Disusun oleh:
NOFRIDHA ISLAMI
1514140001
BIOLOGI SAINS
JURUSAN BIOLOGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara
kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang dulu hingga sekarang
masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau
bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun,
dewasa ini Indonesia justru menghadapi masalah serius dalam situasi
pangan di mana yang menjadi kebutuhan pokok semua orang.
Kentang (Solanum tuberosum L.) dan ubi kayu (Manihot
esculenta) merupakan umbi-umbian yang banyak digunakan sebagai
sumber karbohidrat atau makanan pokok bagi masyarakat dunia setelah
gandum, jagung dan beras. Sebagai umbi-umbian, kentang cukup
menonjol dalam kandungan zat gizinya. Perbandingan protein terhadap
karbohidrat yang terdapat di dalam umbi kentang lebih tinggi dari pada biji
serealia dan umbi lainnya. Kandungan asam amino umbi kentang juga
seimbang sehingga sangat baik bagi kesehatan (Niederhauser 1993).
Ubi kayu (cassava), adalah tanaman umbi-umbian berasal dari
Amerika Latin, yang sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia.
Perbanyakan tanaman ubi kayu dapat dilakukan dengan cara generatif
(biji) dan vegetatif. Secara generatif (biji) biasanya dilakukan pada skala
penelitian (pemuliaan tanaman) yang bertujuan untuk menghasilkan
varietas baru. Ubi kayu lazimnya diperbanyak dengan cara vegetatif / stek
batang (Sosrosoedirdjo, 1992).
Potensi ubi kayu sebagai bahan pangan yang penting di dunia
ditunjukkan dengan fakta bahwa tiap 300 juta ton umbi-umbian dihasilkan
dunia dan dijadikan bahan makanan oleh sepertiga penduduk Negara
bagian tropis. Di samping itu, sekitar 45% dari total produksi umbi-
umbian dunia langsung dikonsumsi oleh produsen sebagai sumber kalori
di beberapa Negara. Untuk Provinsi Lampung sendiri produksi umbi setiap
tahunnya mengalami peningkatan.
Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang cukup potensial dan
nilai gizinya juga cukup berarti bila diolah menjadi makanan ringan
berupa kue, tepung tapioka, tape, makanan ternak, gaplek, keripik
singkong dan sebagainya. Hasil olahan ubi berupa tepung dan gaplek
dalam bentuk chips, pellet, ataupun lainnya, yang telah lama menjadi
komoditi ekspor yang sangat penting dalam menyumbang pendapatan
devisa, karenanya merupakan asset yang sangat berharga dan perlu dijaga
kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekspor
pada masa-masa selanjutnya (Rukmana, 1997).
Umbi kentang mengandung sedikit lemak dan kolesterol, namun
mengandung karbohidrat, sodium, serat diet, protein, vitamin C, kalsium,
zat besi dan vitamin B6 yang cukup tinggi (Kolasa 1993).
Menurut Burlingame et al. (2009), selain sebagai sumber energi,
kentang juga mengandung serat makanan (sampai 3,3%), asam askorbat
(sampai 42 mg/100 g), kalium (sampai 693,8 mg/100 g), karotenoid total
(sampai dengan 2700 mcg/100 g), dan fenol antioksidan seperti asam
klorogenat (hingga 1570 mcg/100 g) dan polimer, dan anti-nutrisi seperti
α-solanin (0,001- 47,2 mg/100 g), dan jumlah protein yang lebih rendah
(0,85-4,2%), asam amino, mineral dan vitamin lain, dan komponen
bioaktif. Komposisi tersebut mempengaruhi kualitas produk (Simek 1980).
Kentang mempunyai laju respirasi dan laju produksi etilen yang
sangat rendah, sehingga mengindikasikan bahwa umbi kentang memiliki
daya simpan yang cukup lama. Namun demikian seiring dengan lamanya
waktu penyimpanan kentang dapat berakibat pada kerusakan baik secara
fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Penanaman benih kentang bermutu, tepat waktu dan tepat umur
fisiologis adalah faktor utama penentu keberhasilan produksi kentang
(Wattimena, 2000). Sektor perbenihan merupakan salah satu pendukung
utama dalam program pembangunan pertanian karenanya perbenihan
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian utama dalam
memenuhi kebutuhan benih berkualitas di Indonesia.
Khan et al. (2011) mengemukakan bahwa faktor yang berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman kentang yang dapat dikontrol oleh petani yaitu
varietas kentang, nutrisi dan pengendalian hama dan penyakit. Selain itu,
kendala yang dihadapi pengembangan kentang di dataran medium adalah
suhu tanah yang relatif lebih tinggi dibandingkan di dataran tinggi yang
mengakibatkan gangguan bagi tanaman untuk berproduksi. Hasil
penelitian Rykaczewka (2015) mendapatkan bahwa selain produksi
mengalami hambatan, suhu yang tinggi menyebabkan tuberisasi sekunder
dan cacat fisiologis umbi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan budidaya tanaman jenis umbi di Indonesia?
2. Bagaimana teknik budidaya tanaman kentang dan ubi kayu?
3. Faktor apa saja yang menjadi syarat tumbuh dalam penanaman
tanaman kentang dan ubi kayu?
4. Bagaimana kandungan gizi yang terdapat pada kentang dan ubi kayu?
5. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman jenis umbi?
C. Tujuan Penelitian
1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan budidaya tanaman jenis
umbi di Indonesia
2. Mahasiswa dapat menguasai teknik budidaya tanaman kentang dan ubi
kayu?
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat tumbuh dalam penanaman
tanaman kentang dan ubi kayu?
4. Mahasiswa dapat mengenal jenis kandungan gizi yang terdapat pada
kentang dan ubi kayu
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat mengonsumsi umbi dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A. Syarat Pertumbuhan
Beberapa faktor lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang yaitu:
a) Iklim
Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu
optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m
dpl.
b) Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase
baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0. 1.
Kelembapan tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah 70%. Kelembapan
tanah yang lebih dari ini menyebabkan kentang mudah diserang oleh penyakit
busuk batang.
B. Pedoman Teknis Budidaya
I. Pembibitan
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur
150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran
sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat
saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
Bila membeli bibit (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-
45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan
tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4
potong menurut mata tunas yang ada.
Teknik Penanaman
1. Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan
kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam
diakhir musim hujan (April-Juni).
2. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman: Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
Penyiangan: Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa
penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan
dan penggemburan.
3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah
terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
4. Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau
dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
b. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans.
Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak
basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan
bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun
membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum.
Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua,
daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun,
pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada
sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes.
Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian
tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna
coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit
yang baik.
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga
menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui
luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian:
menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran.
Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal
tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit
dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar
tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit
umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: pergiliran tanaman.
Penyakit karena virus Virus yang menyerang adalah:
(1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
(2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
(3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
(4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak;
(5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
(6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan
umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan
jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian,
kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang
Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus,
pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas
virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman
sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan
pergiliran tanaman.
Gambar 1. (a) Trips, (b) kutudaun, (c) gejala serangan tungau, dan (d)
ulat grayak
Pemanenan
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung
varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya
telah berwarna kekuning-kuningan atau coklat dan layu yang bukan disebabkan
serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering)
dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat
mengelupas bila digosok dengan jari.
a. Teknik pemanenan:
Hentikan penyiraman dan biarkan mereka kering di dalam tanah selama
sekitar satu minggu.
Gali gundukannya dengan hati-hati, pastikan Anda tidak merusak
kentangnya, dan tarik kentang yang matang ketika Anda
menemukannya.
Keringkan kentangnya. Kentang yang matang harus dikeringkan selama
beberapa hari sebelum Anda menyimpannya. Ini akan memberi waktu
kepada kentang untuk mengembangkan kulit yang keras yang akan
melindungi mereka dari pembusukan selama berbulan-bulan.
Biarkan kentang yang baru dipanen terhampar di permukaan tanah
untuk satu atau dua hari agar kering di bawah sinar matahari. Jangan
mencucinya sebelum kering.
Jika terjadi hujan, keringkan kentang di dalam ruangan selama beberapa
hari sebagai gantinya.
Cuci kentang Anda dan simpan di tempat yang sejuk dan kering.
Kandung
Jenis Nutrisi / Gizi an AKG%
150kcal
Kalori (Energi) (670 kJ) 8%
Karbohidrat 38,1g 29%
Air 60g –
Protein 1,4g 2,5%
Gula 1,7g –
Serat 1,8g 4.0%
Lemak 0,3g 1%
Vitamin A 13UI <1%
Vitamin C 20,6mg 25%
Vitamin D – –
Vitamin E 0,19mg 1%
Vitamin K 1,9µg 1,5%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,087mg 8%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,048mg 4%
Vitamin B3 (Niacin) 0,854mg 6%
Vitamin B6 0,088mg 7%
Vitamin B9 (Folat) 27µg 7%
Kalsium 16mg 2%
Zat Besi 0,27mg 2%
Magnesium 21mg 6%
Fosfor 27mg 4%
Potassium (Kalium) 271g 6%
Sodium 14mg 1%
Seng (Zinc) 0,34mg 4%
Tabel.2 Jumlah AKG per 100 gram
Selain dapat dijadikan makanan pokok yang kaya dengan karbohidrat dan Kalori,
Ubi kayu juga memiliki beberapa manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya.
Berikut ini adalah beberapa manfaatnya bagi kesehatan kita.
1. Menjaga Kesehatan Jantung
Ubi kayu dapat membantu menurunkan Kolesterol LDL yaitu kadar
kolesterol sering dianggap sebagai Kolesterol Jahat. Selain itu, juga dapat
membantu menurunkan kadar Trigliserida karena kandungan serat
makanannya yang tinggi.
2. Mengendalikan Tekanan Darah
Potassium atau Kalium dalam Ubi Kayu berperan sebagai komponen
penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengatur detak jantung
dan tekanan darah. Potassium atau Kalium juga merupakan vasodilator
yang membantu memperlebar pembuluh darah sehingga mengurangi
tekanan darah.
3. Membantu Menurunkan Berat Badan
Ubi Kayu mengandung Amilosa yang merupakan sumber karbohidrat
kompleks utama yang secara perlahan dipecah oleh tubuh dan dapat
meningkatkan rasa kenyang. Serat juga dapat membantu dalam
menurunkan berat badan dengan mempertahankan rasa kenyang pada
waktu yang relatif lama.
4. Mengurangi Risiko Penyakit Kanker
Ubi kayu mengandung beberapa antioksidan seperti Vitamin C, Beta
Karoten, dan Saponin yang memainkan peranan penting dalam mencegah
radikal bebas masuk ke tubuh. Radikal Bebas dipercayai sebagai penyebab
terbentuknya sel kanker. Antioksidan tersebut diketahui membantu tubuh
melindungi sel-sel Anda dari kerusakan oleh radikal bebas dan
memperbaiki DNA yang rusak. Sebuah studi tentang Fitoterapia dilakukan
oleh para ilmuwan dari Universitas Tianjin menemukan bahwa Saponin
yang terkandung oleh tanaman dapat membantu mencegah kanker.
5. Membantu Meringankan Kecemasan dan Stres
Vitamin dan mineral yang terkandung dalam umbi juga diketahui dapat
membantu tubuh dalam mengurangi kecemasan dan stress dengan cara
meningkatkan perasaan dan suasana hati yang baik serta menyenangkan.
Magnesium yang dikandung oleh ubi dikenal sebagai penghilang stres dan
berperan dalam menenangkan sistem saraf.
6. Mencegah Anemia
Zat Besi atau Iron yang terkandung dalam Ubi Kayu ini dapat membantu
tubuh untuk membentuk dua protein penting yaitu Hemoglobin (molekul
protein dalam sel darah merah) dan Mioglobin (protein yang ditemukan di
jantung dan otot) yang berfungsi untuk membantu membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh. Dengan dua protein penting ini, konsumsi ubi kayu
dapat membantu mencegah tubuh dari kekurangan zat besi yang
menyebabkan anemia dan membantu proses dalam memperbarui sel darah
merah.
7. Membantu Memperlancar Sistem Pencernaan
Singkong mengandung Serat yang memainkan peranan dalam membantu
meningkatkan sistem pencernaan kita dengan cara menyerap semua racun
dari usus dan memungkinkan pengurangan peradangan. Oleh karena itu,
mengkonsumsi ubi dapat menjadikan kita lebih sehat dan jauh dari
masalah gastrointestinal.
Barat.
Khan, A.A., M.S. Jilani, M.Q. Khan, M. Zubair. 2011. Effect of seasonal variation
on tuber bulking rate of potato. J. Animal Plant Sci. 21(1): 31- 37.
feeding the world’, Am. Potato. J., vol. 70, no. 5, pp. 385-403. Kolasa, KM
1993, The potato and human nutrition. Am. Potato J., vol. 70, no. 5, pp.
375-83.
Novary, E. W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayur Segar.Penebar Swadaya.
Jakarta.
Penebar Swadaya.
Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta (ID): Kanisius.