Anda di halaman 1dari 8

.

Latar Belakang

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan
ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-
prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan
misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap
masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia
dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.
Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

A. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dikatakan organisasi adalah
wadah (wahana) kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan.
Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, hubungan
dan tata kerjanya. Pengertian yang demikian disebut organisasi yang bersifat “statis”, karena sekedar
hanya melihat kepada strukturnya. Disamping itu terdapat pengertian organisasi yang bersifat
“dinamis”. Dalam pengertian ini organisasi dilihat daripada sudut dinamikanya, aktivitas/tindakan
daripada tata hubungan yang terjadi dalam organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun yang
bersifat informal. Misalnya aktivitas tata hubungan antara atasan dan bawahan, tata hubungan antara
sesama atasan, dan sesama bawahan. Berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai dalam organisasi,
tergantung sepenuhnya kepada faktor manusianya.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita selalu berada dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
Kelompok tersebut dapat berupa rumah tangga, tempat kerja, kelompok sosial, kelompok usaha dan
sebagainya.

Menurut Dimock, Organisasi didefinisikan sebagai berikut: “Organization is the systematic bringing
together of interpedently part to form a unified whole through which authority, coordination and
control may be exercised to achieve a given purpose” (Organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang
bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha yang telah ditentukan).

Berdasarkan atas kedua definisi tersebut, dapat diberikan ciri-ciri organisasi sebagai berikut:
1. Adanya suatu kelompok yang dapat dikenal.

2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling berkaitan (interpedently part) yang
merupakan kesatuan usaha/kegiatan.

3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya/tenaganya.

4. Adanya kewenangan, koordinasi, pengawasan.

5. Adanya suatu tujuan (the idea of goals).

Prinsip Organisasi

Konsepsi dan prinsip daripada organisasi (The Concept and the Principles of Organization) adalah
sebagai berikut:

1. Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas (to define clearly the objective of the
organization)

Organisasi dibentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Jelasnya tidak mungkin suatu organisasi
tanpa adanya tujuan. Misalnya:

a. Organisasi kekuasaan (Negara) dibentuk untuk mencapai tujuan negara/nasional (lihat GBHN).

b. Organisasi Olahraga, misalnya KONI dibentuk untuk mencapai tujuan, yaitu: mencapai prestasi yang
setinggi-tingginya di bidang olahraga.

c. Organisasi Niaga, misalnya: PNGIA, dibentuk dengan tujuan mencari keuntungan (profit making).

2. Prinsip skala hirarki (the scalar principle)

Adanya garis kewenangan yang jelas dari pimpinan tingkat atas sampai pada setiap pimpinan tingkat
bawahan, berarti garis pelimpahan wewenang dan garis pertanggungjawabannya akan lebih efektif.
Demikian pula proses pengambilan keputusan, sistem komunikasi dan koordinasinya suatu organisasi.

3. Prinsip Kesatuan Perintah/Komando (Principle of Unity Command)

Bahwa seseorang hanya menerima perintah dan bertanggungjawab terhadap seorang atasannya saja.

4. Prinsip pelimpahan wewenang (Principle of delegation of authority)

Disebabkan seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas, dalam melaksanakan segala


pekerjaannya, maka kewenangan itu harus dilimpahkan kepada pejabat-pejabat pimpinan sampai yang
terendah sekalipun. Pelimpahan wewenang itu harus dapat menjamin kemampuan para pejabat
tersebut untuk mencapai hasil yang diharapkan. Yang dimaksud degan pelimpahan wewenang ialah
wewenang para pejabat pimpinan itu untuk mengambil keputusan, melakukan hubungan dengan orang
lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.

5. Prinsip pertanggungjawaban (Principles of Responsibility)

Dalam menjalankan tugasnya bawahan harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Sekalipun
demikian atasan tidak dapat menghindarkan pertanggungjawabannya atas segala kegiatan/perbuatan
yang dilakukan oleh bawahannya.

Pengertian Pencatatan Transaksi Keuangan

Pencatatan transaksi keuangan adalah proses dimana perusahaan mencatat dengan rinci segala
transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan yang dapat berpengaruh pada perubahan harta, hutang,
modal, pendapatan serta beban. Prinsip dasar dari pencatatan transaksi keuangan sebenarnya hampir
sama dengan persamaan dasar akuntansi, yaitu:

HARTA= HUTANG + MODAL

atau

AKTIVA = PASSIVA

Tentunya pencatatan transaksi keuangan ini dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan yang ada, antara lain
adalah:

Dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, modal perusahaan, serta
kewajiban.

Memberikan informasi detal mengenai perubahan pada sumber ekonomi akibat adanya aktivitas usaha
yang dilakukan untuk mendapat keuntungan.

Mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang relevan kepada
pengguna laporan.

Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu perusahaan untuk memperkirakan potensi
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan kedepannya.

Tentunya proses pencatatan keuangan tersebut harus diserta bukti-bukti yang akan digunakan sebagai
bentuk ertanggung jawaban pada transaksi yang sudah dilakukan. Karena transaksi keuangan yang
dilakukan perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu transaksi keuangan internal dan eksternal, maka bukti
transaksi keuangan juga terdiri dari dua jenis yaitu buktitransaksi internal dan eksternal perusahaan.

Bukti Transaksi Internal

Meurpakan bukti transaksi yang dikeluarkan dan beredar hanya di lingkungan perusahaan tersebut saja.
Bukti kas masuk, merupakan bukti yang menandakan jika perusahaan telah menerima uang dalam
bentuk kas atau tunai.

Bukti kas keluar, merupakan tanda bukti dimana perusahaan telah mengeluarkan uang dalam bentuk
tunai, misalnya saja pada pembelian atau pembayaran secara tunai.

Memo, bukti yang berupa pencatatan antara bagian-bagian di dalam lingkungan perusahaan tersebut.

Bukti Transaksi Eksternal

Merupakan bukti yang berkaitan dengan pihak luar perusahaan. Berikut contoh-contoh bukti transaksi
eksternal perusahaan.

Faktur, merupakan bukti transaksi keuangan bila terjadi sebuah pembelian ataupun penjualan yang
dilakukan secara kredit.

Kwitansi, bukti transaksi yang berisikan mengenai penerimaan sejumlah uang yang juga ditanda tangani
oleh pihak penerima uang dan diserahkan kepada pihak yang akan membayar sejumlah uang tersebut.

Nota, merupakan bukti pembelian barang yang dilakukan secara tunai.

Nota debit, bukti bila perusahaan telah mengirimkan kembali barang-barang yang sudah dibeli karena
beberapa barang ada yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai pesanan. Sehingga nota debet ini
dikeluarkan oleh pembeli dan ditujukan pada penjual.)

Nota kredit, merupakan bukti penerimaan barang kembali yang sebelumnya sudah dijual melalui kredit
dikarenakan barang-barang tersebut mengalami kerusakan atau tidak sesuai pesanan.

Cek, merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki rekening di bank, agar bank
dapat membayar sejumlah uang kepada pihak yang tercantum di dalam cek tersebut.

Bilyet giro, surat perintah yang dikeluarkan nasabah kepada pihak bank yang bersangkutan untuk
memindahbukukan sejumlah uang yang ada di dalam rekeningnya ke dalam rekening lain yang
namannya tertulis di dalam bilyet giro.

Tahapan-Tahapan Proses Pencatatan Transaksi Keuangan

Untuk memulai membuat catatan transaksi keuangan, maka setiap transaksi keuangan yang dilakukan
oleh perusahaan akan menjadi informasi awal yang harus dicatat dan diolah sehingga nantinya
menghasilkan laporan keuangan. Berikut ini langkah-langkah untuk membuat pencatatan transaksi
keuangan:

Menyiapkan Bukti-Bukti Transaksi


Sebelum membuat pencatatan transaksi keuangan, tentunya anda harus menyiapkan bukti0buktir
transaksi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Bukti-bukti transaksi ini memang sangat penting
karena sebagai dasar dari pencatatan transaksi yang anda buat. Dapat dikatakan bila bukti-bukti
tersebut dianggap sebagai pertanggung jawaban terhadap transaksi yang sudah dilakukan. Untuk dapat
mencatat bukti-bukti tersebut ke dalam jurnal, tentunya bukti-bukti ini harus dianalisis terlebih dahulu
sehingga diketahui perlakuan yang tepat untuk akun yang berkaitan.

Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Harian

Setelah menganalisis bukti-bukti transaksi yang ada, saatnya mencatat bukti-bukti tersebut ke dalam
jurnal harian. Jurnal merupakan catatan yang disusun secara sistematis dan didasarkan pada kronologis
transaksi-transaksi yang dilakukan. Fungsi dari adanya jurnal ini adalah:

Digunakan untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan berdasarkan pada bukti yang ada.

Fungsi historis, sehingga transaksi-transaksi yang ada dapat dicatta berdasarkan waktu kejadiannya.

Fungsi analisis, setiap transaki yang dilakukan dan dicatat dalam jurnal merupakan hasil analisa dari
bukti-bukti yang tersedia.

Fungsi intruktif, artinya pencatatan yang dilakukan di dalam jurnal dapat digunakan sebagai intruksi
untuk melakukan posting debet atau kredit ke buku besar.

Memberikan informasi terkait dengan transaksi-transaksi yang sudah dilakukan.

Dalam pembagiannya, jurnal terdiri dari dua jenis yaitu:

Jurnal Umum : Yaitu jurnal yang mencatat seluruh transaksi ke dalam sebuah kesatuan berdasarkan
pada urutan waktu.

Jurnal Khusus : Jenis jurnal ini biasanya digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan
secara spesifik berdasar pada jenis dan kebutuhan perusahaan.

Berikut ini beberapa jenis jurnal khusus yang sering digunakan di perusahaan.

Jurnal penjualan

Jurnal penerimaan kas

Jurnal pengeluaran kas

Jurnal pembelian

Melakukan Posting Ke Dalam Buku Besar

Berikut ini langkah-langkah untuk memposting dari jurnal ke dalam buku besar:

Pindahkan tanggal transaksi dari jurnal ke lajur perkiraan yang berkaitan di dalam buku besar.
Pindahkan jumlah debet dan kredit yang ada di jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan yang ada di
buku besar.

Catat nomor kode akun pada kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal yang sudah dipindahkan
ke dalam buku besar.

Catat nomor halaman jurnal pada kolom referensi yang ada di dalam buku besar setiap pemidah-
bukuan.

Menyusun Neraca Saldo

Setelah membuat buku besar, langkah selanjutnya yang harus dilakukan sebuah perusahaan adalah
menyusun neraca saldo. Neraca saldo atau Trial Balance berbeda dengan neraca lainnya. Neraca saldo
merupakan salah satu proses di dalam siklus akuntansi yang disusun setelah buku besar selesai dibuat.
Neraca saldo berisikan total dari saldo-saldo transaksi yang dilakukan dari masing-masing akun. Tujuan
dari pembuatan neraca saldo ini adalah digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit
dan kredit pada buku besar. Sebenarnya neraca saldo termasuk di dalam tahap pengikhtisaran pada
sebuah siklus akuntansi karena hanya disusun saat akhir periode atau pada waktu yang diperlukan.

Dengan adanya neraca saldo, perusahaan dapat mengetahui bila terjadi kesalahan pada jurnal yang
telah dikerjakan. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan pada sisi kredit dan debit di dalam neraca saldo.
Kesalaha-kesalahan yang ada di dalam buku besar biasanya terjadi karena beberapa hal, antara lain
adalah:

Kesalahan dalam menempatkan saldo akun besar ke dalam neraca saldo

Tidak semua saldo yang ada di dalam akun buku besar dipindahkan ke neraca saldo

Sebagian transaksi yang berasal dari jurnal khusus tidak semuanya diposting ke dalam buku besar

Pada perusahaan yang menggunakan jenis buku besar stafel maka pada saat akan menyusun neraca
saldo, hanya tinggal melihat pada saldo akhir yang terletak di bawah setiap masing-masing akun. Namun
pada perusahaan yang menggunakan jenis buku besar bentuk skoontro T dan horizontal, terlebih dahulu
harus menghitung saldo akhir pada masing-masing akun dengan menjumlahkan sisi debet dan kredit
dan kemudian dikurangkan untuk mencari selisih yang anda. Berikut ini langkah-langkah mudah dalam
menyusun neraca saldo

Mempersiapkan kolom-kolom yang ada di dalam neraca saldo dengan format yang tepat.

Tuliskan nomor akun di dalam kolom nomor dan nama akun di dalam nama aku.

Kemudian masukkan saldo debit yang ada pada saldo akhir buku besar debit pada kolom debit dan saldo
kredit di dalam kolom kredit.
Setelah semua saldo telah dipindahkan dengan tepat, selanjutnya jumlah masing-masing nominal yang
ada di dalam kolom debit dan kolom kredit. Jumlah akhir harus lah seimbang. Keseimbangan ini
menunjukkan bahwa pencatatan yang dilakukan sudah tepat.

Menyusun Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan di dalam sebuah perusahaan pada periode
akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan ini bertujuan
untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan di dalam sebuah perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil sebuah keputusan.

Laporan keuangan yang baik, harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada dibawah ini:

Relevan, laporan keuangan yang dibuat memang harus dapat dimanfaatkan penggunanya

Mudah dimengerti, sebuah laporan keuangan tentunya harus menggunakan bahasa yang simple dan
mudah dimengerti oleh orang lain ketika membaca laporan tersebut.

Netral, laporan keuangn tidak boleh memihak kepada salah satu pengguna

Daya uji, sebuah laporan keuangan tentunya bisa diuji kevalidannya oleh pengukur independen

Daya banding, laporan keuangan tentunya harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya ataupun laporan yang sejenis di periode yang sama.

Tepat waktu, laporan keuangan harus tersaji sedini mungkin

Lengkap, sebuah lapran keuangan tentu harus menyakin fakta keuangan dengan lengkap dan tepat

Di dalam sebuah laporan keuangan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
penyusunannya. Berikut ini komponen-komponen yang ada di dalam laporan keuangan.

Neraca

Laporan rugi laba

Laporan ekuitas modal pemilik

Laporan arus kas

Berikut ini langkah-langkah untuk menyusun sebuah laporan keuangan

Menyusun Neraca Saldo

Mengumpulkan data-data yang diperluka pada pembuatan jurnal penyesuaian

Menyusun neraca lajur


Membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
lainnya.

Menyesuaikan dan menutup rekening yang ada

Menyusun neraca saldo setelah dilakukan penutupan

Anda mungkin juga menyukai