Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANNALIA MINATA

NIM : D500160163
KELAS : KEWARGANEGARAAN C

Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan di


Indonesia telah dijelaskan secara rinci mengenai konsep kewarganegaraan
Indonesia. Dalam UU tersebut juga menjelaskan bagaimana cara mendapatkan
kewarganegaraan, seperti bagaimana cara warga negara asing jika ingin menjadi
warga negara Indonesia, juga tentang kewarganegaraan seorang anak jika salah
satu orang tuanya merupakan warga negara asing ataupun jika seorang anak lahir
di luar wilayah Indonesia. Selain cara mendapatkan status warga negara,
dijelaskan juga dalam UU tersebut penyebab seseorang kehilangan status warga
negaranya.

Masalah kewarganegaraan diantaranya yaitu Apatride, Bipatride, dan


Multipatride. Apatride adalah adanya seseorang penduduk yang sama sekali tidak
mempunyai kewarganegaraan yang sah menurut keturunan maupun tempat
kelahirannya. Bipatride adalah adanya seseorang penduduk yang mempunyai du
macam kewarganegaraan sekaligus. Dan, Multipatride adalah adanya seseorang
penduduk yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan. Namun seiring
berjalannya waktu permasalahan tersebut bisa diatasi dengan perkembangan
perundang-undangan dan keterbukaan akses informasi. Untuk masa sekarang
yang merupakan masa milenial permasalahan kewarganegaraan akibat dampak
dari era globalisasi yang memungkinkan seseorang untuk berpindah
kewarganegaraan, mengenyam kehidupan dan kebudayaan berbeda, yang biasa
disebut warga negara diaspora.

Warga negara diaspora atau Orang Indonesia perantauan adalah orang-


orang Indonesia yang menetap di luar Indonesia. Istilah ini berlaku bagi orang-
orang yang lahir di Indonesia dan berdarah Indonesia yang menjadi warga negara
tetap ataupun menetap sementara di negara asing. Sejak zaman dahulu banyak
orang yang berasal dari berbagai etnis yang ada di Indonesia pergi meninggalkan
kampung halamannya ke berbagai wilayah mencari kehidupan yang lebih baik.
Pada masa modern juga banyak warga negara Indonesia dari berbagai etnis yang
pergi ke luar negeri sebagai profesional, akademisi, mahasiswa, atau tenaga kerja.
Total populasi warga diaspora di luar negeri sekitar 7.000.000-8.000.000 orang, di
antaranya adalah Anggun C. Sasmi merupakan penyanyi Internasional dari
Indonesia yang sekarang berada di Perancis, Sehat Sutardja merupakan orang
Indonesia yang menjadi CEO Marvell Technology Group di Amerika, dan masih
banyak lagi.

Diaspora Indonesia yang telah berlangsung lama dilatar belakangi oleh


berbagai faktor, yaitu:

1. Perdagangan klasik
2. Peperangan
3. Harapan yang lebih baik tentang kehidupan di negeri asing
4. Globalisasi, dimana sekat antar-bangsa sudah makin menipis

Dari sekitar 7-8 juta orang diaspora Indonesia dapat dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama adalah orang Indonesia yang karena berbagai alasan dan
kondisi telah melepas status kewarganegaraan Indonesianya dan secara penuh
menjadi waarga negara asing. Kelompok lainnya karena kecintaannya pada
bangsa dan negara Indonesia mereka tidak mau melepas status kewarganegaran
Indonesianya. Sementara ini pemerintah Indonesia sampai sekarang belum
mengeluarkan kebijakan tentang dwi-kewarganegaraan. Sedangkan negara-negara
seperti Filipina dan India memberlakukan status dwi-kewarganegaraan bagi para
warganya yang berkarier di luar negeri. Menipisnya rasa nasionalisme kadang
juga menjadi isu yang diapungkan terhadap kaum diaspora yag berstatus dwi-
kewarganegaraan tersebut.

Sebagai aset bangsa yang potensial, kaum diaspora merupakan golongan


yang mempunyai karakteristik tersendiri karena mereka adalah orang-orang yang
terbiasa dalam kompetisi global. Di sisi lain, perbedaan budaya bisa membuka
cara pandang warga diaspora menjadi semakin terbuka sekaligus juga
kekhawatiran akan nilai-nilai Pancasila dan budaya asli Indonesia untuk tetap
mengisi kepribadian mereka bukan malah terkesampingkan oleh budaya-budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian sebagai bangsa Indonesia. Warga
diaspora yang merasa betah di tempatnya ia tinggali sekarang karena ia merasa
tempat tersebut lebih baik daripada Indonesia, contohnya dalam segi pendidikan,
gaya hidup,ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Walaupun hal tersebut sudah
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ataupun warga diaspora
merasa setelah kembali ke Indonesia dia merasa tidak dihargai, seperti seorang
profesor yang telah menemukan sesuatu yang baru di dunia Internasional setalah
kembali ke Indonesia karya nya tersebut tak disambut dengan baik. Bisa juga
seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan di luar negeri dan kembali ke
Indonesia pendidikan yang ia tempuh kurang pas atau kurang cocok diterapkan di
Indonesia sehingga ia memelih untuk bekerja di luar negeri. Seharusnya hal
tersebut dihindari agar populasi warga diaspora tidak banyak dan bisa kembali ke
Indonesia dengan senang hati.

Untuk tetap dapat melewati tantangan kepribadian Indonesia sekaligus


berpretasi di tingkat global yaitu, dengan tetap menanamkan rasa cinta tanah air di
mana pun dan kapan pun. Rasa nasionalisme sangat penting apalagi sedang berada
di luar negeri yang memilik perbedaan budaya. Selalu ingat berikan yang terbaik
untuk tanah air Indonesia dengan berprestasi setinggi tingginya di kancah
Internasional. Kemudian jangan bersikap apatis dengan negara kelahiran
walaupun sedang berada di luar negeri, selalu mencari informasi tentang negara
Indonesia. Kemudian bisa dengan membangun komunitas sesama warga diaspora.
Jutaan warga diaspora Indonesia diwadahi oleh berbagai organisasi atau
perkumpulan. Beberapa organisasi warga diaspora di antara lain: Dewan Diaspora
Indonesia, Indonesian Diaspora Business Council (IDBC), Indonesian Diaspora
Network, Indonesia Muslim Association in America (IMAAM), MinangUSA
Foundation, dan lain-lain. Dengan bergabung dengan organisasi tersebut masih
dapat berhubungan dengan orang-orangyang berasal dari asal yang sama yaitu
Indonesia. Organisasi tersebut juga tentu memberikan ilmu yang sangat berharga
dan dapat mecapai prestasi di luar negeri. Dengan bergabung ke organisasi sesama
diaspora bisa saling mengontol jika memang ada indikasi untuk melenceng dari
cita-cita Pancasila. Untuk saat ini para komunitas diaspora sangat menunggu
kebijakan tentang Dwi-Kewarganegaraan. Untuk memahami mengapa komunitas
diaspora sangat berharap UU Dwi-Kewarganegaraan ini disahkan adalah dengan
berteman dan mendengarkan jalan hidup mereka. Secara umum diaspora yang
meninggalkan Indonesia untuk memulai hidup baru yang tidak selalu mudah,
kesulitan dan perjuangan keras para diaspora membuat mereka bisa mencapai
sukses. Dwi-Kewarganegaraan banyak memiliki manfaat positifnya, salah satunya
meningkatkan jumlah remitansi Indonesia. Namun sisi negatifnya Dwi-
Kewarganegaraan dianggap kurang nasionalis.

Anda mungkin juga menyukai