Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosis fibroma iritasi. Anamnesi didapatkan jika terdapat benjolan pada pipi bagian dalam sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan tidak terasa sakit. Benjolan tidak mudah berdarah. Benjolan terasa kenyal. Pasien merasa tidak nyaman saat mengunyah dan ingin benjolan tersebut untuk dihilangkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Benjolan dengan jumlah 1 berukuran : 1,5 cm X 1 cm X 1 cm berwaarna kemerahan dengan konsistensi lunak, permukaan halus dengan batas tegas tidak nyeri. Iritasi fibroma adalah neoplasma jinak yang paling sering ditemukan di rongga mulut akibat iritasi yang menerus sehingga mengakibatkan hiperplasia atau proliferasi yang reaktif pada jaringan ikat. Etiologinya yaitu iritasi kronis. Gambaran klinisnya berupa massa semi menonjol, kuat, berbatas jelas, tak bertangkai atau bertangkai, berwarna merah muda, tertutup oleh mukosa yang tampaknya normal atau kadang-kadang tertutup oleh mukosa yang berwarna keputih-putihan akibat hiperkeratosis yang umumnya terletak pada mukosa bukal disekitar garis oklusal, bibir dan lidah. Fibroma iritasi paling baik dirawat dengan menghilangkan sumber iritasinya bersamaan dengan eksisi bedah. Fibroma iritasi jarang rekuren apabila dirawat dengan tepat. Rekuren biasanya disebabkan oleh trauma yang berlanjut pada daerah yang terlibat. Lesi ini tidak memiliki potensi ke arah keganasan. 5.2 SARAN
Perlu dilakukan literature review yang lebih mendalam sehingga
laporan kasus ini dapat menyajikan informasi yang lebih komprehensif dan dapat menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan penulis.