• a. Umum
• Yaitu makelar yang diangkat untuk segala jenis
mata usaha dagang
• b. Khusus
• Yaitu makelar yang diangkat hanya untuk jenis
mata usaha dagang tertentu sebagaimana
disebutkan dengan jelas dalam akta
pengangkatannya.
•
Hubungan hukum Principal, Makelar, &
Pihak ketiga
• Keterangan:
• Principal menunjuk makelar melalui suatu perjanjian
pemberian kuasa. Dalam perjanjian tersebut akan ditentukan
mengenai kekuasaan-kekuasaan makelar.
• Makelar kemudian mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga, di mana perbuatan hukum ini hanya sebagai
pelaksana amanat dari pemberi kuasa.
• Dengan dilakukannya perbuatan hukum antara makelar dengan
pihak ketiga, maka timbul perikatan / hubungan hukum antara
principal dengan pihak ketiga.
• Makelar dalam melaksanakan tugasnya, bertindak untuk dan
atas nama principal. Sehingga dalam hal ini, makelar hanya
•
sebagai perantara.
Sifat Hubungan Hukum
• 1. Hubungan principal-makelar bersifat sementara
/ tidak tetap.
• 2. Makelar bertindak untuk kepentingan dan atas
nama principal.
• 3. Makelar bukan para pihak (sehingga tidak dapat
dituntut sebagai tergugat, namun hanya sebagai
turut tergugat).
• 4. Makelar berhak atas upah / provisi dari
principal.
•
Macam Pekerjaan Makelar
• Pasal 64 KUHD : melakukan penjualan dan
pembelian bagi principalnya atas barang-barang
dagangan dan lainnya.
• Kapal-kapal
• Saham / andil
• Pencarteran kapal
• Perutangan uang
• atau lainnya
•
Hak Makelar
• a. Hak atas upah/ provisi dari principal.
• b. Hak retensi / menahan barang
Kewajiban Makelar
• a. Pasal 66 KUHD
• Membuat pembukuan (buku saku dan buku harian), berisi:
• Nama para pihak
• Waktu transaksi
• Waktu levering
• Macam atau jenis dan jumlah barang
• b. Pasal 67 ayat (1) KUHD
• Membuat kutipan pembukuan kepada pihak yang berkepentingan.
• c. Pasal 67 ayat (2) KUHD
• Melakukan pembukaan pembukuan atas perintah hakim guna
pemeriksaan perkara di pengadilan.
•
• d. Pasal 69 KUHD
• Menyimpan contoh barang
• e. Pasal 70 KUHD
• Bertanggung jawab atas keaslian tanda tangan
surat berharga.
• f. Pasal 71 KUHD
• Membayar ganti rugi, biaya-biaya, dan bunga.
Larangan Bagi Makelar
(Pasal 65 ayat (2) KUHD)
• Berdagang / berusaha jenis barang yang sama
dengan mata usaha principal yang diperantarainya.
• Menjadi penjamin atas perjanjian / perikatan
yang diperantarainya.
•
Sanksi Bagi Makelar
• 1. Dibebastugaskan (Pasal 71 KUHD)
Melanggar buku I, bab IV, bagian II KUHD.
Oleh pejabat yang mengangkat.
Masih dapat diangkat kembali.
• 2. Dilepas dari jabatannya (Pasal 72 KUHD)
Melanggar Pasal 65 ayat (2) KUHD dan jatuh
pailit.
Tidak dapat diangkat kembali (Pasal 73 KUHD)
•
Komisioner
• Dasar hukum (Pasal 76-85 KUHD)
• Pengertian
• Pasal 76 KUHD
• Orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas
namanya sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan menerima
upah / provisi.
• Ciri-ciri
• 1. Pengusaha (Pasal 76 KUHD)
• 2. Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (Pasal 76 KUHD)
• 3. Tidak berkewajiban menyebut nama principal (Pasal 77 ayat (1) KUHD)
• 4. Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa biasa (Pasal
79 KUHD)
• 5. Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (Pasal 77 ayat (2) KUHD)
• 6. Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah
•
• Contoh : Ray White, Era
Konsekuensi Bagian Komisioner
• 1. Bertindak atas nama sendiri (Pasal 76 KUHD)
• Keterangan:
Komisioner terikat langsung dengan perikatan (Pasal
77 ayat (2) KUHD).
Principal tidak dapat menuntut pihak ketiga (Pasal
78 KUHD), karena principal bukan termasuk para
pihak, sehingga dasar untuk menuntut tidak ada.
Komisioner bertanggung jawab atas biaya, kerugian,
dan bunga jika wanprestasi. (Pasal 1800 ayat (1)
BW)
• 2. Bertindak dengan nama principal (Pasal 79 KUHD)
• Keterangan:
Jika atas nama principal, maka hanya berlaku perjanjian pemberian kuasa
biasa.
Dia hanya sebagai perantara biasa dan bukan termasuk para pihak.
Dia tidak memiliki hak mendahului
• Keterangan:
• Principal mengadakan perjanjian pemberian kuasa dengan komisioner.
• Perjanjian ini memiliki sifat khusus dan biasa, disebut dengan “perjanjian
komisi”.
• Komisioner kemudian mengadakan hubungan hukum / perikatan dengan
pihak ketiga.
• Secara legal, pemberi kuasa tidak ada hubungan hukum dengan pihak
ketiga karena secara real yang memiliki hubungan hukum dengan pihak
ketiga adalah komisioner.
•
Perjanjian Komisi
• Merupakan perjanjian pemberian kuasa “khusus” dari principal
kepada komisioner. Diatur dalam Pasal 76-85 KUHD. Pengaturan
ini berbeda dengan Pasal 1792 -1819 BW tentang pemegang
kuasa. KUHD mengatur secara khusus tentang komisioner.
Berikut perbandingannya:
• 1. Pasal 1792 BW : pemegang kuasa bertindak atas nama
principal
• Pasal 76 KUHD : komisioner bertindak atas nama sendiri
• 2. Pasal 1794 BW : pemegang kuasa bertindak tanpa upah,
kecuali diperjanjikan
• Pasal 76 KUHD : komisioner mendapatkan upah
• Berlakulah asas “lex specialis derogat legi generalis”. Jika
terdapat perbedaan antara KUHPerdata dengan KUHD, maka
•
yang dipergunakan adalah KUHD.
• Hak istimewa komisioner atas barang-barang principal yang ada di tangan
komisioner dalam rangka pemenuhan hutang / penagihan komisioner:
• a. Untuk dijual
• b. Untuk ditahan guna kepentingan yang akan datang
• c. Yang dibeli dan diterima untuk kepentingan principal
• Izin penjualan dari Pengadilan Negeri setempat
• Harus memberitahu principal
• 2. Hak retensi
• Dasar hukum : Pasal 86 KUHD jo Pasal 1812 BW
• Pengertian :
• Hak kuasa untuk menahan barang sampai upah / provisi dan biaya-biaya
lain dibayar oleh principal.
• Tidak boleh dijual
• Apabila terjadi pailit
• Principal diwakili oleh curator dan komisioner akan didahulukan
pelunasan upahnya daripada kreditor lain di mana pembayarannya dari
budel pailit
Berakhirnya Pemberian Kuasa
• 1. Meninggalnya si pemberi kuasa dan pemegang kuasa
• 2. Dicabutnya pemberian kuasa oleh pemberi kuasa
• 3. Pengembalian pemberian kuasa oleh pemegang kuasa
• 4. Pengampuan, pailit, ketidak mampuan pemberi atau pemegang kuasa
• Berakhirnya perjanjian komisi
• Pasal 1813 ayat (3) KUHPerdata
• Jika principal meninggal dunia, sedangkan tugas komisinya belum selesai,
maka komisioner wajib menyelesaikan tugasnya sampai tuntas.
• Pasal 1819 KUHperdata
• Jika komisioner meninggal dunia, maka ahli warisnya yang wajib
meneruskan tugas komisioner yang belum terselesaikan.
• Del creder
• Adalah janji khusus dalam perjanjian komisi.
• Berisi tentang jaminan komiisioner atas penyelesaian perjanjian
(prestasi) yang menguntungkan principal.
Ekspeditur
Dasar hukum : Pasal 86-90 KUHD
•