelayanan radiologi mengacu pada Kebijakan Umum
Pelayanan Rumah Sakit dan Kebijakan Pelayanan Radiologi yaitu sebagai
berikut :
16
12. Pelayanan Radiologi menetapkan metode untuk pelaporan hasil – hasil
yang kritis dari pemeriksaan diagnostik.
13. Pelayanan Radiologi melaksanakan pengelolaan, pemeliharaan,
kalibrasi secara teratur untuk semua peralatan yang ada di instalasi
radiologi dan instalasi lainnya yang melakukan pemeriksaan radiologi
14. Rumah Sakit menetapkan orang – orang yang berkompeten yang
berpengalaman dan bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan
Radiologi.
15. Pelayanan radiologi menetapkan reagensia dan perbekalan penting
lainnya yang di perlukan sehari-hari agar selalu tersedia dan di
evaluasi secara periodik untuk memastikan akurasi dan presisi hasil.
16. Pelayanan radiologi menetapkan tata cara penyimpanan dan
pendistribusian reagensia sesuai dengan pedoman yang terdapat pada
kemasan.
17. Pelayanan radiologi berada dibawah tanggung jawab kepala pelayanan
radiologi yaitu seorang dokter spesialis radiologi.
18. Pelayanan Radiologi melakukan prosedur kontrol mutu, dilaksanakan
dan didokumentasikan.
19. Pelayanan Radiologi mereview hasil kontrol mutu pelayanan
Radiologi Rumah Sakit rujukan.
20. Pelayanan Radiologi mempunyai akses dengan ahli di bidang
diagnostik spesifik bila diperlukan.
21. Kepala Instalasi Radiologi yang bertugas sebagai koordinator semua
sumber daya yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya ,agar
tercapai pelayanan radiologi yang cepat ,efisien, aman, dan terjangkau
bagi semua yang memerlukan. Kepala Instalasi bertanggung jawab
kepada Direktur melalui Wadir Pelayanan.
22. Pengorganisasian sumberdaya dan peralatan yang ada harus sesuai
standar pelayanan dan ketentuan yang berlaku.
23. Instalasi harus mampu memberikan informasi tentang fasilitas, alur
pelayanan,biaya dan prosedur administrasi yang dibutuhkan oleh
penderita dan keluarganya.
17
24. Instalasi radiologi dibuka setiap hari kerja sesuai jam kerja yang
berlaku. Untuk penderita gawat darurat prosedur radiologi dapat
dilakukan 24 jam , termasuk hari libur oleh petugas radiographer jaga
ON-SITE yang terjadwal.
25. Semua prosedur radiologi dilakukan di Kamar Rontgen Instalasi
Radiologi serta bila diperlukan dapat dilakukan di ruang perawatan
instensif dengan menggunakan Mobile X-ray unit.
26. Dalam mengoperasikan peralatan X-ray harus selalu mematuhi
prosedur dan peraturan keamanan yang telah diberikan oleh
Departemen Kesehatan RI dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
( BAPETEN )
27. Sebelum melakukan tugasnya petugas radiasi wajib memakai alat
Dosimeter Perseorangan.
28. Petugas radiasi wajib melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara
berkala .
29. Pelayanan radiologi meliputi pembuatan foto rontgen dan
pembacaannya, prosedur radiodiagnostik dan pencitraan non X-ray
( Ultrasonografi (USG)).
30. Kelengkapan dan pemeliharaan alat alat X-ray dan radiodiagnostik
lain yang terdapat di Instalasi Radiologi harus selalu dipantau dan
dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.
31. Laporan kegiatan dan catatan medic (expertse radiologist) harus
dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
32. Pemeriksaan radiologi imajing hanya berdasarkan permintaan dari
dokter. Jadi disini pasien harus membawa surat permintaan rontgen
baik dari dokter swasta atau dokter poliklinik rumah sakit maupun
dokter ruangan yang merawat pasien, pada setiap surat permintaan
harus dicantumkan keadaan klink dan pemeriksaan fisik dari pasien,
disamping yang utama yaitu jenis pemeriksaan yang diminta.
33. Semua pasien yang datang ke Instalasi Radiologi harus jelas
identitasnya dan Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi diberikan
informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
18
1. Pendaftaran pasien umum dari dokter swasta atau rujukan
lainnya.
1) Bagian administrasi radiologi menerima surat permintaan
pemeriksaan rontgen, kemudian pasien meminta no
medrek ke loket pendaftaran, setelah terdaftar kemudian
entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya
biaya pemakaian film dan tariff yang berlaku untuk proses
pembayaran ke loket pembayaran.
2) Memberitahu pasien tentang hubungan dokter yang
merujuk dengan pelayanan radiologi diluar RS
2. Pendaftaran pasien umum rawat jalan
Bagian administrasi radiologi menerima surat pengantar
dokter poliklinik untuk pemeriksaan rontgen, kemudian
entry data pasien menurut jenis pemeriksaannya, besarnya
biaya pemakaian film dan tarif yang berlaku untuk proses
pembayaran ke loket pembayaran.
B. Pelaksanaan pemeriksaan
1. Pelaksana
19
a. Pemeriksaan USG dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
b. Pemeriksaan radiologi yang tidak dapat di lakukan di RSU
Permata Medical Centre (PMC) Indramayu maka dirujuk ke
Rumah Sakit rujukan
2. Tindakan
Persiapan alat
1) Saklar LVC diubah dalam posisi
2) Tekan tombol swich untuk menghidupkan dan mematikan
pesawat on / off
3) Hidupkan lampu kolimator dan atur luas lapangan penyinaran
4) Atur FFD (Fokus Film Distance)
5) Atur factor exsposi (kV, Ma, S) sesuai dengan pemeriksaan
6) Lakukan exsposi
7) Matikan pesawat apabila pemeriksaan sudah selesai
3. Pencucian Film
Pelaksanaan pencucian film dilakukan di kamar gelap menggunakan
Manual Film Processing ( MFP).
Proses pencucian menggunakan manual
a. Pastikan tangki developer, fixer dan air terisi cukup
b. Matikan lampu kamar gelap
c. Buka kaset dan keluarkan film dari kaset
4. Pemberian Expertise
Ekspertise radiologi dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
didalam maupun diluar jam kerja.
20
2. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, setelah foto diberikan
identitas, diexpertise oleh dokter spesialis radiologi, hasil foto
diberikan langsung ke pasien atau diambil petugas poliklinik,
untuk disampaikan kepada dokter yang memeriksa, sedangkan
untuk pasien rawat inap hasil foto diambil oleh petugas ruangan.
3. Untuk pasien IGD, hasil foto radiologi dilihat oleh dokter jaga,
Expertise oleh dokter radiologi dapat dilakukan secara langsung
saat itu atau pada esok harinya bila pemeriksaan dilakukan pada
sore / malam hari.
4. Hasil expertise dibuat rangkap dua, satu diberikan kepada dokter
pengirim sedangkan satu lagi disimpan untuk radiologi yang
sebelumnya dicatat pada buku register pasien.
6. Penyerahan Hasil
Hasil pemeriksaan radiologi diserahkan ke pasien setelah dibaca oleh
Dokter Spesialis Radiologi atau bisa diberikan tanpa ada hasil
bacaan dari Dokter Spesialis Radiologi jika dalam keadaan
emergency.
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya adalah menyediakan
barang/bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasianalnya dalam jumlah, kualitas
dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan tujuan agar tersedia barang
serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai, tidak terganggu oleh
kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang
tidak wajar. Begitu pun pelayanan radiologi memerlukan logistik yang harus sesuai
dengan kebutuhan untuk menunjang kelancaran pelayanan.
A. Permintaan Alat
21
1. Permintaan Alat Kesehatan dan obat
Permintaan Alat Kesehatan dan obat instalasi radiologi terdiri dari :
1) Kaset rontgen
2) Grid
3) Film rontgen
4) Cairan processing film (developer dan fixer)
5) USG Paper
6) Jelly
2. Pengadaan Barang Rumah Tangga dan Alat Tulis Kantor
1) Amplop rontgen
2) Amplop USG
3) Kertas HVS
4) Spidol permanen
5) Spidol whiteboard
6) Pewangi ruangan
7) Parfum padat
8) Tisue
9) Sabun
10) Tempat sampah
11) Gayung
12) Ember
13) Jam dinding
14) Hecter
15) Isi hecter
16) Amplop kecil
17) Doble tip
18) Box file
19) Buku polio
20) Buku kwarto
21) Formulir permintaan pemeriksaan radiologi
22) Formulir lampiran hasil rontgen
23) Formulir persetujuan tindakan medis (pemeriksaankontras)
22
24) Lembar penjelasan persiapan pemeriksaan USG
25) Lembar penjelasan persiapan pemeriksaan kontras
26) Slip bukti transaksi radiologi
23
Perbekalan farmasi yang diserahterimakan, dicatat dan
didokumentasikan dalam sistem informasi aplikasi farmasi
INSTALASI LOGISTIK
URUSAN UMUM
FERIVIKASI
PERMINTAAN
GUDANG
FARMASI
Radiologi
24
C. Prosedur Penyimpanan Barang Logistik
25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
26
6. Jika diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film
selama penyinaran dan diberi pakaian pelindung (apron) sebagai proteksi
radiasi serta menghindari berkas sinar langsung dari sumber sinar radiasi.
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
28
Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infeksi dibuang secara
aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan perjalanan
dan pembuangan limbah developer dan fixer.
Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 radiologi bagi seluruh
petugas radiologi.
Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di radiologi dan
melaporkan kepada Kepala Pelayanan Radiologi.
Setiap Instalasi Radiologi sebaiknya membuat pokok – pokok K3 radiologi
yang penting dan ditempatkan dilokasi yang mudah dibaca oleh setiap peugas
radiologi.
1. Keamanan kerja dari aspek fasilitas
a. Ukuran ruangan radiasi
b. Tebal dinding
Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar- X diagnostic sedemikian rupa
sehingga penyerapan radiasi nya setara dengan penyerapan radiasi dari
timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat
jenis :
29
Jendela
Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai luar.
Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi
penahan radiasi yang setar dengan 2 mm, timbal dan jendela tersebut
harus ditutup ketika penyinaran sedang berlangsung.
d. Paparan Radiasi
a. Film Badge
Setiap pekerja radiasi atau pekerja lainnya yang karena bidang
pekerjaannya harus berada disekitar medan radiasi, diharuskan
memakai film badge setiap memulai aktivitas pekerjaannya setiap
hari.
Film badge dipakai ( dikancingkan ) di pakaian kerja, pada
daerah yang diperkirakan paling banyak menerima radiasi atau
pada daerah yang dianggap mewakili penerimaan dosis seluruh
tubuh , seperti : dada bagian depan atau panggul bagian depan.
30
f. Pesawat Radiasi
1) Kebocoran Tabung
Rumah tabung ( tube housing ) harus mampu menahan radiasi sehingga
radiasi yang menembusnya tidak melebihi 100mR perjam pada jarak 1
meter dari focus pada tegangan maksimum.
2) Filter
Filter radiasi harus terpasang pada setiap pesawat sinar-X
Harus ada suatu prosedur bekerja dengan pesawat radiasi yang aman,baik,dan
benar. Prosedur kerja tersebut harus dilaksanakan oleh setiap operator
pesawat radiasi
h. Kalibrasi
31
peluruhannya untuk menjamin ketepatan dosis yang dikeluarkan oleh
pesawat
32
Pada wanita hamil dilarang bekerja di area medan radiasi.
Pemantauan kesehatan berkala (pemeriksaan radiologi kadar Pb) setiap 6
bulan sekali.
Kesehatan setiap petugas radiologi harus selalu dipantau, untuk itu setiap
petugas harus mempunyai kartu dosis yang tersimpan dengan baik.
Minimal satu tahun dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk
pemeriksaan radiologi.
Memberikan gizi tambahan.
4. Pengolahan limbah
instalasi radiologi melakukan pengelolaan limbah bekerja sama dengan
bagian kesling rumah sakit untuk di proses.
33
Adapun jenis limbah yang terdapat di Instalasi Radiologi adalah cairan
developer dan cairan fixer.
5. Pencegahan Kecelakaan
2) .Memberi nama dan logo bahan kimia sesuai dengan tingkat bahaya
yang ditimbulkannya seperti iritan, toksik, korosif, eksplosif,
oksidator dan mudah terbakar.
34
3) Menyimpan bahan kimia khususnya bahan mudah terbakar pada
tempat / lemari khusus yang aman dan jauh dari udara panas atau
api.
4) Jangan memipet asam kuat dan bahan kimia lain dengan mulut
tetapi menggunakan pipet automatik atau karet penghisap.
5) Jangan memegang botol bahan kimia pada bagian lehernya tetapi
memegangnya pada bagian badan botol.
6) Menyediakan tempat cuci tangan di radiologi.
6. Penanganan Kecelakaan
35
1) Jika petugas merasa lelah segera menghentikan pekerjaan dan
beristirahat kemudian melanjutkan pekerjaan bila sudah pulih
kembali atau menggantikannya dengan petugas yang lain.
2) Bila terjadi kecelakaan akibat fisik, petugas lain segera memberi
pertolongan pertama.
3) Membawanya ke UGD atau menghubungi dokter apabila
memerlukan pengobatan lebih lanjut.
4) Memberitahukan kepada Ka.Instalasi radiologi dan melaporkan
kepada tim K3 RS.
36
b) Sebutkan nama
c) Sebutkan asal unit
d) Sebutkan lokasi
e) Laporkan situasi
Evakuasi
Segera keluar menuju titik kumpul
Informasikan kondisi terakhir
37
Membuat laporan adanya kebakaran di Instalasi Radiologi kepada tim
K3 RS
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Secara umum mutu memang sejalan dengan kompetisi. Mutu juga penting bagi
manajemen yang berpandangan jauh ke depan, di Instalasi radiologi mutu adalah hal
terpenting jika keselamatan menjadi pokok utama.
38
Dalam pemanfaatan tenaga sinar-X jika mutu diabaikan maka akan timbul 2
persoalan :
B. Sasaran
39
1. Standar pelayanan minimal
a. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto ≤ 3 jam
b. Pelaksanaan ekspertise 100%
c. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen ≤ 2%
d. Kepuasan pelanggan ≥ 80%
40
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi mutu Efektifitas,efisiensi ,kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Radiologi
Definisi operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah
tenggang
Waktu mulai pasien difoto sampai dengan menerima
hasil yang sudah diekfertise
Frekwensi pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah komulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax
foto
Dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang difoto dalam bulan tersebut
Sumber data Hasil survey dalam laporan Kepala Ruangan
Standar ≤ 3 jam
Penanggung jawab Kepala Instalasi radiologi
Standar 100%
41
Penanggung jawab Kepala Instalasi Radiologi
Standar ≤ 2%
4) Kepuasan pelanggan
42
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Standar ≥ 80%
43
BAB IX
PENUTUP
44
45