Yurisdiksi teritorial, hak dan kewenangan untuk mengatur, menerapkan dan memaksakan hukum nasionalnya
terhadap segala yang ada atau yang terjadi ( bisa berupa orang, benda, peristiwa) di dalam batas-batas wilayahnya.
Dakam HI yang termasuk dalam tuang lingkup HI adalah:
1) Wilayah daratan;
2) Tanah dibawah wilayah daratan tersebut yang batasnya kearah bawh tidak terhingga;
3) Wilayah perairan atau disebut juga perairan teritorial;
Namun demikian tidak berarti setiap negara dapat berbuat menurut kehendaknya sendiri, dia tetap dibatasi
oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum internasional.
Obyek atau haL yang dikecualikan dari yurisdiksi teritorial adalah;
1. Kepala negara atau kepala pemerintah dari negara asing yang sedang berada di suatu negara;
2. Staf diplomatik dan staf konsuler dari negara asing yang ditempatkan di suatu negara;
3. Angkatan bersenjata dari negara asing yang sedang menjalankan tugas kenegaran di suatu negara;
4. Kepala dan staf lembaga-lembaga internasional yang bertugas di suatu negara;
5. gedung-gedung atau kantor-kantor perwakilan diplomatik negara sing di suatu negara;
6. gedung-gedung atau kantor-kantor pusat maupun perwakilan dari lembaga internsional di suatu
negara besrta segala arsip-arsipnya;
7. Kapal-kapal dan pesawat udara (publik) milik negara asing yang sedang berada di suatu nagara;
Yurisdiksi quasi teritorial
Disebut quasi teritorial karena ruang atau tempat area dimana yurisdiksi negara itu ditetapkan sebenarnya
bukanlah wilayah negara. Hanya saja berdekatan atau bersambungan dengan wilayah negara.
Yurisdiksi quasi teritorial sebenarnya adalah yurisdiksi teritorial yang diterapkan pada area yang bukan
merupakan wilayah negara tetapi berdekatan dan bersambungan dengan wilayah negara lain . Area tersebut
seakan-akan merupakan semi wilayah negara.
Yurisdiksi ekstra teritorial
Kepentingan negara tidak hanya cukup di dalam batas-batas wilayahnya atau pada area di dekat
wilayahnya, tetapi juga meluas sampai pada area yang bukan merupakan wilayah negara. Seperti dilaut
lepas, diruangn udara internasional (ruang udara bebas), atau pada area lain yang status yuridisnya sama
dengan laut lepas maupun ruang udara internasional.
Oleh karena hukum internasional tidak mungkin mengatur secara langsung atas peristiwa itu, maka HI
melimpahkan kepada masing-masing negara untuk mengaturnya.
Yurisdiksi Universal
Tidak semata-mata berkaitan dengan tempat, waktu maupun pelaku dari peristiwa hukum tersebut,
melainkan berdasar pada corak dan sifatnya sendiri.
HI menetapkan bahwa terhadap peristiwa seperti ini tunduk pada yurisdiksi semua negara didunia (sifatnya
universal).
Dasar pertimbangan untuk menempatkan suatu peristiwa hukum tertentu dibawah yurisdiksi universal
adalah:
1. Supaya peritiwa-peristiwa hukum tersebut yang tidak tercakup oleh jenis yurisdiksi lain, tetapi
membahayakan bagi manusia dan bertentangan dengan rasa keadilan umat manusia, tidak terlepas
dari jangkauan hukum;
2. Adalah merupakan kewajiban dari semua negara untuk mencegah terjadinya peristiwa hukum yang
demikian itu maupun untuk memberantasnya, dimanapun dan kapanpun terjadinya serta siapapu
yang menjadi pelaku maupun korbannya.
Yurisdiksi eksklusif
Muncul karena didorong oleh keinginan dan kemampuan negara-negara untuk mengeksplorasi dasar laut
dan tanah dibawahnya dan mengeksplorasi SDA-nya. Sebagai akibat perkembangan dan kemajuan
teknologi (kelautan).
Dalam konvensi hukum laut 1982, walaupun isi dan ruang lingkup dari landasan kontinen ini sudah
semakin tegas batas-batsnya, namaun hak atau kewenangan atau yurisdiksi negara pantai atas landasan
kontinennya maupun atas SDA yang terkandung didalamnya tetaplah yurisdiksi eksklusif.
Negara lain yang hendak melakuakn kegiatan serupa pada landasan kontinennya maupun pada zona
ekonomi eksklusif tersebut haruslah mendapt ijin atau persetujuan dari negara pantai yang yang memiliki
yurisdiksi eksklusif tersebut.
Dalam yurisdiksi eksklusif ini terkandung sesuatu yang khusus dgn ciri khas tertentu:
1. Subyeknya yaitu pihak yang memiliki yurisdiksi tersebut adalah khusus negara pantai itu sendiri;
2. Obyeknya yaitu yang menjadi sasaran dari yurisdiksi tersebut khusus menganai hal-hal tertentu saja;
sperti SDA yang dikandung didalamnya.
3. Perilaku atau tindakan dari subyek terhadap obyek yaitu hanya untuk perbuatan atau tindakan tertentu
saja;
4. Area, ruang atau tempat yang secara khusus bagi berlakunya yurisdiksi tersebut yaitu pada zona
seperti pada landas kontinen atau pada zona ekonomi eksklusif.
Pada masa milenial sekarang ini kemungkinan besar yurisdiksi eksklusif ini semakin meluas, tidak terbatas pada
landas kontinen dan ZEE saja.