Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusan (decision) adalah suatu pilihan, yaitu pilihan dari dua


atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan bisa dikatakan sama dengan
pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzi melihat
bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai
pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif.
Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara
sekian hanya alternative keputusan yang mungkin. Alternative keputusan
meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan
ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Keputusan bisa dibuat
berulang kali secara secara rutin dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan.
Benar kata orang bijak “jika cara anda tepat dalam membuat
keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan hidup”.
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan
keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting
dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap tingkatan.

B. Manfaat dan Tujuan

Bertujuan mempelajari bagaimana pengambilan keputusan yang


efektif dan mengambil keputusan sesuai dengan metode dan teori
pengambil keputusan. Sedangkan manfaatnya untuk wawasan mahasiswa/i
bertambah luas dan keputusan dalam manajemen dapat efektif dan efisien.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan

Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan


bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai
pemilihan alternatif. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Chester
Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis komprehensif
mengenai pengambilan keputusan disebutkan sebagai suatu “proses
keputusan ... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”. Sementara
dalam bahan ajar DR. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM bahwa
membuat keputusan adalah “The process of choosing a course of action
for dealing with a problem or opportunity”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat


kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau
memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan.

Herbert Simon, ahli teori keputusan dan organisasi


mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan
keputusan yaitu :

1. Aktivitas intelegensi yakni penelusuran kondisi lingkungan yang


memerlukan pengambilan keputusan
2. Aktivitas desain yakni terjadi tindakan penemuan, pengembangan dan
analisis masalah
3. Aktivitas memilih yakni memilih tindakan tertentu dari yang tersedia

2
B. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Fungsi pengambilan keputusan yaitu :


1. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik
secara institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut dengan hari
depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.
2. Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :

a. Tujuan bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan keputusan yang


bersifat tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan ada
kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan
yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih
yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif.

C. Langkah Dalam Pengambilan Keputusan

Mintzberg mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam


pengambilan keputusan terdiri dari :

1. Tahap identifikasi

3
Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat. Sebab tingkat diagnosis tergantung dari
kompleksitas masalah yang dihadapi.
2. Tahap pengembangan
Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar
yang ada atau mendesain solusi yang baru. Proses desain ini
merupakan proses pencarian dan percobaan di mana pembuat
keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi
Tahap ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara pembentukan seleksi
yakni dengan penilaian pembuat keputusan : berdasarkan pengalaman
atau intuisi, bukan analisis logis, dengan analisis alternatif yang logis
dan sistematis, dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan
kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.
Kemudian keputusan diterima secara formal dan otorisasi dilakukan.
Seperti yang terlihat dalam skema tahap pengambilan keputusan
dalam organisasi menurut Mintzberg berikut :

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Identifikasi Pengembangan Seleksi

1. Pengenalan 1. Pencarian 1. Penilaian


2. Diagnosis 2. Desain 2. Analisis
3. Penawaran
Otorisasi

D. Dasar-Dasar Pendekatan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik


serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan
tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu

4
sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar
pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaam
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa
keuntungan dan kelemahan.
2. Keuntungan :

a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih


pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan
ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu
sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan :

d. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik


e. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran
dan keabsahannya
f. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali
diabaikan.
3. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya
terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki
banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat
keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan
peristiwa yang terjadi kini.

5
4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakt dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
5. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannyaatau orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan :
1) Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah
penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
2) Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama.
3) Memiliki daya autentisitas yang tinggi.
b. Kelemahan :
1) dapat menimbulkan sifat rutinitas
2) mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
3) sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan
sehingga dapat menimbulkan kekaburan
6. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi
yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,
logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan

6
keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. kejelasan masalah
b. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c. pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
d. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
e. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu :

1. Internal Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan


peralatan, teknologi dan sebagainya
2. Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum
dan sebagainya
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan
4. Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan

F. Model Perilaku Pengambilan Keputusan


Berikut empat rangkaian model pengambilan keputusan :

1. Model rasionalitas ekonomi


Model ini berasal dari ekonomi klasik dimana pembuat
keputusan sepenuhnya rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan
aktivitas pengambilan keputusan, terdapat asumsi :
a. keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan
b. terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang
memungkinkan pemilihan alternatif
c. kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternatif

7
d. tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat
ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik
e. probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius
Pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional moderen
yaitu pendekatan scientific management seperti ABC, EVA dan
MVA. Pada teknik ABC (activity-based cosying) menentukan
biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses
pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan atau
pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan atau
masalah pengantaran, dan memperlengkapi mesin. Untuk teknik
EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan
misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang
saham), EVA berguna juga sebagai ukuran untuk mengambil
keputusan mengenai masalah akuisisi dan pajak sampai masalah
kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat
menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa
besar kapital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.

2. Model rasionalitas terbatas dari Simon (Satisficing)


Model ini menyatakan bahwa perilaku pengambilan keputusan
dapat dideskripsikan sebagai rasional dan maksimal tetapi terbatas
dimana pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan minimal karena
tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan. Hal tersebut
dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu
dan biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan
lingkungan tidak dapat diabaikan.
3. Model penilaian heuristik dan bias
Model ini diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu Kahneman
dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan
mengandalkan heuristik yakni penyederhanaa strategi atau metode
berdasarkan pengalaman.

8
Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu
pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapat
menyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis. Ada tiga bias utama
yang teridentifikasi membantu menjelaskan bagaimana penilaian
tersebut menyimpang dari proses rasional.
Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :
a. Heuristik availabilitas
b. Heuristik representatif
c. Heuristik kerangka referensi dan keputusan
4. Model sosial
Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan
perasaan, emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh
keinginan yang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan
dari rasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikologi.
Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh psikologi mempunyai
dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.

G. Gaya Pengambilan Keputusan


Selain model rasionalitas, terdapat pendekatan lain untuk perilaku
pengambilan keputusan berfokus pada gaya yang digunakan manajer
dalam memilih alternatif. Ada empat gaya pengambilan keputusan yaitu :

1. Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis.
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan
sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif
juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan
cepat.
2. Gaya Analitik

9
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang
tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis.
Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka
cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih
banyak informasi dan alternatif daripada pembuat keputusan direktif.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi
untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang
sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian
mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi
ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial.
Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan
menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni
cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai
informasi verbal daripada tulisan.

H. Teknik Pengambilan Keputusan Partisipatif


Teknik partisipatif ada dua yaitu teknik partisipatif individu dan
kelompok. Untuk individu dimana karyawan mempengaruhi pengambilan
keputusan manajer. Sementara untuk kelompok menggunakan teknik
konsultasi dan demokrasi. Dalam partisipasi konsultasi, manajer meminta
dan menerima keterlibatan karyawan, tetapi manajer mempertahankan hak
untuk membuat keputusan. Dalam bentuk demokrasi terjadi partisipasi
total an kelompok bukan per individu yaitu dengan suara terbanyak.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpuan

Pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu


alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta
memperoleh kesempatan. Pengambilan keputusan adalah memilih satu
atau lebih diantara sekian hanya alternative keputusan yang mungkin.
Alternative keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
.
B. Saran

Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu


mempelajari beberapa aspek yang sudah ada dalam pembahasan makalah
ini. Kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil
adalah keputusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Luthans F, 2006 Perilaku Organisasi Edisi 10, Penerbit Andi, Yogyakarta

Setiadi N J, 2008 Business Economics and Managerial Decision Making,

Kencana, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai