net/publication/339527595
CITATIONS READS
0 149
1 author:
Hazhira Qudsyi
Universitas Islam Indonesia
42 PUBLICATIONS 34 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Effectiveness of Contextual Teaching and Learning (CTL) to Improve Students Achievement and Students' Self-Efficacy in
Cognitive Psychology Course View project
Adaptation of AVEM Test to Measure Work-Related Behavior and Experience Patterns in Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Hazhira Qudsyi on 27 February 2020.
Editor:
Penerbit:
UNIVERSITAS
ISLAM
INDONESIA
2018
PRAKATA
KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) Isu-isu Sosial Menghadapi Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.
Isu...
Isu-isu Sosial Menghadapi Dunia Dunia Tanpa Batas Alhamdulillah, syukur ke hadrat Illahi atas limpahan kurniaan dan
Tanpa Batas/ Hamidah Sulaiman, keizinan dari-Nya, buku yang bertajuk "Isu-isu Sosial Dalam Menghadapi
Endah Puspita Sari. --Yogyakarta:
Dunia Tanpa Sempadan" telah dapat dihasilkan dgngdri jayanya.
Universitas Islam Indonesia, 2018.
xii + 360 hlm. ; 16 x 23 cm Isu-isu Sosial Menghadapi Tujuan utama dalam- penerbitan buku ini adalah untuk berkongsi
Dunia Tanpa Sempadan pengetahuan berkaitan isu-isu semasa seperti narkoba dan kesan kepada
ISBN 978-602-450-324-6 masyarakat dan cara-cara mengatasinya, kemahiran menolong dari sudut
e-ISBN 978-602-450-325-3 kaunseling, isu-isu kekeluargaan dan kecerdasan emosi. Justeru, buku ini
mengandungi empat bab iaitu:
BAB 4
NITA TRIMULYANINGSIH
HAMIDAH SULAIMAN,
SITI HAJAR HALILI
AHMAD SHAMSURI,
BAB 2 ANDI HOLILULLOH
R INDAHRIA S NA'IMAH M.HUM
NUR PRATIWI NOVIATI AFANDY SUTRISNO TANJUNG,
NUR WIDIASMARA NORFAEZAH MD KHALID
ASTINAH NORSAFATUL AZNIN A. RAZAK
MUFARIHAH MUTIA NUR KHUSNA NURHASBUNA SALEH
SAULIA SAFITRI SITI SALINA ABDULLAH
ENDAH PUSPITA SARI
BERTA DEVI ARYANI
9. Studi Kasus: Menangani Anak Yang Mengalami Permasalahan
DAFTAR ISI Regulasi Emosi Dengan Menggunakan Rational Emotive
Behavior Therapy (Rebt) 114
Nur Widiasmara & Astinah
Prakata V
10. Bekerja Dengan Perempuan Dan Anak Penyintas-
Penghargaan vii Kekerasan Seksual 145
Mufarihah Mutia Nur Khusna
Senarai Penulis Viii
11. Konseling Kelompok 161
Bab 1 NARKOBA DAN KESANNYA KEPADA MASYARAKAT 1
Yuria Anggela Irianto
1. Ketahanan Did Bersih Narkoba Dengan Analisis Konsep Sabar 12. Supportive Group Therapy Untuk Mengatasi Kecemasan
Dalam Psikologi Islam Menghadapi Ujian Nasional 173
Dr. Ahmad Rusdi, Ma.si Saulia Safitri, Endah Puspita Sari, Berta Devi Aryani
2. S.m.a.r.t Peer Education Program: Media Alternatif Pencegahan
25' BAB 3 KELUARGA
Penyalahgunaan Narkoba Pada Mahasiswa 181
Hazhira Qudsyi 13. Pendekatan Kaunseling Dalam Membina Masyarakat Miskin
3. Supportive Expressive Therapy untuk Mengatasi Bandar Berpendidikan Dan Bertamadun 183
45 Norfaezah Md Khalid Hamidah Sulaiman,
Penyalahgunaan Zat Aditif
Norsafatul Aznin A. razak Nurhasbuna Saleh
Hesry Yuliasari & Endah Puspita Sari
14. Daya Tahan Keluarga Dalam Perkahwinan Jarak Jauh: Cabaran
4. Keluarga Dan Kefahaman Agama Pelajar Di Institusi Pengajian
Tinggi Dalam Pengambilan Minuman Beralkohol. 61 Dan Isu Dalam Pendidikan Dan Kaunseling Keluarga 197
Norsafatul Aznin A.razak, Hamidah Sulaiman,
Nur Hasbuna Saleh & Hamidah Sulaiman
Norfaezah Md Khalid, Nurhasbuna Salleh
5. Penglibatan Masyarakat Miskin Bandar Dengan Pengambilan
Dadah Dan Bahan Inhalan. 77 15. Pengaruh Penerapan Pola Asuh Dengan Kesehatan Keluarga 217
Malida Fatimah, S. Psi., M. Cons.
Hamidah Sulaiman, Siti Hajar Halili, Melati Sumari Ahmad Shamsuri
85 16. Rational Emotive Behavior Therapy (Rebt) Untuk Mengatasi
6. Penyalahgunaan Dadah: Faktor Dan Implikasi
Ahmad Shamsuri Muhamad Hamidah Sulaiman Gangguan Kecemasan Sosial 231
Katrim Alifa Putrikita, Endah Puspita Sari
Bab 2 KEMAHIRAN MENOLONG 99 17. Konseling Pranikah 239
7. Proses Konseling 111 Olivia Dwi Kumala
Rr. Indahria Sulislyarini 18. Konseling Menyusui 247
8. Counseling At Workplace 117 Endah Puspita Sari
Nur Pratiwi Noviati
BAB 4 KECERDASAN EMOSI 255
21. Media Sosial: Peran Ibu Dan Bapak Dalam Membangun Masa
Depan Anak-Anak 295
Na'imah & Andi Holilulloh
xii
21 S.M.A.R.T Peer Education Program: Media
Alternatif Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba pada Mahasiswa
Hazhira Qudsyi12
'Program Studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,
Indonesia
'Pembina Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKM) AUSHAF
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
Email: hazhira.qudsyi@uii.ac.id
PENDAHULUAN
"Beni aku 1000 orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri
aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!" (Ir. Soekarno)
Pernyataan Bung Karno di atas menunjukkan bahwa betapa kekuatan
pemuda sangat dip erhitungkan dalam perkembangan dunia. Tidak
terhitung lagi banyaknya inovasi-inovasi di dunia yang itu dilakukan oleh
para pemuda. Pemimpin-pemimpin di dunia, juga banyak diawali oleh para
pemuda. Mahasiswa merupakan generasi muda yang menjadi salah satu
pilar bangsa. Mahasiswa juga menjadi salah satu generasi yang menjadi
Ujung tombak dalam berkembangnya suatu bangsa dan Negara. Bangsa
yang besar tentu memiliki mahasiswa yang cakap dan berkualitas. Karena
mahasiswa nantinya yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan dan
memajukan suatu Negara.
26
otak dan perkembangan terganggu, mengalami gangguan kesehatan ata narkoba pada remaja. Saat seorang pemuda menyalahgunakan narkoba,
gangguan fisik, mengalami gangguan perilaku, kehidupan keluarga tida bagaimanapun hal tersebut dapat memberikan pengaruh langsung kepada
berfungsi normal, serta munculnya kerusakan sosial (BNN, 2012, 2017a). kelompok sebayanya (Oetting & Lynch, 1997).
Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari penyalahgunaa Lebih lanjut Getting dan Lynch (1997) menjelaskan, jika mengacu
narkoba menuntut kita semua untuk berperan aktif mencegah terhadiny pada teori sosialisasi primer (primary socialization theory), perilaku yang
penyalahgunaan narkoba pada individu. Pencegahan ini kemudia taat aturan maupun perilaku yang menyimpang, seperti penyalahgunaan
menjadi penting terlebih lagi pada mahasiswa yang tidak lain sebaga, narkoba, adalah perilaku-perilaku yang secara sosial dikelaj ad. Perilaku ini
generasi muda intelektual. Ada banyak faktor yang kemudian dianggap merupakan hasil dari interaksi sosial, psikologis, dan karakteristik budaya.
mempengaruhi individu untuk menyalahgunakan narkoba. Berbaga Selama masa bayi dan anak usia dini, sumber sosialisasi primer individu
hasil penelitian menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba sanga adalah keluarga. Namun saat individu memasuki usia sekolah, guru dan
dipengaruhi oleh adanya interaksi antara faktor risiko personil sekolah menjadi sumber sosialisasi primer. Hingga pada akhirnya,
dan faktor pelindung (protective factors) (risk factors)
teman sebaya pun ditambahkan menjadi sumber sosialisasi primer individu
pada individu (BNN, 2012'
Wongtongkam, Russell, Day, & Winefield, 2014). Hawkins, Catalano, da (Oetting & Lynch, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Schofield, Conger,
Miller (Wongtongkam et al., 2014) mengemukakan, bahwa faktor risiko dan Robins (2015) pun menunjukkan, bahwa anak-anak dan remaja yang
dan faktor protektif dari penyalahgunaan narkoba pada generasi muda berhubungan dengan teman sebaya berperilaku menyimpang, memiliki
ada pada berbagai level, yakni individu, teman sebaya, keluarga, sekolah, risiko yang lebih meningkat dalam penyalahgunaan alkohol, rokok, dan
dan komunitas/masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan obat-obatan (Schofield, Conger, & Robins, 2015). Senada dengan penelitian
Kesehatan Dunia (WHO) pada hampir SO negara terhadap faktor risiko dan Wongtongkam et al (2014), bahwa teman sebaya yang menyalahgunakan
faktor pelindung individu, terdapat faktor-faktor yang dominan dalam narkoba maupun teman sebaya dengan perilaku menyimpang memiliki
penolakan terhadap penyalahgunaan narkoba, antara lain hubungan yang keterkaitan yang sangat kuat dengan penyalahgunaan narkoba maupun
positif dengan orangtua, orangtua yang mampu menciptakan keluarga alkohol pada remaja.
dengan aturan-aturan yang baik, lingkungan kampus yang positif dan
Pada umumnya, mahasiswa masih dapat dikategorikan dalam
baik, serta terdapatnya keimanan dan keyakinan secara spiritual yang
tinggi (BNN, 2012). fase perkembangan remaja. Masa remaja adalah masa dimana terjadi
peningkatan pengambilan keputusan, namun menentukan pilihan bagi
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat dilihat bahwa lingkungan remaja bukanlah hal yang mudah (Lestari, 2011). Menurut Montemayor,
teman sebaya menjadi salah satu faktor risiko maupun faktor pelindung remaja cenderung mengikuti apa yang dikatakan oleh temannya
yang mempengaruhi perilaku individu untuk menyalahgunakan narkoba dibandingkan ucapan orangtua (Fatmawati, 2010). Pada masa remaja,
atau tidak. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa teman sebaya menjadi konformitas kepada orangtua semakin menurun dan konformitas kepada
salah satu faktor yang turut berpengaruh pada perilaku remaja, baik teman sebaya atau tekanan teman sebaya menjadi semakin meningkat
pengaruh positif maupun negatif. Beberapa penelitian yang dilakukan (Hashmi, 2013). Adanya dukungan teman sebaya memungkinkan remaja
telah menunjukkan bagaimana peran teman sebaya terhadap perilaku mampu membentuk perilaku yang positif. Berbagai hasil penelitian telah
remaja maupun mahasiswa. Dad berbagai kasus yang menimpa remaja, menunjukkan bagaimana peran teman sebaya pada perilaku individu,
dapat dikatakan bahwa sebagian besar yang dilakukan oleh remaja juga yakni memiliki hubungan positif dengan kepuasan hidup remaja
dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya (Ameliasari & Qudsyi, 2014). (Ameliasari & Qudsyi, 2014), efikasi did pengambilan keputusan akademik
Oetting dan Lynch mengemukakan, bahwa keterlibatan teman sebaya (Wantara & Qudsyi, 2015), student engagement (Sa'diyah & Qudsyi, 2016),
dalam obat-obatan terlarang menjadi faktor kritis dalam penyalahgunaan efikasi did akademik (Kurniawan & Qudsyi, 2017), serta dapat menurunkan
28
Isu-isu Sosial Menzhadani Narkoba dan Kesannva Kepada Masvarakat
stress akademik siswa (Sari et al., 2016). Dalam konteks konformitas, tern kuat dipengaruhi oleh pandangan postif atau negatif dalam masyarakat.
sebaya juga dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa, salah satun Pemahaman tentang konsep "peer" (teman sebaya) ini akanmembantu
perilaku kecurangan akademik (Prayoga & Qudsyi, 2015). dalam memahami konsep "peer education". Peer education merupakan
kombinasi dari batasan edukasi dan kelompok sebaya, yang dimaknai
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat dilihat bahwa tema
sebagai sebuah proses untuk melatih dan memotivasi sekelompok anak
sebaya memiliki peran yang signifikan pada perilaku remaja, termas
melalui aktivitas pendidikan informal maupun formal yang dilakukan
pada mahasiswa. Teman sebaya juga terbukti memiliki peranan dala
dalam satu kelompok sebaya (memiliki kesamaan umur, jenis kelamin,
beberapa kasus penyalahgunaan narkoba. Meski demikian, teman sebay
pekerjaan, status sosial ekonomi, status kesehatan, minat, dan lain-lain)
juga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada remaja. Tulisan
dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan
dimaksudkan untuk mengulas kemungkinan peran teman sebaya, dala
pengetahuan, sikap, keyakinan, dan keterampilan, sehingga anak-anak
bentuk program peer education, sebagai media alternatif untuk mencega
mampu untuk bertanggungjawab dan menjaga kesehatan dirinya (Fitriani,
penyalahgunaan pada mahasiswa.
2011; McDonald, Roche, Durbridge, & Skinner, 2003; YPEER, 2003). Bandura
(Klein, Ritchie, Nathan, & Wutzke, 2014) menjelaskan bahwa peer education
PEER EDUCATION
dianggap sebagai role models dari perilaku positif lainnya, akrena mereka
"Never doubt that a small group of thoughtful, committed citizens can memiliki kelebihan, dan memungkinkan menimbulkan perilaku yang
change the world. In fact, it is only thing that ever has". (Margaret Mead) dapat mengubah perilaku orang lain.
Siswa maupun mahasiswa seringkali menilai hubungan denga UNAIDS mendefinisikan peer education sebagai suatu pendekatan,
teman sebayanya lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan pertemana jalur komunikasi, metodologi, filosofi, dan strategi, yang seringkali
yang lain. Teman sebaya adalah orang-orang yang saling berbagi nilai digunakan untuk mempengaruhi individu dengan mencoba memodifikasi
pengalaman, dan gaya hidup, yang umumnya memiliki usia yang setar pengetahuan, sikap, keyakinan atau perilaku individu (UN, 2003). UNODC
atau sama (Kracen, Naughton, Reilly, Panoutsakopoulou, & Rooney, 2003) pun menyebutkan bahwa peer education adalah istilah yang digunakan
Nurhayati (Wiratini, Yanti, & Wijaya, 2015) mengemukakan, bahw untuk menyebut pendidik yang memilikikesamaan usia ataulatar belakang
remaja memiliki kecenderungan yang mendalam dengan teman sebay untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikanpada target kelompok.
dibandingkan dengan orangtua. Ditambahkan pula bahwa pendidik sebaya (peer educator) bekerja dengan
mendukung norma, keyakinan, dan perilaku yang "sehat" dalam kelompok
Pengaruh teman sebaya pada individu dapat dijelaskan melalu* sebaya mereka atau komunitas (UN, 2003). Senada dengan sebelumnya,
teori Social Learning. Kha dan Cangeni (Dummer, 2010) mengemukaka
Eldestein dan Gonyer menjelaskan bahwa peer education memiliki focus
bahwa teori social learning melihat interaksi dan perilaku antara siswa
utama pada mendesain dan melakukan aktivitas-aktivitas promosi
untuk melihat bagaimana hal tersebut dijelaskan. Teori social learnin
kesehatan yang mempengaruhi siswa untuk mengurangi perilaku berisiko,
menjelaskan bahwa siswa akan meniru apa yang teman sebayanya lakuka mempromosikan perilaku hidup sehat, dan mengurangi hambatan untuk
di lingkungan sosial serta mengubah perilaku mereka berdasarkan
menjaga kesehatan (Edelstein & Gonyer, 1993)
peristiwa tersebut dengan cara baru untuk berperilaku diantara teman
sebayanya (Dummer, 2010). Masih menurut Dummer (2010), saat siswa Lundy dan Janes (Wiratini et al., 2015) mengemukakan, bahwa metode
melihat teman sebayanya berperilaku dalam hal yang tepat, mereka dapat peer education menunjukkan sumber umum untuk pemberian informasi.
mulai mengadopsi perilaku yang sama sebagaimana yang ditunjukkan Dalam metode ini remaja dilatih untuk memimpin program pencegahan
teman sebayanya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Orr et al (Abdi dalam kelompok sebaya. Dikatakan oleh Wiratini et al (2015), bahwa
& Simbar, 2013), bahwa sikap orang terhadap perubahan perilaku sangat
Narkoba dan Kesannya Kepada Masyarakat 31
remaja melakukan sesuatu secara bersama-sama dengan temannya. Proses Penting bagi semua pihak untuk saling bekerjasama dalam membentengi
pertemanan dalam kelompok sebaya membuat remaja merasa dibutuhkan, dan menyelamatkan kampus Bari ancaman bahaya penyalahgunaan
sehingga pemberian informasi kesehatan kepada kelompok sebaya dapat narkoba. Pada prinsipnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) menyampaikan
lebih mudah diterima oleh remaja. Peer education mencakup proses saling bahwa proses pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba di
berbagi dan menyediakan informasi tentang kesehatan kepada individu lingkungan kampus merupakan upaya peningkatan potensi mahasiswa,
atau kelompok (McDonald et al., 2003). baik secara kognitif, afektif, konatif, maupun psikomotorik, yang diarahkan
pada pembentukan perilaku menolak terhadap penyalahgunaan
Dalam konteks ini, peer educator adalah individu dari kelompok yang narkoba, melalui berbagai kegiatan alternatif yang positif (BNN, 2012).
sama yang berperan sebagai pendidik bagi anggota kelompok lainnya dan UNODC memaparkan, bahwa salah satu tujuan utama dari pencegahan
bekerja dengan kolega mereka untuk mempengaruhi perubahan sikap penyalahgunaan narkoba adalah untuk membantu orang-orang, untuk
dan perilaku individu (Wori, Alumai, & Edward, 2004). Peer educator ini menghindari inisiasi dari penggunaan obat-obatan terlarang maupun
merupakan sekelompok individu yang dinilai sebagai agen perubahan untuk menghindari terjadinya ketergantungan terhadap obat-obatan
di sekolah atau kampus, karena mereka secara efektif menyampaikan terlarang. Secara lebih umum, tujuan dari pencegahan penyalahgunaan
informasi dan berkomunikasi pada kelompoknya (Edelstein & Gonyer, narkoba adalah untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda
1993). Ditambahkan pula oleh Edelstein dan Gonyer (1993), sebagai anggota tentang perkembangan yang sehat dan aman dan menyadarkan akan bakat
dari populasi target, peer educator memiliki kemampuan unik untuk dan potensi mereka untuk berkontribusi dalam komunitas dan lingkungan
mempengaruhi perilaku teman sebaya dalam kelompok, dapat berperan sosial mereka. Pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif akan
sebagai role model yang kredibel, dan mampu menyampaikan informasi berkontribusi secara signifikan pada keterlibatan positif generasi muda
sosial dengan menggunakan bahasa yang sama dengan sebaya mereka. pada keluarga, sekolah, tempat kerja, dan komunitas mereka (UNODC,
Berbeda dengan istilah teman sebaya (peer) biasa, McDonald et al 2014).
(2003) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan peer educator adalah Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa dapat
pemuda yang memiliki karakteristik yang dibutuhkan teman sebaya, dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara. Para prinsipnya, pendidikan
yakni kredibel dan dapat mempengaruhi, dan sudah menerima pelatihan pencegahan penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan cara memberikan
sebagai peer educator. Pelatihan ini dapat menyiapkan peer educator informasi yang aktual, ilmiah, dan obyektif tentang bahaya dan dampak
dengan informasi yang berkaitan dengan isu-isu kesehatan (mencakup buruk dari penyalahgunaan narkoba dengan cumber yang dapat dipercaya
informasi tentang penyalahgunaan narkob a) dan herb agai keterampilan atau kompeten (BNN, 2012). Dalam menyusun program pencegahan
untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi norma-norma sosial penyalahgunaan narkoba, harus mempertimbangkan aspek usia dan
(McDonald et al., 2003). perkembangan dari subjek yang dituju. Jika usia remaja yang dituju, maka
aspek-aspek pendidikan pencegahan mencakup peningkatan keterampilan
STRATEGI PENERAPAN S.M.A.R.T PEER EDUCATION PROGRAM pribadi dan sosial, pengaruh lingkungan sosial, mempertimbangkan
UNTUK MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA kerentanan individu, menyusun kebijakan dan budaya di lingkungan
MAHASISWA
sekolah atau kampus, kebijakan mengenai rokok, membuat berbagai
"You have not lived until you have done something for someone who can bentuk media kampanye, serta dapat melakukan proses mentoring kepada
never repay you" (John Bunyan) remaja (UNODC, 2014). Tidak hanya itu, pendekatan pendidikan dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dapat diterapkan di lingkungan
Mahasiswa, terutama yang berada di kota-kota besar, menjadi salah
kampus lebih ditekankan pada proses pengembangan kemampuan belajar
satu target dan sasaran dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
dan pendewasaan, peningkatan keterampilan mengelola kehidup an 2011), termasuk peer education juga digunakan untuk edukasi pencegahan
sehari-hari maupun kemampuan sosial (social skills), penyusunankebijakan penyalahgunaan narkoba (Arain et al., 2016; McDonald et al., 2003; Sinring
& Aryani, n.d.; UN, 2003).
kampus bebas narkoba, pembentukan kelompok mahasiswa anti narkoba,
pembentukan pendidikan sebaya atau konselor sebaya, kampanye anti Pada dasarnya, peer education dapat dilakukan dalam kelompok-
narkoba di kampus, penyulugan sadar narkoba secara klasikal maupun kelompok kecil atau melalui kontak secara individual, serta dapat dilakukan
kelompok (peer group education) penyediaan hotline, penyelenggaraan dalam berbagai situasi (setting), seperti di sekolah, di kampus, komunitas
kuliah kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, maupun saling atau ldub, tempat ibadah, atau dimanapun tempat kaum muda berkumpul
bekerjasama dengan masyarakat di sekitar kampus (BNN, 2012). (YPEER, 2003). Beberapa contoh aktivitas dalani peer education yang
dapat dilakukan diantaranya, sesi-sesi terorganisasi, diskusi kelompok,
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu
permainan teater, maupun percakapan informal yang dilakukan di
tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dapat diterapkan
tempat berkumpulnya kaum muda (McMahon et al., 2014; YPEER, 2003).
pada mahasiswa adalah melalui pendidikan sebaya (peer education). Sudah
Dalam kajian ini, penulis akan memberikan gambaran mengenai program
cukup banyak penelitian yang membuktikan efektivitas dari program peer
education untuk mempromosikan kesehatan pada individu. Beberapa peer education yang dapat digunakan untuk mencegah penyalahgunaan
narkoba di kalangan mahasiswa, yang penulis bed nama dengan S.M.A.R.T
penelitian telah menunjukkan bahwa peer education dapat digunakan
Peer Education Program.
untuk menyampaikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan
seksual (Bulduk & Erdogan, 2012; Mason-Jones, Mathews, & Flisher, 2011; S.M.A.R.T Peer Education Program
Mikhailovich & Arabena, 2005; Peykari, Tehrani, Malekafzali, Hashemi, &
Djalalinia, 2011; Rakhmilla, Rudibianti, Biben, & Rosyada, 2017; Swartz et Universitas Islam Indonesia (UID semenjak tahun 2015 sudah
menerapkan program peer education kepada mahasiswa melalui Pusat
al., 2012), edukasi tentang HIV/AIDS (Bulduk & Erdogan, 2012; Ebreo, Feist-
Price, Siewe, & Zimmerman, 2002; Galvan, Mohsen, Gomez-bastidas, & Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKM) AUSHAF UM Peer education
Bing, 2015; Khosravi, Kolifarhood, Shoghli, Pashaeypoor, & Amlashi, 2017; di Ull benar-benar dikelola oleh mahasiswa yang sudah dilatih, namun
Lambert et al., 2013; Swartz et al., 2012; UNAIDS, 1999), edukasi pola hidup dengan pengawasan dari professional. Meskipun peer education di Ull
bersih dan sehat (Fitriani, 2011; Young et al., 2017), maupun digunakan sudah berjalan, program yang dilakukan masih belum terstruktur dan
untuk edukasi pencegahan perilaku merokok (Ayaz & Acil, 2015; Bilgic & terorganisasi dengan baik. Program yang sering dilakukan lebih banyak
Gunay, 2014; Trisnowati & Supriyati, 2014; Wiratini et al., 2015). pada pemanfaaatan media kampanye, seminar klasikal, penyuluhan
klasikal, lomba-lomba, dan konseling sebaya (peer counselor). Perlu strategi
Tidak hanya itu, program peer education juga efektif untuk yang lebih terstruktur dalam pemanfaatan program peer education ini.
memberikan edukasi tentang kesehatan fisik ("Chong, Farringdon, Hill, &
Hill, 2015), edukasi penegahan pernikahan usia dini (Follona, Raksanagara, Program peer education ini dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil
& Purwara, 2014), edukasi pencegahan perilaku kekerasan kepada orang dalam sesi-sesi yang terorganisasi serta dalam kelompok besar (klasikal).
lain, termasuk kekerasan seksual (Giirkan & Komiircii, 2017; McMahon, Sasaran dari program ini adalah untuk mahasiswa tahun pertama, dan
Postmus, Warrener, & Koenick, 2014), edukasi pencegahan bunuh diri diselenggarakan pada semester kedua. Konsep program peer education ini
(Money et al., 2011), edukasi pengetahuan nutrisi (Aghaee, Ehsani, dinamakan dengan S.M.A.R.T Peer Education Program, yang merupakan
Gholipour, & Seilani, 2014), edukasi pencegahan gangguan perilaku akronim dari:
makan (Breithaupt, Eickman, Byrne, & Fischer, 2017a, 2017b), edukasi 1. S (Sehat)
tentang kesehatan psikologis (Liu et al., 2015), edukasi perilaku positif Sehat ini merupakan konsep dasar yang dibangun kepada mahasiswa
dan keterampilan (Beck, Issleib, Daubmann, & Warier, 2015; Peykari et al.,
agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Mahasiswa akan sesi yang diselenggarakan dalam program peer education. Secara prinsip,
dikenalkan dengan berbagai bentuk pola hidup yang sehat dan materi utama untuk program ini adalah berkaitan tentang pencegahan
bagaimana membangun pola hidup sehat tersebut. penyalahgunaan narkoba. S.M.A.R.T Peer Education Program ini
direncanakan untuk diselenggarakan dalam 12 sesi, dengan durasi waktu
2. M (Meningkat) per sesi adalah 45-50 menit. Adapun rancangan S.M.A.R.T Peer Education
Konsep ini perlu ditanamkan kepada mahasiswa, agar mahasiswa Program yang disusun adalah sebagai berikut:
dapat senantiasa melakukan sesuatu yang lebih baik setiap harinya,
meskipun mungkin sesuatu itu terlihat kecil. Pada prinsipnya, Tabe11. Rancangan S.M.A.R.T Peer Education Program selama satu semester
mahasiswa dilatih untuk tidak menyia-nyiakan setiap waktunya untuk
Sesi Kegiatan Metode yang Konsep
memperbaiki diri. Selain itu, mahasiswa dilatih untuk tidak selalu digunakan S.M.A.R.T
membandingkan dirinya dengan orang yang dianggap lebih baik dari 1 Orientasi program, Tatap muka klasikal -
dirinya, yang dapat menjadikan dirinya rendah diri dan tidak percaya warming up, dan Peer education
pengelompokan peer
dirt Namun mahasiswa dilatih untuk membandingkan dirinya yang
education
sekarang, dengan dirinya yang kemarin seperti apa. Dengan harapan, 2 Psikoedukasi: Self Peer education M, R
dirinya yang sekarang lebih baik dari dirinya yang kemarin. Awareness dan Goal Games
Setting
3. A (Aktif) 3 Psikoedukasi: Mengenal Peer education, Games, S
Agar mahasiswa terhindar dari penyalahgunaan narkob a, mahasiswa Narkoba dan Dampak Experiential Learning
harus dibiasakan untuk senantiasa aktif dalam setiap kegiatan. Ketika Penyalahguna an
4 Psikoedukasi: Faktor- Peer education, Games, S
mahasiswa aktif, mereka akan dapat terhindar dari perilaku yang Faktor Penyebab Experiential Learning
tidak bermanfaat. Penyalahgunaan Narkoba
5 Psikoedukasi: Peer education, Games, S, T
4. R (Religius) Ciri-ciri Orang yang Experiential Learning
Salah satu nilai yang dapat ditanamkan untuk mencegah Menyalahgunakan
penyalahgunaan narkoba dan perilaku tidak baik lainnya, adalah Narkoba dan Apa yang
dengan pendekatan religiusitas. Dengan cara mengingat Tuhan, Harus Kita Lakukan
6 Refleksi Self report 511INIT
maka mahasiswa dapat mengontrol dirinya untuk tidak melakukan 7 Psikoedukasi: Gaya Hidup Peer education, Games, S,
perbuatan yang buruk. Sehat Experiential learning
8 Psikoedukasi: Religious Klasikal M, R
S. T (bermanfaaT) Self-Monitoring Peer education
Konsep bermanfaat ini perlu ditanamkan kepada mahasiswa, bahwa 9 Pelatihan Life Skill: Klasikal M, A
mahasiswa dapat turut berperan aktif sebagai pendidik sebaya bagi Keterampilan Pemecahan Peer education
Masalah dan Pengambilan
teman-temannya, terutama dalam menyampaikan pengetahuan Keputu s an
tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Dengan demikian, 10 Pelatihan Life Skill: Klasikal M, A, T
mahasiswa memiliki perasaan dan keyakinan bahwa dirinya dapat Keterampilan Komunikasi Peer education
memberikan manfaat untuk orang lain, minimal pada teman- dan As ertivita s
11 Praktik: Penyuluhan Anti Praktik M, A, T
temannya. Narkoha
12 Refleksi akhir Self-renort SMART
Konsep di atas merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar dari setiap
Ayaz, S., & Acil, D. (2015). Comparison of Peer Education and the Classic
S.M.A.R.T Peer Education Program ini diharapkan dapat mencegah
Training Method for School Aged Children Regarding Smoking and
perilakumahasiswa dalam penyalahgunaan narkoba, mengingat efektivitas
its Dangers. Journal of Pediatric Nursing, 30(3), 3-12. https://doi.
program yang serupa pada kajian-kajian sebelumnya. Tentunya, program
org/10.1016/j.pedn.2014.11.009
ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat terlaksana
dengan optimal. Beck, S., Issleib, M., Daubmann, A., & Milner, C. (20.15). Peer education
for BLS-training in schools? Results of a randomized-controlled,
PENUTUP noninferiority trial. Resuscitation, 94, 85-90. https://doi.org/10.1016/j.
Sudah cukup banyak program-program diselenggarakan yan resuscitation.2015.06.026
dimaksudkan sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan narkob Bilgic, N., & Gunay, T. (2014). A Method for Supporting Smoking Cessation
pada mahasiswa. Salah satu program yang dapat diterapkan adala in Adolescents: Peer Education. Turk Thorac J, 15, 102-105. https://doi.
melalui peer education. Peer education ini telah terbukti secara efekt' org/10.5152/ttd.2013.27
untuk memberikan pengetahuan kesehatan kepada mahasiswa maupu
untuk mencegah perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. S.M.A.R.T Pee BNN. (2012). Mahasiswa dan bahaya narkotika. Jakarta. Retrieved from
Education Program dapat diterapkan untuk mencegah penyalahgunaa www.bnn.go.id
narkoba pada mahasiswa, karena akan memuat nilai-nilai dasar sepert BNN. (2017a). Pencegahan Bahaya Narkoba di Lingkungan SMP dan SMA/
S (Sehat), M (Meningkat), A (Aktif), R (Religius), dan T (bermanfaaT). Nilai SMK Sederajat. Retrieved from www.bnn.go.id
nilai tersebut diharapkan mampu membentengi mahasiswa dari keingina
untuk menyalahgunakan narkoba. BNN. (2017b). Ringkasan Eksekutif Hasil Survei Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 18
DAFTAR PUSTAKA Provinsi Tahun 2016. Retrieved from www.bnn.go.id
Breithaupt, L., Eickman, L., Byrne, C. E., & Fischer, S. (2017a). Enhancing
Abdi, F., & Simbar, M. (2013). The Peer Education Approach in Adolescents empowerment in eating disorder prevention: Another examination of
Narrative Review Article. Iranian Journal Public Health, 42(11) the REbeL peer education model. Eating Behaviors, 25, 38-41. https://
1200-1206. doi.org/10.1016/j.eatbeh.2016.05.003
Aghaee, F. R., Ehsani, M., Gholipour, R., & Seilani, K. (2014). Peer educatio Breithaupt, L., Eickman, L., Byrne, C. E., & Fischer, S. (2017b). REbeL
and its positive impact on adolescent health. Asian Academic Researc Peer Education : A model of a voluntary, after-school program for
Journal of Multidisciplinary, 1(19), 302-312. eating disorder prevention. Eating Behaviors, 25, 32-37. https://doi.
Ameliasari, & Qudsyi, H. (2014). Hubungan teman sebaya dengan kepuasa org/10.1016/j.eatbeh.2016.08.003
hidup pada remaja. Yogyakarta. Bulduk, S., & Erdogan, S. (2012). The Effects of Peer Education on Reduction
Arain, A., Sousa, J. De, Corten, K., Verrando, R., Thijs, H., Mathei, C of the HIV / Sexually Transmitted Infection Risk Behaviors Among
Robaeys, G. (2016). Pilot Study : Combining Formal and Peer Educatio Turkish University Students. Journal of the Association of Nurses in
with FibroScan to Increase HCV Screening and Treatment in Person AIDS Care, 23(3), 233-243. https://doi.org/10.1016/j.jana.2011.02.003
who use Drugs. Journal of Substance Abuse Treatment, 67, 44-49 Dummer, S. R. (2010). Peer mediation: What school counselors need to know.
https://doi.org/10.1016/j.jsat.2016.04.001
University of Wisconsin.
Ebreo, A., Feist-Price, S., Siewe, Y., & Zimmerman, R. (2002). Effects Khosravi, N., Kolifarhood, G., Shoghli, A., Pashaeypoor, S., & Amlashi, M.
of Peer Education on the Peer Educators in a School-Based HIV (2017). Effectiveness of peer education approach on improving HIV /
Prevention Program: Where Should Peer Education Research Go AIDS related healthy behaviors among immigrant street children: A
From Here? Healtd Education & Behavior, 29(4), 411-423. https://doi randomized controlled trial. Clinical Epidemiology and Global Health,
,
org/10.117 7/1090198102029004002 1-7. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2017.09.004
Edelstein, M. E., & Gonyer, P. (1993). Planning for the future of pee Klein, L. A., Ritchie, J. E., Nathan, S., & Wutzke, S. (2014). An explanatory
education. journal of American College Health, 41(6), 255-257. https:/ model of peer education within a complex medicines information
doi.org/10.1080/07448481.1993.9936337 exchange setting. Social Science & Medicine, 111, 101-109. https://doi.
org/10.1016/j.socscimed.2014.04.009
Fatmawati, N. (2010). Hubungan antara pola asuh otoriter orangtua denga
penilaian pemecahan masalah pada remaja. Yogyakarta. Kracen, A., Naughton, A., Reilly, J. 0., Panoutsakopoulou, V., & Rooney, N.
(2003). Peer Support Training Manual. Higher Education.
Fitriani, D. (2011). Pengaruh edukasi sebaya terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) pada agregat anak usia sekolah yang beresiko Kurniawan, A., & Qudsyi, H. (2017). Hubungan antara dukungan sosial
kecacingan di Desa Baru Kecamatan Manggar belitung Timur. Depok. dan efikasi diri akademik pada siswa ABK tunanetra Yogyakarta.
Yogyakarta. Retrieved from
Follona, W., Raksanagara, A. S., & Purwara, B. H. (2014). Perbedaa
Pendidikan Kelompok Sebaya tentang Pendewasaan Usia Perkawina Lambert, S. M., Debattista, J., Bodiroza, A., Martin, J., Staunton, S., & Walker,
di Perkotaan dan Perdesaan (The Difference of Peer Educatio R. (2013). Effective peer education in HIV: Defining factors that
about Maturation Age of Marriage in Urban and Rural Areas). Jurna maximise success maximise success. Sexual Health, 1-8. https://doi.
Kesehatan Masyarakat Nasional, 9(2), 157-163. org/10.1071/SH12195
Galvan, F. H., Mohsen, B., Gomez-bastidas, E., & Bing, E. G. (2015), Usin Lestari, K. . (2011). Hubungan antara dukungan orangtua dan dukungan
Peer Educators to Promote HIV Awareness Among Male Migrants in teman sebaya dengan efikasi pengambilan keputusan karir pada
Mexico. Journal of HIV/AIDS & Social Services, 14, 74-94, https://doi. remaja. Yogyakarta.
org/10.1080/15381501.2014.973133
Liu, Y., Han, Y., Shi, J., Li, R., Li, S., Jin, N., ... Guo, H. (2015). Effect of peer
Gfirkan, O. C., & Kinnfircii, N. (2017). The effect of a peer education program education on self-management and psychological status in type
on combating violence against women: A randomized controlled 2 diabetes patients with emotional disorders. Journal of Diabetes
study. Nurse Education Today, 57(49), 47-53. https://doi.org/10.1016/j Investigation, 6(4), 479-486. https://doi.org/10.1111/jdi.12311
.
nedt.2017.07.003
Mason-Jones, A. J., Mathews, C., & Flisher, A. J. (2011). Can Peer Education
Hashmi, S. (2013). Adolescence: An Age of Storm and Stress. Review of Arts Make a Difference ? Evaluation of a South African Adolescent Peer
and Humanities, 2(1), 19-33. Education Program to Promote Sexual and Reproductive Health. AIDS
and Behavior, 1-10. https://doi.org/10.1007/s10461-011-0012-1
Khong, L., Farringdon, F., Hill, K. D., & Hill, A. (2015). "We are all one
together": Peer educators' views about falls prevention education for McDonald, J., Roche, A. M., Durbridge, M., & Skinner, N. (2003). Peer
community-dwelling older adults - a qualitative study. BMC Geriatrics, Education : From Evidence to Practice. Adelaide: National Centre for
15(28), 1-10. https://doi.org/10.1186/s12877-015-0030-3 Education and Training on Addiction (NCETA) Flinders University of
South Australia. Retrieved from http://www.nceta.fiinders.edu.au
40
and Social Sciences (p. 229). University Kuala Lumpur and Knowledge
McMahon, S., Postmus, J. L., Warrener, C., & Koenick, R. A. (2014). Utilizing
Association of Taiwan.
Peer Education Theater for the Primary Prevention of Sexual Violence
on College Campuses. Journal of College Student Development, 55(1), Schofield, T. J., Conger, R. D., & Robins, R. W. (2015). Early adolescent
78-85. haps://doi.org/10.1353/csd.2014.0001 substance use in Mexican origin families: Peer selection, peer
Mikhailovich, K., & Arabena, K. (2005). Evaluating an indigenous sexual influence, and parental monitoring. Drug and Alcohol Dependence,
157,129-135. https://doi.org/10.1016/j.drugalcdep.2015.10.020
health peer education project. Health Promotion Journal of Australia,
16(3), 189-193. Sinring, A., & Aryani, F. (n.d.). Peer counselor programme (PCP): Upaya
Money, N., Moore, M., Brown, D., Kasper, K., Roeder, J., Bartone, P., & Bates, menyiapkan generasi muda anti narkoba di kota Makassar. https://
dot org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
M. (2011). Best Practices Identified for Peer Support Programs.
Oetting, E. R., & Lynch, R. S. (1997). Peers and the Prevention of Adolescent Swartz, S. G., Deutsch, C., Makoae, M., Michel, B., Harding, J. H., Garzouzie,
Drug Use. In Peers and the Prevention of Adolescent Drug Use (pp G., ... Van der Heijden, I. (2012). Measuring change in vulnerable
101-102). Colorado: Tri-Ethnic Center for Prevention Research. adolescents : Findings from a peer education evaluation in South
Africa. Journal of Social Aspects of HIV/AIDS, 9(4), 242-254. https://doi.
Peykari, N., Tehrani, F. R., Malekafzali, H., Hashemi, Z., & Djalalinia, S org/10.1080/17290376.2012.745696
(2011). An Experience of Peer Education Model among Medical Scienc
Trisnowati, H., & Supriyati. (2014). Engaging teenagers in the prevention
University Students in Iran. Iranian Journal Public Health, 40(1), 57-62
of smoking behavior through peer education at Bantul district,
Prayoga, A. G., & Qudsyi, H. (2015). Hubungan antara konformitas terhada Yogyakarta. In 1st Indonesian Conference on Tobacco or Health (pp.
teman sebaya dan kecurangan akademik pada mahasiswa pergurua 138-143).
tinggi. Yogyakarta.
UN. (2003). Peer to peer: using peer to peer strategies for drug abuse
Qudsyi, H. (2015). Pedoman Pengelolaan Pusat Bimbingan dan Konselin prevention. New York: United Nations Publication.
Mahasiswa (PBKM ) Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
UNAIDS. (1999). Peer education and HIV/AIDS: Concepts, uses and challenges.
Rakhmilla, L. E., Rudibianti, A. R., Biben, V., & Rosyada, N. A. (2017). Pee UNAIDS Best Practice Collection Key Material. Geneva.
Education: The Effect on Menstrual Knowledge in Early Reproductiv
UNODC. (2014). International standards on drug use prevention.
Age Women in West Java Rural Area. International Journal of ChemTec
Research, 10(2), 76-83. Wantara, V. R. D., & Qudsyi, H. (2015). Keterlibatan orangtua dan dukungan
teman sebaya terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir
Sa'diyah, S. K., & Qudsyi, H. (2016). Peer support and student engagemen
akademik pada siswa SMA kelas XII. Yogyakarta.
among high-school students in Indonesia. In International Conferenc
on Education, Psychology, and Social Sciences. University Kuala Wiratini, N. P. S., Yanti, N. L. P. E., & Wijaya, A. A. N. T. (2015). Pengaruh
Lumpur and Knowledge Association of Taiwan. https://doi.org/ISSN peer education terhadap perilaku merokok pada remaja di SMAN "X"
2518-2498 Denpasar. COPING Ners Journal, 3(3), 54-61.
Sari, A. D., Mahara, R., Yola, T., Roza, N. P., Handayani, C., & Qudsyi, H. (2016). Wongtongkam, N., Russell, P., Day, A., & Winefield, A. H. (2014). The influence
Social peer support and academic stress among high-school students of protective and risk factors in individual, peer and school domains
in Indonesia. In International Conference on Education, Psychology,
on Thai adolescents' alcohol and illicit drug use: A survey. Addictive
Behaviors, 39, 1447-1451. https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2014.05.026
Wori, S., Alumai, F., & Edward, T. (2004). Training Manual for Peer Educators.
Young, V. L., Cole, A., Lecky, D. M., Fettis, D., Pritchard, B., Verlander, N. Q., ...
MnCulty, C\ A.. (2017). A mixed-method evaluation of peer-education
workshops for school-aged children to teach about antibiotics,
microbes and hygiene. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 1-9.
http s://doi. org/10.1093/j a c/dkx083
YPEER. (2003). Peer education: Training of trainers manual. UN Interagency
Group on Young Peoples Health Development and Protection in Europe
and Central Asia. https://doi.org/10.1177/102538230100800203