Anda di halaman 1dari 13

ORGANISASI BISNIS, TUJUAN, DAN PERILAKU

Daniel Ronan Rog


40222100185 Universitas Widyatama
daniel.5607@widyatama.ac.id

Abstrak

Dunia bisnis saat ini sudah sangat berkembang, mulai dari bisnis kecil-
kecilan, menengah, hingga bisnis besar-besaran. Namun masalahnya, belum
banyak orang yang tahu tentang organisasi bisnis sehingga usahanya belum
menggunakan struktur bisnis yang tepat. Banyak juga orang-orang yang tidak tahu
mengenai bentuk-bentuk organisasi bisnis sehingga mereka tidak tahu bentuk
usaha apa yang sedang mereka jalani. Agar bisnis dapat berjalan dengan sukses
maka perlu diorganisasikan. Dalam mengorganisasi suatu bisnis tentunya harus
memperhatikan unsur-unsur bisnis yang ada. Unsur bisnis yang perlu mendapat
perhatian pengusaha yaitu lingkungan bisnis.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan memiliki dampak yang sangat besar terhadap efisiensi dan
profitabilitas operasi perusahaan, dan untuk alasan ini, setiap pemilik dan
pemimpin bisnis harus dapat memahami keadaan lingkungan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap bisnis mereka. Ibarat sebuah organisasi bisnis, jika sebuah
bisnis terstruktur maka menjadi jelas. Dalam dunia bisnis, pengorganisasian
bisnis membutuhkan tujuan. Tujuan organisasi adalah kebutuhan yang
diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu. Visi adalah keinginan
jangka panjang yang ingin dicapai dengan bekerja menuju tujuan jangka pendek
(tahunan). Tujuan ini dicapai oleh orang-orang yang membentuk organisasi. Saat
ini, dunia bisnis semakin mengalir di sekitar kita, bahkan memulai sebuah
perusahaan pun menjadi sangat mudah. Berbagai usaha bisnis yang sekarang
dijalankan lebih mendominasi pada sebuah online shop yang diedarkan pada
sebuah situs media online dan berbagai macamnya. Namun, tidak banyak orang-
orang mengetahui jenis-jenis organisasi bisnis yang ada serta ciri dan struktur
suatu organisasi bisnis yang sedang mereka jalani. Sedangkan organisasi bisnis
sendiri mempunya definisi sebagai suatu organisasi yang melakukan aktivitas
ekonomi dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan (profit). Bisnis
mempunyai ruang lingkup berupa badan bisnis, perusahaan, serta pengusaha, di
mana pengusaha membuat persusahaan atau organisasi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam membuat sebuah organisasi, organisasi
membutuhkan sumber daya manusia, modal, serta material. Satu contohnya adalah
radio. Radio merupakan organisasi bisnis karena tujuannya adalah menghasilkan
keuntungan dengan cara menyampaikan informasi dan hiburan kepada
masyarakat. Selain radio, masih banyak contoh organisasi bisnis. Berdasarkan
informasi yang disampaikan diatas, penulis tertarik untuk membahas judulnya
untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang organisasi bisnis dan apa yang
dilakukan oleh organisasi bisnis tersebut .
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat enam rumusan masalah dalam


makalah ini yaitu sebagai berikut.
1) Bagaimana tipe-tipe dari organisasi bisnis ?

2) Bagaimana tujuan dari sebuah bisnis jika perilaku berorientasi pada maksimasi
dan perilaku bukan maksimasi?
3) Mengapa tujuan perusahaan itu penting?

4) Bagaimana etika dalam bisnis dan perilaku bisnis ?

5) Bagaimana tata kelola dalam bisnis ?

6) Bagaimana siklus hidup produk dalam bisnis ?

PEMBAHASAN

Tipe – Tipe Organisasi Bisnis

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada
tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namun dalam kenyataannya tidak ada
sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna. Berikut merupakan
tipe – tipe organisasi bisnis yaitu:
1. Organisasi Formal

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,


yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk
saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan
tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran
organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat
dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu
organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa
ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh
organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
2. Organisasi Informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara


sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar
anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu
kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat
terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian
tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi,
bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan
kegaitan departementalization atau departementalisasi. Pembagian departemen
atau unit pada struktur organisasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam:
a.) Departementalisasi Menurut Fungsi

Pada pembagian ini orang yang memiliki fungsi yang terikat dikelompokkan
menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi kecil dengan sumber daya terbatas
dengan produksi lini produk yang tidak banyak. Biasanya dibagi dalam bagian
keuangan, pemasaran, umum, produksi, dan lain sebagainya.
b.) Departementalisasi Menurut Produk / Pasar

Departementalisasi ini orang-orang atau sumber daya yang ada dibagi ke


dalam departementalisasi menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam tiap-tiap lini
produk, wilayah geografis, menurut jenis konsumen, dan lain sebagainya.
c.) Departementalisasi Organisasi Matrix / Matriks

Bentuk organisasi matriks marupakan gabungan dari departementalisasi


menurut fungsional dan departementalisasi menurut proyek. Seorang pegawai
dapat memiliki dua posisi baik secara fungsi maupun proyek sehingga otomatis
akan memiliki dua atasan / komando ganda. Proyek biasanya diadakan secara
tidak menentu dan sifatnya tidak tetap.

Bentuk-Bentuk Perusahaan

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya


semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan
ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka
mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari
perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah
secara resmi. Jadi di dalam suatu perusahaan itu terdapat banyak jenis struktur
yang membagi ke dalam beberapa bagian agar suatu perusahaan tersebut bisa
berjalan dengan optimal. Seperti adanya Macam-Macam Perusahaan, Bentuk
Perusahaan juga Tipe Organisasi dari Perusahaan. Ada berbagai macam bentuk
perusahaan sebagai berikut:

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang dimiliki oleh satu orang. Pemilik
kepemilikan perseorangan memiliki tanggung jawab tidak terbatas atas properti perusahaan.
Artinya, jika usaha mengalami kerugian, pemilik harus menanggung semua kerugian
tersebut. Ciri-ciri badan usaha perseorangan antara lain:
a.) Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga
b.) Pengelolaannya sederhana
c.) Modalnya relatif tidak terlalu besar
d.) Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya

e.) Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil

2. Firma (Fa)

Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih, yang
masing-masing bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal perseroan
berasal dari anggota pendiri dan keuntungan dibagikan kepada anggota sesuai
dengan akta pendirian. Ciri –ciri firma antara lain:
a.) Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.

b.) Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c.) Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d.) Adanya tanggung jawab Bersama

3. Perseroan Komanditer (CV)

Persekutuan komanditer adalah persekutuan yang dibentuk oleh satu atau


beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang
untuk menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpinnya. Bentuk badan usaha CV
adalah bentuk kedua dari korporasi Setelah PT, paling banyak digunakan oleh para pelaku
bisnis saat melakukan kegiatan bisnis di Indonesia. Namun tidak semua lini usaha dapat
dijalankan oleh Perseroan Terbatas (CV), mengingat bidang usaha tertentu diatur secara
khusus dan hanya dapat dijalankan oleh badan usaha perseroan terbatas (PT).

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschap (NV), adalah suatu badan
hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan.
4. Perusahaan Negara Umum (PERUM)

Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis negara
yang seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan
untuk memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang baik demi melayani
masyarakat umum serta mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengolahan perusahaan. Organ Perum yaitu dewan pengawas, menteri dan direksi.
Contoh perum/perusahaan umum yakni : Perum Peruri / PNRI (Percetakan Negara
RI), Perum Perhutani, Perum Damri, Perum Pegadaian, dan lain sebagainya.
5. Koperasi

Bagi masyarakat Indonesia koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah
merasakan jasa Koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat.
Secara harfiah Koperasi yang berasal dari bahasa Inggris yakni Coperation,
terdiri dari dua suku kata yaitu Co berarti bersama dan Operation berarti bekerja.
Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk yang bekerja sama
selalu disebut dengan koperasi.
6. Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan
bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan
memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di
Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat
paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini,
dan Presiden RI Megawati Soekarno putri mengesahkannya pada tanggal 6
Oktober 2004.

Tata Kelola dalam Bisnis

Tata kelola dalam bisnis sering juga disebut sebagai tata kelola perusahaan
(Corporate Governance). Tata kelola perusahaan merupakan kebijakan, aturan,
atau kebiasaan yang mempengaruhi proses pengelolaan dan pengontrolan pada
suatu institusi atau korporasi. Tata kelola dalam bisnis dilakukan oleh para
pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki peran penting untuk
mencapai tujuan suatu perusahaan. Dala menerapkan tata kelola bisnis yang baik,
maka para pemangku kepentingan dan seluruh anggota perusaahn yang lain harus
memperhatikan lima prinsip dasar tata kelola perusahaan yan baik (good
corporate governance). Prinsip-prinsip tersebut diantaranya yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan.

Asas Tata Kelola dalam Bisnis yang Baik (Good Corporate Governance)
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas Good Corporate Governance
(GCG) diterapkan pada segala spek dalam bisnis untuk mencapai kesinambungan
usaha (sustainability) perusahaan dengan mementingkan para pemangku
kepentingan (stakeholders).
a.) Transparansi

Asas transparansi merupakan asas yang menuntut sebuah perusahaan untuk


menyediakan informasi yang memadai dan mudah diakses oleh para pemangku
kepentingan. Dengan adanya prinsip transparansi ini maka suatu perusahaan dapat
menjalankan bisnisnya secara objektif dan sehat.
b.) Akuntabilitas

Akuntabilitas mengandung unsur kejelasan fungsi dan cara


mempertangungjawabkannya dalam perusahaan. Akuntabilitas merupakan syarat
penting untuk mencapai kinerja perusahaan yang berkesinambungan. Oleh karena
itu, perusahaan harus dikelola dengan benar dan terukur sesuai dengan
kepentingan perusahaan tetapi tetap memperhatikan kepentingan pemangku
saham.
c.) Responsibilitas

Asas responsibilitas diterapkan agar perusahaan dapat memelihara


kesinambungan usahanya dalam jangka panjang dan memperoleh pengakuan yang
baik sebagai warga korporasi. Untuk memperoleh hal itu maka perusahaan harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan.
d.) Independensi

Perusahaan harus diurus secara independen/mandiri sehingga masing masing


organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak terintervensi oleh pihak
manapun. Maisng-masing organ perusahaan harus melaksanakan

fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara
satu dengan yang lain.
e.) Kewajaran dan Kesetaraan

Di dalam asas kewajaran dan kesetaran ini mengandng unsure adanya


kesamaan perlakuan dan kewajaran. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan
harus memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Perusahaan
serta membuka akses terhadap informasi sesuai prinsip keterbukaan.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi bisnis merupaka sutu organisasi yang melakukan kegiatan di


bidang ekonomi dan bertujuan unutk menghasilkan profit/laba. Secara garis besar
organisasi bisnis dikelompokkan menjadi dua berdasarkan tingkatan struktur
organisasi tersebut. Yang pertama yaitu organisasi formal yang memiliki struktur
yang terumuskan dengan baik. Yang kedua yaitu organisasi informal yang tidak
memiliki struktur dan tidak terspesialisasi dengan baik. Kedua jenis organisasi ini
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan keuntungan walaupun
berbeda dari cara menjalankannya.
Suatu organisasi bisnis tentunya sudah sangat jelas bertujuan untuk
menghasilkan profit/laba. Perusahaan tentunya akan mengusahakan laba yang
mereka peroleh adalah laba maksimal dengan mengeluarkan biaya produksi
seminimal mungkin. Selain memaksimalkan laba, sebuah perusahaan juga
berusaha memaksimalkan nilai. Nilai perusahaan disini dapat ditunjukkan dengan
nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga dan sebagainya.
Selain fokus memaksimalkan laba, sebuah perusahaan juga harus tetap
mengontrol perilaku dan etika setiap pegawainya. Etika bisnis ini penting
diterapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan yang
memiliki etika yang baik akan memiliki hubungan yang baik pula dengan pihak-
pihak bisnis lain. Tata kelola yang baik juga berpengaruh untuk keberlangsungan
dan ketahanan dari suatu perusahaan.
3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih jauh
dari kata sempurna. Alangkah baiknya pembaca dapat memberikan kritikan yang
baik untuk menunjang perkembangan penulisan makalah di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianingsih, R. (2018). Analisis Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Bihun
Tapioka di Provinsi Lampung. Skripsi .

Griffiths, A., & Wall, S. (2005). Economics for Business and Management. England:
Pearson Education.

Muhammad, F., Nurbaya, S., & Amirullah. (2017). Pengantar Bisnis. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.

Solihin, I. (2014). Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai