Anda di halaman 1dari 47

HUKUM DAGANG

(PERANTARA DALAM PERDAGANGAN)


Dr. Lathifah Hanim, SH.,M.Hum.,M.Kn
PEDAGANG PERANTARA
& PEMBANTU
PERUSAHAAN
Dlm dunia perdagangan saat ini
jarang kita menemui pertemuan
langsung antara
produsen/perusahaan &
konsumen.
Tugas utama pedagang perantara
adl menghubungkan produsen dg
konsumen.
 KUHD mengatur berbagai macam
jenis pedagang perantara – Bab IV
yaitu bursa dagang, makelar & kasir.
Bab V – komisioner, ekspeditur,
pengangkutan.
 Kasir yg diatur dlm KUHD – saat ini
dilakukan oleh lembaga perbankan.
 Lembaga ini melakukan pembayaran
utk kepentingan nasabahnya,
terutama utk perdagangan yg berbeda
daerah & berbeda negara.
Pengusaha
 Tiap perusahaan – selalu memiliki pimpinan
perusahaan “Pengusaha”.
 PENGUSAHA – org yg menjalankan / menyuruh
menjalankan perusahaan, baik dilakukan sendiri
maupun dg bantuan pekerja.
 Ada 3 eksistensi pengusaha, yaitu:
1. Pengusaha yg bekerja sendiri.
2. Pengusaha yg bekerja dg bantuan pekerja yg
lain.
3. Pengusaha yg memberi kuasa pd orang lain dlm
menjalankan perusahaan.
Setiap pengusaha akan
selalu memiliki orang lain dlm
menjalankan kegiatan
usahanya.
Diperlukan pembantu
pengusaha “pedagang
perantara”.
 Pedagang perantara dibagi mjd 2
golongan:
1. Berdasarkan HUBUNGAN KERJA –
pedagang perantara dlm menjalankan
tugasnya terikat dlm perjanjian kerja
antara majikan & pekerja. Biasanya
berada dlm lingkungan perusahaan.
2. BERDIRI SENDIRI – pedagang
perantara tdk terikat dg pemberi kerja.
Biasanya berada di luar lingkungan
perusahaan.
Pedagang Perantara Berdasarkan
Hubungan Kerja
 Para pekerja ini mpy hubungan kerja
tetap & subordinatif dg pimpinan
perusahaan.
 Dan hanya bekerja dl lingkungan
perusahaan.
 Terdiri dari : Pemegang Prokurasi,
Pengurus Fillial, pekerja keliling,
pelayan Toko.
PERANTARA
• Principal/pemberi kuasa→ perantara→ pihak
ketiga
• Perantara
• Merupakan penghubung antara pengusaha yang
memberi kuasa di mana perantara ini yang akan
melakukan perjanjian atau perikatan dengan pihak
ketiga

JENIS PERANTARA
1. Di dalam perusahaan

• Berdasarkan perjanjian perburuhan. Terdapat


dalam pasal 1601 KUHPerdata. Contoh: pelayan
toko, kasir, manajer, pimpinan perusahaan, sales
dan sebagainya.
2. Di luar perusahaan
• Berdasarkan perjanjian pemberian kuasa. Terdapat
dalam pasal 1792-1819 KUHPerdata. Contoh:
makelar, komisioner, ekspeditur, agen

• Hubungan hukum
• 1.Perantara melalui PERJANJIAN
PERBURUHAN
 Dasar hukum : Pasal 1601 KUHPerdata
 Kedudukan principal lebih tinggi dari perantara.
•  Principal / majikan : pemberi perintah
•  Perantara : buruh yang diperintah
 Sifatnya tetap.
• 2. Perantara melalui PERJANJIAN PEMBERIAN
KUASA
 Dasar hukum : Pasal 1792-1819 KUHPerdata
 Kedudukan principal sejajar dengan perantara
•· Untuk dan atas nama principal
•· Untuk kepentingan principal
•· Ada unsur perwalian
 Sifatnya tidak tetap
•PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA
 Dasar hukum : Pasal 1792-1819KUHPer
 Definisi pemberian kuasa (Pasal 1792 KHPerdata)
• Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian seseorang
memberikan kuasanya kepada orang lain yang
menerimanya untuk atas nama pemberi kuasa
menyelenggarakan suatu kuasa.
 Penentuan upah (Pasal 1794 KUHPerdata)
• Perjanjian kuasa bersifat cuma-Cuma, kecuali
diperjanjikan sebaliknya. Jika upah tidak ditentukan
dengan tegas, maka tidak boleh lebih dari yang
ditentukan Pasal 411 KUHPerdata.

• Jenis PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA (Pasal
1705 KUHPerdata)
• a. Khusus : mengenai hanya satu kepentingan
tertentu / lebih
• b. Umum : meliputi segala kepentingan si pemberi
kuasa
• Bentuk perjanjian
•  Akta otentik
•  Akta di bawah tangan
•  Lisan
•  Surat

PEMEGANG PROKURASI
 Pemegang Prokurasi (PP) adl juga
seorang penguasa dari pengusaha,
yg menolong & meringankan
pekerjaan pengusaha.
 PP bukanlah kepala dari seluruh
perusahaan itu, tetapi terkadang
diberi tugas penyelenggaraan
sebagian dari perusahaan.
 PP adl pemegang kuasa dari
pengusaha utk mengelola satu bagian
besar / bidang tertentu dari
perusahaan.
 Misalnya produksi, pemasaran,
administrasi, keuangan, sumber daya
manusia, perbekalan & perlengkapan.
 PP adl pemegang kuasa yg bertindak
sebagai wakil dari pimpinan
perusahaan.
PENGURUS FILLIAL
 Pengurus ini adl pemegang kuasa yg
mewakili pengusaha menjalankan
perusahaan dg mengelola satu cabang
perusahaan yg meliputi daerah tertentu.

 AtauPihak yg mewakili pengusaha utk


semua hal tetapi hanya terbatas pd
satu cabang / wilayah tertentu saja.
PEKERJA KELILING
 Adl pembantu pengusaha di luar kantor utk
memperluas transaksi bisnis.
 Istilah pekerja keliling – dikenal juga dengan
pedagang keliling, yakni org yg bekerja pd
seorang majikan.
 Tugasnya – mjd perantara utk mengadakan
persetujuan antara majikannya & org2 yg hrs
dikunjunginya.
 Pedagang keliling dpt juga mengadakan
persetujuan dg pihak lain atas nama & utk
tanggungan majikannya.
PELAYAN TOKO
 Adl setiap org yg melakukan pelayanan
membantu pengusaha di toko dlm
menjalankan perusahaannya.
 Termasuk pelayan toko – penjual
barang, pengepak barang, penyerah &
penerima barang, kasir (penerima
pembayaran).
 Para pelayan toko ini berfungsi mewakili
pengusaha memberikan pelayanan di
toko.
Pedagang Perantara Berdasarkan Hubungan Kerja

Pemegang Pengurus Pekerja Pelayan


Prokurasi Filial Keliling Toko
Pedagang Perantara yang Berdiri Sendiri
 Para pembantu pengusaha yg ada diluar
perusahaan adl mereka yg mpy hubungan yg
saling menguntungkan dg para pengusaha.
 Ciri para pembantu di luar perusahaan adl mpy
hubungan kerja tetap & koordinatif dg
pengusaha.
 Mpy hubungan kerja tdk tetap & koordinatif dg
pengusaha.
 Termasuk jenis ini – Agen, makelar,
komisioner, Notaris & Advokat.
AGEN PERNIAGAAN/AGEN PERDAGANGAN

 Agen Perniagaan adl org yg melayani beberapa


orang pengusaha sbg perantara pihak ketiga.
 Org ini mpy hubungan tetap dg pengusaha &
mewakilinya utk mengadakan & melaksanakan
perjanjian dg pihak ketiga.
 Agen biasa disebut setiap org yg menjalankan
perusahaan sendiri usaha ini akan menjualkan
hasil produksi dari perusahaan lain, akan tetapi
hubungannya dg perusahaan lain itu adl
hubungan antara penjual & pembeli.
 Agen membeli suatu produk yg
dimiliki oleh suatu perusahaan
kemudian pihak agen akan
mendistribusikan produk kpd para
konsumen.
 Contoh : perusahaan sepatu Bata
menjual hasil produksinya kpd
seluruh pihak agen yg ada diseluruh
wilayah Indonesia.
ADVOKAT / PENGACARA
 Mewakili pengusaha dalam
permasalahan hukum baik di dalam
pengadilan maupun di luar
pengadilan.
 Hubungan hukum berupa
pemberian kuasa & pelayanan
berkala.
NOTARIS
 Membuat perjanjian dg pihak
ketiga.
 Hubungan hukum yakni pemberian
kuasa & pelayanan berkala.
MAKELAR
• Dasar hukum : Pasal 62-73 KUHD
• SYARAT MAKELAR :
• SYARAT FORMAL
• a. Harus seorang pengusaha (Pasal 62 ayat (1) KUHD)
•  Dilakukan secara terang-terangan / tidak melanggar hukum
•  Profesi sehari-hari / terus-menerus
•  Orientasi untuk mencari keuntungan
• b. Diangkat oleh presiden / pejabat yang ditunjuk (Pasal 62 ayat (1) KUHD)
• c. Mengangkat sumpah di Pengadilan Negeri setempat (Pasal 62 ayat (2)
• SYARAT MATERIIL
• a. Ahli dalam bidangnya
• b. Harus mengikuti ujian dan lulus dalam ujian tersebut
• Contoh makelar : broker, pialang saham
Jenis Pengangkatan Makelar
(Pasal 65 ayat (1) KUHD)

• a. Umum
• Yaitu makelar yang diangkat untuk segala jenis
mata usaha dagang
• b. Khusus
• Yaitu makelar yang diangkat hanya untuk jenis
mata usaha dagang tertentu sebagaimana
disebutkan dengan jelas dalam akta
pengangkatannya.

Hubungan hukum Principal, Makelar, &
Pihak ketiga
• Keterangan:
• Principal menunjuk makelar melalui suatu perjanjian
pemberian kuasa. Dalam perjanjian tersebut akan ditentukan
mengenai kekuasaan-kekuasaan makelar.
•  Makelar kemudian mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga, di mana perbuatan hukum ini hanya sebagai
pelaksana amanat dari pemberi kuasa.
•  Dengan dilakukannya perbuatan hukum antara makelar dengan
pihak ketiga, maka timbul perikatan / hubungan hukum antara
principal dengan pihak ketiga.
•  Makelar dalam melaksanakan tugasnya, bertindak untuk dan
atas nama principal. Sehingga dalam hal ini, makelar hanya

sebagai perantara.
Sifat Hubungan Hukum
• 1. Hubungan principal-makelar bersifat sementara
/ tidak tetap.
• 2. Makelar bertindak untuk kepentingan dan atas
nama principal.
• 3. Makelar bukan para pihak (sehingga tidak dapat
dituntut sebagai tergugat, namun hanya sebagai
turut tergugat).
• 4. Makelar berhak atas upah / provisi dari
principal.

Macam Pekerjaan Makelar
•  Pasal 64 KUHD : melakukan penjualan dan
pembelian bagi principalnya atas barang-barang
dagangan dan lainnya.
•  Kapal-kapal
•  Saham / andil
•  Pencarteran kapal
•  Perutangan uang
•  atau lainnya

Hak Makelar
• a. Hak atas upah/ provisi dari principal.
• b. Hak retensi / menahan barang
Kewajiban Makelar
• a. Pasal 66 KUHD
• Membuat pembukuan (buku saku dan buku harian), berisi:
• Nama para pihak
• Waktu transaksi
• Waktu levering
• Macam atau jenis dan jumlah barang
• b. Pasal 67 ayat (1) KUHD
• Membuat kutipan pembukuan kepada pihak yang berkepentingan.
• c. Pasal 67 ayat (2) KUHD
• Melakukan pembukaan pembukuan atas perintah hakim guna
pemeriksaan perkara di pengadilan.

• d. Pasal 69 KUHD
• Menyimpan contoh barang
• e. Pasal 70 KUHD
• Bertanggung jawab atas keaslian tanda tangan
surat berharga.
• f. Pasal 71 KUHD
• Membayar ganti rugi, biaya-biaya, dan bunga.
Larangan Bagi Makelar
(Pasal 65 ayat (2) KUHD)
•  Berdagang / berusaha jenis barang yang sama
dengan mata usaha principal yang diperantarainya.
•  Menjadi penjamin atas perjanjian / perikatan
yang diperantarainya.

Sanksi Bagi Makelar
• 1. Dibebastugaskan (Pasal 71 KUHD)
 Melanggar buku I, bab IV, bagian II KUHD.
 Oleh pejabat yang mengangkat.
 Masih dapat diangkat kembali.
• 2. Dilepas dari jabatannya (Pasal 72 KUHD)
 Melanggar Pasal 65 ayat (2) KUHD dan jatuh
pailit.
 Tidak dapat diangkat kembali (Pasal 73 KUHD)

Komisioner
• Dasar hukum (Pasal 76-85 KUHD)
• Pengertian
•  Pasal 76 KUHD
• Orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas
namanya sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan menerima
upah / provisi.
• Ciri-ciri
• 1. Pengusaha (Pasal 76 KUHD)
• 2. Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (Pasal 76 KUHD)
• 3. Tidak berkewajiban menyebut nama principal (Pasal 77 ayat (1) KUHD)
• 4. Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa biasa (Pasal
79 KUHD)
• 5. Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (Pasal 77 ayat (2) KUHD)
• 6. Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah

• Contoh : Ray White, Era
Konsekuensi Bagian Komisioner
• 1. Bertindak atas nama sendiri (Pasal 76 KUHD)
• Keterangan:
 Komisioner terikat langsung dengan perikatan (Pasal
77 ayat (2) KUHD).
 Principal tidak dapat menuntut pihak ketiga (Pasal
78 KUHD), karena principal bukan termasuk para
pihak, sehingga dasar untuk menuntut tidak ada.
 Komisioner bertanggung jawab atas biaya, kerugian,
dan bunga jika wanprestasi. (Pasal 1800 ayat (1)
BW)
• 2. Bertindak dengan nama principal (Pasal 79 KUHD)
• Keterangan:
 Jika atas nama principal, maka hanya berlaku perjanjian pemberian kuasa
biasa.
Dia hanya sebagai perantara biasa dan bukan termasuk para pihak.
Dia tidak memiliki hak mendahului

• Hubungan hukum Principal, Komisioner, dan Pihak ketiga

• Keterangan:
•  Principal mengadakan perjanjian pemberian kuasa dengan komisioner.
•  Perjanjian ini memiliki sifat khusus dan biasa, disebut dengan “perjanjian
komisi”.
•  Komisioner kemudian mengadakan hubungan hukum / perikatan dengan
pihak ketiga.
•  Secara legal, pemberi kuasa tidak ada hubungan hukum dengan pihak
ketiga karena secara real yang memiliki hubungan hukum dengan pihak
ketiga adalah komisioner.

Perjanjian Komisi
• Merupakan perjanjian pemberian kuasa “khusus” dari principal
kepada komisioner. Diatur dalam Pasal 76-85 KUHD. Pengaturan
ini berbeda dengan Pasal 1792 -1819 BW tentang pemegang
kuasa. KUHD mengatur secara khusus tentang komisioner.
Berikut perbandingannya:
• 1. Pasal 1792 BW : pemegang kuasa bertindak atas nama
principal
• Pasal 76 KUHD : komisioner bertindak atas nama sendiri
• 2. Pasal 1794 BW : pemegang kuasa bertindak tanpa upah,
kecuali diperjanjikan
• Pasal 76 KUHD : komisioner mendapatkan upah
• Berlakulah asas “lex specialis derogat legi generalis”. Jika
terdapat perbedaan antara KUHPerdata dengan KUHD, maka

yang dipergunakan adalah KUHD.
• Hak istimewa komisioner atas barang-barang principal yang ada di tangan
komisioner dalam rangka pemenuhan hutang / penagihan komisioner:
• a. Untuk dijual
• b. Untuk ditahan guna kepentingan yang akan datang
• c. Yang dibeli dan diterima untuk kepentingan principal
•  Izin penjualan dari Pengadilan Negeri setempat
•  Harus memberitahu principal
• 2. Hak retensi
•  Dasar hukum : Pasal 86 KUHD jo Pasal 1812 BW
•  Pengertian :
• Hak kuasa untuk menahan barang sampai upah / provisi dan biaya-biaya
lain dibayar oleh principal.
•  Tidak boleh dijual
• Apabila terjadi pailit
• Principal diwakili oleh curator dan komisioner akan didahulukan
pelunasan upahnya daripada kreditor lain di mana pembayarannya dari
budel pailit
Berakhirnya Pemberian Kuasa
• 1. Meninggalnya si pemberi kuasa dan pemegang kuasa
• 2. Dicabutnya pemberian kuasa oleh pemberi kuasa
• 3. Pengembalian pemberian kuasa oleh pemegang kuasa
• 4. Pengampuan, pailit, ketidak mampuan pemberi atau pemegang kuasa
• Berakhirnya perjanjian komisi
•  Pasal 1813 ayat (3) KUHPerdata
• Jika principal meninggal dunia, sedangkan tugas komisinya belum selesai,
maka komisioner wajib menyelesaikan tugasnya sampai tuntas.
•  Pasal 1819 KUHperdata
• Jika komisioner meninggal dunia, maka ahli warisnya yang wajib
meneruskan tugas komisioner yang belum terselesaikan.
• Del creder
•  Adalah janji khusus dalam perjanjian komisi.
•  Berisi tentang jaminan komiisioner atas penyelesaian perjanjian
(prestasi) yang menguntungkan principal.
Ekspeditur
Dasar hukum : Pasal 86-90 KUHD

Pengertian (Pasal 86 ayat (1) KUHD)


• Yaitu orang yang pekerjaannya menyuruh pihak


pengangkut untuk menyelenggarakan pengangkutan
atas nama sendiri dan untuk kepentingan principal.
Tugas ekspeditur

• Ekspeditur bertugas untuk mencarikan alat angkut


yang tepat untuk mengirim barang.
Kewajiban ekspeditur

• Ekspeditur wajib membuat pembukuan (Pasal 86 ayat



(2) KUHD)
Tanggung Jawab Ekspeditur
• 1. Ekspeditur bertanggung jawab pada principal.
• 2. Ekpeditur bertanggung jawab untuk mencari alat angkut
yang tepat.
• Ciri-ciri Ekspeditur
•  Bertindak atas nama sendiri (Pasal 86 ayat (1) KUHD)
•  Untuk kepentingan principal. (Pasal 86 ayat (1) KUHD)
•  Bertanggung jawab pada principal (Pasal 87, 88 KUHD)
•  Bertanggung jawab terhadap ekspeditur antara yang
dipakainya. (Pasal 89 KUHD)
• Contoh ekspeditur : TIKI, Pos Indonesia, Fed Ex

Hubungan Hukum

• Sifat hubungan hukum


• 1. Ekspeditur – Principal
• Tunduk pada KUHPerdata tentang perjanjian
pemberian kuasa (Pasal 1792-1819 KUHPerdata)
• 2. Ekspeditur – Pengangkut
• Tunduk pada KUHD tentang perjanjian
pengangkutan. Perjanjian pengangkutan / perjanjian
pemindahan barang ialah perjanjian yang berupa
hubungan hukum yang timbul karena pemindagan
barang dan / orang dari satu tempat ke tempat lain.
Para Pihak
• a. Ekspeditur dan pengangkut : merupakan pihak
dalam perjanjian pengangkutan
• b. Pengirim dan penerima : BUKAN para pihak dalam
perjanjian pengangkutan
• Rusaknya barang
• 1. Penerima menggugat pengirim atas dasar alas hak
yang sah.
• 2. Pengirim menggugat ekspeditur.
• 3. Penerima tidak dapat menggugat pengangkut /
ekspeditur karena penerima bukan pihak dalam

perjanjian
Ekspeditur Antara
• Ekspeditur antara dipekerjakan oleh
pengangkut. Ekspeditur antara bertugas
untuk menata barang, misalnya barang
yang ada di pesawat / yang berada si
peti kemas. Apabila barang rusak di
ekspeditur antara, maka yang
bertanggung jawab adalah pengangkut.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai