Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Volume 15 Nomor 4 58

REVIEW: SUHU PENYIMPANAN BAHAN BAKU DAN PRODUK FARMASI DI


GUDANG INDUSTRI FARMASI
Iis Karlida, Ida Musfiroh
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
iiskarlida104@gmail.com

ABSTRAK

Penyimpanan bahan baku dan produk farmasi di gudang industri farmasi adalah salah satu
tahapan penting dalam rangka menjaga kualitas produk agar tetap memenuhi persyaratan
sampai produk di tangan konsumen. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kondisi
penyimpanan diantaranya yaitu suhu, kelembaban, kebersihan, pencahayaan, ventilasi atau
kualitas udara serta adanya segregasi atau pemisah. Dari beberapa faktor tersebut yang paling
dominan mempengaruhi kualitas material dan produk saat penyimpanan yaitu suhu. Suhu
penyimpanan yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan material atau produk. Maka
dari itu material dan produk harus disimpan pada suhu penyimpanan yang sesuai serta
dilakukan pengendalian atau monitoring suhu penyimpanan agar ketika terjadi
ketidaksesuaian dapat segera ditangani. Adapun tujuan dari dilakukannya review ini yaitu
untuk memberikan informasi terkait suhu penyimpanan bahan baku dan produk farmasi untuk
menjamin kualitas produk. Review artikel ini dilakukan dengan cara penelusuran pustaka dari
berbagai sumber seperti jurnal dan beberapa panduan serta observasi langsung ketika
melakukan praktik kerja di industri farmasi. Penyimpanan bahan baku dan produk farmasi
harus dilakukan pada suhu yang sesuai untuk menjamin keamanan, efektifitas, dan kualitas
dari produk farmasi.
Kata kunci: penyimpanan, gudang, material, produk, suhu.

ABSTRACT
Storage of raw materials and pharmaceutical products in the warehouse of pharmaceutical
industry is one of the important stages in order to maintain product quality for remain
eligible until the product accepted by consumers. There are many factors that affect the
storage conditions such as temperature, humidity, cleanliness, lighting, ventilation or air
quality and segregation or separator. The most influence ofinfluence the quality of materials
and products when storage is temperature. Incorrect storage temperatures may cause
degradation material or product. Therefore, materials and products should be stored at
appropriate storage temperatures and control or monitoring storage temperature should have
to do to ensure that any discrepancies can be addressed immediately. The purpose of the
review is to provide information related to the storage temperature of raw materials and
pharmaceutical products to ensure product quality. This article review is done by study
literature from various sources such as journals and some guideliness as well as direct
observation when doing work practices in the pharmaceutical industry. Storage of raw
materials and pharmaceutical products should be carried out at appropriate temperatures to
ensure the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products.

Keywords: storage, warehouse, materials, products, temperature.

Diserahkan: 25 Januari 2017, Diterima 31 Desember 2017


Farmaka
Volume 15 Nomor 4 59

PENDAHULUAN dan pengaruh yang ditimbulkan apabila


material tidak disimpan pada suhu
Penyimpanan merupakan salah satu penyimpanan yang tepat. Hal ini untuk
hal penting yang berperan di dalam mengurangi kejadian produk reject akibat
menjaga mutu produk. Produk obat yang dari material yang rusak karena kesalahan
dihasilkan oleh industri farmasi harus selama penyimpanan sebelum proses
dapat memberikan efek yang diinginkan produksi dan mencegah complain dari
yaitu menyembuhkan suatu penyakit atau konsumen akibat kerusakan produk karena
meningkatkan derajat kesehatan orang penyimpanan yang tidak sesuai.
banyak, maka dari itu penanganan bahan
POKOK BAHASAN
awal, bahan pengemas, produk antara,
Tinjauan Umum Gudang
produk ruahan dan produk jadi di industri
1. Definisi Gudang
farmasi harus dilakukan sebaik mungkin
mengikuti aturan yang berlaku.
Gudang adalah sarana pendukung di
Ketidaksesuaian prosedur atau kondisi
dalam suatu industri farmasi sebagai
penyimpanan dapat berakibat pada
tempat penyimpanan bahan awal, bahan
ketidakefektifan obat bahkan sampai
pengemas, dan obat jadi sebelum
menyebabkan kerusakan obat yang dapat
didistribusikan. Gudang juga bertanggung
merugikan bagi perusahaan dan tentunya
jawab dalam menjaga mutu suatu bahan
bagi pasien yang akan mengkonsusi obat
awal (raw material), bahan pengemas
tersebut. Terdapat banyak faktor yang
(packaging material), dan produk jadi
mempengaruhi kualitas suatu bahan atau
(finished goods) dari suatu kerusakan
obat yang disimpan. Salah satu elemen
akibat pengaruh faktor lingkungan,
yang mempengaruhi kondisi penyimpanan
binatang pengerat, dan serangga. Untuk
yaitu suhu. Produk farmasi harus disimpan
memastikan gudang dapat menjalankan
pada suhu yang sesuai untuk mencegah
perannya dengan baik maka gudang harus
atau meminimalisir terjadinya degradasi
dikelola sedemikian rupa sehingga material
obat yang akan mempengaruhi kualitas dan
atau produk yang disimpan di dalamnya
keamanan obat (CPOB, 2012).
mempunyai mutu yang terjamin
Maka dari itu penyusunan review (Priyambodo, 2007).
artikel ini bertujuan untuk memberikan
informasi terkait kondisi penyimpanan
material yang baik ditinjau dari aspek suhu
penyimpanan di gudang industri farmasi
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 60

2. Persyaratan Gudang g. Bahan dan produk yang ditolak


Untuk dapat menjalankan fungsinya harus disimpan di area yang
dengan baik, menurut CPOB gudang harus terpisah dari area penyimpanan.
memenuhi persyaratan dibawah ini: h. Penyimpanan bahan aktif
a. Mempunyai kapasitas yang cukup berpotensi inggi, radioaktif,
dan memadai agar dapat narkotik, obat berbahaya lain dan
menyimpan material dan produk zat atau bahan yang berisiko tinggi
dengan rapi dan teratur. terhadap penyalahgunaan,
b. Gudang harus didesain dan kebakaran, atau ledakan harus
disesuaikan agar terciptanya disimpan terpisah dan
kondisi penyimpanan yang baik keamanannya terjamin serta untuk
yaitu area yang bersih, kering dan narkotik maupun obat berbahaya
mendapat pencahayaan yang lain harus disimpan di tempat
cukup serta suhu penyimpanan terkunci.
dijaga dalam batas yang i. Untuk bahan pengemas cetakan
ditetapkan. harus disimpan di tempat terkunci
c. Apabila terdapat bahan atau karena menyangkut kebenaran
produk yang membutuhkan produk dan identitas.
kondisi penyimpanan khusus
Faktor Yang Mempengaruhi
seperti suhu dan kelembaban
Penyimpanan Material
tertentu maka kondisi tersebut
hendaklah disiapkan, Kualitas material maupun produk yang
dikendalikan, dipantau dan dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
dicatat. kesesuaian kondisi penyimpanannya.
d. Gudang hendaklah dapat menjaga Terdapat beberapa faktor yang
kualitas bahan dan produk dari mempengaruhi kualitas material maupun
pengaruh cuaca. produk selama penyimpanan diantaranya
e. Area karantina harus diberi yaitu:
penandaan yang jelas.
a. Sanitasi
f. Harus tersedia area sampling
b. Suhu
terpisah untuk mencegah
c. Pencahayaan
kontaminasi atau kontaminasi
d. Kelembaban
silang.
e. Ventilasi
f. Segregasi (Shafaat et al, 2013).
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 61

Suhu dan kelembaban relatif yang menggambarkan pengaruh dari faktor


tinggi merupakan faktor yang paling lingkungan terhadap material ataupun
berperan dalam degradasi suatu obat. Pada produk farmasetikal selama penyimpanan
umumnya suhu, kelembaban, kualitas (WHO, 2003; Shultz et al, 2007).
udara, waktu dan karakteristik proses Pembagian Kondisi Penyimpanan
produksi secara signifikan dapat Terdapat beberapa jenis kondisi
mempengaruhi kualitas produk jadi. penyimpanan yang dibedakan berdasarkan
Selama penyimpanan material maupun suhu menurut USP diantaranya yaitu:
produk jadi harus dipastikan terlindung a. Freezer (Beku)
dari kontaminasi, cahaya matahari Ruang penyimpanan dengan
langsung, sinar UV, kelembaban, dan suhu suhu dipertahankan antara -25˚C
yang ekstrim. Hal tersebut dapat dilakukan sampai dengan -15 ˚C. Semua vaksin
misalnya dengan menyimpan material yang mengandung varicella harus
maupun produk jadi dalam suatu wadah disimpan dalam keadaan beku
atau container tertutup, suhu dan sampai vaksin akan digunakan.
kelembaban ruang penyimpanan diatur b. Cold (Dingin)
sedemikian rupa untuk memastikan bahwa Kondisi penyimpanan dengan
material atau produk yang disimpan suhu tidak lebih dari 8˚C.
kualitasnya tetap terjaga (Shafaat et al, Refrigerator merupakan tempat
2013). penyimpanan dengan suhu dingin
Kondisi penyimpanan untuk yang mempertahankan suhu
material dan produk farmasetikal penyimpanan diantara 2-8 ˚C.
hendaknya sesuai dengan instruksi yang c. Cool (Sejuk)
tertera pada label atau kemasan material Ruang penyimpanan dimana
maupun produk. Selain itu untuk suhu suhunya dipertahankan antara 8-15
penyimpanan material dapat disesuaikan ˚C.
dengan MSDS (Material Safety Data d. Room Temperature (Suhu ruang)
Sheet). Jika terjadi ekskursi diluar kondisi Suhu ruang ini merupakan
penyimpanan yang seharusnya maka perlu kondisi penyimpanan yang paling
dilakukan penelusuran dan pemastian longgar dimana suhunya disesuaikan
bahwa material atau produk yang disimpan dengan kondisi geografis industri.
tersebut masih memenuhi syarat kualitas Untuk industri di Indonesia sendiri
yang ditentukan, misalnya dilihat dari data seperti yang disebutkan di dalam
stabilitasnya. Uji stabilitas dapat
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 62

PPOP CPOB 2012 suhu ruang yaitu tertera pada label material dari manufaktur
tidak boleh lebh dari 30 ˚C. yang membuat material tersebut (Roy et al,
e. Controlled Room Temperature (Suhu 2015).
Ruang Terkendali) Packaging material (bahan
Ruang penyimpanan dengan pengemas) terdiri dari bahan pengemas
suhu dipertahankan antara 20-25 ˚C, primer, sekunder, dan tersier yang
diperbolehkan terjadi penyimpangan berfungsi sebagai wadah untuk
atau lonjakan suhu diantara 15-30 ˚C mempertahankan, melindungi, dan
selama hasil perhitunga MKT masih menjaga keamanan produk saat pengiriman
dalam rentang yang diperbolehkan. serta menjamin efikasi produk. Bahan
Kondisi penyimpanan hendaknya pengemas primer merupakan bahan yang
disesuaikan dengan sifat material maupun kontak langsung dengan produk dan secara
produk yang disimpan. Adapun material langsung berpengaruh pada waktu simpan
yang disimpan di warehouse industri produk. Contohnya botol untuk sediaan
farmasi diantaranya yaitu raw material cairan, alumunium foil atau blister pada
(bahan baku) yang terdiri dari zat aktif dan sediaan tablet. Sedangkan bahan pengemas
zat tambahan, packaging material (bahan sekunder dan tersier tidak kontak langsung
pengemas), bulk (produk ruahan), dan dengan produk seperti carton, label, leaflet
finished goods (produk jadi). dan shipper (Roy et al, 2015).
Raw material harus ditangani dan Adapun persyaratan bahan
disimpan pada kondisi penyimpanan yang pengemas yang harus dipenuhi diantaranya
sesuai untuk mencegah kerusakan dan yaitu:
kontaminasi. Raw material disimpan - Melindungi sediaan dari pengaruh
didalam suatu wadah dan diletakan di palet lingkungan
yang tersusun di atas rak dan tidak - Tidak bereaksi dengan produk dan
langsung menyentuh lantai serta harus ada tidak mengganggu identitas produk
space antara lantai dan rak penyimpanan - Tidak menimbulkan rasa maupun
untuk memudahkan dalam pembersihan bau terhadap produk
dan inspeksi. Semua wadah raw material - Tidak menyebabkan toksik
harus diberikan penandaan yang jelas - Harus bahan yang telah disetujui
seperti nama, kode material, nomor lot, FDA
kondisi suhu penyimpanan, berat material - Melindungi produk dari kerusakan
dan status material. Suhu penyimpanan - Memenuhi persyaratan ketahanan
raw material disesuaikan dengan yang (Roy et al, 2015).
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 63

Terdapat beberapa permasalahan sediaan oral maupun injeksi, dan lain


yang mungkin terjadi akibat interaksi sebagainya. Bulk ini harus disimpan pada
antara bahan pengemas primer dengan kondisi penyimpanan yang sesuai dengan
produk misalnya terjadi pelepasan memperhatikan suhu, kelembaban relatif,
substansi kimia dari bahan pengemas serta kualitas udara (Roy et al, 2015).
sehingga mencemari produk, penyerapan Finished goods (produk jadi)
zat aktif produk oleh bahan pengemas, sendiri yaitu suatu sediaan yang telah
reaksi kimia antara produk dengan bahan melalui serangkaian proses produksi
pengemas, dan degradasi substansi sampai pengemasan yang siap dipasarkan.
penyusun bahan pengemas karena kontak Produk jadi ini harus dikarantina terlebih
dengan sediaan. Pada umumnya bahan dahulu sampai diputuskan untuk release
pengemas disimpan pada suhu ruang atau tidak oleh QA (Quality Assurance),
namun untuk bahan pengemas cetakan sampai keputusan realese dikeluarkan oleh
seperti leaflet atau label disimpan di suhu QA maka produk jadi tersebut harus
ruang terkendali karena label/leaflet disimpan pada kondisi penyimpanan yang
merupakan salah satu critical material sesuai dengan yang tertera pada label
karena fungsinya yang menyangkut produk (Roy et al, 2015).
identitas produk sehingga harus benar- Selain itu terdapat produk yang
benar dijaga dari kerusakan dalam hal ini memerlukan kondisi penyimpanan khusus
karena suhu yang terlalu tinggi yaitu vaksin. Untuk penyimpanan vaksin
dikhawatirkan dapat mempengaruhi terpisah sendiri yaitu disimpan di
kualitas label misalnya tulisan pada label refrigerator dengan suhu 2-8˚C karena
menjadi buram sehingga tidak jelas terbaca vaksin merupakan produk biologi yang
(Roy et al, 2015). tidak stabil sehingga penyimpanannya
Bulk (produk ruahan) merupakan harus diperhatikan dengan benar. Vaksin
material yang telah mengalami proses hanya boleh terpapar suhu di atas 8˚C
produksi namun belum dapat dikatakan paling lama selama 2 jam. Maka dari itu
sebagai produk jadi karena masih harus handling vaksin dilakukan secepat dan
melalui beberapa tahap lebih lanjut sampai setepat mungkin karena apabila vaksin
dihasilkan produk jadi. Contoh dari bulk terpapar suhu diatas 8˚C lebih dari dua jam
yaitu granul yang siap dicetak, tablet yang maka vaksin dinyatakan sudah tidak
telah dicetak namun harus dilakukan memenuhi syarat walaupun tetap ada
proses penyalutan atau pengemasan, cairan pengujian lebih lanjut. Untuk vaksin yang
yang telah atau belum disaring untuk harus disimpan dalam keadaan beku
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 64

maksimum suhu penyimpanannya yaitu - eksternal yang menyebabkan


15 ˚C (Shafaat et al, 2013). ketidakstabilan sediaan farmasi yaitu
Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap perubahan suhu. Syarat utama suatu obat
Kualitas Material Atau Produk dikatakan baik yaitu harus aman (safety),
Kualitas dan khasiat suatu obat bermutu (quality), dan bermanfaat
dipengaruhi oleh banyak faktor (efficacy) (Bajaj et al, 2012).
diantaranya cara dan bentuk pemberian, Pada kenyataannya, material
sifat fisikokimia suatu obat yang setelah datang dari supplier tidak langsung
berpengaruh pada proses absorbsi obat itu digunakan untuk proses produksi begitu
sendiri, metabolisme, dan ekskresinya pun juga obat yang telah diproduksi tidak
didalam tubuh. Disamping itu, faktor langsung didistribusikan dan dipasarkan.
individu pengguna dan stabilitas juga Semuanya butuh proses penyimpanan
mempengaruhi mutu dan khasiat suatu terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap
obat. Obat dapat memberikan efek yang selanjutnya. Suatu produk obat dari
diinginkan ketika obat tersebut berada industri farmasi akan sampai ke tangan
dalam keadaan baik. Stabilitas obat yang pasien itu membutuhkan waktu yang cukup
baik memberikan kualitas obat yang baik panjang. Selama waktu penyimpanan
pula, mutu semua obat yang diizinkan banyak sekali faktor dari lingkungan yang
beredar harus terjamin dan dipastikan mungkin dapat mempengaruhi mutu bahan
sampai ke tangan pasien dalam keadaan ataupun produk obat.
baik. Salah satu masalah yang dapat Suhu penyimpanan yang terlalu
menurunkkan mutu obat yaitu tinggi berpengaruh pada stabilitas kimia
penyimpanan obat yang kurang baik obat dan memiliki efek buruk pada sifat
terutama terkait masalah suhu yang kurang fisik beberapa jenis formulasi sediaan.
sesuai (Care Inspectorate, 2016). Misalnya, pemisahan sistem emulsi dan
Suhu merupakan salah satu faktor sedimentasi bahan aktif dalam sediaan
yang dapat mempengaruhi kualitas bahan suspensi atau semisolid. Produk emulsi dan
atau produk karena ada beberapa bahan larutan juga akan menjadi tidak stabil
atau produk yang dapat rusak atau secara fisik jika disimpan pada suhu di
terdegradasi jika disimpan pada suhu yang bawah nol (HPRA, 2017).
tidak sesuai. Penyimpanan obat pada suhu Bahan atau produk yang
yang terlalu panas, kelembaban yang terdegradasi atau rusak karena pengaruh
terlalu tinggi dan terpapar cahaya langsung suhu dapat menyebabkan beberapa efek
dapat merusak mutu obat. Salah satu faktor potensial diantaranya yaitu
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 65

ketidakefektifan obat, toksisitas, suhu yang tertera di label kemudian


bioavailabilitasnya berubah, hilangnya disesuaikan dengan kondisi penyimpanan
keseragaman kandungan obat, menurunkan aktual yaitu dilihat dari temperature
nilai jual produk dan ‘patient recorder di ruangan tersebut apakah
acceptability’, hilangnya kekedapan suhunya sudah sesuai atau tidak. Data
kemasan, menurunnya kualitas label, dan monitoring suhu ini harus tersedia untuk
efek merugikan lainnya (Health Canada, dilakukan peninjauan kembali jika terjadi
2011). suatu penyimpangan. Alat temperature
Pengendalian Suhu Penyimpanan recorder setiap ruangan hendaknya
Pengendalian suhu penyimpanan dilakukan pemeriksaan atau kalibrasi pada
dapat dilakukan dengan cara monitoring interval waktu tertentu untuk menjamin
suhu penyimpanan di warehouse baik bahwa suhu yang ditampilkan pada alat
secara manual ataupun menggunakan alat tersebut benar. Hasil monitoring suhu
yang terhubung ke sistem. Material atau harus dicatat dan disimpan (WHO, 2003).
produk farmasetikal harus disimpan pada Selain itu monitoring suhu juga dapat
kondisi penyimpanan yang sesuai salah dilakukan dengan menggunakan data
satunya yaitu dalam rentang suhu tertentu logger. Data logger (perekam data)
untuk menghindari kerusakan atau merupakan suatu alat rekam elektronik
degradasi obat yang dapat menurunkan yang dapat merekam data pada saat waktu
kualitas dan mempengaruhi keamanan yang berlalu, biasanya digunakan untuk
obat. Selain pada semua ruangan proses penyimpanan data real time. Fungsi utama
produksi dalam ruang bersih, pada dari data logger yaitu untuk monitoring
penyimpanan di warehouse juga suhu suhu secara terus menerus (Wardoyo dkk,
penyimpanannya harus dijaga dan 2016). Loging data merupakan proses
dikendalikan. Oleh karena itu monitoring pengumpulan data secara otomatis dari
suhu penyimpanan sangat perlu untuk sensor untuk diarsipkan sebagai bahan
dilakukan. analisis. Sensor pada data logger
Melakukan pengecekan suhu digunakan untuk mengubah besaran fisik
penyimpanan secara manual dilakukan menjadi sinyal listrik yang dapat diukur
dengan cara sebagai berikut: harus secara otomatis dan akhirnya dikirimkan
mengetahui persyaratan berapa suhu ke komputer untuk kemudian diolah dan
penyimpanan material atau produk jadi menghasilkan suatu tanda perhatian
disimpan di gudang, kemudian dilakukan apabila suhu penyimpanann mencapai suhu
pengecekan ke lokasi penyimpanan, dilihat diluar batas yang seharusnya. Adapun
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 66

keuntungan dari monitoring suhu suhu penyimpanan material dapat


menggunakan data logger yaitu karena mempengaruhi kualitas dari material dan
kemampuannya secara otomatis memonitor akan berdampak pada keamanan (safety),
suhu dan kelembaban udara setiap 24 jam. efektifitas (eficacy), dan kualitas (quality)
Setelah diaktifkan, data logger suhu dari produk farmasetikal yang dihasilkan.
digunakan dan ditinggalkan untuk Terdapat beberapa kondisi penyimpanan
mengukur dan merekam suhu dan ditinjau dari suhu yaitu suhu beku (-25 - 15
kelembaban udara selama periode ˚C), dingin (2 - 8 ˚C), sejuk (8 - 15 ˚C),
pemantauan. Hal ini memungkinkan untuk suhu ruang (< 30 ˚C), dan suhu ruang
mendapatkan gambaran yang terkendali (20 - 25 ˚C). Cara untuk
komprehensif tentang kondisi lingkungan memastikan bahwa material atau produk
yang dipantau (WHO, 2014). yang disimpan kualitasnya terjamin selama
Alat untuk monitoring suhu penyimpanan maka harus dilakukan
penyimpanan ini harus dipastikan pengendalian dan monitoring suhu
terkalibrasi dengan baik. Jika suhu penyimpanan secara rutin dan
penyimpanan mencapai titik di luar batas berkesinambungan.
yang ditentukan atau tidak sesuai dengan
UCAPAN TERIMAKASIH
suhu yang tertera pada label/kemasan,
maka ekskursi suhu ini harus Penulis mengucapkan terimakasih
didokumentasikan. Tindakan perbaikan kepada Dosen Pembimbing dan semua
harus segera dilakukan untuk mencegah pihak yang terlibat dalam penyusunan
penyimpangan lebih lanjut serta dilakukan review artikel ini.
pencatatan hasil monitoring suhu untuk
dijadikan bahan evaluasi (Health Canada, DAFTAR PUSTAKA

2011). Bajaj, S., et al. 2012. Stability testing of


Pharmaceutical Products. Journal of
Applied Pharmaceutical Science
KESIMPULAN 02(03): 129-138.
BPOM RI. 2012. Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. BPOM
Penyimpanan material dan produk
RI: Jakarta.
farmasetikal di gudang industri farmasi BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional
Penerapan Pedoman Cara
harus sesuai dengan kondisi yang telah
Pembuatan Obat Yang Baik 2012
ditentukan dari produsen material dan Jilid I. BPOM RI: Jakarta.
Care Inspectorate. 2016. The Temperature
disesuaikan dengan sifat material itu
Requirements for Medicine
sendiri. Hal ini harus dilakukan karena Storages Health Guidance.
Farmaka
Volume 15 Nomor 4 67

Health Canada. 2011. Guideline for Specifications of the United States


Temperature Control of Drug Pharmacopeia.
Products During Storage and
Transportation GUI-0069. Health
Products and Food Branch
Inspectorate.
Health Products Regulatory Authority
(HPRA). 2017. Guide to Control
and Monitoring of Storage and
Transportation Temperature
Conditions for Medicinal Products
and Active Substance. IA-G0011-2.
Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi
Industri. Yogyakarta: Global
Pustaka Utama.
Roy., et al. 2015. Material Managements
In Pharmaceutical Industry-A
Review. World Journal Of
Pharmaceutical Research 4: 1012-
1031.
Shafaat., et al. 2013. An Overview:
Storage of Pharmaceutical
Products. World Journal Of
Pharmacy and Pharmaceutical
Science 2: 2499-2515.
Shultz, J., et al. 2007. Standardizing the
Storage and Labelling of
Medications: Part 2. Can J. Hosp
Pharm 60(3): 101-104.
Wardoyo., dkk. 2016. Wireless Data
Logger Suhu Multi Channel
Menggunakan Labview. JNTETI
5(2).
WHO. 2003. Annex 9 Guide to good
storage practices for
Pharmaceuticals.
WHO. 2003. WHO Expert Committee on
Specification for Pharmaceutical
Preparations. Thirty Seventh
Report, Geneva, WHO Technical
Report Series No. 908 Annex 9.
WHO. 2014. WHO Technical Report
Series No. 961. Anex 9: Model
Guidance for the Storage and
Transport of Time and Temperature
Sensitive Pharmaceutical Products.
World Health Organization Press
Geneva.
USP 35. 2012. General Notices and
Requirements: Applying to
Standards, Tests, Assays, and Other

Anda mungkin juga menyukai