Anda di halaman 1dari 28

A.

Anatomi Fisiologi Partus Normal

1. Uterus

Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka belakang,
ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya terdiri dari otot-otot
polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal dinding 1,25
cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi.Uterus terdiri dari
fundus uteri, korpus dan serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian proksimal dari uterus,
disini kedua tuba falopii masuk ke uterus.Korpus uteri adalah bagian uterus yang
terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang.Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri. Serviks uteri
terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan pars supravaginalis servisis uteri. Saluran
yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis.
Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan :
1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam
2) Miometrium, lapisan tebal otot polos
3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.
Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan
banyak pembuluh darah yang berkelok.
Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid
pada seorang wanita dalam masa reproduksi.Dalam masa haid endometrium sebagian
besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam
masa sekretorik.Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar
berbentuk longitudinal.Diantara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk
anyaman, lapisan ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir,
kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah.Uterus ini sebenarnya mengapung dalam
rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi
dengan baik.

2. Tuba Falopii
Tuba falopii terdiri atas :
1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus.
2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit.
3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.

1
4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai
fimbrae.

3. Fimbrae
Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian disalurkan ke
dalam tuba.Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian
dari ligamentum latum.Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot
longitudinal dan otot sirkuler.Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-
lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk
menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang
ditimbulkan oleh getaran silia tersebut.

4. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar 4 cm,
lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf.

B. Definisi Partus Normal

1. Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).

2. Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Mitayani, 2009).

3. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

C. ETIOLOGI

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya
merupakan teori – teori kompleks antara lain :

1. Teori penurunan hormon

2
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum
partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron
turun.

2. Teori plasenta menjadi tua


Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3.Distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4.Teori iritasi mekanik


Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

5.Induksi partus (Induction of labour)


Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan
merangsang fleksus Frankerhauser Amniotomi : pemecahan ketuban
Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

D. Patofisiologi Proses Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1. Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

3
2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Dapat dibedakan menjadi tiga fase :

a) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam


b) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
c) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum
uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis
baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan pendataran
terjadi dalam saat yang sama.

2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda
dan gejala kala dua persalinan :

a) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi


b) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
c) Perineum terlihat menonjol
d) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :

4
a) Pembukaan serviks telah lengkap
b) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.

3. Kala III

Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

1) Fisiologi kala tiga

Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba
setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian
dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
bagian atas vagina.

2) Tanda – tanda lepasnya plasenta

a) Perubahan ukuran dan bentuk uterus


b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah tiba – tiba

Kala III terdiri dari 2 fase :

1) Fase pelepasan uri

Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

 Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang
lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri
mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini
biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
 Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan
mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri

 Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat
diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju
artinya sudah lepas.

5
 Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas.
Diam atau turun artinya lepas.
 Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya
belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.

4. Kala IV

Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :

a) Tingkat kesadaran ibu


b) Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan, Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 – 500 cc.

Mekanisme Persalinan

Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan pelvis ibu yakni
penurunan,fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan pengeluaran. Diantaranya :

1. Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP

2. Decent, turunnya kepala janin ke PAP

3. Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar maka makin
fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian
terbawah janin, mengakibatkan masuknya kepala janin dengan diameter terkecil melewati
jalan lahir terkecil melewati jalan lahir.

4. Internal rotation

Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala janin dengan
bentuk jalan lahir

5. Extentition

6
Setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput, dahi, hidung,
mulut, dagu

6. External rotation (Putaran kepala mengikuti putaran bahu)

7. Expultion (Pengeluaran bahu dan badan janin)

F. Bentuk Persalinan

1. Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.

2. Persalinan Bantuan

Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep
atau dengan dilakukan sectio sesario.

3. Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power / Tenaga

Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi
sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi
mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II
persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi
yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.

2. Passages/Lintasan

Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk
dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh
struktur dasar panggul dan sekitarnya.

3. Passanger

7
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena
ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan
cairan ketuban atau amnion.

4. Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak
sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan
dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.

E. Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala) dalam Persalinan

Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki


“bulannya”atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory
stage of labor). Inmemberikan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.

2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.

4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus,
kadang-kadang disebut “false labor pains”.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah
(bloody show).

8
Perubahan Fisik yang terjadi setelah melakukan persalinan yaitu:

1) Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir,
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-
mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2) Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi
volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil
berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan
setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3) After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri .
4) Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium
siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5) Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel
telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat
karena pengaruh hormon prolaktin.
6) Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih
banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak
busuk.
7) Lochia dibagi dalam beberapa jenis :

9
a) Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor
amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b) Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak
serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c) Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan
tidak berdarah lagi.
d) Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung
leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
8) Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1
jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal
dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.
9) Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu
lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat,
dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar
atau bayi kembar.
10) Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi
cairan extra vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
11) Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan
hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Pengaruh
laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.

12) Perubahan sistem Gastro Intestina;

10
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post
partum. Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum
karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
13) Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut,
hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
14) Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat
dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi.
bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
15) Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24
jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun
keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
16) Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini
akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya
placenta. Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme
kompensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama.
17) Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan
ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan
secara serius.

Pemeriksaan Penunjang

-USG

-Pemeriksaan Hb

11
F.Pemeriksaan Diagnostik

1)Ultrasonografi

Ultrasonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda,anomaly janin,atau melokalisasi


kantong amnion pada amniosintesis.

2)Amniosintesis

Cairan amnion dapat dikirim kelaboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin.

3)Pemantauan janin

Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu dalam mengevakuasi janin.

4)Protein C-reaktif

Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukan peningkatan korioanionitis

5)Hispatologi

G. Diagnosa Keperawatan

1. KALA I (fase laten)

a. Pengakajian

1) Integritas ego Klien tampak tenang atau cemas

2) Nyeri atau ketidaknyamanan Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan

3) Seksualitas

Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari flek
lendir.

12
13
G. Penatalaksanaan

Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara
tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot
dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.

1) Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur

2) Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal ini
agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat

3) Menolong melahirkan kepala

− Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat

− Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi
robekan.

− Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran

4) Melahirkan bayi

b. Periksa tali pusat

Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada
dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak. Melahirkan anak dan anggota
seluruhnya.

1) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)

2) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke atas
untuk melahirkan bahu belakang.

3) Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh
seluruhnya.

c. Merawat bayi

1) Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.

2) Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi

14
3) Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua 2 cm
dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa
betadin atau kasa alkohol 70%

Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan robekan
perinium. Jika ada dilakukan penjahitan.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan

2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan


metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO tujuan intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. Nyeri diharapkan ibu Kaji kontraksi uterus untuk mengetahui
berhubungan mampu dan ketidaknyamanan kemajuan persalinan dan
dengan kontraksimengendalikan (awitan, frekuensi, ketidaknyamanan yang
uterus selamanyerinya durasi, intensitas, dan dirasakan ibu
persalinan gambaran
Kriteria evaluasi : ibu
ketidaknyamanan)
menyatakan
menerima rasa Kaji tentang metode
nyerinya sebagaipereda yang nyeri persalinan bersifat
nyeri
proses fisiologisdiketahui dan dialam unik dan berbeda–beda
persalinan tiap individu. Respon
terhadap nyeri sangat
tergantung budaya,
pengalaman terdahulu
Kaji faktor yang
dapat menurunkan Kurangi dan hilangkan
toleransi terhadap nyeri faktor yang meningkatkan

15
nyeri

2. Kelelahan Diharapkan ibu tidak Kaji tanda – tanda nadi dan tekanan darah
berhubungan mengalami keletihan vital yaitu nadi dan dapat menjadi indikator
dengan tekanan darah terhadap status hidrasi dan
Kriteria evaluasi :
peningkatan energi ibu.
nadi:60-
kebutuhan energi
80x/menit(saat tidak
akibat peningkata Anjurkan untuk
ada his), ibu
n metabolisme relaksasi dan istirahat mengurangi bertambahnya
menyatakan masih
sekunder akibat di antara kontraksi keletihan dan menghemat
memiliki cukup
nyeri selama energi yang dibutuhkan
tenaga
persalinan untuk persalinan

Sarankan suami atau


keluarga untuk
mendampingi ibu dukungan emosional
khususnya dari orang –
orang yang berarti bagi ibu
dapat memberikan
kekuatan dan motivasi
bagi ibu:
Sarankan keluarga
untuk menawarkan dan
memberikan minuman
atau makanan kepada
makanan dan asupan
ibu
cairan yang cukup akan
memberi lebih banyak
energi dan mencegah
dehidrasi yang
memperlambat kontraksi

16
atau kontraksi tidak teratur.

2. KALA II

a. Pengkajian

1) Aktivitas/ istirahat

- Melaporkan kelelahan

- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi

- Lingkaran hitam di bawah mata

2) Sirkulasi Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg

3) Integritas ego Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya

4) Eliminasi Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih

5) Nyeri / ketidaknyamanan

- Dapat merintih / menangis selama kontraksi

- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum

- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit

6) Pernafasan Peningkatan frekwensi pernafasan

7) Seksualitas

- Servik dilatasi penuh (10 cm)

- Peningkatan perdarahan pervagina

- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh

- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan

17
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/
peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama,
hiperventilasi maternal.
2. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan
terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO Tujuan Intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Nyeri b/d tekanan Identifikasi derajatMengklarifikasi
berhubungan denganmekanik padaketidak nyamanan dankebutuhan
tekanan mekanik padapresentasi, dilatasi/sumbernya. memungkinkan
bagian presentasi ,peregangan jaringan, intervensi yang tepat
dilatasi/ peregangan kompresi saraf, pola
jaringan , kompresi saraf,kontraksi semakin
pola kontraksi semakinintensif Pantau catatMemberikan
dan
intense lama, informasi
Tujuan : diharapkanaktivitas uterus pada setiap
hiperventilasi maternal. tentangkemajuan
klien dapatkontraksi.
kontinu, membantu
mengontrol rasa nyeri
identifikasi pola
Kriteria evaluasi : kontraksi abnormal.

Mengungkapkan Informasi tentang


penurunan nyeri perkiraan kelahiran
Menggunakan menguatkan upaya
tehnik yang tepat yang telah dilakukan
untuk Berikan
mempertahan dukungan danberarti
kan control.nyeri. informasi yang
Upaya mengejan
berhubungan dengan
Istirahat diantara spontan yang tidak
persalinan.
kontraksi terus menerus
menghindari efek
negatif

18
Anjurkan klien untuk
mengatur upaya untuk
berkenaandenganpenu
mengejan.
runan kadar oksigen
Bantu ibu untuk memilihibu dan janin
posisi optimal untuk
Posisi yang tepat
mengejan
dengan relaksasi
memudahkan
kemajuan persalinan..

2. Resiko infeksi maternal Kriteria evaluasi : Lakukan perawatanMembantu


b/d prosedur invasive Tidak ditemukanparienal setiap 4 jam. meningkatkan
berulang, trauma tanda-tanda adanya kebersihan ,
jaringan, pemajanan infeksi. mencegah terjadinya
terhadap pathogen, infeksi uterus asenden
persalinan lama atau dan kemungkinan
pecah ketuban sepsis.ah kliendan
janin rentan pada
infeksi saluran
asenden dan
Catat tanggal dan
kemungkinan sepsis.
waktu pecah ketuban.

Dalam 4 jam setelah


ketuban pecah akan
Lakukan pemeriksaan
terjadi infeksi
vagina hanya bila sangat
perlu, denganPemeriksaan vagina
menggunakan tehnikberulang
aseptik meningkatkan resiko
infeksi endometrial..

Pantau suhu, nadi dan sel


darah putih.

Peningkatan suhu
atau nadi > 100 dpm

19
dapat menandakan
infeksi
Gunakan tehnik asepsis
bedah pada persiapan
peralatan.
Menurunkan resiko
kontaminasi.

3. KALA III

a. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat Klien tampak senang dan keletihan

2) Sirkulasi Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengan cepat

- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi

- Nadi melambat

3) Makan dan cairan

Kehilangan darah normal 250 – 300 ml

4) Nyeri / ketidaknyamanan

Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

5) Seksualitas

- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas

- Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan

20
1) Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan
plasenta.

2) Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO Tujuan Intervensi rasional
KEPERAWATAN
1. Risiko cedera (meternal) Risiko cedera Palpasi fundus Memudahkan
b/d posisi selama(meternal) b/d posisiuteri dan masase pelepasan plasenta.
melahirkan/pemindahan, selama perlahan.
kesulitan dengan plasenta. melahirkan/pemindaha
n, kesulitan dengan
Nyeri b/d trauma jaringan,
plasenta. Masase fundus
respon fisiologis setelah Menghindari
secara perlahan
melahirkan. Tujuan : diharapkan rangsangan/trauma
setelah
tidak terjadi cedera berlebihan pada
pengeluaran
maternal fundus.
plasenta.
Kriteria evaluasi:

Tidak terjadi tanda-


tanda perdarahan. Pada pelepasan
Kaji irama
Kesadaran pasien plasenta. Bahaya
pernapasan dan
bagus. ada berupa emboli
pengembangan.
cairan amnion
dapat masuk ke
sirkulasi maternal,
menyebabkan
emboli paru.

Bersihkan vulva Menghilangkan


dan perineum kemungkinan
dengan air larutan kontaminan yang
antiseptik, berikan dapat

21
pembalut perineal mengakibatkan
steril. infesi saluran
asenden selama
periode pasca
partum

Rendahkan kaki Membantu


klien secara menghindari
simultan dari regangan otot..
pijakan kaki.
2. Nyeri b/d trauma jaringan, Nyeri b/d trauma Bantu dengan Pernapasan
respon fisiologis setelah jaringan, responteknik pernapasan membantu
melahirkan. fisiologis setelahselama perbaikan mengalihkan
melahirkan. pembedahan bila perhatian langsung
tepat. dari
Tujuan : diharapkan
ketidaknyamanan,
nyeri hilang atau
meningkatkan
berkurang
relaksasi.
Kriteria evaluasi :
Berikan kompres
Menyatakan nyeries pada perineum
Mengkonstriksikan
berkurang dengansetelah
pembuluh darah,
skala (0-3). melahirkan.
menurunkan
Wajah tampak edema dan
tenang. memberikan

Wajah tampak tidak kenyamanan dan


Ganti pakaian
meringis. anastesi lokal.
dan linen basah.
Meningkatkan
kenyamanan,
hangat, dan
kebersihan.
Bantu dalam
perbaikan Penyambungan

22
episiotomi bila tepi-tepi
perlu. memudahkan
penyembuhan.

4. KALA IV

a. Pengkajian

1) Aktivitas

Dapat tampak berenergi atau kelelahan

2) Sirkulasi

Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada
respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau
HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-
800 ml untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego

Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia

4) Eliminasi (Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis)

5) Makanan/cairan (Mengeluh haus, lapar atau mual)

6) Neurosensori (Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal )

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung
kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor

8) Keamanan (Peningkatan suhu tubuh)

9) Seksualitas

Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan
kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.

23
b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas

2) Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota keluarga

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO Tujuan intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Nyeri akut b/d trauma
1. Kaji sifat dan derajat Membantu
trauma mekanis /mekanis / edemaketidaknyamanan, mengidentifikasi faktor –
edema jaringan,jaringan, kelelahan fisikjenis melahirkan, sifat faktor yang memperberat
kelelahan fisik dandan psikologis, ansietas kejadian intrapartal, ketidaknyamanan nyeri
psikologis, ansietas lama persalinan, dan
Tujuan : Setelah
pemberian anastesia
Perubahan prosesdiberikan asuhan
atau analgesia
keluarga b/d transisi /keperawatan selama …
peningkatan diharapkan pasien dapat
perkembangan anggotamengontrol nyeri, nyeri
Berikan informasi Informasi dapat
keluarga berkurang
yang tepat tentang mengurangi ansietas
Kriteria Evaluasi : perawatan rutin selama berkenaan rasa takut
periode pascapartum tentang ketidaktahuan,
Pasien melaporkan
yang dapat memperberat
nyeri berkurang
persepsi nyeri:
Menunjukkan postur Inspeksi perbaikan
dan ekspresi wajahepisiotomi atau
rileks laserasi. Evaluasi Trauma dan edema
penyatuan perbaikan meningkatkan derajat
Pasien merasakan
luka, perhatikan ketidaknyamanan dan
nyeri berkurang pada
adanya edema, dapat menyebabkan
skala nyeri (0-2)
hemoroid stress pada garis jahitan

24
Berikan kompres es

Es memberikan anastesia
lokal, meningkatkan
vasokontriksi dan
menurunkan
pembentukan edema

Lakukan tindakan
kenyamanan (misalnya
: perawatan mulut,
Meningkatkan
mandi sebagian, linen
kenyamanan, perasaan
bersih dan kering,
bersih
perawatan perineal
periodik)
2.Perubahan proses keluarga Perubahan proses1. Anjurkan pasien Jam-jam pertama setelah
b/d transisi /keluarga b/d transisi /untuk menggendong, kelahiran memberikan
peningkatan peningkatan menyentuh, dan kesemaptan untuk
perkembangan anggotaperkembangan anggotamemeriksa bayi terjadinya ikatan
keluarga keluarga keluarga, karena ibu dan
bayi secara emosional
Tujuan : diharapkan
saling menerima isyarat
keluarga dapat
yang menimbulkan
menerima kehadiran
kedekatan dan
anggota keluarga yang
penerimaan
baru

Kriteria Evaluasi :
Anjurkan ayah untuk
Membantu memfasilitasi
Menggendong bayimenyentuh dan
ikatan / kedekatan di
saat kondisi ibu danmenggendong bayi dan
antara ayah dan bayi.
neonatus membantu dalam
Ayah yang secara aktif
memungkinkan perawatan bayi, sesuai
berpartisipasi dalam
Mendemonstrasikan kondisi
proses kelahiran dan

25
perilaku kedekatan aktivitas interaksi
dengan anak pertama dari bayi, secara
umum menyatakan
perasaan ikatan khusus

Observasi dan catat pada bayi


interaksi bayi –
keluarga, perhatikan
Kontak mata dengan
perilaku untuk
mata, penggunaan posisi
menunjukkan ikatan
menghadap wajah,
dan kedekatan dalam
berbicara dengan suara
budaya khusus
tinggi dan menggendong
bayi dihubungkan

Catat dengan kedekatan antara

pengungkapan / ibu dan bayi


perilaku yang
menunjukkan
Datangnya anggota
kekecewaan atau
keluarga baru, bahkan
kurang minat /
sekalipun sudah
kedekatan
diinginkan menciptakan
periode disekulibrium
sementara, memerlukan
penggabungan anak baru
ke dalam keluarga yang
Terima keluarga dan ada.
sibling dengan senang
hati selama periode
pemulihan bila Meningkatkan unit
diinginkan oleh pasien keluarga, dan membantu
dan dimungkinkan sibling untuk memulai
oleh kondisi ibu / proses adaptasi positif
neonatus dan pada peran baru dan
lingkungan masuknya anggota baru

26
Rasional : dalam struktur keluarga.

27
Daftar Pustaka

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID


Maryunani,Ani 2009.Asuhan Pada Ibu Masa Nifas (Post Partum).Jakarta:TIM.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
NANDA 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan.Jakarta. Prima Medika.
Waspodo, dkk. (2007). Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Wiknjosostro. (2008). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.

28

Anda mungkin juga menyukai