Anda di halaman 1dari 1

BAB V

PENUTUPAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang


pasien didiagnosis fibroma iritasi. Anamnesi didapatkan jika terdapat
benjolan pada pipi bagian dalam sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit.
Benjolan tidak terasa sakit. Benjolan tidak mudah berdarah. Benjolan terasa
kenyal. Pasien merasa tidak nyaman saat mengunyah dan ingin benjolan
tersebut untuk dihilangkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Benjolan
dengan jumlah 1 berukuran : 1,5 cm X 1 cm X 1 cm berwaarna kemerahan
dengan konsistensi lunak, permukaan halus dengan batas tegas tidak nyeri.
Iritasi fibroma adalah neoplasma jinak yang paling sering ditemukan
di rongga mulut akibat iritasi yang menerus sehingga mengakibatkan
hiperplasia atau proliferasi yang reaktif pada jaringan ikat. Etiologinya yaitu
iritasi kronis. Gambaran klinisnya berupa massa semi menonjol, kuat,
berbatas jelas, tak bertangkai atau bertangkai, berwarna merah muda,
tertutup oleh mukosa yang tampaknya normal atau kadang-kadang tertutup
oleh mukosa yang berwarna keputih-putihan akibat hiperkeratosis yang
umumnya terletak pada mukosa bukal disekitar garis oklusal, bibir dan
lidah.
Fibroma iritasi paling baik dirawat dengan menghilangkan sumber
iritasinya bersamaan dengan eksisi bedah. Fibroma iritasi jarang rekuren
apabila dirawat dengan tepat. Rekuren biasanya disebabkan oleh trauma
yang berlanjut pada daerah yang terlibat. Lesi ini tidak memiliki potensi ke
arah keganasan.
5.2 SARAN

Perlu dilakukan literature review yang lebih mendalam sehingga


laporan kasus ini dapat menyajikan informasi yang lebih komprehensif dan
dapat menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan penulis.

Anda mungkin juga menyukai