Dalam Sebuah Ilmu Akuntansi mengenal adanya suatu penyusutan atau penurunan nilai sebuah
aktiva yang memiliki umur lebih lama.
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak digunakan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Jenis-jenis penyusutan :
1. Depresiasi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasu
penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
2. Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak
cipta, dan lain lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi.
3. Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan
tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang
digunakandalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah
deplesi, deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke
periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode
satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang
dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi adala sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi
selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil
residu, tafsiran perolehan, dll.
http://anitaayud.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-depresiasiamortisasi-dan.html
DEPRESIASI, DEPLESI, DAN AMORTISASI
Pengeluaran dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu pengeluaran investasi (capital expenditure) dan
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan dalam perioda pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran investasi adalah
pengorbanan untuk memperoleh aktiva yang manfaatnya dinikmati dalam jangka panjang (lebih dari
setahun).
Mengalokasi kos aktiva tetap selain tanah ke tahun-tahun yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut
dikenal sebagai penyusutan. Kalau yang dialokasi seperti itu adalah kos sumber alam, maka
pengalokasiannya disebut deplesi; jika alokasinya untuk aktiva tak berwujud, maka disebut amortisasi.
JUMLAH PENYUSUTAN
Besar kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh empat variabel
kos, taksiran umur ekonomis, taksiran nilai residu, dan pola penggunaan aktiva tetap.
a. Kos. Kos aktiva tetap meliputi harga faktur bersih yaitu setelah dikurangi potongan tunai bila ada,
ditambah seluruh biaya yang dikorbankan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut sampai
dalam kondisi siap pakai.
b. Taksiran umur ekonomis. Taksiran umur ekonomis adalah taksiran jumlah periode waktu yang
diperkirakan dapat menerima manfaat aktiva tetap secara ekonomis.
c. Taksiran nilai residu. Taksiran nilai residu adalah jumlah rupiah yang diharapkan dapat direalisasi pada
saat aktiva tetap diberhentikan. Selisih antara kos dan taksiran nilai residu merupakan kos yang akan
disusut (depreciable cost).
d. Pola penggunaan. Agar dapat menandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (proper matching
costs against revenues), maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aktiva tetap selama umur
ekonomisnya. Biaya penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aktiva tetap
setepat mungkin.
METODE PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus (atas dasar waktu)
Metode garis lurus menetapkan biaya penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang
sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Misalnya, mesin giling dengan kos sebesar Rp. 6.000.000. taksiran umur ekonomis 10 tahun, taksiran
nilai residu Rp. 500.000. penyusutan per periode/tahun adalah:
Rp6.000.000 – Rp500.000
10
= Rp550.000.
Kebaikan metode garis lurus adalah bahwa perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan
untuk aktiva tetap yang penggunaannya dari periode ke periode relatif sama, misalnya gedung kantor,
meubelair kantor, dan air conditioner.
DEPLESI
Deplesi merupakan alokasi kos perolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima
manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa
biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Deplesi untuk
setiap unit dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kos perolehan – nilai residu
Biaya Deplesi/unit =
Taksiran unit yg tersedia
PENYAJIAN DI NERACA
Aktiva tetap dilaporkan secara terpisah dari aktiva tidak berwujud dan sumber alam. Aktiva aktiva tetap
selain tanah aktiva tak berwujud, dan sumber daya alam dinilai sebesar nilai bukunya, adapun tanh
dinilai sebesar kos perolehannya. Penyajiannya urut berdasarkan kekekalannya. Tanah, misalnya,
disajikan terlebih dahulu dari gedung dan dinilai sebesar kos perolehan
http://luluritasari.blogspot.co.id/2010/05/depresiasi-deplesi-dan-amortisasi.html
PENYUSUTAN
A. Pendahuluan
Penyusutan adalah biaya perolehan atau sebagian besar harga perolehan suatu aktiva tetap
selama masa manfaat aktiva itu. Adapun definisi lain dari penyusutan ( defreciation ) sebagai suatu proses
akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva terwujud ke beban dengan cara sistematis dan rasional
selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari pengguna aktiva tersebut.
Besar penyusutan untuk setiap periode dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu :
W = dasar penyusutan
Rk = biaya penyusutan pada tahun k
Sedangkan akumulasi penyusutan ( DK ) dan nilai baku ( BK ) dinyatakan dengan persamaan berikut :
Dk = k Rk ............................. ( 5. 2)
Bk = C – k Rk ............................. ( 5.3 )
Contoh 5.1 :
Pada tanggal 1 januari 2004 PT. Suka Makmur membeli sebuah mesin seharga Rp 40.000.000,- untuk
memperlancarkan produksi. Umur ekonomis tersebut diperkirakan 5 tahun dan nilai sisanya Rp
4.000.000,-. Hitunglah biaya penyusutan pertahun apabila digunakan metode garis lurus dab buat tabel
penyusutan ?
Jawab :
C = Rp 40.000.000,-
S = Rp 4.000.000,-
N = 5 tahun
W=C–S
= Rp 36.000.000
Tahun Dasar penyusutan Penyusutan Akumulasi Nilai baku
penyusutan
40.000.000,-
................................... ( 5.4 )
Mencari biaya penyusutan dan nilai buku aktiva secara lengkap per akhir tahun dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1 Dc C – cd = ( 1 – d ) c
2 D(1–d)c (1–d)c–d(1–d)c=
3 D
K D
Maka nilai buku aktiva pada akhir tahun k akan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Bk = ................................. ( 5.6 )
Sedangkan nilai akumulasi penyusutan ( Dk ) pada akhir tahun k dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
Dk = C - ................................. ( 5.7 )
Contoh 5.2
Sebuah mobil dengan harga perolehan Rp 300.000.000,-. Disusutkan dengan metode saldo menurun
dengan tarif 30 %. Buatlah tabel penyusutan untuk 3 tahun pertama, kemudian nilai buku pada akhir
tahun ke 4 dan penyusutan untuk tahun ke 5 ?
Jawab :
c = Rp 300.000.000,-
d = 0,3
300.000.000,-
Nilai B4 =
Rk = d x C
Untuk penyusutan tahun akhir pembuatan nilai penyusutan harus dikalikan. Untuk kita mendapat nilai
sisa sesuai dengan yang diterapkan.
Contoh 5.3
Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp 410.000.000,- disusutkan selama 5 tahun. Nilai sisa
peralatan ini setelah berakhir masa manfaatnya diperkirakan adalah Rp 10.000.000,-. Buatlah table
penyusutan jika digunakan metode saldo berganda.
Jawab :
C = Rp 410.000.000,- n = 5 tahun
S = Rp 10.000.000,- d = 40 %
410.000.000
Contoh 5.4
Pada tanggal 2 januari 2002 PT. Millenium membeli peralatan komputer seharga Rp 5.000.000,- yang
memiliki manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp 500.000,- apabila perusahaan memakai metode akhir tahun
untuk menghitung biaya penyusutan. Hitunglah biaya penyusutan tiap tahun dan tampilakn tabelnya ?
C = Rp 5.000.000,-
S = Rp 500.000,-
W = C – S = Rp 4.500.000,-
N = 5 tahun
= Rp 1.500.000,-
= Rp 1.200.000,-
= Rp 900.000,-
= Rp 600.000,-
= Rp 300.000,-
5.000.000,-
Rk = tarif x W ............................... ( 5. 10 )
Contoh 5.5
Sebuah mesin seharga Rp 15.000.000,- diestimasikan memiliki massa manfaat selama 5 tahun dengan
nilai sisa Rp 2.500.000,-. Mesin tersebut diperkirakan mampu bekerja selama 20.000 jam. Jika diasumsikan
unit produksi aktual dari mesin tersebut selama 5 tahun adalah : 5.000 jam, 4.500 jam, 3.900 jam, 3.500
jam, dan 3.100 jam dan perusahaan memakai metode unit produksi dalam menghitung biaya penyusutan
per tahun, hitunglah :
a. Dasar penyusutan ?
b. Tarif penyusutan per jam ?
c. Biaya penyusutan per tahun dan tabelnya ?
Jawab :
C = Rp 15.000.000,-
S = Rp 2.500.000,-
a. Dasar penyusutan\
W=C–S
= Rp 15.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 12.500.000,-
15.000.000
http://info-rumusmatematika.blogspot.co.id/2012/10/makalah-penyusutan-dalam-
ekonomi_7867.html