Dalam melaksanakan kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan berbagai cara. Keragaman
cara tersebut melahirkan hubungan-hubungan dalam kegiatan bisnis, misalnya franchise,
keagenan/ distributor, dll.
1. Keagenan/ Distributor
Muncul karena adanya pihak luar negeri yang tidak diperbolehkan untuk menjual
barangnya secara langsung, baik ekspor/ impor ke Indonesia. Pihak asing yang disebut dengan
prinsipal harus menunjukkan agen-agennya atau perwakilannya di Indonesia untuk memasarkan
produknya.
Keagenan bisa diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana seseorang/pihak agen
diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/ pihak prinsipal untuk melaksanakan transaksi
bisnis dengan pihak lain. Sedangkan distributor tidak bertindak dan atas nama pihak yang
menunjuknya sebagai distributor (biasanya disebut supplier, atau manufacture). Seorang
distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri.
Pasal 1338 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian bisnis antara agen/ distributor
dengan prinsipalnya, yang dimuat dalam suatu kontrak yang isinya sesuai dengan kehendak para
pembuat kontrak tersebut.
Dalam perjalanannya, keagenan/ distributor dapat menemui suatu jalan sengketa, karena
hal itu sangatlah lazim sekali apalagi menyangkut masalah bisnis. Sengketa atau perselisihan ini
biasa disebut events of defaults, yang kemudian menjadi dasar bagi masing-masing pihak untuk
memutus perjanjian keagenan/ distributor diantara mereka. Biasanya yang dikategorikan
sebagai events of defaults antara lain adalah :
B. ADMINISTRASI PERUSAHAAN
2. Fungsi Administrasi
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah kegiatan perencana yang membutuhkan kegiatan administrasi, mulai dari
pengumpulan data, pemrosesan data, hingga persiapan perencanaan.
2. Organizing (Penyusunan)
Pengorganisasian adalah kegiatan menyusun dan membangun komunikasi kerja antara anggota
dalam organisasi sehingga suatu kesatuan bisnis akan tercapai untuk mencapai tujuan organisasi
3. Coordinating (Kordinasi)
Koordinasi adalah bagian dari fungsi manajemen yang melakukan sejumlah kegiatan untuk
berjalan dengan baik dengan menghindari terjadinya kekacauan, bentrok, kekosongan
4. Reporting (Laporan)
Pelaporan adalah kegiatan menyampaikan perkembangan atau hasil dari suatu kegiatan dengan
membuat dan memberikan laporan tentang tugas dan fungsi pejabat tinggi baik secara lisan
maupun tulisan untuk mendapatkan gambaran umum tentang tugas anggota organisasi.
5. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
6. Staffing (Penempatan)
Penetapan staf adalah kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya dalam suatu organisasi; mulai dari rekrutmen tenaga kerja, pengembangan, peralatan
dalam organisasi.
Mengarahkan adalah aktivitas berinteraksi dengan anggota organisasi dalam bentuk memberikan
bimbingan, saran, perintah, sehingga tugas dilakukan dengan benar untuk mencapai tujuan yang
dimaksud.
Bisa dibilang makna administrasi itu seperti Queen of Peace. Keributan akan terus terjadi di
perusahaan atau bisnis ketika administrasi tidak berjalan dengan baik.
Bayangkan jika Anda tidak memiliki format penyimpanan file yang rapi. File dan korespondensi
Anda ditempatkan dengan ceroboh?
Suatu hari Anda benar-benar membutuhkannya dan butuh waktu lama bagi Anda untuk
menemukannya.
Sekalipun Anda mengaturnya dengan baik, tentu saja waktu dapat dipersingkat dan digunakan
untuk menyelesaikan target lainnya.
Definisi administrasi dalam bisnis sebenarnya sangat luas dan akan berhubungan dengan
berbagai jenis manajemen di beberapa posisi di departemen perusahaan.
Menurut kontributor Pankaj Mishra melalui Linkedin, administrator nantinya akan menjadi
penghubung untuk berbagai departemen, perusahaan dan mitra konsumen pada saat yang
bersamaan.
Oleh karena itu, bidang ini setidaknya harus mencakup beberapa hal berikut:
Administrasi kantor adalah salah satu elemen yang terkait dengan efisiensi dan produktivitas
pekerjaan perusahaan.
Mereka memberikan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai departemen sehingga setiap
deskripsi pekerjaan dan perencanaan untuk setiap manajemen tercapai.
Tampaknya, bidang ini seperti tersesat di bumi, meskipun administrasi adalah kunci utama untuk
kelancaran regulasi perusahaan.
D. PERIZINAN DUNIA BISNIS
Dalam dunia bisnis, perizinan jelas memegang peranan yang sangat penting, bahkan bisa
dikatakan perizinan dan pertumbuhan dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang
yang saling berkaitan. Dunia usaha takkan berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut
hukum, dan izin berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya.
Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus mampu menciptakan iklim
usaha yang bergairah. Dengan adanya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang tercantum
dalam UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, diharapkan gairah dalam dunia
bisnis bisa semakin berkembang ke arah yang positif.
Dalam masalah perizinan dunia bisnis, secara umum dapat dikatakan ada 4 (empat) masalah
yang terkait, yaitu:
Adanya bentuk dan jaenis izin yang diselenggarakan umumnya secara bertahap, yang diawali
dengan letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian dikenal dengan adanya
izin sementara, izin tetap dan izin perluasan.
Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya dibedakan antara bidang yang
dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian, pertambangan dan energi,
serta departemen-departemen lainnya.
Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat berbagai
kemungkinan badan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berbeda seperti, KUHD,
UUPMA, UUPMDN, dan sebagainya.
Dibidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen perdagangan, namun
dipersyaratkan pula untuk mendapat rekomendasi dari departemen terkait, sehingga jalurnya
menjadi lebih panjang.
Menurut Keppres No. 53 Tahun 1988, disebutkan bahwa ada beberapa kegiatan usaha yang tidak
dikenakan ketentuan wajib daftar perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Usaha atau kegiatan yang bergerak di luar bidang perekonomian dan sifat serta tujuannya
tidak semata-mata mencari keuntungan dan atau laba.
2. Bidang-bidang usaha seperti:
a. Pendidikan Formal dalam segala jenis dan jenjang yang diselenggarakan oleh siapapun.
b. Pendidikan Non formal yang dibina oleh pemerintah dan diselenggarakan bersama oleh
masyarakat serta dalam bentuk badan usaha.
c. Notaris,
d. Penasihat Hukum,
f. Rumah sakit,
g. Klinik Pengobatan.
Adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan perdagangan. Dasar hukum untuk
mendapatkan SIUP adalah UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang
menyebutkan bahwa suatu perusahaan wajib didaftarkan dalam jangka waktu 3(tiga) bulan
setelah perusahaan mulai menjalankan usahanya.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, khususnya ketentuan mengenai izin, telah dikeluarkan
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor: 1458/Kp/XII/84 tanggal 19 Desember 1984 tentang
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dalam keputusan menteri tersebut disebutkan bahwa
setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki SIUP, untuk
memperoleh SIUP ini, perusahaan terlebih dahulu wajib mengajukan Surat Permohonan Izin
(SPI) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma pada kantor Wilayah Departemen Perdagangan
atau Kamar Perdagangan setempat.
Ketentuan perusahaan yang harus memiliki SIUP dibedakan atas 3(tiga) kelompok, yaitu:
Perusahaan kecil, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto) dibawah
Rp 25.000.00,00-
Perusahaan Menengah, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih (netto) Rp
25.000.000,00- sampai dengan Rp 100.000.00,00-
Perusahaan besar, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih diatas Rp
100.000.000,00-
Sekalipun SIUP merupakan persyaratan pokok, ada perusahaan-perusahaan yang dibebaskan dari
kewajiban untuk memiliki SIUP, yang terdiri dari :
Perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha dari departemen teknis berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan tidak melakukan kegiatan perdagangan.
Perusahaan produksi yang didirikan dalam rangka undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri.
Perusahaan yang memiliki SIUP mempunyai 3(tiga) kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut :
Wajib lapor apabila tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan
disertai dengan pengembalian SIUP, mengenai pembukaan cabang/perwakilan perusahaan, atau
mengenai Penghentian kegiatan atau penutupan cabang/perwakilan perusahaan.
Wajib memberikan data/informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan oleh menteri
atau pejabat yang berwenang.
Wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
Akta pendirian perusahaan pembiayaan yang telah disahkan dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Bukti pelunasan modal disetor untuk perseroan terbatas atau simpanan pokok dan simpanan
wajib untuk koperasi, pada salah satu bank di Indonesia.
Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan pembiayaan
patungan yang didalamnya tercermin arah Indonesianisasi dalam kepemilikan saham.
Perizinan dalam bidang industri telah diatur secara khusus dengan Peraturan Pemerintah
No.13 tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri, dimana pada penjelasannya disebutkan bahwa
dalam rangka pencapaian pertumbuhan industri, aspek perizinan akan ikut memainkan peranan
yang amat penting.
Industri yang dimaksud dengan UU No.5 tahun 1984 tentang Perindustrian adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan rekayasa industri.
Izin perluasan, yaitu izin usaha industri yang diberikan kepada perusahaan industri yang
melakukan penambahan kapasitas dari atau jenis produk atau komoditi yang telah diizinkan.
Untuk mendapatkan izin UUG, pemohon berkewajiban mengisi formulir yang telah disediakan
dengan dilampiri beberapa jenis dokumen seperti: gambar situasi; gambar ruangan; surat bukti
pemilikan tanah dan bangunan atau persetujuan pemilik; izin mendirikan bangunan (IMB) dan
Izin Penggunaan Bangunan (IPB); akta badan hukum (bila diperlukan); tanda bukti WNI dan
ganti nama (bila diperlukan); rekomendasi analisis dampak lingkungan (AMDAL) bila perlu;
surat persetujuan tetangga; akta jual beli perusahaan/penyerahan/hibah/warisan (bila diperlukan);
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); pengantar dari lurah setempat yang diketahui camat.
Setelah berkas permohonan lengkap diisi dan dilampiri dengan dokumen yang diperlukan, berkas
diajukan kepada Kepala Bagian Ketertiban Pemerintah daerah. Izin UUG dapat diberikan
selambat-lambatnya 35 hari sejak permohonan diajukan. Menurut ketentuan bahwa izin UUG
harus didaftarkan ulang setiap 5 tahun sekali.
E. LEMBAGA PEMBIAYAAN
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga Pembiayaan meliputi: Perusahaan
Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha,
Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.
Jenis Lembaga Pembiayaan
Setelah kita belajar bersama tentang pengertian dasar dari lembaga pembiayaan, selanjutnya kita
akan menelaah satu-persatu jenis-jenis dari lembaga pembiayaan. Menurut Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2009, Lembaga pembiayaan meliputi:
1. Perusahaan Pembiayaan
Pengertian Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan
kegiatan usaha yang meliputi:
1. Sewa Guna Usaha, sewa guna usaha atau leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran.
2. Anjak Piutang, anjak piutang atau factoring adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pemebelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas
piutang tersebut.
3. Pembiayaan Konsumen, pembiayaan konsumen atau consumer finace adalah kegiatan
pembiayaan untuk pengadaan berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran.
4. Usaha Kartu Kredit, kartu kredit atau credit card merupakan kegiatan pembiayaan untuk
pembelian barang dan/atau jasa menggunakan kartu kredit.
5. Perusahaan Modal Ventura, Perusahaan modal ventura atau venture capital
company adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk pernyataan saham, penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdaarkan pembagian atas hasil usaha. Kegiatan
usaha perusahaan modal ventura meliputi:
Pengertian Perusahaan pembiayaan infrastruktur adalah badan usaha yang didirikan khusus
untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan infrastruktur meliputi:
Lembaga pembiayaan yang telah dijabarkan di atas dilarang menarik dana secara langsung dari
masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Di dalam kegiatan usahannya lembaga
pembiayaan dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar (Promissory Note) dengan memenuhi
prinsip kehatia-hatian (prudential principles) yang telah diatur oleh Menteri Keuangan.
F. MAATSCHAP
Persekutuan perdata diatur pada pasal 1618-1652 KUHPerdata. Persekutuan perdata ialah
persekutuan antara 2 orang atau lebih yang saling mengikatkan diri dengan menyerahkan sesuatu
(inbreg) dengan maksud mendapatkan suatu pembagian keuntungan.
Peraturan mengenai pendirian Maatschap ini secara tegas tidak ada, tetapi Maatschap dibentuk
dan didirikan dengan akta otentik di depan notaris maupun akta dibawah tangan.
Ibreng (sesuatu yang dapat dikatakan sebagai modal) yang diserahkan kedalam persekutuan
dapat berupa :
Jika berbicara mengenai keuntungan, maka para peserta persekutuan mendapatkan pembagian
keuntungan yang seimbang dengan inbreng yang diberikan, tetapi jika terjadi kerugian harus
ditanggungjawab pribadi.
G. CV (Persekutuan Komanditer)
CV adalah persekutuan perdata yang mempunnyai 1-2 sekutu komanditer. CV diatur pada
pasal 19,20,21 KUHD. Tanggung jawab CV adalah Tanggung jawab renteng dan tanggung
jawab terbatas. Persekutuan Komanditer mempunyai 2 macam sekutu :
Tanggung jawab sekutu komplimenter tidak terbatas karena Bagi komplimenter mah beban
kerugiannya tidak terbatas, kekayaannya menjadi jaminan seluruh kerugian
persekutuan(tanggung renteng). Sedangkan komanditer terbatas dengan inbreng yang diberikan.
PT adalah salah satu jenis badan usaha yang dilindungi oleh hukum dengan modal yang
terdiri dari saham. Seseorang dikatakan sebagai pemilik PT apabila memiliki bagian saham
sebesar dari jumlah yang ditanamkannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang membahas mengenai Perseroan
Terbatas (PT), dikatakan bahwa perusahaan berjenis Perseroan Terbatas adalah suatu badan
usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau disebut juga
dengan persekutuan modal.
Dalam menjalankan perusahaan berjenis Perseroan Terbatas, modal saham yang dimiliki bisa
dijual kepada pihak lain. Artinya, sangat memungkinkan terjadi perubahan organisasi atau
kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan dan mendirikan perusahaan kembali.
Selain itu, oleh karena dibentuk berdasarkan kesepakatan, maka bisa dipastikan bahwa PT
didirikan oleh minimal 2 (dua) orang. Pembuatan perjanjian ini harus diketahui oleh notaris dan
dibuatkan aktanya untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM sebelum
resmi menjadi perusahaan berjenis PT.