Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN TEKNOLOGI GPS DALAM AKTIFITAS PERTANIAN

Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Aplikasi Teknologi Informasi Pertanian pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Disusun oleh :

Nida Sa’diyah
150510160067

Kelas C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran
Teknologi GPS dalam Aktifitas Pertanian”.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Teknologi Informasi
Pertanian. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Jatinangor, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
ISI.................................................................................................................................................... 2
2.1. Definisi Global Positioning System (GPS) ...................................................................... 2
2.2. Peran Teknologi GPS dalam Berbagai Bidang Kehidupan Manusia ............................... 2
2.2.1. Peran GPS Dalam Aktifitas Pertanian ...................................................................... 3
2.3. Contoh Pemanfaatan dan Implementasi Teknologi GPS dalam Aktifitas Pertanian ....... 4
2.3.1. Inderaja untuk Pertanian dengan GPS ...................................................................... 4
2.3.2. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah................................................................. 5
2.3.3. Teknologi GPS untuk menggarap lahan ................................................................... 6
BAB III ........................................................................................................................................... 8
PENUTUP....................................................................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, perkembangan teknologi dan informasi
semakin pesat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Perkembangan teknologi
inilah yang membawa manusia ke dalam dunia mobilitas, dimana setiap informasi yang
diinginkan dengan sangat mudah yang dapat diakses dimana dan kapan saja. Sehingga tidak
diragukan lagi bahwa informasi dan teknologi memainkan peran penting dalam kehidupan
khususnya bagi orang yang kebanyakan waktunya sering berpergian dan melakukan kegiatan
diluar rumah. Mereka yang sering berpergian tersebut pula mengetahui keberadaan / posisi
mereka sekarang, disinilah peran Global Positioning System (GPS) dimana dapat menunjukkan
posisi yang tepat.
Pada awalnya penggunaan GPS lebih cenderung digunakan pada sektor militer, tetapi
seiring bertambahnya waktu dan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, GPS
mulai merambah ke sektor komersial dan personal. Terbukti dengan banyak digunakannya
fasilitas GPS pada gadget yang sekarang beredar. Untuk itu pada bahasan makalah kali ini akan
memaparkan peranan teknologi GPS dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang
pertanian.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini adalah:
1. Apa definisi dari teknologi GPS ?
2. Bagaimana peran teknologi GPS dalam bidang kehidupan manusia khususnya aktifitas
pertanian?
3. Berikan contoh pemanfaatan dan implementasi teknologi GPS dalam aktifitas pertanian
1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari teknologi GPS
2. Untuk mengetahui peranan teknologi GPS dalam kehidupan manusia khususnya dalam
bidang pertanian.
3. Untuk memperkaya pengetahuan mengenai contoh pemanfaatan dan implementasi
teknologi GPS dalam aktifitas pertanian.

1
BAB II
ISI

2.1. Definisi Global Positioning System (GPS)


Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan
untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) dipermukaan bumi
yang berbasis satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. GPS
adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan
waktu yang telah beroprasi secara penuh didunia saat ini (undergraduate thesis Wildan Habibi,
ITS, Surabaya Januari : 2011).
Kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan
waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang
perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi
dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat
mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya
dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat
ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
2.2. Peran Teknologi GPS dalam Berbagai Bidang Kehidupan Manusia
Dewasa ini perkembangan teknologi GPS telah menjamur. Kini masyarakat tak hanya
menggunakan teknologi GPS hanya untuk menentukan lokasi suatu tempat atau merencanakan
rute perjalan menuju ke suatu end point destination. Kini teknologi GPS telah banyak tertanam
di gadget yang semakin mempermudah aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Suatu
contoh kecil dari penggunaan GPS adalah kegunaannya dalam bidang sekuritas, seperti alarm
anti-maling pada mobil yang mampu melacak keberadaan lokasi mobil. Dalam perkembangan
yang lebih jauh lagi, alat pelacak berbasis GPS ini telah dikembangkan sampai pada teknologi
mikro. Dengan dikembangkannya teknologi ini maka kita bisa menanamkan alat pelacak pada
hewan peliharaan, atau diberikan kepada anak-anak atau kerabat yang telah berusia lanjut demi
kepentingan pengawasan. Begitu canggihnya teknologi GPS sehingga seakan-akan dunia berada
dalam gadget yang mungil dan portable.

2
2.2.1. Peran GPS Dalam Aktifitas Pertanian
Saat ini, negara-negara berkembang telah mulai memanfaatkan teknologi GPS
dalam bidang produksi pertanian. Disebut dengan Precision Agriculture atau pertanian
presisi. Dengan metode ini, penggunaan GPS untuk memperoleh informasi pemosisian
lahan pertanian, termasuk memantau hasil panen, mengumpulkan sampel tanah, dan
sebagainya. Sistem komputer menganalisis, memroses data, dan membuat keputusan
melalui pendekatan manajemen untuk lahan pertanian. Informasi status hasil panen dan
tanah diintegrasikan ke dalam alat GPS yang dipasang pada alat penyiram, yang akan
digunakan untuk melakukan pemupukan presisi dan penyemprotan pestisida.
Melalui penerapan pertanian presisi, biaya produksi pertanian dapat berkurang,
limbah material dapat dihindarkan, dan polusi lingkungan karena pupuk dan insektisida
menjadi minim. Dalam pelaksanaannya GPS ditempatkan pada mesin2 bergerak (sejenis
traktor untuk pembajak, penyemprot, penebar pupuk). Bersama2 dengan sensor/alat lain,
data2 lain juga dapat dikumpulkan: kelembaban tanah, keasaman, salinity, kedalaman
tanah untuk sebagai bahan analisa GIS nantinya. Saat ini GPS memiliki resolusi yang
cukup baik: untuk yang navigasi sekitar 10-20m, differential GPS (dGPS) 2-5m,
sedangkan yang real-time (RTK) GPS bisa sampai 5 cm. Precision agriculture seperti di
atas tentunya membutuhkan biaya mahal dan sulit untuk diaplikasikan di negara kita.
Mobile phone yang banyak dimiliki masyarakat, saat ini banyak yang telah dilengkapi
dengan GPS (in-built). Dengan biaya yang murah, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produksi pertanian, selain juga sebagai wahana meningkatkan pengetahuan
spatial para petani kita.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Guan et al (2006) menyebutkan bahwa GPS-
enabled mobile phone dapat digunakan untuk membantu para petani dalam mengelola
lahannya (studi kasus lahan tebu). Dalam penelitian ini, mobile phone diintegrasikan
dengan database central melalui internet. Sehingga petani dapat melakukan input data pada
database dari lapangan langsung. Dari sini kemudian data-data ini di olah di central
database dengan data-data lain menggunakan GIS untuk keperluan analisa yang lain. Hasil
penelitian menyebutkan standard deviasi dari error GPS sebesar 14.6 m dan diperlukan 1-2
menit untuk proses perekaman data melalui cellular phone.

3
Hal ini dimaklumi mengingat kekuatan GPS pada mobile phone yang masih standar
serta kecepatan internet (wireless) yang terbatas. Akan tetapi untuk data2 yang tidak
memerlukan tingkat presisi koordinat yang tinggi, GPS-enabled mobile phone layak
dijadikan pilihan. Data-data yang dapat diupdate secara otomatis meliputi cuaca, persil
tanah yang sedang di kerjakan, koordinat secara umum, elevasi, tanggal/jam. Data-data lain
yang bisa diinputkan secara manual berupa jenis pekerjaan, jenis pupuk, tanaman, jumlah
pekerja, dll. Semua data ini tentunya sangat membantu bagi petani dalam management
lahan mereka secara sistematis dan efficient.
Mobile-phone yang saat ini banyak dimiliki masyarakat, selain memiliki GPS juga
ada yang sudah dapat di install peta digital didalamnya. Hal ini tentu lebih memudahkan
lagi karena tidak perlu koneksi internet dalam pelaksanaan pengukuran. Secara manual hal
itu juga bisa dilakukan. Misalnya dengan merekam posisi koordinat pada GPS kemudian
memplotkannya pada peta kertas. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting.
Pemerintah dapat membangun aplikasi web mapping yang memingkinkan para petani
melihat dan mengupdate sendiri data pertanian mereka di website central. Data-data ini
sangat bermanfaat bagi petani dan juga pemerintah. Pemerintah pun akan lebih mudah
mengkomunikasikan arahan kebijakan kepada petani melalui media online tersebut.
2.3. Contoh Pemanfaatan dan Implementasi Teknologi GPS dalam Aktifitas Pertanian
Berikut ini beberapa contoh penerapan teknologi GPS dan implementasinya dalam bidang
aktifitas pertanian :
2.3.1. Inderaja untuk Pertanian dengan GPS
Teknologi penginderaan jauh (inderaja) memiliki banyak kegunaan untuk
diaplikasikan di bidang pertanian, di antaranya untuk memonitor kondisi tanaman, estimasi
produksi, deteksi hama dan penyakit tanaman, mengontrol penggunaan herbisida,
pemupukan, kekurangan air, dan bahkan pendugaan sifat tanah. Di antara aplikasi inderaja
untuk pertanian, pemantauan kondisi tanaman adalah yang paling banyak digunakan. Sejak
1990-an, National Agricutural Statistic Service (NASS) menggunakan data Advanced Very
High Resolution Radio meter (AVHRR) dari satelit National Oceanographic and
Atmospheric Administration (NOAA) untuk memonitor kondisi tanaman di Amerika Serikat.
Pengaruh banjir besar terhadap tanaman pertanian di Midwest pada tahun 1993 dan awal
musim dingin 1995, kekeringan parah di daerah gandum pada tahun 1996, dan

4
keterlambatan tanam pada tahun 1996 di sentra produksi gandum telah dimonitor
menggunakan data tersebut. Di Thailand, penelitian menggunakan Japanese Earth
Resources Satelite (JERS) bertujuan untuk mengkaji kekeringan.
Di masa yang akan datang, teknologi inderaja dapat digunakan secara komersial,
seperti pengelolaan lahan perkebunan secara precision farming system agar lebih efisien.
Untuk hamparan lahan yang lebih luas, misalnya hamparan lahan pertanian di dataran
rendah atau dataran tinggi yang mengharuskan adanya perlakuan budi daya yang bervariasi,
telah dikembangkan metode precision agriculture yang mengkombinasikan data remote
sensing dengan GPS dan GIS. Hal yang menarik adalah pekembangan aplikasi inderaja
untuk tanaman komersial dan asuransi tanaman. Di bidang komersialisasi pertanian, data
inderaja digunakan untuk identifikasi, inventarisasi areal tanam, dan estimasi potensi hasil
dan nilai panen. Informasi inderaja dapat juga digunakan untuk mendeteksi kondisi hara
lahan. Data tentang kondisi kerusakan berguna untuk pengelolaan tanaman dan akurasi
perhitungan pembayaran asuransi tanaman.
Di Arkansas, Amerika Serikat, data satelit Landsat 5 membantu para pengacara
untuk membatalkan klaim kerusakan tanaman kapas yang terjadi beberapa tahun
sebelumnya, yang sebenarnya tidak pernah ditanami. Di Eropa, pemerintahan
menggunakannya untuk pengelolaan subsidi petani. Salah satu data yang digunakan untuk
tujuan tersebut adalah European Remote Sensing (ERS).Teknologi inderaja untuk pertanian
perlu diadopsi dan diaplikasikan di Indonesia yang merupakan negara agraris.
2.3.2. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Melalui pengikatan kepada titik-titik dasar orde 4, maka dilaksanakan pengukuran
tanah bidang per bidang. Bidang-bidang tanah hasil pengukuran kemudian dipetakan dalam
Peta Dasar Pendaftaran. Peta ini berskala 1:1000 atau lebih besar untuk daerah perkotaan,
1:2500 atau lebih besar untuk daerah pertanian, dan 1:10000 atau lebih kecil untuk daerah
perkebunan besar. Peta ini harus mempunyai ketelitian planimetris lebih besar atau sama
dengan 0,3 mm pada skala peta. Sebelum suatu bidang tanah diukur, wajib dipasang dan
ditetapkan tanda-tanda batasnya, setelah mendapat persetujuan dari pemilik tanah yang
berbatasan langsung.
Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial, fotogrametrik, atau
metoda lainnya. Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur

5
theodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur, baak ukur, electronic distance
measurement (EDM), GPS receiver, dan lain sebagainya. Adapun pemetaan secara
fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto udara (periksa foto simulasi di atas). Hasil
pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat langsung dijadikan dasar atau
lampiran penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah. Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat
lepas dari referensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik
dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi
pada peta foto harus diukur di lapangan.
2.3.3. Teknologi GPS untuk menggarap lahan
Seiring dengan tibanya musim semi, para petani di Amerika mulai mengerjakan
lahannya. Peralatan canggih tidak lupa menemani mereka untuk mengefektifkan kerja
mereka seperti dengan penggunaan GPS. Sistem navigasi Global Positioning System (GPS),
yang mengacu pada satelit, menjadi peralatan standar pada peralatan pertanian modern di
banyak daerah pertanian di Amerika. GPS membantu para petani mengolah lahan pertanian
mereka dengan lebih berdaya guna, hemat dan ramah lingkungan. Pada sebuah lahan yang
berumput liar, satu setengah jam dari kota Washington, DC, petani Brad Eustace sedang
menggemburkan tanah dalam garis yang lurus dengan traktornya yang dipandu oleh alat
navigasi atau GPS. Lewat kendali komputer ini, dia hampir-hampir tidak perlu
mengemudikan traktornya (Gambar 1).

Gambar 1. Petani Amerika Serikat memanfaatkan teknologi GPS dalam pengolahan lahan

6
Alat GPS menerima sinyal-sinyal dari satelit-satelit yang mengorbit bumi, untuk
mengikuti jejak traktornya dan menunjukkan bagian mana yang sudah dikerjakan. Selang-selang
menyalurkan pupuk ke dalam tanah itu. Sementara itu petani Jimmy Messick kembali setelah
beberapa hari dengan alat penanam jagung yang dipandu GPS. Messick mengatakan, dia berhasil
mengurangi penggunaan pupuk sampai separuh. Pada 600 hektar lahan, dia bisa menghemat
puluhan ribu dolar. Teknologi GPS membantu peralatan pertanian skala besar di seluruh
Amerika. Sebagian petani juga bisa memantau berapa banyak panen yang dihasilkan di masing-
masing bidang tanah. Seiring naiknya harga pupuk dan bahan bakar, serta meningkatnya
permintaan pangan dunia, Mize mengatakan, agar bisa unggul, petani harus menghasilkan
maksimal dengan biaya sedikit mungkin. GPS adalah teknologi otomatisasi yang menghemat
uang dan ramah lingkungan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi
Global Positioning System (GPS) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Dengan
kemampuan GPS, dapat membantu memecahkan persoalan dan tantangan yang terjadi
khususnya di bidang pertanian. Penerapan teknologi GPS dalam aktifitas pertanian dimulai dari
pengolahan lahan, budidaya, pemupukan, bahkan sampai panen memberikan keuntungan karena
dengan teknologi tersebut petani dapat menghemat waktu dan biaya produksi. Seiring naiknya
harga pupuk dan bahan bakar, serta meningkatnya permintaan pada komoditas pertanian,
diharapkan dengan penerapan teknologi berbasis GPS ini dapat menjadi sebuah solusi dari
permasalahan tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA
Maulindar, Joni dan Susanto, Rudi. 2017. Pemanfaatan Global Positioning System Tracker dan
kamera sebagai alat bantu pemantau bus. Jawa Tengah : Teknik Informatika STMIK
Duta Bangsa Surakarta.
Kelompok Keahlian Geodesi ITB. 2007. Teknologi GPS. Dalam :
https://geodesy.gd.itb.ac.id/2007/01/16/teknologi-gps/. Diakses pada tanggal 25 Maret
2018.
VOA. 2012. Petani AS Gunakan Teknologi GPS untuk Garap Lahan. Dalam :
https://www.voaindonesia.com/a/bertani-dengan-teknologi--gps-/667078.html. Diakses
pada tanggal 25 Maret 2018.
Imam, B dan Haris, I. 2011. Penggunaan Global Positioning System (GPS) untuk pembuatan
peta situasi pada Sub Das Jeratun Seluna. BBIHP. Bogor.
Tassim, B. 2011. Panduan pengukuran areal perkebunan menggunakan GPS pusat data dan
sistem informasi pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai