Anda di halaman 1dari 10

Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.

2/September/2015

KEPATUHAN ORANG TUA TENTANG DIET GLUTEN FREE DAN


CASEIN FREE DENGAN PERILAKU ANAK AUTIS
Jannatur Rahmah1, Noor Diani2, Kurnia Rachmawati3
1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Univeritas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: Rahmahjannatur22@gmail.com

ABSTRAK
Menghindari makanan yang mengandung gluten maupun casein merupakan salah satu upaya
mengurangi perilaku autis karena kedua zat tersebut dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
sehingga menimbulkan gangguan perilaku. Kepatuhan orang tua dalam menerapkan diet harus
konsisten agar perilaku anak dengan autis mengalami perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kepatuhan orang tua tentang diet gluten free dan casein free dengan perilaku
anak autis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan jumlah responden sebanyak 31 orang dan menggunakan metode purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan uji Spearman’s Correlation. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,453 dan signifikansi hasil penelitian 0,010
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara kepatuhan orang tua tentang diet gluten
free dan casein free dengan perilaku anak autis di Pusat Layanan Autis Banjarmasin memiliki
korelasi sedang, signifikan dan negatif (tidak searah). Diharapkan orang tua mencari informasi
tentang diet gluten free dan casein free melalui media massa, mengikuti seminar, talkshow, atau
pelatihan serta menerapkan diet gluten free dan casein free pada anak dengan autis.

Kata-kata kunci: gluten, casein, perilaku autis.

ABSTRACT
Avoiding food containing gluten and casein is one of the efforts to reduce autistic behaviors
because the two substances can effect the central nerve system which leads to behavioral
abnormality. The parents’ compliance with the diet should be consistent to improve the behaviors of
autistic children. The purpose of the study was to find out the relationship between the parents’
compliance with gluten free and casein free diet and the behaviors of austistic children. This study was
an observational analytical research which employed cross sectional approach with a total
respondents of 31 people and utilized purposive sampling method. This study was used Sprearman’s
Correlation test. The result of the study indicated that the correlation coefficient was 0,453 and the
significance of research results was 0,010 it could be inferred that the relationship between the
parents’ compliance with gluten free and casein free diet and the behaviors of autistic children had
medium, significant and negative correlation (irrelevant). It was suggested that the parents’ should
look for the information about gluten free and casein free diet through mass media, seminars,
talkshows, or trainings and apply gluten free and casein free diet to autistic children.

Keywords: gluten, casein, autistic behaviors.

16
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

PENDAHULUAN terkandung dalam gandum, sedangkan


kasein adalah protein yang ditemukan di
Autisme merupakan gangguan
semua susu hewan dan produk-produk
perkembangan pervasif yang secara
olahannya. Bagian yang tidak dapat
menyeluruh mengganggu fungsi kognitif,
terpisah dari peptida, yang disebut beta-
emosi, dan psikomotorik anak (1). Anak-
casomorphin dan gliadinomorphin adalah
anak dengan gangguan autisme biasanya
zat yang mirip dengan opioid (7).
kurang minat untuk melakukan kontak
Kompleksnya permasalahan pada
sosial, tidak adanya kontak mata selain itu
penyandang autisme, dibutuhkan
anak-anak dengan gangguan autisme
penanganan terpadu yang melibatkan kerja
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi
sama tenaga ahli profesional baik dalam
dan terlambat dalam perkembangan
aspek medis, psikologi, terapi rehabilitasi
bicaranya (2).
medis dan ahli gizi dalam suatu tim kerja
Prevalensi autisme beberapa tahun
(8). Autisme tidak ada obatnya, akan tetapi
terakhir ini mengalami kenaikan yang
dengan diagnosis dan intervensi yang lebih
signifikan. Center for Diseases Control
awal, peningkatan yang terkadang
and Prevention (CDC) di Amerika Serikat
substansial dapat terjadi (9).
pada bulan Maret 2013 melaporkan, bahwa
Diet Gluten Free dan Casein Free
prevalensi autisme meningkat menjadi
(GFCF) saat ini salah satu dari yang
1:50 dalam kurun waktu setahun terakhir.
paling umum digunakan untuk gejala
Prevalensi autisme di dunia saat ini
autisme (10). Penelitian yang dilakukan
mencapai 15-20 kasus per 10.000 anak
oleh Autism Research Institute kepada
atau berkisar 0,l5-0,20% (3). Data
sejumlah orang tua anak penyandang
UNESCO pada tahun 2011 mencatat
autisme menemukan bahwa 65% orang tua
sekitar 35 juta orang dengan rata-rata 6
melaporkan adanya kemajuan
dari 1000 orang di dunia memiliki
perkembangan pada anak dengan diet
gangguan autisme (4).
gluten free dan casein free (11). Kedua
Menurut Kusumayanti dan
jenis bahan tersebut dapat menimbulkan
Nursanyoto tahun 2005 dalam penelitian
keluhan diare dan hiperaktifitas yang
Pratiwi pada tahun 2013 perilaku autis
bukan hanya berupa gerakan tetapi juga
digolongkan menjadi dua jenis yaitu
emosi, seperti marah-marah, mengamuk
perilaku yang eksesif (berlebihan) adalah
atau mengalami gangguan tidur (12).
perilaku yang hiperaktif dan tantrum
Orang tua merupakan salah satu
(mengamuk) seperti menjerit, mengepak,
faktor yang sangat berpengaruh terhadap
mengigit, mencakar, memukul termasuk
penerapan diet GFCF pada anak autisme
juga menyakiti diri sendiri (self abuse) dan
karena pola makan pada anak dengan
perilaku defisit (berkekurangan adalah
gangguan autisme tidak terlepas dari peran
perilaku yang menimbulkan gangguan
seorang ibu dalam menyediakan makanan
bicara atau kurangnya perilaku sosial
yang baik serta bergizi dan sesuai dengan
seperti tertawa atau menangis tanpa sebab
kebutuhannya. Penerapan diet bebas gluten
serta melamun (5). Anak-anak dengan
bebas kasein yang dilakukan secara tidak
gangguan autisme memiliki respon
konsisten dipengaruhi oleh faktor
sensorik atipikal, kesulitan motorik serta
dukungan keluarga dan lingkungan sekitar
kesulitan fungsional dalam pemenuhan
termasuk kesediaan makanan yang ada (7,
kegiatan sehari-hari (6).
13).
Menurut Reichelt pada tahun 1970
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dalam penelitian Sofia menemukan
dengan terapis hal ini berdampak pada
kandungan peptida yang tidak normal
perilaku anak autis selama berada di Pusat
dalam urine penderita autisme karena
Layanan Autis menjadi mengamuk, lebih
penderita mengonsumsi gluten atau kasein,
hiperaktif dan emosinya tidak terkendali.
atau keduanya. Gluten adalah protein yang

17
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk Diet bebas gluten dan bebas kasein
melakukan penelitian yang berjudul diet tanpa gluten dan kasein adalah
“hubungan kepatuhan orang tua tentang menghindari makanan dan minuman yang
diet gluten free dan casein free dengan mengandung gluten dan kasein artinya
perilaku anak autis di Pusat Layanan Autis seratus persen benar-benar tanpa gluten
Banjarmasin”. Tujuan dari penelitian ini dan kasein. Diukur dengan menggunakan
adalah untuk mengetahui Hubungan lembar isian ingatan pangan 24 jam (24-
Kepatuhan Orang Tua tentang Diet Gluten hour food recall). Dari daftar makanan dan
Free dan Casein Free dengan Perilaku minuman yang dikonsumsi oleh anak autis
Anak Autis di Pusat Layanan Autis pada ingatan pangan 24 jam akan dapat
Banjarmasin. diketahui kepatuhan orang tua dan
diklasifikasikan menjadi patuh dan tidak
patuh terhadap diet gluten free dan casein
METODE PENELITIAN
free. Skala data untuk variabel ini berupa
Penelitian ini menggunakan metode skala ordinal.
observasional analitik dengan pendekatan Perilaku anak autis adalah semua
cross sectional yaitu meneliti variabel yang dilakukan oleh anak autis. Beberapa
independen dan dependen secara perilaku anak autis menunjukkan
bersamaan tanpa melihat hubungan perbedaan yang mencolok dibandingkan
kepatuhan orang tua tentang diet gluten dengan anak-anak pada umumnya dapat
free dan casein free dengan perilaku anak ditunjukkan dalam situasi kehidupan
autis di Pusat Layanan Autis berdasarkan sehari-hari. Observasi dilakukan pada
perjalanan waktu. Teknik pengambilan semua item yang terdapat dalm ATEC
sampel dalam penelitian ini menggunakan yaitu komunikasi dan bahasa, kemampuan
teknik purposive sampling, yaitu suatu bersosial, kemampuan sensorik dan
metode pemilihan sampel yang dilakukan kesehatan/fisik/perilaku. Observasi lebih
berdasarkan maksud dan tujuan tertentu mendalam pada item perilaku anak autis
yang ditentukan oleh peneliti (14). Jumlah dilakukan oleh 1 orang terapis dan 1 orang
sampel minimal dalam penelitian ini tua meliputi 25 item pada domain
adalah 31 orang. Kriteria inklusi sampel kesehatan/fisik/perilaku. Perilaku anak
penelitian ini meliputi orang tua yang autis diobservasi dengan menggunakan
memiliki anak/merawat anak autis laki-laki lembar observasi ATEC yang akan
dan perempuan yang menjalani terapi di diklasifikasikan menjadi autisme ringan
Pusat Layanan Autis, orang tua bersedia dan autisme berat. Observasi perilaku anak
sebagai responden dan menandatangani autis akan dikategorikan berdasarkan
informed consent, diagnosis autis pengkategorian jenjang (ordinal) (15).
berdasarkan DSM IV dan penderita usia 2 Skala data untuk variabel ini adalah
– 11 tahun. Kriteria eksklusi sampel ordinal.
penelitian ini yaitu mengundurkan diri saat Teknik pengumpulan data yang
penelitian berlangsung. digunakan dalam penelitian ini adalah data
Instrumen yang digunakan dalam primer yang diambil langsung oleh peneliti
penelitian ini adalah lembar isian ingatan kepada responden dari hasil pengisian
pangan 24 jam (24 hour food recall) dan lembar isian ingatan pangan 24 jam dan
lembar observasi perilaku anak autis dari lembar observasi perilaku anak autis
ATEC (Autism Treatment Evaluation ATEC (Autism Treatment Evaluation
Checklist). Variabel independen dalam Checklist). Data ini diperoleh dari lembar
penelitian ini adalah kepatuhan orang tua isian ingatan pangan 24 jam selama 3 hari
tentang diet gluten free dan casein free. tidak berurutan untuk memperoleh
Variabel dependen dalam penelitian ini kebiasaan makan anak autis dan perilaku
adalah perilaku anak autis. anak autis dilihat dari lembar observasi

18
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

ATEC kemudian dilakukan pengolahan mengandung gluten dan kasein yang


data yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: mudah didapatkan oleh anak dengan autis.
editing, coding, entry data, dan tabulating. Peran ibu sangat dibutuhkan dalam
pengawasan pada pola makan anak
dengan autis karena ibu sebagai orang
HASIL DAN PEMBAHASAN
terdekat sekaligus penyelenggara makan
Karakteristik Responden pada anak. Sebagian besar responden
pada penelitian ini adalah ibu rumah
Dari hasil pengolahan data
tangga. Komitmen sangat dibutuhkan
didapatkan karakteristik responden yang
dalam menjalankan diet bebas gluten dan
memiliki anak dengan autis di Pusat
kasein pada anak karena harus dilakukan
Layanan Autis Banjarmasin dapat dilihat
di rumah, sekolah dan dimanapun saat
pada tabel 1.
anak makan. Selain komitmen ibu,
rendahnya keterlibatan orang-orang
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
Hubungan Kepatuhan Orang Tua dirumah dalam penerapan diet, seperti
tentang Diet Gluten Free dan anggota keluarga bebas memberikan
Casein Free dengan Perilaku Anak makanan pada anak mengakibatkan anak
Autis di Pusat Layanan Autis akan sering melihat dan terbiasa dengan
Banjarmasin Juli-September 2014 kebiasan-kebiasaan buruk tersebut yang
(n=31) akan berpengaruh pada penerapan diet
yang dijalaninya. Selain itu rendahnya
Responden Frekuensi Presentasi pengasawaan dalam hal makan tentu akan
Usia memengaruhi pola makan anak autisme
- 21 – 30 tahun 14 orang 45,16% itu sendiri.
- 31 – 40 tahun 14 orang 45,16% Dari hasil pengolahan data
- > 40 tahun 3 orang 9,68% didapatkan karakteristik anak dengan autis
Total 31 orang 100,00%
di Pusat Layanan Autis Banjarmasin dapat
Pekerjaan Orang Tua dilihat pada tabel 2.
- Tidak bekerja 5 orang 16,10%
- Ibu rumah tangga 19 orang 61,30%
Tabel 2. Karakteristik anak dengan autis di
- Wiraswasta 6 orang 19,40%
Pusat Layanan Autis Banjarmasin
- Pegawai swasta 1 orang 3,20%
Juli-September 2014 (n=31)
Total 31 orang 100,00%
Karakteristik anak Frekuensi Presentasi
Dari 31 orang responden pada Usia anak
penelitian ini usia responden termuda - 3-6 tahun 16 orang 51,60%
adalah berusia 22 tahun dan tertua berusia - 7-11 tahun 15 orang 48,40%
56 tahun. Usia orang tua terbanyak pada Total 31 orang 100,00%
rentang usia 21-30 tahun dan 31- 40 tahun Jenis kelamin
sedangkan paling sedikit pada usia di atas - Laki-laki 29 orang 93,50%
40 tahun. Sebagian besar pekerjaan - Perempuan 2 orang 6,50%
responden adalah sebagai ibu rumah Total 31 orang 100,00%
tangga dalam usia produktif, diketahui
bahwa mereka sudah menerapkan diet Dari data yang didapatkan, usia
gluten dan kasein pada anak mereka tetapi anak autis termuda adalah berusia 3 tahun
dalam pelaksanaannya belum konsisten. dan tertua berusia 11 tahun. Menurut
Orang tua masih kesulitan dalam Pratiwi dalam penelitiannya tahun 2013
menjalankan diet gluten dan kasein pada autis merupakan suatu gangguan
anak mereka salah satunya karena perkembangan yang sangat kompleks pada
pengaruh lingkungan yang tidak anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun
mendukung seperti makanan jajanan yang menyebabkan mereka tidak mampu

19
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

berkomunikasi maupun mengekspresikan free di Pusat Layanan Autis Banjarmasin


keinginannya, sehingga mengakibatkan yaitu sebanyak 22 orang (70,97%).
terganggunya perilaku dan hubungan Diet bebas gluten dan bebas kasein
dengan orang lain. Sebagian besar anak adalah menghindari makanan dan
dengan autis berjenis kelamin laki-laki minuman yang mengandung gluten dan
yaitu terdapat 29 orang. Hasil penelitian kasein artinya seratus persen benar-benar
ini sejalan dengan penelitian-penelitian tanpa gluten dan kasein. Diukur dengan
sebelumnya yang menyatakan bahwa menggunakan lembar isian ingatan pangan
prevalensi penderita autis lebih banyak 24 jam (24-hour food recall). Hasil
ditemukan pada laki-laki dibandingkan jawaban dari lembar observasi isian
perempuan (4:1) (16). Pada anak laki-laki pangan 24 jam kebanyakan orang tua
lebih rentan menyandang autisme belum mematuhi diet gluten free dan
dibandingkan anak perempuan. Hal ini casein free yaitu berjumlah 9 orang
dikarenakan anak laki-laki memilki disebabkan beberapa makanan yang
hormon testosteron yang mempunyai efek mengandung gluten seperti lumpia, roti
yang bertolak belakang dengan hormon tawar, mie instan, nugget, jagung, resoles,
esterogen pada perempuan, hormon pastel, bihun, bakso, ayam goreng tepung
testosteron menghambat kerja RORA terigu, pisang goreng lapis tepung terigu
(retinoic acid-related orphan receptor- dan pempek serta makanan yang
alpha) yang berfungsi mengatur fungsi mengandung kasein seperti es krim, susu
otak, sedangkan esterogen meningkatkan sapi, susu sapi kemasan dan coklat yang
kinerja RORA (17). dihindari belum diketahui oleh orang tua,
makanan yang disajikan untuk anak autis
disamakan dengan anggota keluarga lain di
Tingkat Kepatuhan Orang Tua tentang
rumah.
Diet Gluten Free dan Casein Free di
Hal ini mungkin disebabkan karena
Pusat Layanan Autis Banjarmasin
adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam menerapkan diet
Dari perhitungan data diperoleh
GFCF seperti faktor lingkungan yang tidak
Tingkat Kepatuhan Orang Tua tentang
mendukung sepeti ketersediaann makanan
Diet Gluten Free dan Casein Free di Pusat
mengandung gluten dan kasein serta
Layanan Autis Banjarmasin seperti pada
kurangnya dukungan anggota keluarga
tabel 3.
sehingga menyebabkan orang tua tidak
patuh.
Tabel 3. Kategorisasi Kepatuhan Orang Tua
tentang Diet Gluten Free dan Casein
Free di Pusat Layanan Autis Tingkat Perilaku Anak Autis di Pusat
Banjarmasin Juli-September 2014 Layanan Autis Banjarmasin
(n=31)

Kepatuhan Frekuensi Presentase


Dari perhitungan data diperoleh
Orang Tua tingkat Perilaku Anak Autis di Pusat
Patuh 9 orang 29,03% Layanan Autis Banjarmasin seperti pada
Tidak Patuh 22 orang 70,97% tabel 4.
Total 31 orang 100,00%

Berdasarkan hasil kategori yang


telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
sebagian besar orang tua tidak patuh dalam
menerapkan diet gluten free dan casein

20
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

Tabel 4. Kategorisasi Tingkat Perilaku Anak Hubungan Kepatuhan Orang Tua


Autis di Pusat Layanan Autis Tentang Diet Gluten Free Dan Casein
Banjarmasin Juli-September 2014 Free Dengan Perilaku Anak Autis Di
(n=31) Pusat Layanan Autis Banjarmasin
Kategori Frekuensi Presentase Pengujian hipotesis pada penelitian
Ringan 31 orang 100,00% ini menggunakan Spearman’s Correlation.
Berat 0 orang 0,00% Spearman’s Correlation digunakan untuk
Total 31 orang 100,00% menguji hubungan antara variabel
independen berskala ordinal dan dependen
Berdasarkan hasil kategori yang berskala ordinal (18). Berdasarkan
telah dilakukan diketahui semua anak autis penelitian yang telah dilakukan di Pusat
yaitu 31 orang anak dengan autis memiliki Layanan Autis Banjarmasin pada bulan
derajat autisme ringan. Perilaku anak autis Juli-September 2014 dari 31 orang
adalah semua yang dilakukan oleh anak responden didapatkan hasil hubungan
autis. Banyak penelitian mengatakan kepatuhan orang tua tentang diet gluten
bahwa pemberian makanan rendah gluten free dan casein free dengan perilaku anak
dan rendah kasein pada anak dengan autis didapatkan hasil koefisien korelasi
autisme akan memberikan respon terhadap sebesar -0,453 yang menunjukkan bahwa
perubahan perilaku. Berat ringannya hubungan kepatuhan orang tua tentang diet
perilaku pada anak dengan autisme juga gluten free dan casein free dengan perilaku
dipengaruhi ada tidaknya terapi perilaku, anak autis memiliki hubungan yang
terapi obat dan diet bebas gluten dan bebas sedang.
kasein sebelumnya. Hubungan kepatuhan orang tua
Responden dalam hal ini orang tua tentang diet gluten free dan casein free
yang memiliki anak autis mengakui bahwa dengan perilaku anak autis memiliki
ada pengaruh perilaku dengan kebiasaan signifikansi hasil penelitian 0,010 (p <
makan. Gangguan perilaku tersebut seperti 0,05), membuktikan bahwa hubungan
berkurangnya hiperaktif anak apabila antara kedua variabel signifikan. Koefisien
dikurangi pemberian makanan yang korelasi memiliki nilai negatif yaitu -0,453
mengandung gluten seperti makanan hal ini dapat diartikan bahwa hubungan
berbahan tepung terigu dan kasein seperti kedua variabel tidak searah, apabila
susu sapi. Pada penelitian yang telah kepatuhan orang tua tentang diet gluten
dilakukan diketahui bahwa perilaku anak free dan casein free tinggi maka skor
autis seperti hiperaktif, memukul/melukai derajat autis/perilaku anak autis rendah
diri sendiri, memukul atau melukai orang (semakin membaik). Tidak hanya pada
lain, destruktif/merusak, obsessive derajat autis, secara spesifik orang tua
speech, dan gerakan mengulang-ulang yang menerapkan diet gluten free dan
kebanyakan merupakan masalah sedang. casein free pada skala perilaku anak lebih
Berdasarkan hasil kategori yang telah rendah pada anak yang patuh diet gluten
dilakukan diketahui bahwa sebagian besar free dan casein free dibandingkan dengan
anak dengan autis yang orang tuanya tidak tidak patuh.
patuh menerapkan diet gluten free dan Hal itu sesuai dengan teori bahwa
casein free memiliki derajat autis yang pada anak dengan autisme dianjurkan
lebih tinggi dibandingkan dengan anak untuk berdiet GFCF. Selain dapat
dengan autis yang orang tuanya patuh memperbaiki gangguan pencernaan, gluten
menerapkan diet gluten free dan casein dan kasein juga bisa mengurangi gejala
free. atau tingkah laku autistik. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan diet

21
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

makanan, hindari pemberian makanan mudah diberikan instruksi saat terapi, tidak
yang mengandung glutein dan kasein. mudah menangis ataupun marah.
Anak penyandang autis memiliki Pada penelitian ini kebanyakan
kondisi tubuh yang tidak sama dengan responden yaitu tidak patuh tentang
anak normal yaitu terdapat gangguan pada diet gluten free dan casein free. Orang
sistem pencernaanya. Gangguan tua sudah mencoba untuk menerapkan
pencernaan pada anak autis yaitu diet ini namun tidak sepenuhnya
terdapatnya luka radang pada illeum, meninggalkan makanan yang
bagian usus halusnya. Adanya luka ini mengandung gluten dan kasein. Dari
memungkinkan anak autis tidak bisa lembar ingatan pangan 24 jam
mencerna peptida yang berasal dari gluten diketahui bahwa beberapa orang tua
dan casein. Penelitian yang dilakukan oleh memberikan makanan yang
Karl Reichelt bahwa terdapat peptida pada mengandung gluten dan kasein pada
urin anak penyandang autis. Peptida adalah anak dengan autis diantaranya ayam
molekul pendek yang terbentuk secara dan pisang goreng lapis tepung terigu,
teratur dari asam amino dan berupa pastel, resoles yang mengandung
gumpalan-gumpalan protein (19). gluten dan coklat, susu, es krim yang
Reichelt menemukan bahwa mengandung kasein.
sebagian besar dari peptida yang Salah satu anak dengan autisme
terkandung di dalam urin terbentuk karena yang diberikan makanan mengandung
mengkonsumsi gluten dan casein dalam gluten dan kasien oleh orang tuanya
dietnya. Bagian yang tidak terlepas dari akan tampak perilaku memukul diri
peptida adalah casomorphin dan sendiri dan orang lain, merusak benda,
gluteomorphin, adalah zat yang mirip rutinitas kaku, berteriak dan menjerit,
dengan opioid. Anak penyandang autis serta gelisah yang menjadi masaah
yang kelebihan opioid menunjukkan gejala kecil, kemudian perilaku hiperaktif,
seperti pada orang yang kecanduan heroin obsessive speech, dan gerakan
atau morfin. Reaksi opioid adalah mengulang-ulang merupakan masalah
kerusakan otak seperti halnya narkoba sedang. Pada salah satu anak dengan
yang menyebabkan otak rusak. Pada kasus autisme lainnya memukul/melukai
autis, yang menjadi penyebab adalah orang lain dan sering gelisah
konsumsi gluten dan casein bukan heroin merupakan masalah sedang sedangkan
atau morphin (19). perilaku hiperaktif merupakan masalah
Menurut Washnieski pada tahun serius.
2009 dalam penelitian Sofia menyebutkan Melalui penelitian Reichelt
bahwa sebagian besar orang tua mengakui menemukan bahwa menghilangkan
makanan yang dilarang kadang-kadang makanan yang mengandung gluten dan
diberikan kepada anak-anak secara kasein dari diet seseorang dengan autis
sengaja, dan beberapa anak benar-benar membawa kemajuan yang sangat
mengalami kemunduran dalam perilaku signifikan, baik dalam hal perilaku
ketika makanan tersebut diberikan (7). maupun kondisi fisik penderita (12).
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil Thompson dalam Washnieksi tahun 2009
penelitian ini bahwa orang tua yang patuh dalam penelitian Sofia menyatakan bahwa
menerapkan diet bebas gluten dan kasein ketika seseorang menerapkan diet ini,
yaitu 9 orang melihat terjadinya perubahan maka mereka harus mengikutinya dengan
perilaku pada anak mereka yang lebih sangat ketat untuk mendapatkan hasil
terarah dibandingkan mereka yang tidak yang maksimal. Melalui terapi ini dapat
patuh menerapkan diet bebas gluten dan membantu meringankan beberapa
kasein. Beberapa perilaku tersebut perilaku autistik yang diperlihatkan anak
diantaranya anak menjadi lebih tenang,

22
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

dengan menerapkan diet gluten free dan penyandang autisme dengan penerapan
casein free (7). diet GFCF (20).
Keberhasilan diet dipengaruhi Kelemahan dari penelitian ini
oleh lingkungan yang sangat adalah penelitian dilakukan dengan
mendukung. Keterlibatan orang-orang di menggunakan lembar observasi sehingga
rumah pada pelaksanaan terapi akan data yang didapat kurang mendalam dan
menyita perhatian dan memberi bersifat subjektif. Lembar observasi
pengaruh kepada seluruh keluarga di ATEC yang digunakan tidak spesifik
rumah yang secara tidak langsung menilai perilaku anak dengan autis.
menimbulkan tuntutan- Keterbatasan waktu penelitian juga
tuntutan/penyesuaian dari anggota menjadi penghambat sehingga peneliti
keluarga tersebut. Anak autisme akan tidak dapat mengobservasi semua sampel
menjadikan orang tua dan saudara penelitian.
kandungnya sebagai contoh (7).
Beberapa upaya diperlukan agar
PENUTUP
orang tua dapat menerapkan diet GFCF
dengan tepat pada anaknya. Informasi Kesimpulan yang dapat diambil
yang terpercaya, tepat, dan mudah dari peneliatian ini adalah sebanyak 22
diperoleh sangat dibutuhkan orang tua orang tua tidak patuh menerapkan diet
yang berharap untuk mengikuti diet ini, gluten free dan casein free di Pusat
karena keterbatasan sifat dari diet dan Layanan Autis. Sebagian besar anak yang
pentingnya kepatuhan yang tepat pada orang tuanya tidak patuh menerapkan diet
diet. Membantu orang tua mengerti gluten free dan casein free memiliki nilai
tentang mekanisme fisiologi dibalik derajat autis lebih tinggi dibandingkan
penerapan diet mungkin dapat membantu dengan perilaku anak yang orang tuanya
mereka merasa lebih nyaman dalam patuh menerapkan diet gluten free dan
menerapkan diet. Kemudahan untuk casein free. Terdapat hubungan yang
mendapatkan informasi yang tepat dan signifikan antara kepatuhan orang tua
mengetahui dasar ilmu dibalik diet tentang diet gluten free dan casein free
mungkin dapat membantu orang tua dengan perilaku anak autis di Pusat
mengerti prosesnya lebih baik karena Layanan Autis Banjarmasin, memiliki
tanpa 100% kepatuhan terhadap diet, korelasi sedang dan negatif (tidak searah)
kekuatan dari diet tersebut tidak akan yang berarti semakin tinggi kepatuhan
terlihat (7). orang tua tentang diet gluten free dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan casein free maka akan semakin rendah
penelitian Pratiwi pada tahun 2013 skor perilaku anak (perilaku semakin
tentang Hubungan Skor Frekuensi Diet baik).
Bebas Gluten Bebas Casein dengan Skor Bagi masyarakat diharapkan
Perilaku Autis menunjukan hasil bahwa mencari informasi tentang diet gluten dan
terdapat hubungan yang signifikan antara kasein melalui media massa, mengikuti
skor frekuensi diet bebas gluten dan seminar, talkshow, atau pelatihan
casein dengan skor perilaku autis (5). mengenai diet gluten dan kasein pada anak
Penelitian Hartiningrum pada tahun 2012 dengan autis. Bagi orang tua hendaknya
tentang Gambaran Pola Perilaku Anak menerapkan diet gluten free dan casein
Penyandang Autisme Dengan Penerapan free dengan menghindari makanan yang
Diet Gluten Free-Casein Free (gfcf) di mengandung gluten dan kasein. Bagi
Sekolah Inklusi Cahaya Bangsa perawat hendaknya memberikan
Khatulistiwa Pontianak terdapat penyuluhan atau pendidikan kesehatan
perbaikan pola perilaku pada anak kepada orang tua tentang pentingya dalam
menerapkan diet gluten free dan casein

23
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

free pada anak dengan autis dan SLBN Cileunyi Bandung. Skripsi.
pengaruhnya terhadap perilaku anak autis. Fakultas Ilmu Keperawatan
Bagi peneliti selanjutnya Universitas Padjajaran.
direkomendasikan untuk melakukan
penelitian tentang kepatuhan orang tua 8. Ratnawati H. Leaky gut pada autism
tentang diet gluten free dan casein free dalam: penatalaksanaan holistik
dengan perilaku anak autis menggunakan autisme. Jakarta: Pusat Informasi dan
metode eksperimen sehingga data yang Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
diperoleh lebih mendalam. Dalam. FKUI 2003; 237-248.

9. Papalia DE, Old SW, Feldman RD.


KEPUSTAKAAN
Human development (psikologi
1. Safaria T. Autisme: pemahaman baru perkembangan) edisi kesembilan.
untuk hidup bermakna bagi orang tua. Jakarta: Kencana Prenada Media
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Group, 2008.

2. Yuwono J. Memahami anak autistik 10. Adams JB. Summary of biomedical


(kajian teoritik dan empirik). Bandung: treatment for autism. Asian Research
Penerbit Alfabeta, 2012. Institute Publication 2007; 40:7-8.

3. Mashabi NA, Tajudin NR. Hubungan 11. Adams JB, delson SM, Grandin T,
antara pengetahuan gizi ibu dengan Rimland B. Advice for parent of young
pola makan anak autis. Makara autistic children 2004.
Kesehatan 2009; 13 (2): 84-86.
12. Kusumayanti GAD. Pentingnya
4. Anonymous. Penderita autism di pengaturan bagi anak autis. Jurnal Ilmu
Indonesia terus meningkat, tak banyak Gizi 2011; 2 (1): 1-8.
tenaga medis yang tertarik 2013;
(online), 13. Ramadayanti S, Margawati A. Perilaku
(http://www.jpnn.com/read/2013/04/12 pemilihan makanan dan diet bebas
167064/Penderita - Autisme-di- gluten bebas kasein pada anak autis.
Indonesia Terus-Meningkat-, diakses Journal of Nutrition Collage 2013; 2
23 April 2014). (1): 35-43.

5. Pratiwi RA. Hubungan skor frekuensi 14. Dharma KK. Metodologi penelitian
diet bebas gluten bebas casein dengan keperawatan (pedoman melaksanakan
skor perilaku autis. Skripsi. Universitas dan menerapkan hasil penelitian).
Diponegoro, 2013. Jakarta: Trans Info Media, 2011.

6. Jasmin E. Impact of sensory responses 15. Azwar S. Penyusunan skala psikologi.


and motor skills on functional skills in Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
activities of daily living of pre-school
children with autism spectrum 16. Nugraheni, SA. Efektivitas Diet Bebas
disorders. Thesis. McGill University, Gluten Bebas Casein terhadap
2007. Perubahan Perilaku Anak Autis.
7. Sofia AD, Helwiyah Ropi, Ai Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2008.
Mardhiyah. Kepatuhan orang tua
dalam menerapkan terapi diet gluten 17. Haryadi D. Pedoman Singkat
free casein free pada anak penyandang Menghitung Kebutuhan Gizi Anak
autisme di yayasan pelita hafizh dan Autis Untuk Mahasiswa Gizi.

24
Diet Gluten Free dan Casein Free DK Vol.3/No.2/September/2015

Pontianak: Dpd Persagi Kalimantan


Barat, 2009.

18. Pallant J. Spss survival manual a step


by step guide to analysis using spss 4th
edition. Australia: Everbest Printing
Co, 2011.

19. Kessick R. Autisme dan pola makan


yang penting untuk anda ketahui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2011.

20. Hartiningrum YPA. Gambaran pola


perilaku anak penyandang autisme
dengan penerapan diet gluten free-
casein free (gfcf) di sekolah inklusi
cahaya bangsa khatulistiwa Pontianak.
Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Program
Studi Pendidikan Dokter Pontianak,
2012.

25

Anda mungkin juga menyukai