Anda di halaman 1dari 20

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1 Landasan Teori

Teori stakeholder berdasarkan sebuah buku yang berjudul “Stakeholder Teory State

Of The Art” menurut R.Edward Freeman bersangkutan dengan masalah penciptaan nilai dan

perdagangan. Pernyataan tersebut karena adanya peningkatan akan kesadaran masyarakat

mengenai dampak bisnis terhadap masyarakat.

Adapun argumen yang dikemukakan oleh Milton Friedman, Michael Jensen, Michael

Porter dan Oliver Williamson yaitu mereka menyarankan bagaimana teori stakeholder perlu

dilihat sebagai sebuah teori mengenai bagaimana sebenarnya bisnis dapat dilakukan dan

dapat dikerjakan.

Orang yang terlibat dalam penciptaan nilai dan perdagangan bertanggung jawab justru

untuk kelompok-kelompok dan individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

keputusan perusahaan inilah yang disebut stakeholder.

Ada pernyataan yang diungkapkan oleh Donaldson dan Preston pada tahun 1995 yang

menyatakan bahwa teori stakeholder pada dasarnya adalah sebuah teori mengenai bagaimana

menjalankan bisnis agar bisnis dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan lancar.

Dengan beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teori stakeholder

merupakan sebuah teori yang membahas tentang penciptaan nilai bagi pihak stakeholders dan

perdagangan serta bagaimana mengelola bisnis maka peneliti memilih untuk membantu

perusahaan menciptakan nilai bagi stakeholders dengan membahas tentang penerapan Good

Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.

16
1.1.1 Good Corporate Governance

1.1.1.1 Sejarah Singkat dari Good Corporate Governance


Tepat pada tanggal 19 Oktober 1987 Good Corporate Governance berkembang

setelah terjadi kejadian The New York Stock Exchange Crash yang dikarenakan telah banyak

perusahaan-perusahaan besar yang telah terdaftar di Bursa Efek melakukan manipulasi

laporan keuangan mereka untuk menyembunyikan besarnya kerugian keuangan yang dialami

oleh perusahaan.

Terciptanya cadbury code on corporate governance pada tahun 1992 mendorong

banyak perusahaan untuk melakukan penyempurnaan tentang prinsip-prinsip Good

Corporate Governance antara lain Internasional Corporate Governance Network (ICGN)

yang mempengaruhi Organisation for Economic Co-operatiaon and Development (OECD)

dimana peran Internasional Corporate Governance Network (ICGN) sangat penting dalam

penerapan Good Corporate Governance sesuai yang diharapkan.

1.1.1.2 Beberapa Pengertian Good Corporate Governance


Good Corporate Governance merupakan suatu proses yang wajib diterapkan oleh

perusahaan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham dengan tetap

memberi perhatian pada kepentingan stakeholders lainnya dimana hal tersebut harus

dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.

Good Corporate Governance sering dikenal sebagai tata kelola perusahaan yang baik

yang berupa sistem atau cara dalam rangka untuk dapat mengelola perusahaan secara benar,

baik, dan bersih agar menjadikan perusahaan terbebas dari adanya tindakan korupsi.

1.1.1.2.1 Pengertian dari Good Corporate Governance menurut para ahli:


Pengertian Good Corporate Governance menurut Komite Cadbury, Tjager dan Deny

pada tahun 2005:

17
Good Corporate Governance merupakan bentuk dari sistem yang dapat mengendalikan serta

mengarahkan suatu perusahaan untuk dapat mencapai keseimbangan dalam perusahaan maka

perusahaan dapat bertanggung jawab kepada stakeholders yang dapat menunjang

kelangsungan hidup perusahaan.

Pengertian Good Corporate Governance dari Organization for Economic dan

Development yang dikutip oleh Imam dan Amin:

Good Corporate Governance merupakan suatu struktur untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan mengawas adanya kinerja dalam perusahaan yang dinilai sebagai kumpulan hubungan

yang terjadi diantara pihak manajemen perusahaan kepada pemegang saham yang memiliki

kepentingan yang ada dalam suatu perusahaan tersebut.

Pengertian Good Corporate Governance menurut Azhar Kasim yang dikutip oleh

Imam S.Tunggal dan Amin W:

Good Corporate Governance merupakan suatu proses pengelolaan yang sesuai dengan

prinsip keadilan, transparansi serta akuntabilitas yang telah mencakup berbagai bidang

kehidupan sosial, ekonomi bahkan politik.

Pengertian Good Corporate Governance menurut Hery pada tahun 2010:

Corporate Governance merupakan bentuk penerapan peraturan yang dapat mengatur

hubungan antara pengelola perusahaan, pemerintah serta kepada pemegang saham.

Pengertian Good Corporate Governance menurut Rahmawati dan Putri pada tahun

2006:

18
Good Corporate Governance merupakan suatu aturan yang mengandung hak serta kewajiban

di masing-masing pihak yang berkepentingan serta prinsip antara lain akuntabilitas,

transparansi, kewajaran serta tanggung jawab.

Good Corporate Governance menurut Sutedi pada tahun 2011:

Good Corporate Governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan perusahaan tersebut dengan tetap

memperhatikan kepentingan dari stakeholders yang dapat menghasilkan suatu nilai

pemegang saham dalam jangka panjang.

Berdasarkan adanya beberapa pendapat tentang pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengatur, pengelola serta pengawas

dari proses pengendalian perusahaan agar dapat menaikkan nilai saham dalam jangka panjang

untuk mempertahankan kepentingan stakeholders antara lain manajer, dewan direksi,

pemegang saham, karyawan, pemerintah dan kreditor dimana keberadaaan Good Corporate

Governance dapat mendorong serta menunjang untuk perusahaan dapat mencapai tujuannya

sesuai harapan.

1.1.1.3 Tujuan dari Penerapan Good Corporate Governance


Adanya penerapan Good Corporate Governance diharapkan dapat mewujudkan

beberapa tujuan yang diungkapkan berdasarkan KNKG tahun 2012 antara lain:

a. Dapat mendorong untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mewujudkan

kesejahteraan pemegang saham, pegawai serta stakeholders lainnya yang dinilai

sebagai suatu solusi yang tepat agar perusahaan dapat tetap mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang.


b. Memaksimalkan nilai suatu perusahaan sesuai yang diinginkan.

19
c. Agar dapat mengelola perusahaan secara lebih profesional yang membuat perusahaan

terhindar dari tindakan kecurangan yang mungkin dapat terjadi.

Good Corporate Governance pada intinya mempunyai tujuan untuk menciptakan

sebuah nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan dalam perusahaan yang meliputi

dewan komisaris, dewan direksi, karyawan serta pihak eksternal seperti investor, kreditor,

pemerintah, masyarakat.

1.1.1.4 Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance


Pada dasarnya prinsip Good Corporate Governance terbagi menjadi lima berdasarkan

Yanuarto antara lain yaitu:

1) Transparansi

Transparansi disini berupa keterbukaan akan adanya informasi akurat, tepat pada

waktunya serta lengkap kepada pihak yang telah berkepentingan dalam perusahaan.

2) Akuntabilitas

Akuntabilitas disini berupa sistem dan struktur yang merupakan

pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholders yang menjadikan perusahaan

tersebut menjadi lebih baik.

3) Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban disini dapat berupa pengelolaan dalam perusahaan yang sesuai

kepada adanya prinsip peraturan perundangan yang berlaku.

20
4) Kemandirian

Perusahaan wajib dikelola secara profesional yang dilaksanakan dengan tanpa

adanya tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku sesuai dengan seharusnya.

5) Kewajaran
Perusahaan harus memberlakukan perlakuan yang adil serta sesuai dengan

tujuan untuk dapat memenuhi hak-hak dari stakeholders yang berdasarkan pada

adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.1.1.5 Unsur-unsur Good Corporate Governance


Unsur-unsur yang berada dalam penerapan Good Corporate Governance berdasarkan

KNKG tahun 2012 dapat dijabarkan antara lain meliputi:

1.1.1.5.1 Unsur-unsur Yang Berasal Dari Dalam Perusahaan:


1. Pemegang saham.
2. Direksi.
3. Dewan komisaris.
4. Karyawan.
5. Manajer.
6. Komite audit.

1.1.1.5.2 Unsur-unsur Yang Berasal Dari Luar Perusahaan:


1. Investor.
2. Institusi penyedia informasi.
3. Kecukupan undang-undang hukum.
4. Pemberi pinjaman.
5. Akuntan publik.
6. Intitusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan.
7. Lembaga yang mengesahkan legalitas.

21
1.1.1.6 Manfaat dari penerapan Good Corporate Governance berdasarkan KNKG
tahun 2012 antara lain:
1. Menjadikan perusahaan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang harus diambil

sebagai pertanggungjawaban kepada stakeholders.


2. Mengatur kemungkinan adanya resiko dalam perusahaan.
3. Menjadikan perusahaan dapat meyakinkan stakeholders dengan pengelolaan

perusahaan yang tepat maka membuat perusahaan lebih dapat bersaing yang

dilengkapi dengan adanya daya tahan yang kuat.


4. Memaksa perusahaan untuk dapat bekerja secara terbuka dan profesional.
5. Mempercepat perusahaan untuk dapat mencapai visi, misi serta tujuannya.
6. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan suatu perusahaan.

1.1.1.7 Mekanisme Good Corporate Governance berdasarkan KNKG tahun 2012:


1. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan hak atas saham perusahaan yang

dimiliki oleh direktur perusahaan tersebut.

2. Proporsi dewan komisaris independen

Proporsi dewan komisaris independen adalah dewan komisaris yang tidak

mempunyai hubungan kepemilikan saham, kepengurusan, keuangan maupun

hubungan keluarga dengan dewan komisaris lainnya yang dapat menjadi pengaruh

untuk ia tidak bertindak independen dalam melakukan tugasnya yaitu sebagai

pengawas kinerja manajemen perusahaan secara independen.

3. Jumlah komite audit

Jumlah komite audit adalah jumlah dari komite audit yang ada dalam

perusahaan yang biasanya diutamakan dalam perhitungan bila berjumlah 3 anggota

atau lebih dalam perusahaan.

22
1.1.1.8 Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia:
Semua perusahaan besar yang telah go public dengan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan Bursa Efek Australia wajib menerapkan Good Corporate Governance.

Penerapan Good Corporate Governance mempunyai tujuan untuk dapat melindungi

kepentingan investor terutama pemegang sahamnya. Penerapan Good Corporate Governance

di Indonesia melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang sangat berperan penting tetapi

pelaksanaannya yang sangat rendah maka sering menimbulkan kerugian besar sampai

membuat perusahaan menjadi bangkrut karena pelaksanaan Good Corporate Governance di

Indonesia masih jauh dari yang seharusnya maka menghasilkan kerugian bagi perusahaan

yang sangat tidak diharapkan.

1.1.1.9 Penerapan Good Corporate Governance di Australia


Penerapan Good Corporate Governance serta prakteknya terus berperan penting

dalam penentuan biaya modal di pasar modal global maka perusahaan-perusahaan di

Australia dianjurkan untuk dilengkapi dengan adanya penerapan Good Corporate

Governance guna agar dapat bersaing secara global dan mempertahankan kepercayaan

investor baik di Australia maupun juga di luar negeri lainnya.

Praktek Good Corporate Governance di Australia dimulai dari posisi yang kuat tetapi

tetap harus terus ditijau untuk memastikan bahwa mereka terus mencerminkan perkembangan

lokal dan internasional serta mempromosikan standar transparansi yang tinggi tentang

praktek Good Corporate Governance dari entitas yang terdaftar di Bursa Efek Australia.

Usaha perusahaan Australia untuk dapat memahami harapan stakeholders serta untuk

menjaga kepercayaan investor maka ASX menyelenggarakan ASX Corporate Governance

Council pada bulan Agustus 2002 dengan dilengkapi tujuan utamanya ialah untuk

mengembangkan praktek internasional.

23
Australia adalah salah satu negara yang mempergunakan sistem voluntary corporate

governance. The Australia Stock Exchange Corporate Governance Council menyatakan

bahwa the Principles of Good Corporate Governance and the Best Practice

Recommendation mempergunakan sistem voluntary perusahaan yang terdaftar di bursa efek

Australia tetapi diperbolehkan untuk tidak memenuhi ketentuan yang diamanatkan oleh kode

corporate governance dengan harus memberikan alasan yang tepat mengapa perusahaan

tersebut tidak mematuhinya. Oleh karena itu, sistem Australia berlandaskan kepada prinsip

dasar “if not why not” maka para pembuat kode Australia memberikan kebebasan kepada

perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Australia untuk membangun sistem

milik mereka sendiri dalam menjalankan bisnis selama mereka dapat memberikan alasan

yang masuk akal mengapa mereka tidak mematuhi prinsip yang tertuang dalam kode tersebut.

1.1.2 Auditing
Auditing berasal dari kata audit yang artinya pemeriksaan dimana orang yang

melakukan tindakan pemeriksaan tersebut dikenal dengan istilah Auditor.

1.1.2.1 Pengertian Auditing


Auditing berdasarkan pernyataan Agung Mujtaba menyatakan bahwa auditing

merupakan sebuah jasa yang dilakukan oleh seorang Auditor untuk memeriksa serta

mengevaluasi keberadaan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan klien.

1.1.2.1.1 Pengertian Auditing menurut pendapat para ahli


Ada beberapa pendapat tentang pengertian auditing yang diungkapkan oleh para ahli

antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Sukrisno Agoes

Auditing merupakan suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan secara

sistematis serta kritis yang dilaksanakan oleh pihak independen atas laporan keuangan

24
yang disusun oleh pihak manajemen yang telah dilengkapi dengan keberadaaan

catatan berupa pembukuan bukti lainnya bertujuan untuk dapat memberikan pendapat

tentang kewajaran laporan keuangannya.

2. Menurut Alvin A.Arens, Mark S.Beaslev

Auditing merupakan evaluasi keberadaan bukti berisikan informasi untuk

menentukan apakah informasi tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan selain itu auditing harus dilakukan oleh pihak yang berwenang juga

independen (tidak terikat oleh pihak manapun).

3. Menurut Konrath

Auditing merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis serta

objektif dalam memeriksa bukti yang ada tentang berbagai kegiatan ekonomi yang

telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan keberadaan hasilnya

dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Menurut PSAK

Auditing merupakan proses yang sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi adanya bukti yang dikumpulkan tentang aksi ekonomi yang dilihat

tentang bagaimana hubungan asersi dengan kenyataan yang ada dan juga telah

ditetapkan yang harus disampaikan hasilnya dengan pihak yang berkepentingan.

5. Menurut A Statement of Basic Auditing Concept

Auditing merupakan suatu sistem yang dilakukan secara sistematis untuk

menilai adanya bukti audit yang disajikan dengan objektif tentang kesesuaiannya

25
dengan kriteria yang ditetapkan dimana hasilnya akan dikomunikasikan kepada para

pemangku kepentingan.

6. Menurut Boyton
Auditing merupakan proses sistematis dengan mengevaluasi bukti-bukti

objektif yang berisikan derajat kesesuaian asersi dengan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya yang hasilnya disampaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

1.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai laba yang

sering dikenal dengan perbandingan keuntungan dengan modal yang telah digunakan oleh

perusahaan itu sendiri. Hal tersebut mempunyai tujuan yaitu sebagai hasil tolak ukur yang

merupakan gambaran dari kualitas kinerja manajemen yang menunjang kesuksesan suatu

perusahaan.

1.1.3.1 Pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli:


Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni pada tahun 2005 menyatakan profitabilitas

merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang berhubungan

dengan penjualan atas aktiva.

Menurut Brigham dan Houston pada tahun 2001 menyatakan profitabilitas merupakan

hasil bersih yang didapat dari serangkaian keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Sartono pada tahun 2001 menyatakan profitabilitas merupakan kemampuan

dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan yang

hubungannya dengan modal perusahaan itu sendiri.

26
1.1.3.2 Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor

agar dapat memutuskan untuk mereka yakin menanamkan saham di perusahaan tersebut.

Rasio profitabilitas dapat diukur dengan salah satu indikator penting berupa Net Profit

Margin (NPM). Net Profit Margin (NPM) adalah salah satu yang terdapat dalam rasio

profitabilitas yang sering digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan kegiatan penjualan dimana rumus NPM yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

NPM = (Net Income atau Net Loss/Sales) x 100%

Keterangan:
Net Income atau Net loss = keuntungan atau kerugian yang sudah dipotong pajak.
Sales = Total dari penjualan telah dilakukan dalam perusahaan.
1.1.4 Perusahaan Sektor Pertambangan
Sebelum membahas tentang perusahaan sektor pertambangan akan membahas tentang

perusahaan terlebih dahulu. Perusahaan pada umumnya berawal dari perusahaan kecil yang

seiringnya waktu akan berkembang menjadi perusahaan yang besar serta dikenal banyak

orang. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut

juga semakin melonjak dimana banyak orang yang berminat untuk menanamkan sahamnya

ke perusahaan tersebut.

1.1.4.1 Perusahaan

1.1.4.1.1 Pengertian Perusahaan menurut beberapa sumber:


Ilmu ekonomi mengungkapkan bahwa perusahaan merupakan suatu kegiatan ekonomi

yang telah dijalankan sebagai organisasi produksi yang mempunyai tujuan untuk

mengikutsertakan sumber ekonomi dengan menyediakan barang atau jasa sesuai kebutuhan.

27
Kansil mengungkapkan bahwa perusahaan merupakan setiap bentuk badan usaha

yang menjalankan setiap jenis usaha yang didirikan serta berkedudukan dalam wilayah

Indonesia dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Swastha dan Sukotjo menyatakan bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi

produksi yang menggunakan sumber ekonomi guna memuaskan kebutuhan masyarakat

dengan cara yang menguntungkan.

Prof. Molengraff menyatakan bahwa perusahaan merupakan keseluruhan perilaku

yang berlangsung secara terus menerus untuk mendapat penghasilan dengan cara

memperdagangkan barang-barang dan mengadakan perjanjian perdagangan.

Polak menyatakan bahwa perusahaan merupakan keberadaannya didukung dengan

adanya perhitungan tentang laba rugi yang dapat diduga sebelumnya yang kemudian dicatat

dalam pembukuan.

Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa perusahaan merupakan tempat

terjadinya proses produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi.

Berdasarkan pendapat pengertian perusahaan dari beberapa sumber maka dapat

dinyatakan bahwa perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi

barang atau jasa yang didorong oleh banyaknya kebutuhan masyarakat dimana untuk

menghasilkan barang yang siap untuk dikonsumsi maka perusahaan perlu bahan baku,

peralatan serta tenaga kerja yang membutuhkan sejumlah biaya yang disebut dengan biaya

produksi.

1.1.4.1.2 Perusahaan Sektor Pertambangan


Perusahaan sektor pertambangan merupakan suatu badan usaha yang dapat

memproduksi suatu jenis barang yang secara umum mempunyai tujuan sama seperti

28
perusahaan pada umumnya yaitu agar dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya yang

didukung juga dengan adanya tenaga ahli pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan

merupakan salah satu sektor yang menjadi pendorong kemajuan perekonomian di negara.

1.1.5 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan


Dengan perusahaan menerapkan Good Corporate Governance maka akan dapat

membantu perusahaan ke arah yang lebih baik dari sudut pandang kualitas kinerja perusahaan

yang bagus yang dapat menunjang perusahaan untuk berhasil mencapai tujuan utamanya.

Praktek Good Corporate Governance mampu membawa beberapa manfaat bagi perusahaan

dimana manfaat tersebut antara lain mengurangi ada banyaknya resiko yang dapat disebabkan

dari pihak dewan direksi dalam membuat keputusan yang selalu menguntungkan dirinya

sendiri, meningkatkan kinerja yang ada dalam perusahaan serta dapat menjadi pendorong

kepercayaan investor agar memutuskan untuk menanamkan dananya pada perusahaan

tersebut. Semakin bagus penerapan Good Corporate Governance maka perusahaan tersebut

dinilai mempunyai profitabilitas yang bagus, keputusan pihak manajemen perusahaan yang

bagus yang akan mendorong perusahaan untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan

tersebut.

1.1.6 Penelitian Terdahulu


Tabel 1 Penelitian Terdahulu

Judul Nama Penulis Kesimpulan dari penelitiannya


Pengaruh Penerapan Good Azhar, Ibnu Peneliti melakukan penelitian tersebut
Corporate Governance Austrindanney dengan menggunakan variabel skor
Terhadap Profitabilitas sina (2010). penerapan GCG sebagai indikator GCG
Pada Perusahaan Go Public dan menggunakan Return On Assets
di Indonesia. (ROA) sebagai indikator kinerja keuangan
perusahaan dimana variabelnya bersifat

29
kausalitas dengan menggunakan sampel
berupa perusahaan yang termasuk dalam
pemeringkatan CGPI dengan pemilihan
sampel dengan penggunaan metode
purposive sampling berdasarkan laporan
keuangan tahunan dari tahun 2007 sampai
2009 dimana pengujian hipotesisnya
dilakukan dengan metode statistik melalui
analisis regresi sederhana yang hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa GCG
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
secara parsial namun ROA disini tidak
dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
Pengaruh Faktor–faktor Abdul Rahim Peneliti melakukan penelitian tersebut
Corporate Governance Sangadji (2012). dengan tujuan ingin mengetahui faktor-
Terhadap Profitabilitas faktor corporate governance terhadap
Perusahaan Publik Yang profitabilitas perusahaan publik yang telah
Tercatat Di Bursa Efek tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
Indonesia Tahun 2011 tahun 2011 dengan sampel yang berjumlah
(Studi Empiris 50 sebanyak 50 perusahaan dengan
Perusahaan). menggunakan perhitungan rumus ROA
sebagai indikator pengukuran
profitabilitas. Faktor corporate
governance peneliti menggunakan
komisaris independen, komite audit,
auditor eksternal, dan kepemilikan asing.
Peneliti dalam penelitian tersebut
menggunakan regresi linier dengan
bantuan SPSS 17,0. Hasil dari penelitian
komisaris independen tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja
profitabilitas, komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, auditor eksternal tidak

30
berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas, kepemilikan asing tidak
akan berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas, top saham tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas serta leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
How Important is Maria Aluchna Peneliti melakukan penelitian tersebut
Corporate Governance? (2009). dengan tujuan untuk mengetahui adanya
Best Practices in Poland. hubungan antara kepatuhan terhadap tata
kelola perusahaan serta praktek yang
terbaik dalam kinerja perusahaan
Polandia. Penelitian tersebut
menggunakan analisis regresi tata kelola
perusahaan peringkat kepatuhan dan
menggunakan sampel berupa perusahaan
publik Polandia yang telah terdaftar pada
tahun 2004 -2006. Penelitian menjabarkan
dengan mematuhi tata praktek korporasi
terbaik yang ada pada Polandia dikaitkan
dengan Return On Investment (ROI).
Dalam penelitian tersebut terjadi
perubahan yang negatif tetapi secara
statistik termasuk tidak signifikan tahun
kedua dan ketiga, sedangkan berubah
positif tetapi secara statistik tidak
signifikan dimana peneitian tersebut
membahas tentang penerapan standar tata
kelola perusahaan merupakan proses yang
kompleks dalam hal biaya, aktivisme
investor serta kesadaran perusahaan.
Development of Heiko Spitzeck Peneliti melakukan penelitian tersebut
governance structures for (2009). untuk membentuk struktur perusahaan

31
corporate responsibility. yang berguna sebagai pendukung
meningkatnya kualitas tanggung jawab
perusahaan pada mekanisme tata kelola
perusahaan. Peneliti memperoleh
kumpulan data dari Komunitas Indeks
tanggung jawab perusahaan untuk
mengetahui bentuk tanggung jawab
perusahaan pemerintahan. Penelitian
tersebut menggunakan 51 perusahaan yang
terdapat di dalam indeks tahun 2002. Hasil
penelitian tersebut berupa tiga temuan
yang antara lain: terdapat peningkatan
adanya kepemimpinan CEO sebagai
tanggung jawab perusahaan, struktur tata
kelola perusahaan yang berkembang
dengan seiringnya waktu saat ini semakin
menggunakan adanya komite tanggung
jawab perusahaan dimana penggunaan
komite tanggung jawab perusahaan pada
tahun 2002 hanya 15% sedangkan pada
tahun 2008 meningkat sebanyak lebih dari
60%, adanya penggunaan komite
tanggung jawab perusahaan membuat
perusahaan menjadi lebih unggul.
Corporate governance, Ferdinand Peneliti melakukan penelitian tersebut
quality reporting, and Siagian, Sylvia V. dengan tujuan untuk mengetahui apakah
corporate value: Evidence Siregar, Yan hubungan antara praktek tata kelola
from Indonesia. Rahadian (2013). perusahaan dan kualitas laporan dengan
nilai perusahaan di Indonesia. Peneliti
menggunakan sampel pada perusahaan-
perusahaan publik di Indonesia. Peneliti
menggunakan indeks tata kelola perusahan
sebagai pengukur praktek tata kelola
perusahaan. Peneliti menggunakan indeks

32
kualitas pelaporan sebagai pengukur
adanya kualitas pelaporan perusahaan.
Hasil penelitian tersebut menyatakan ada
hubungan positif antara tata kelola
perusahaan dengan nilai perusahaan yang
artinya bagi perusahaan yang menerapkan
tata kelola perusahaan dengan baik maka
mempunyai nilai tinggi sedangkan peneliti
juga menyatakan ada hubungan negatif
pada kualitas pelaporan dengan nilai
perusahaan yang artinya perusahaan
dengan nilai yang lebih rendah cenderung
untuk mengungkapkan informasi lebih
lanjut yang konsisten dari perusahaan
dengan
nilai lebih tinggi.

1.2 Kerangka Pikiran

Kepemilikan
Manajerial

Proporsi Dewan
Net Profit
Komisaris
Margin sebagai
Independen
indikator
pengukur
Jumlah Komite Profitabilitas
Audit

Gambar 1 Kerangka Pikiran

1.3 Pengembangan Hipotesis

33
Peneliti melaksanakan penelitian ini dengan adanya beberapa dugaan atas penelitian

sebagai dasar dilakukannya penelitian ini yang diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi analisis tentang apakah penerapan Good Corporate Governance (kepemilikan

manajerial, proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite audit)

mempengaruhi profitabilitas dengan pengembangan hipotesisnya sebagai berikut:


H01 : Kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor

pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek

Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


Ha1 : Kepemilikan manajerial mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor

pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek

Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


H02 : Proporsi dewan komisaris independen tidak mempengaruhi profitabilitas

pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku

sektor pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa

Efek Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


Ha2 : Proporsi dewan komisaris independen mempengaruhi profitabilitas pada

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor

pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek

Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


H03 : Jumlah komite audit tidak mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor

pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek

34
Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


Ha3 : Jumlah komite audit mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor

pertambangan batubara yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek

Australia periode tahun 2009 sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas

menggunakan perhitungan rasio NET PROFIT MARGIN (NPM).


2. Bagi analisis tentang apakah ada perbedaan profitabilitas pada perusahaan batubara

yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia dengan

pengembangan hipotesisnya sebagai berikut:


H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang

bergerak di bidang industri penghasil bahan baku sektor pertambangan batubara yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia periode tahun 2009

sampai 2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas menggunakan perhitungan rasio

NET PROFIT MARGIN (NPM).


Ha : Ada perbedaan profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di

bidang industri penghasil bahan baku sektor pertambangan batubara yang telah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia periode tahun 2009 sampai

2011 berdasarkan pengukuran profitabilitas menggunakan perhitungan rasio NET

PROFIT MARGIN (NPM).

35

Anda mungkin juga menyukai