Anda di halaman 1dari 7

UTS Hukum Dagang

Dosen Pengajar : Kadek Julia Mahadewi


Nama : Anak Agung Bagus Triska Zimbardi
NIM : 82122465

1
1. a. Berikan deskripsi secara singkat hakikat Hukum Dagang !Berikan

Perbandinagna Hukum dagang dengan Hukum Perushaan !

Hukum Dagang adalah cabang hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara
para pelaku usaha dalam kegiatan perdagangan dan industri. Hukum Dagang bertujuan
untuk memastikan kegiatan perdagangan dan industri berlangsung secara fair dan
transparan. Hukum Dagang mengatur tentang perjanjian perdagangan, kepemilikan bisnis,
kepailitan, dan masalah hukum lainnya yang terkait dengan aktivitas perdagangan.

Perbandingan antara Hukum Dagang dan Hukum Perusahaan adalah bahwa Hukum
Dagang mengatur tentang aspek perdagangan dan bisnis, sedangkan Hukum Perusahaan
lebih menekankan pada aspek hukum organisasi perusahaan. Hukum Dagang fokus pada
transaksi perdagangan, sedangkan Hukum Perusahaan berfokus pada struktur,
kepemilikan, dan pengelolaan bisnis.

b. Jelaskan kaitan antara KUHPerdata dengan KUHD ?

KUHPerdata (Kitab Undang-undang Hukum Perdata) dan KUHD (Kitab Undang-Undang


Hukum Dagang) adalah dua peraturan hukum yang berbeda namun saling berkaitan dalam
kegiatan bisnis. KUHPerdata mengatur tentang hukum perorangan secara umum,
termasuk juga tentang hukum perdata yang terkait dengan aktivitas perdagangan dan
industri. Sementara itu, KUHD mengatur tentang hukum yang khusus mengatur tentang
aktivitas perdagangan dan industri.

Kaitan antara KUHPerdata dan KUHD terletak pada hubungan hukum antara para pelaku
bisnis dan industri. KUHPerdata dan KUHD menjadi pedoman dalam menyusun kontrak
dan kesepakatan bisnis, serta menyelesaikan masalah hukum yang terkait dengan
aktivitas perdagangan dan industri. Dalam prakteknya, KUHD digunakan sebagai panduan
spesifik dalam aktivitas bisnis, sedangkan KUHPerdata digunakan sebagai dasar umum
dalam aktivitas perdagangan dan industri.

2.
2
a. Mengapa urusan perusahan dari sudut yuridis tidak dipandang sebagai kesatuan bulat

Urusan perusahaan dari sudut yuridis tidak dipandang sebagai kesatuan bulat karena
perusahaan terdiri dari berbagai unsur, seperti pemilik, manajemen, karyawan, mitra bisnis,
dan sebagainya. Masing-masing unsur ini memiliki kepentingan dan peran yang berbeda
dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, hukum perusahaan terdiri dari beberapa
bidang hukum yang berbeda, seperti hukum perusahaan, hukum ketenagakerjaan, hukum
pasar modal, hukum persaingan usaha, dan sebagainya.

b. Berikan penjabaran tentang pentingnya Good Will dalam suatu perusahaan !

Goodwill adalah nilai tambah yang diberikan pada suatu perusahaan karena reputasi baik,
hubungan dengan pelanggan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan, serta faktor-
faktor lain yang tidak dapat diukur secara finansial. Goodwill biasanya terbentuk dari
keberhasilan dan reputasi yang dibangun oleh perusahaan selama bertahun-tahun, dan
dapat memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Dalam akuntansi, goodwill dianggap sebagai
aset tidak berwujud yang dapat diukur dengan mengurangi nilai total aset perusahaan
dengan nilai pasar bersihnya

Pentingnya Goodwill dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti:

1. Meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor dan mitra bisnis


2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan konsumen terhadap produk atau layanan
perusahaan
3. Meningkatkan loyalitas karyawan dan memperkuat budaya perusahaan
4. Memperkuat hubungan dengan pihak-pihak terkait, seperti pemasok, kontraktor, dan
sebagainya.

Oleh karena itu, perusahaan harus berupaya untuk membangun dan mempertahankan
Goodwill-nya dengan cara memberikan pelayanan yang baik, mengelola merek dengan
tepat, memenuhi standar etika bisnis yang tinggi, serta mengambil keputusan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

3
3.
a. Jelaskan perantara perusahaan di dalam serta perantara di luar perushaan !
Perantara dalam konteks perusahaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu perantara di dalam
perusahaan dan perantara di luar perusahaan.

Perantara di dalam perusahaan adalah pegawai atau karyawan yang bertindak sebagai
penghubung antara manajemen dan karyawan atau antara departemen yang berbeda di
perusahaan. Peran perantara di dalam perusahaan sangat penting untuk memastikan
komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat di dalam
perusahaan. Contoh perantara di dalam perusahaan antara lain adalah supervisor,
manajer departemen, atau HRD.

Perantara di luar perusahaan adalah pihak-pihak yang bekerja sama dengan perusahaan
dalam menjalankan bisnis atau mencapai tujuan perusahaan. Contohnya adalah agen
penjualan, pemasok bahan baku, mitra usaha, atau distributor. Peran perantara di luar
perusahaan adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki akses ke sumber daya atau
pasar yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya dengan baik.

Kedua peran perantara ini sangat penting untuk kelancaran operasional perusahaan dan
keberhasilan bisnisnya. Dalam kaitannya dengan kontrak, perantara di luar perusahaan sering
kali terlibat dalam penandatanganan kontrak atau persetujuan bisnis. Sementara perantara di
dalam perusahaan sering kali terlibat dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan.

b. Jelasakan perbedaan pola hubungan antara antara hubungan agen perusa


haan, makelar dan komisoner !

Berikut adalah penjelasan perbedaan di antara ketiganya menurut teori hukum dagang:

1. Agen perusahaan

Agen perusahaan adalah individu atau badan hukum yang bertindak sebagai perwakilan
dari perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Agen perusahaan memiliki
wewenang untuk mengikat perusahaan dengan pihak ketiga dalam transaksi
perdagangan. Agen perusahaan biasanya dibayar dalam bentuk komisi yang diberikan
oleh perusahaan. Hubungan antara agen perusahaan dengan perusahaan biasanya
bersifat terus-menerus, dan agen perusahaan bertanggung jawab atas tindakannya dalam
melakukan transaksi jual beli.
4
Contoh: Seorang sales yang bekerja di perusahaan mobil bertindak sebagai agen
perusahaan untuk menjual mobil kepada pelanggan. Sales ini dipekerjakan oleh
perusahaan dan dibayar dengan komisi atas penjualan mobil.

2. Makelar

Makelar adalah individu atau badan hukum yang bertindak sebagai perantara dalam
transaksi jual beli. Makelar tidak memiliki kewenangan untuk mengikat kedua belah pihak
dalam transaksi tersebut, melainkan hanya mempertemukan kedua belah pihak dan
membantu dalam proses negosiasi. Makelar biasanya diberi komisi berdasarkan nilai
transaksi yang berhasil dilakukan. Hubungan antara makelar dengan kedua belah pihak
bersifat sementara dan tidak terikat dalam waktu yang lama.

Contoh: Seorang makelar properti membantu mempertemukan pembeli dan penjual


properti. Makelar ini diberi komisi berdasarkan harga jual properti yang berhasil disepakati
oleh kedua belah pihak.

3. Komisioner

Komisioner adalah individu atau badan hukum yang bertindak sebagai perwakilan dari
pihak ketiga dalam melakukan transaksi jual beli dengan pihak lain. Komisioner memiliki
kewenangan untuk mengikat pihak ketiga dengan pihak lain dalam transaksi tersebut.
Komisioner biasanya dibayar dalam bentuk komisi atau upah dari pihak ketiga yang
diwakilinya. Hubungan antara komisioner dengan pihak ketiga bersifat terus-menerus, dan
komisioner bertanggung jawab atas tindakannya dalam melakukan transaksi jual beli.

Contoh: Seorang broker saham bertindak sebagai komisioner untuk menjual saham milik
kliennya kepada investor lain. Broker saham ini dibayar dengan komisi atas transaksi yang
berhasil dilakukan.

Dalam kesimpulannya, perbedaan antara pola hubungan agen perusahaan, makelar, dan
komisioner terletak pada peran dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu transaksi
bisnis. Agen perusahaan bertindak atas kuasa dari perusahaan dan bertanggung jawab
penuh atas tindakan mereka dalam melakukan transaksi, sementara makelar bertindak
sebagai perantara tanpa tanggung jawab dalam transaksi bisnis tersebut, dan komisioner
bertindak atas kuasa dari pihak lain dan bertanggung jawab atas tindakan mereka dalam
melakukan transaksi bisnis
5
4. a. Uraikan dengan contoh hubungan ekstern anggota -anggota maatschap

menurut pasal 1642 KUHPer!

Persekutuan perdata (Burgelijke Maatschap) adalah bentuk kerjasama antara dua atau
lebih individu atau perusahaan yang memiliki tujuan untuk mencapai keuntungan bersama.
Dalam maatschap, semua anggota berkontribusi dalam bentuk modal, tenaga, atau
keterampilan untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota bertanggung jawab secara
pribadi atas utang dan kewajiban maatschap, dan setiap anggota memiliki hak yang sama
dalam manajemen dan pengambilan keputusan

Pasal 1642 KUHPerdata juga menyatakan bahwa peserta dalam persekutuan tersebut
tidak boleh mengikatkan peserta lain kecuali jika telah diberikan kuasa oleh peserta lain
tersebut. Hal ini berarti bahwa satu peserta atau anggota persekutuan tidak dapat
memutuskan sendiri atas kepentingan atau hak peserta lain tanpa adanya persetujuan atau
kuasa dari peserta tersebut. Artinya, jika ada utang atau kewajiban dalam usaha
persekutuan tersebut, tidak semua peserta atau anggota persekutuan dapat
dipertanggungjawabkan untuk menanggung seluruh utang tersebut. Setiap peserta hanya
bertanggung jawab untuk bagian atau jumlah utang yang telah disepakati dalam perjanjian
persekutuan atau firma.

Misalnya, jika salah satu anggota maatschap memutuskan untuk mengambil kredit
tambahan tanpa persetujuan dari anggota lain, maka anggota tersebut tidak dapat
mengikatkan anggota lain untuk membayar utang tersebut. Sebaliknya, jika semua
anggota maatschap setuju untuk mengambil kredit tambahan, maka seluruh anggota
maatschap menjadi terikat atas utang tersebut.

Contoh lain, sebuah maatschap bergerak di bidang konstruksi, dimana setiap anggota
memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Misalkan terjadi suatu kesalahan dalam
konstruksi yang menyebabkan kerugian besar pada klien maatschap tersebut, dalam hal
ini klien tersebut hanya dapat menuntut maatschap, bukan masing-masing anggota secara
individual. Selain itu, jika ada utang yang belum dibayar oleh maatschap, masing-masing
anggota hanya akan bertanggung jawab atas bagian utang yang sesuai dengan
persentase kepemilikan mereka dalam maatschap.

6
Namun, jika ada keputusan yang akan mengikatkan maatschap dengan pihak eksternal,
seperti penandatanganan kontrak atau perjanjian bisnis, setiap anggota hanya dapat
melakukan tindakan tersebut jika telah mendapatkan kuasa atau persetujuan dari anggota
maatschap yang lain. Sebagai contoh, jika anggota A ingin menandatangani sebuah
kontrak dengan pemasok, ia perlu mendapatkan persetujuan dari anggota B dan C terlebih
dahulu sebelum melakukan tindakan tersebut atas nama maatschap.

B. Dapatkah suatu firma berdiri tanpa akta autentik ? jelaskan pendapat


sauadara !

Firma disebut juga Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha
antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemilik firma terdiri dari
beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Menurut hukum suatu firma tidak dapat berdiri tanpa Akta Pendirian (AP) yang dibuat
dalam bentuk autentik. AP merupakan dokumen resmi yang dibuat oleh notaris yang
memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa firma tersebut telah didirikan secara sah.AP
yang dibuat dalam bentuk autentik adalah bukti resmi pendirian firma yang diakui secara
hukum. AP juga harus mencantumkan informasi lengkap tentang firma, seperti nama firma,
alamat kantor, modal dasar, jumlah saham, dan keanggotaan direksi dan dewan komisaris.
AP ini kemudian harus didaftarkan ke kantor pendaftaran badan hukum untuk memperoleh
status badan hukum yang sah. Firma juga harus mendaftarkan akta itu dalam pada
kepaniteraan pengadilan negeri

Jika suatu firma beroperasi tanpa memiliki AP yang autentik, maka kegiatan usaha tersebut
tidak dapat dianggap sah secara hukum. Selain itu, firma tersebut rentan terhadap risiko
hukum seperti gugatan dari pihak ketiga, sanksi pidana, dan kesulitan dalam mendapatkan
izin usaha atau dukungan dari lembaga keuangan. Oleh karena itu, sangat disarankan
untuk memastikan bahwa firma memiliki AP yang autentik dan memenuhi semua
persyaratan hukum yang berlaku. Hal tersebut telah diatur dalam Pasal 16-35 KUHD (Kitab
Undang-undang Hukum Dagang) yang mengatur tentang pendirian, pengaturan dan
pembubaran Firma

Anda mungkin juga menyukai