Anda di halaman 1dari 21

1.

ASERING

 Indikasi :

Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) pada keadaan : gastroenteritis akut,


demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.

 Komposisi : Setiap liter asering terkandung didalamnya :

Na 130 MEq

Cl 109 MEq

K 4 MEq

Ca 3 MEq

Asetat (garam) 28 MEq

 Efek samping :

Demam

Infeksi pada tempat injeksi

Trombosis vena / flebitis

hipervolemia

 Tujuan :

Terapi cairan pengganti untuk kondisi kehilangan cairan secara akut

Suplemen glukosa
2. KA-EN 1B

 Indikasi :

 Sebagai larutan awal apabila status elektrolit pasien belum diketahui,


misalnya ditemukan pada kasus emergensi (dehidrasi lantaran asupan oral
tidak memadai, demam)

 Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian dengan cara IV. Kecepatan
sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) & 50-100 ml/jam pada anak-anak

 < 24 jam pasca operasi

 Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam

 Komposisi :

 dextrose anhydrose

 sodium cloride

 Efek samping :

 peradangan di tempat suntikan, peningkatan glukosa darah , kobocoran dari


situs injeksi , bekuan darah , mual dan muntah , diare , berkedut otot, radang
saluran pencernaan

 Tujuan :

 Dapat menjadi cairan elektrolit pasien yang sedang dehidrasi karena tidak
mendapat asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini
bisa diberikan kepda bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai
cairan elektrolitnya.
3. KA-EN 3A dan KA-EN 3B

 Indikasi :

 Mensuplai kalium sebesar 20 MEq/L untuk KA-EN 3B

 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada
kondisi asupan oral terbatas

 Mensuplai kalium sebesar 10 MEq/L untuk KA-EN 3A

 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

 Komposisi :

 Na 50 meq

 K 20 meq

 Cl 50 meq

 Lactate 20 meq

 Glucose 27 gr

 Efek samping :

 Alkalosis

 Edema otak, paru, dna perifer

 Intoksikasi air dan hiperkalemia

 Tromboflebitis

 Tujuan :

 Menyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan


dimana asupan makanan tidak cukup atau tidak dapat diberikan secara per
oral (melalui mulut).
4. KA-EN MG3

 Indikasi :

 Rumatan untuk kasus di mana suplemen NPC dibutuhkan 400 Kcal/L

 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada
kondisi asupan oral terbatas

 Mensuplai kalium 20 MEq/L

 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

 Komposisi :

 Dextrose anhydrous

 Potasium cloride

 Sodium cloride

 Sodium lactate

 Efek samping :

 Peningkatan glukosa darah  Reaksi alergi yang parah

 Kebocoran dari situs injeksi  Mati rasa / kesemutan dikulit

 bekuan darah  Iritasi mata

 Peradangan di tempat suntikan  Sakit perut

 Sakit perut atau pembengkakan  Ruam kulit

 Mual dan muntah  Toksisitas akut

 Tujuan :

 Kadar kalium rendah

 Cairan dan nutrisi pengganti


 Ketidak seimbangan elektrolit

 Kekurangan kalium

 Hipertensi

 Darah dan kehilangan cairan

5. KA-EN 4A

 Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak

 Tidak Dengan kandungan kalium, maka dapat diberikan kepada pasien


dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal

 Tepat digunakan buat dehidrasi hipertonik

 Komposisi (per 1000 ml) :

 K 0 MEq/L

 Na 30 MEq/L

 Cl 20 MEq/L

 Laktat 10 MEq/L

 Glukosa 40 Gr/L

 Efek samping :

 Edema selebral

 Pulmonal dan perifer

 Intoksikasi cairan terjadi pada infus yang berlebihan khususnya pada bayi
baru lahir dan neonatus

 Tujuan :
 Dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak2,

 Menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien

 Membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi


hipertonik

6. KA-EN 4B

 Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak umur kurang 3 th

 Mensuplai 8 MEq/L kalium pada pasien maka meminimalkan risiko


hipokalemia

 Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

 Komposisi :

 Na 30 MEq/L

 K 8 MEq/L

 Glukosa 37,5 Gr/L

 Laktat 10 MEq/L

 Cl 28 MEq/L

 Efek samping :

 Edema otak , paru dan perifer

 Intoksikasi cairan dapat terjadi pada pemberian infus yang berlebihan


khususnya pada bayi aru lahir dan neonatus .

 Tujuan :

 Dapat diberikan pada bayi dan anak anak usia kurang dari 3 tahun, sebagai
cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien
kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi
hipertonik.

7. Otsu-NS

 Indikasi :

 Untuk resusitasi

 Kehilangan Na > Cl, misal diare

 Sindrom yg berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,


insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

 Komposisi :

 Sodium cloride 0,9 %

 Tujuan :

 Mengganti Na dan Cl ketika pasien diare

 Mengganti kehilangan natrium pada pasien saat aksidosis

 Diabetikum, insuviensi, adrenofortikal , dan luka bakar. Selain itu, mengganti


cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.

 Efek samping :

 Mual muntah, diare, berkedut, radang saluran pencernaan, iritasi mata.

8. Otsu-RL
 Indikasi :

 Suplai ion bikarbonat

 Resusitasi

 Asidosis metabolic

 Komposisi :

 Calcium chloride dihydrate

 Potasium chloride

 Sodium lactate

 Efek samping :

 Muntah

 Sembelit

 Sakit kepala

 Hitam tinja

 Mati rasa/kesemutan

 Detak jantung tak teratur

 Tujuan:

 Memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi

 Metabolik dan sebagai resusitasi

9. MARTOS-10
 Indikasi :

 Suplai air & karbohidrat dengan cara parenteral pada penderita diabetik

 Kondisi kritis lain yg membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, stres


berat, infeksi berat & defisiensi protein

 Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam

 Mengandung 400 Kcal/L

 Komposisi :

 400 kcal/L

 Efek samping :

 Respon febris

 Infeksi pada tempat injeksi

 Nekrosis jaringan

 Meluasnya febristis dari tempat injeksi

 Tujuan:

 Dapat membantu mencukupi suplay air dan karbohidrat pada pasien-pasien


diabetik secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis
penderita tumor, infeksi berat, pasien stres berat maupun pasien mengalami
devisiensi protein.

10. AMIPAREN
 Indikasi :

 Luka bakar  Pasca operasi

 Stres metabolik berat  Dosis dewasa 100 ml selama 60


menit
 Infeksi berat
 Total Parenteral Nutrition
 Kwasiokor

 Komposisi :

 Alanine  thrypthopan

 aminoacetec acid  Leuchine

 Arginine  Lychine acitate

 Aspartic acid  Matehionine

 Cisteyine  Phenilalanine

 Blutamic acid  Proline

 Histidine  Serine

 Isololeucine  Treyonine

 Efek samping :
 Perasaan geli  Kongesti paru-paru
 Tekanan darah ubnormal (rendah)  Kebutaan sementara
 Detak jantung cepat  Tampungan air

 Tujuan :
 Cairan ini dapat bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat,
mengalami luka bakar, kuasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.

11. AMINOVEL-600
 Indikasi :

 Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI

 Penderita GI yg dipuasakan

 Kebutuhan metabolik yg meningkat (misal luka bakar, trauma & pasca


operasi)

 Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

 Stres metabolik sedang/ringan

 Komposisi :

 Alanine  L-methpionine

 Aminoacetic acid  L-threonine

 Arginine hydrocloride  L-thrytopan

 Ascorbic acid  Louchine

 Inositol  Lisine hydrocloride

 Isoleucin  Magnesium chloride anydrouse

 Arginine

 Efek samping :

 Pembilasan  Ketidak seimbangan dalam garam


tubuh
 Perasaan geli
 Kongesi paru paru
 Tekanan darah ubnormal rendah
 Kebutaan sementara
 Angina
 Tampungan air
 Detak jantung cepat
 Tujuan :

 Meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar,


trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang, dan
cairan ini diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.

12. PAN-AMIN G

 Indikasi :

 Suplai asam amino pada hiponatremia & stres metabolik ringan

 Nitrisi dini pasca operasi

 Tifoid

 Komposisi :

 Aminoacetic acid  Metionine

 Arginine hydrocloride  Penilalanine

 Histidine hydrocloride  Sorditol

 Isoleucine  Tereonine

 Leucine  L-thripotopan

 Lisine  L-faline

 Hydroclorede

 Efek samping :

 Peradangan  Kembung
 Mual muntah  Encok

 Sakit perut  Kelainan darah

 Diare  Gangguan gastroinstestinal ringan

 Tekanan darah rendah  Ketidak seimbangan elektrolit

 Perburukan dari asma  Demam

 Tujuan :

 Penyembuhan luka  Ketahanan fisik dan kekuatan

 Gigi sensitif  Kelenturan tulang belakang

 Penyakit kulit  Kekuatan mental

 Kerusakan otot

13. ALBUMIN

 Komposisi :

 protein 69/kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma manusia
(misalnya 5%)

 Indikasi :

 Kondisi asites  Sindrome hepatorenal

 Luka bakar - hipovolemik 24 jam  Mediastinitis


pertama
 Nefroti akut
 Operasi bypass jantung
 Sindrome hiperstimulasi ovarium
 Shock hipovolemik
 pankreatitis dan peritonitis
 Gagal liver (akut)
 Plasmafaresis
 Neonatal hiperbilirubinemia

 Efek samping :

 Urtikaria atau biduran  Peningkatan tekanan darah

 Demam  Sakit kepala

 Sensasi rasa panas dan berkeringat  Mual dan muntah

 Haus  Detak jantung meningkat

 Tujuan :

 Menangani hipoalbuminemia

 Trapi penunjang pada shock hipopolemik dan sebelum dilakukan transfusi tukar
pada penyakit kuning bayi baru lahir.

14. RINGER LACTAT

 Indikasi :

 Tetani hipokalsemik

 ketidakseimbangan elektrlik tubuh

 Diare

 Luka bakar

 Gagal ginjal akut

 Komposisi :
 Na (130 meq/L) , Cl (109 meq/L) , Ca (3 meq), lactat ( 28 meq/L)

 Efek samping :

 Nyeri dada  Bersin-bersin


 Penurunan tekanan darah  Ruam
 Detak jantung abnormal  Gatal-gatal
 Kesulitan bernafas  Sakit kepala
 Batuk
 Tujuan :

 Cairan infus yang biasa di gunakan pada pasien dewasa dan anak-anak
sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi

15. Tutofusin

 Indikasi :

 Untuk perawatan hipokalsemia  Inkonsintesi PH

 Jumlah rendah magnesium  Natrium yang rendah dalam


dalam darah darah

 Kekurangan kalium  Kadar magnesium yang rendah

 Ketidakseimbangan elektrolit  Tingkat kalsium yang rendah


 Kompsisi :

 Kalsium chloride unhydrous

 Magnesium cloride unhydrouse

 Potassium cloride

 Sodium acetate dan sodium cloride

 Efek samping :

 Sensasi kesemutan , Sensai kebakar , defresi, merasa lelah, keram otot,


sakit perut atau pembengkakan, mual, diare berat atau sedang, hitam tinja .

 Tujuan :

 Memenuhi kebutuhan pasien air dan cairan elektrolit baik saat sebelum
sedang dan sesudah operasi

 Membantu mengembalikan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi


isotonik dan kehilangan cairan intraseluler

 Memenuhi kebutuhan makan yang mengandung karbohidrat secara parsiial

16. Dextran

 Indikasi :

 Untuk perawatan trombisis vaskular

 Vonwille brand desiase

 Hipopolemia
 Plak gigi

 Iritasi minor mata

 Komposisi :

 Dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri


leuconostoce mesenteroide, yang ditumbuhkan pada media sukrosa

 Efek samping :

 Pusing

 Mual muntah

 Diare

 Demam berkeringan atau kedinginan

 Pegal nyeri

 Pembengkakan kemerahan atau reaksi lainnya di tempat suntikan

 Rasa logam di mulut dan sakit kepala .

 Tujuan :

 Membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma, shock sepsis,


iskemiaselebral, vaskuler feriver, dan iskemia miokard

17. NORMAL SALINE

 Indikasi :

 Sumber cairan dan eektrolit untuk pengganti cairan yang hilang

 Media untuk memberikan obat intavena

 Cairan irigasi steril


 Komposisi :

 Na 154 mmol/L

 Cl 154 mmol/L

 Efek samping :

 Reaksi pada tempat penyuntikan seperti eritena, rasa tertarik, senasi


terbakar, bengkak, nyeri, gatal, dan urtikaria

 Tromboplebitis pada tempat penyuntikan

 Memnyebabkan reaksi hipersensivitas

 Hipernatremia, hipokalemia atau asidosis

 Hiperpolemia akibat pemberian cairan berlebihan

 Hemodelusi

 Koagulopati

 Tujuan :

 Mengganti cairan sat diare

 Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravskuler

 Menjaga ciran ekstraseluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada


metabolik nitrogen berupa ureum dan kreatinum pada penyakit ginjal akut

18. SANBE HEST 130

 Indikasi

 Hipopolemia

 Kadar nutrium yang rendah

 Kadar kalium yang rendah


 Kadar magnesium yang rendah

 Kadar kalsium rendah

 Kehilangan cairan

 Komposisi :

 Hydroxyethyl poly starch

 Sodium chloride

 Efek samping :

 Prulitus

 Mual muntah

 Diare

 Berkedut otot

 Radang saluran pencernaan

 Iritasi mata

 Tujuan :

 Sanbe hest 130 digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, dan


perbaikan penyakit, kondisi dan gejala berikut ini:

 Hipovolemia

 Kadar natrium yang rendah

 Kadar magnesium yang rendah

 Kadar kalium rendah

 Tingkat kalsium yang rendah

 Darah dan kehilangan cairan

19. FUTROLIT
 Indikasi :

 Sembelit  Kehilangan cairan

 Hipokalsemia  Kadar kalium rendah \

 Kekurangan kalium  Kadar natrium rendah

 Ketidak seimbangan elektrolit  Inkonsistensi PH

 Jumlah magnesium dalam darah  Kadar magnesium rendah


yang rendah
 Tingkat kalsium rendah
 Komposisi :

 Calcium chloride anhydrous  Sodium chloride

 Magnesium chloride anhydrous  Sorbitol

 Pottasium chlloride

 Efek samping

 Rasa kesemutan  Tinja hitam

 Rasa terbakar dikulit  Munculnya rasa kesemutan dan


mati rasa di kulit
 Mudah merasa lelah
 Diare
 Kram pada otot
 Sakit perut dan pembengkakan
 Mual

 Tujuan

 Membantu mengatasi kebutuhan karohidrat, cairan elektrolit dalam tubuh


20. Ecosol NaCl

 Indikasi :

 Darah dan kehilangan cairan

 Kadar magnesium rendah

 Kadar kalium rendah

 Tingkat kalsium yang rendah

 Kadar nutrisi yang rendah

 Komposisi :

 Sodium chloride - 0,9%

 Efek samping :

 Mual muntah

 Diare

 Berkedut otot

 Radang saluran pencernaan

 Iritasi mata

 Tujuan

 Untuk darah dan kehilangan cairan

Anda mungkin juga menyukai