Anda di halaman 1dari 3

Andi Usmussaadah

70600116001

1. Resume Jurnal
Judul jurnal : Topical Steroid Is Effective for the Treatment of Phimosis in Young Children
( Steroid Topikal Efektif untuk Pengobatan Phimosis pada Anak Kecil )
Penulis : Paiboon Sookpotarom MD, Suchat Porncharoenpong MD, Paisarn Vejchapipat
MD, PhD
Penerbit : J Med Assoc Thai 2010; 93 (1): 77-83
Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk mengevaluasi efek dari pengobatan non-operatif
menggunakan steroid topical terhadap Phimosis pada bayi dan anak kecil. Sampai saat ini Gold standart
of treatment phimosis ialah sirkumsisi (sunat). Di tahun 1993, prosedur sunatan mulai dipertanyakan
Jonatan et al dan kikiros et al menyampaikan bahwa aplikasi tropikal steroid telah diakui untuk pertama
kalinya sebagai bisa diadikan pengobatan alternatif phimosis, laporan mereka membuktikan hasil yang
sama dan sangat baik. dari saat itu, semua laporan mengenai terapi konservatif untuk fimosis juga
menyimpulkan hasil yang sama, dan juga cara ini lebih simpel aman dan efektif.
Klasifikasi pasien dalam penelitian ini, "phimosis" didefinisikan sebagai kondisi di mana
preputium tidak sepenuhnya dapat ditarik kebelakang. Semua orang tua dari para pasien khawatir dan
datang menemui dokter untuk perawatan dikarena kesulitan dalam berkemih.
Di jurnal ini dilakukan penelitian pada pasien di Unit Bedah Anak, Departemen Kesehatan AnakBedah, di
Rumah Sakit Buddhachinaraj. Pada penelitian ini orang tua anak dengan phimosis akan disuruh untuk
menerapakan dan memijat kulit phimotic dengan krim betametason 0,05% dua kali sehari selama dua
bulan. Petunjuk penggunaan dijelaskan dan menunjukkan kepada orang tua sebelum pulang. Jika tidak.
Para pasien itu dievaluasi pada 1 dan 2 bulan setelah awal pengobatan. Hasilnya dianggap berhasil
berdasarkan kepuasan pasien atau mereka orangtua. Pasien yang orang tuanya tidak puas dengan hasil
terapi steroid, akhirnya memutuskan untuk dilakukan penyunatan pada anaknya . Pasien yang orang
tuanya menolak untuk menggunakan steroid krim akan menjalani sunat dan spesimennya digunakan
untuk membandingkan secara histologis dengan specimen diambil dari pasien yang gagal dalam
perawatan. Untuk mengevaluasi efek steroid terhadap kulit phimotic, phimosis sekunder dari patologi
(mis., preputium fibrotik dan balanitis xerotica obliteran) atau dengan infeksi lokal.
Pada penelitian ini pasien di bagi atas dua subkelompok yang di kategorikan berdasarkan usia
mereka, 34 pasien dengan usia di bawah 12 bulan (kelompok bayi), dan 45 tahun pasien dengan usia
lebih dari 12 bulan (anak kecil kelompok) yang diberikan pengobatan steroid dan hasilnya menyatakan
bahwa steroid topikal untuk pengobatan phimosis aman dan efektif pada anak laki-laki yang lebih tua;
peneliti percaya bahwa hal ini juga aman dan sesuai untuk anak yang lebih muda terutama pada bayi
Andi Usmussaadah
70600116001

Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa steroid topikal untuk phimosis berhasil
pada anak-anak dan bayi. Penggunaan terapi ini aman, mudah dan alternatif murah, dibandigkan untuk
sunat serta menghindari risiko operasinya.

2. Klasifikasi fimosis menurut Kayaba et al dan menurut Meuli et al


a. Kayaba et al.
- Grup A : preputium tidak dapat di retraksi sama sekali
- Grup B : preputium dapat di retraksi namun sampai kelihatan meatus eksternus
- Grup C : dapat di retraksi dengan nampak setengah dari glans
- Grup D :Preputium dapat di retraksi namun hanya sampai pada sulcus coronal glandis
b. Meuli et al.
- Derajat I : Preputium sepenuhnya dapat di retraksi, dengan cincin stenotik pada shaft penis.
- Derajat II : Preputium dapat di retraksi sebagian dengan eksposure parsial glans
- Derajat III: Preputium dapat di retraksi sebagian dengan eksposure pada meatus saja
- Derajat IV : Preputium tidak dapat di retraksi sama sekali
3. Mekanisme kerja kortikosteroid sebagai salah satu terapi fimosis, disni kortikosteroid bekerja
dengan mengurangi arakhidonat dan asam hydroxyeicosatetraenoic pada inflamasi proliferatif
pada kulit, sehingga menghambat proses pelepasan prostaglandin dan meningkatkan aktivitas
dismutase superoksida. Selain itu, kortikosteroid juga memiliki potensi untuk melepaskan
antioksidan. Efek kolateral dapat terjadi seperti supresi sumbu hipothalamus-hipofisis-adrenal
atau atrofi kutaneus. Namun, dosis digunakan dalam pengobatan topikal phimosis tidak cukup
besar sehingga menyebabkan jenis komplikasi ini.

Daftar Pustaka

1. Sookpotarom, Paiboon,. Et al. Topical Steroid Is Effective for the Treatment of Phimosis in
Young Children. J Med Assoc Thai 2010; 93 (1): 77-83
2. Sukhbir K, Shahid. Phimosis in Children. PMC. 2012
3. Tatiana C. Treatment of Phimosis with Topical Steroids and Foreskin Anatomy. Official
Journal of the Brazilian Society of Urology. July-August 2005, Vol 31(4):370-374
Andi Usmussaadah
70600116001

Anda mungkin juga menyukai