PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan
1. Tahap identifikasi
3
Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat. Sebab tingkat diagnosis tergantung dari
kompleksitas masalah yang dihadapi.
2. Tahap pengembangan
Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar
yang ada atau mendesain solusi yang baru. Proses desain ini
merupakan proses pencarian dan percobaan di mana pembuat
keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi
Tahap ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara pembentukan seleksi
yakni dengan penilaian pembuat keputusan : berdasarkan pengalaman
atau intuisi, bukan analisis logis, dengan analisis alternatif yang logis
dan sistematis, dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan
kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.
Kemudian keputusan diterima secara formal dan otorisasi dilakukan.
Seperti yang terlihat dalam skema tahap pengambilan keputusan
dalam organisasi menurut Mintzberg berikut :
4
sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar
pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaam
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa
keuntungan dan kelemahan.
2. Keuntungan :
5
4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakt dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
5. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannyaatau orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan :
1) Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah
penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
2) Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama.
3) Memiliki daya autentisitas yang tinggi.
b. Kelemahan :
1) dapat menimbulkan sifat rutinitas
2) mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
3) sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan
sehingga dapat menimbulkan kekaburan
6. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi
yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,
logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan
6
keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c. pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal
7
d. tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat
ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik
e. probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius
Pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional moderen
yaitu pendekatan scientific management seperti ABC, EVA dan
MVA. Pada teknik ABC (activity-based cosying) menentukan
biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses
pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan atau
pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan atau
masalah pengantaran, dan memperlengkapi mesin. Untuk teknik
EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan
misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang
saham), EVA berguna juga sebagai ukuran untuk mengambil
keputusan mengenai masalah akuisisi dan pajak sampai masalah
kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat
menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa
besar kapital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.
8
Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu
pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapat
menyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis. Ada tiga bias utama
yang teridentifikasi membantu menjelaskan bagaimana penilaian
tersebut menyimpang dari proses rasional.
Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :
a. Heuristik availabilitas
b. Heuristik representatif
c. Heuristik kerangka referensi dan keputusan
4. Model sosial
Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan
perasaan, emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh
keinginan yang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan
dari rasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikologi.
Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh psikologi mempunyai
dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.
1. Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis.
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan
sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif
juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan
cepat.
2. Gaya Analitik
9
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang
tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis.
Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka
cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih
banyak informasi dan alternatif daripada pembuat keputusan direktif.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi
untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang
sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian
mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi
ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial.
Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan
menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni
cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai
informasi verbal daripada tulisan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
11
DAFTAR PUSTAKA
Kencana, Jakarta
12