Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MPKT-B PBL 2

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI DKI JAKARTA

Oleh Home Group 5:

ATHA HAMZAH (1506673366)


BAGAS MUHAMMAD (1506674860)
FATHIYA SALSABILA (1506723263)
SHENLY RIATNA ERLIZA (1506672092)
SYAMSU RIJAL EFENDI (1506672685)
YOGI SEPTIANDI (1506673132)

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK

2015
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat -
Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat dalam waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
“Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta”, suatu hal yang sangat penting bagi manus ia
agar manusia mengetahui dampak dan resiko dari penurunan tanah tersebut sehingga berusaha
untuk menjaga dan memanfaatkan alam sebagai tempat kita hidup di Bumi.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah berkaitan tentang
penurunan permukaan tanah dan sekaligus untuk memenuhi tugas PBL-2 mata kuliah MPKT-
B. Dalam proses pendalaman materi “Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta” ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih
kami sampaikan kepada Bapak Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo M.Sc., Ph.D.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberika n
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisa n
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Terimakasih,

Depok, 4 Desember 2015

Kelompok HG 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ .ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................................................... 1


1.2.Perumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3.Tujuan ................................................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Pengertian Penurunan Permukaan Tanah .......................................................................... 3

2.2. Faktor Penyebab Penurunan Permukaan Tanah Secara Umum......................................... 3

2.3. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta Utara .................................................................... 4

2.4. Wilayah di DKI Jakarta yang Mengalami Penurunan Tanah ............................................ 4

2.5. Dampak Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta..................................................... 5

2.6. Cara Menanggulangi Permasalahan Penurunan Tanah di DKI Jakarta ............................ 5

BAB III PEMANTAUAN DENGAN TEKNOLOGI TIK ...................................................... 6

3.1. Teknik Pemantauan Penurunan Tanah .............................................................................. 6

3.2. Sistem GPS (Global Positioning System).......................................................................... 6

3.3. Cara Kerja GPS (Global Positioning System) ................................................................... 7

BAB IV PENUTUPAN ............................................................................................................ 8

4.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 8

4.2. Saran.................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya perkembangan kota akan berdampak pada
perubahan kondisi fisik kota. Semakin besar suatu kota maka semakin kompleks permasalaha n
yang ditimbulkan dan dihadapinya. Salah satunya adalah permasalahan penurunan muka tanah
(land subsidence). Yaitu peristiwa termampatnya suatu lapisan tanah yang disebabkan oleh
beberapa faktor.
Di Indonesia, kota yang mengalami penurunan muka tanah yang parah adalah Jakarta.
Penurunan muka tanah merupakan hal yang serius terutama apabila penurunan tanah terjadi di
daerah pesisir pantai. Kondisi tersebut karena daerah pesisir sangat rentan terhadap tekanan
lingkungan, baik yang berasal dari daratan maupun dari lautan.
Kota Jakarta Utara adalah salah satu kota metropolitan yang memiliki wilayah pesisir
dibagian utara. Penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta Utara seperti di kawasan
Pademangan, Ancol, Penjaringan, Cengkareng, Tanjung Priok, Cilincing, dan Pulogadung
masih terus berlangsung. Data dari Dinas Perindustrian dan Energi menunjukkan, di daerah-
daerah tersebut telah terjadi penurunan lebih dari 100 cm. Penurunan tanah tersebut
dipengaruhi oleh kondisi muka air tanah dan pengaruh konsolidasi. Penurunan muka tanah di
beberapa wilayah setiap tahunnya memang tidak terjadi secara ekstrim, namun apabila
dibiarkan terus menerus akan berdampak pada munculnya kerugian, tidak hanya material tetapi
juga korban jiwa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor penyebab terjadinya
penurunan muka tanah, akibat yang ditimbulkan dari penurunan muka tanah, disertai dengan
cara mengatasi penurunan muka tanah. Pemerintah DKI Jakarta harus segera bertindak untuk
mencari solusi dan upaya untuk menghambat terjadinya penurunan tanah yang berlangsung ini,
mengingat posisinya selain sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia juga
sebagai geostrategis pada jalur lalu lintas ekonomi Internasional. Diperlukan adanya kesadaran
dari masing- masing individu bersama dengan pemerintah untuk bersama-sama mengatas i
masalah penurunan muka tanah.

1.2. Perumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penurunan Permukaan Tanah (land subsidence) ?
2. Apa saja faktor penyebab Penurunan Permukaan Tanah di DKI jakarta?
3. Di mana daerah yang paling rawan terjadi Penurunan Permukaan Tanah di DKI
Jakarta?
4. Apa saja upaya dan solusi yang ditawarkan untuk Pemerintah dalam rangka mengatas i
Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui penyebab terjadinya penurunan tanah di DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara.
2. Mengetahui akibat yang ditimbulkan penurunan tanah di DKI Jakarta.
3. Mengetahui cara mengatasi dan menanggulangi penurunan tanah di DKI Jakarta.

1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah untuk menambah wawasan
kita tentang penurunan permukaan tanah sehingga kita mengetahui dampak dan penyebab dari
kejadian tersebut dan kemudian kita mengetahui langkah dan solusi untuk perbaikan alam
untuk menjadi lebih baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penurunan Permukaan Tanah

Penurunan permukaan tanah adalah turunnya permukaan tanah akibat terjadinya


perubahan volume pada lapisan-lapisan batuan di bawahnya. Penurunan muka tanah (land
subsidence) merupakan suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang didasarkan atas suatu
datum tertentu (kerangka referensi geodesi) dimana terdapat berbagai macam variabel
penyebabnya (Marfai, 2006). Penurunan muka tanah ini secara tidak langsung merupakan
aktivitas pemaksaan memadatkan struktur tanah yang belum padat menjadi padat. Umumnya
terjadi pada daerah yang tadinya berupa rawa, delta, endapan banjir, dsb yang dialihkan fungs i
tataguna lahannya tanpa melakukan rekayasa tanah terlebih dahulu.
2.2. Faktor Penyebab Penurunan Permukaan Tanah Secara Umum

Menurut Whittaker and Reddish (1989), faktor penyebab penurunan muka tanah secara
umum antara lain :
1. Penurunan tanah alami (natural subsidence)
Yaitu penurunan tanah yang disebabkan oleh proses-proses geologi. Beberapa
penyebab terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan menjadi :
a. Siklus geologi
Penurunan muka tanah terkait dengan siklus geologi. Proses-proses yang terlihat dalam
siklus geologi adalah pelapukan (denuation), pengendapan (deposition), dan
pergerakan kerak bumi (crustal movement).
b. Sedimentasi daerah cekungan
Daerah cekungan biasanya terdapat di daerah tektonik lempeng terutama di dekat
perbatasan lempeng. Sedimen yang terkumpul di cekungan semakin lama semakin
banyak dan menimbulkan beban yang bekerja semakin meningkat, kemudian proses
kompaksi sedimen tersebut menyebabkan terjadinya penurunan pada permukaan tanah.
2. Penurunan tanah akibat pengambilan airtanah (groundwater extraction)
Pengambilan airtanah secara besar-besaran yang melebihi kemampuan
pengambilannya akan mengakibatkan berkurangnya jumlah airtanah pada suatu lapisan
akuifer. Hilangnya airtanah ini menyebabkan terjadinya kekosongan pori-pori tanah
sehingga tekanan hidrostatis di bawah permukaan tanah berkurang sebesar hilangnya
airtanah tersebut. Selanjutnya akan terjadi pemampatan lapisan akuifer.
3. Penurunan akibat beban bangunan (settlement)
Tanah memiliki peranan penting dalam pekerjaan konstruksi. Tanah dapat menjadi
pondasi pendukung bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti
tanggul atau bendungan. Penambahan bangunan di atas permukaan tanah dapat
menyebabkan lapisan di bawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut
disebabkan adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau udara
dari dalam pori, dan sebab lainnya yang sangat terkait dengan keadaan tanah yang

3
bersangkutan. Proses pemampatan ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya
penurunan permukaan tanah.

2. 3. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta Utara

Amblasnya jalan RE Martadinata di Jakarta Utara membuat


kondisi Jakarta sebagai ibu kota indonesia di pertanyakan
kembali. Setelah macet dan banjir, kini penurunan tanah
mengancam Jakarta isu pemindahan ibu kota pun kembali
gencar di gulirkan.

Kini penilitian teradap jalan RE Martadinata masih terus di


lakukan, jalan tersebut juga sudah di amankan oleh aparat
kepolisian dengan memasang penutup jalan di kedua sisinya.
Apalagi baru-baru ini jalan RE Martadinata kembali amblas
sedalam 25 cm.

Menurut para peneliti,amblasnya jalan di Jakarta Utara tersebut disebabkan oleh 3 faktor :

1. Penurunan secara alami, karena kondisi batuan yang mengala mi pelapukan dan kondisi
ini diperburuk dengan kecenderungan meningkatnya muka air laut sampai hampir di
sebagian besar kota-kota dunia akibat pemanasan global (global warming).

2. Penurunan karena adanya penyedotan air tanah secara berlebihan.

Pengambilan air bawah tanah menjadi penyebab utama penurunan permukaan tanah di
jakarta. berdasarkan data departemen energi dan sumber daya mineral tahun 2007,
jumlah air tanah terekstraksi mencapai titik tertinggi pada tahun 1995. dari 3000-3500
pompa terpasang, terekstraksi 30-35 juta meter kubik air. tahun berikutnya jumlah
sumur pompa terus meningkat tapi jumlah air terekstraksi semakin menurun. tahun
2007 jumlah pompa yang terpasang 3700 sedangkan jumlah air yang terekstraksi
sebesar 20 juta meter kubik.
3. Penurunan akibat beban dari gedung-gedung yang ada di Jakarta Utara.

Namun di antara faktor-faktor tersebut, penyedotan air tanah secara berlebihan


merupakan faktor penting yang di duga sebagai penyebab amblasnya tanah di Jakarta.

2.4. Wilayah di DKI Jakarta yang Mengalami Penurunan Tanah


Diantaranya yaitu sebagai berikut.
• Jakarta Utara: Muara Angke, Muara Baru, Penjaringan, Pantai Indah Kapuk,
Pademangan, Pantai Mutiara, Ancol
• Jakarta Barat: Cengkareng, Meruya, Kebon Jeruk, Daan Mogot
• Jakarta Pusat: Cikini, MH. Thamrin, Gunung Sahari
• Jakarta Timur: Cibubur, Pulogadung
• Jakarta Selatan: Pondok Indah, Kuningan, Kebayoran

4
2.5. Dampak Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta

Penurunan muka tanah menimbulkan permasalahan lingkungan dan menambah parah


permasalahan yang sudah ada di DKI Jakarta. Dampak yang dapat ditimbulkan diantaranya
adalah :
a. Memperparah banjir dan rob di Kota Jakarta utara
Banjir pasang laut yang melanda kawasan Tanjungpriok merupakan suatu fenomena
alam yang sering terjadi ketika air laut pasang. Wilayah yang sering mengala mi
genangan banjir pasang laut berada di Kelurahan Tanjungpriok dan Kelurahan
Papanggo. Dampak yang terjadi akibat genangan banjir di Kelurahan Tanjungp r iok
sangat mengganggu aktivitas warga. Seperti halnya banjir yang menggenangi Jl. R.E.
Martadinata dan Jl. Selur, Sunteragung, Tanjungpriok dengan ketinggian genangan
kurang lebih sekitar 20 cm atau sebetis orang dewasa.
b. Kerusakan infrastruktur yang berada diatas permukaan tanah.
Pembangunan di Jakarta Utara khususnya di Pelabuhan Tanjung Priuk mengala mi
perkembangan yang sangat pesat sehingga mengakibatkan banyak bangunan berdiri
dan hampir tidak menyisakan kawasan terbuka. Sehingga kerusakan dapat terjadi pada
gedung-gedung dan rumah-rumah, serta infrastruktur seperti jembatan dan jalan,
bahkan dapat menyebabkan meledaknya pipa gas di daerah tersebut.
c. Menimbulkan kerugian ekonomi.
Selain kerugian ekonomi langsung (direct losses), penurunan muka tanah juga
menyebabkan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses) seperti
berkurangnya pendapatan, hilangnya mata pencaharian penduduk, guncangan bisnis,
bahkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi.
d. Menurunkan tingkat kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Banjir dan rob menyebabkan bercampurnya air bersih dan air kotor yang berada di
sekitar pemukiman warga.

2.6. Cara Menanggulangi Permasalahan Penurunan Tanah di DKI Jakarta

Untuk mengatasi dan menanggulangi permasalahan penurunan tanah cukup sulit dan
dapat dilakukan jika semua pihak turut serta berkontribusi dalam upaya penurunan tanah
tersebut. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan tanah yang
terjadi di Jakarta Utara :
a. Memanfaatkan penggunaan penggunaan air bawah tanah (ABT) seperlunya tanpa
melakukan eksploitasi berlebihan dan menggantinya dengan air permukaan sebagai
sumber air baku atau dari PDAM.
b. Membuat kolam pengumpul air hujan, baik di atas maupun bawah permukaan.
c. Pemerintah DKI berupaya untuk meninggikan area yang mengalami penuruna n
permukaan tanah dengan cara menguruknya. Selain itu dilakukan juga dengan cara
meninggikan penghalang atau jeti agar air laut yang meluap ketika pasang tinggi yang
masuk ke wilayah permukaan tidak meluas genangannya dan tidak mengga nggu
aktivitas warga yang tinggal di pesisir utara Jakarta.

5
BAB III

PEMANTAUAN DENGAN TEKNOLOGI TIK

3.1. Teknik Pemantauan Penurunan Tanah

Pada prinsipnya, penuruna n


tanah atau land subsidence suatu wilaya h
dapat dipantau dengan menggunak a n
beberapa metode, baik itu metode-
metode hidrogeologis (e.g. pengamata n
level muka air tanah serta pengamata n
dengan ekstensometer dan piezomete r
yang diinversikan kedalam besaran
penurunan muka tanah) dan metode
geoteknik, maupun metode-metode
geodetik seperti survei sipat datar
(leveling), survei gaya berat mikro,
survei GPS (Global Positioning System),
dan InSAR (Interferometric Synthetic
Aperture Radar).
3.2. Sistem GPS (Global Positioning System)

GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada
pengamatan satelit-satelit Global Positioning System. Prinsip studi penurunah tanah dengan
metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang
dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan
menggunakan metode survei GPS. GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan
tingkat presisi sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial
maupun temporal.
Gambar di bawah ini merupakan perangkat receiver GPS yang dipasang di beberapa titik
pengamatan. Titik-titik tersebut merepresentasikan penurunan tanah karena titik-titik tersebut
berada di daerah yang diduga mengalami penurunan tanah.

Gambar di bawah ini adalah dokumentasi pemasangan sistem GPS kontinyu di daerah Porong
Sidoarjo untuk memantau penurunan tanah (land subsidence) dari hari ke hari.

6
3.3 Cara Kerja GPS (Global Positioning System)

Bagian yang paling penting dalam sistem navigasi GPS adalah beberapa satelit yang
berada di orbit bumi atau yang sering kita sebut di ruang angkasa. Satelit GPS saat ini
berjumlah 24 unit yang semuanya dapat memancarkan sinyal ke bumi yang lalu dapat
ditangkap oleh alat penerima sinyal tersebut atau GPS Tracker. Selain satelit terdapat 2 sistem
lain yang saling berhubungan, sehingga jadilah 3 bagian penting dalam sistem GPS. Ketiga
bagian tersebut terdiri dari: GPS Control Segment (Bagian Kontrol), GPS Space Segment
(bagian angkasa), dan GPS User Segment (bagian pengguna).

1. GPS Control Segment


Control segment GPS terdiri dari lima stasiun yang berada di pangkalan Falcon Air
Force, Colorado Springs, Ascension Island, Hawaii, Diego Garcia dan Kwajalein.
Kelima stasiun ini adalah mata dan telinga bagi GPS. Sinyal-sinyal dari satelit diterima
oleh bagian kontrol, kemudian dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Data
koreksi lokasi yang tepat dari satelit ini disebut data ephemeris, yang kemudian
nantinya dikirimkan ke alat navigasi yang kita miliki.
2. GPS Space Segment
Space Segment adalah terdiri dari sebuah jaringan satelit yang tediri dari beberapa
satelit yang berada pada orbit lingkaran yang terdekat dengan tinggi nominal sekitar
20.183 km di atas permukaan bumi. Sinyal yang dipancarkan oleh seluruh satelit
tersebut dapat menembus awan, plastik dan kaca, namun tidak bisa menembus benda
padat seperti tembok dan rapatnya pepohonan. Terdapat 2 jenis gelombang yang hingga
saat ini digunakan sebagai alat navigasi berbasis satelit. Masing-masingnya adalah
gelombang L1 dan L2, dimana L1 berjalan pada frequensi 1575.42 MHz yang bisa
digunakan oleh masyarakat umum, dan L2 berjalan pada frequensi 1227.6 Mhz dimana
jenis ini hanya untuk kebutuhan militer saja.

3. GPS User Segment


User segment terdiri dari antenna dan prosesor receiver yang menyediakan positioning,
kecepatan dan ketepatan waktu ke pengguna. Bagian ini menerima data dari satelit-
satelit melalui sinyal radio yang dikirimkan setelah mengalami koreksi oleh stasiun
pengendali (GPS Control Segment).

7
BAB IV

PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan

Pengambilan air tanah yang melebihi batas merupakan salah satu penyebab terjadinya
penurunan tanah. pembangunan yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya penurunan tanah khususnya di kota kota besar.

Dampak dari penurunan tanah ini yaitu daerah pesisir jakarta berpotensi terjadi
genangan banjir pasang laut terutama di daerah jakarta utara. wilayah Kecamatan Tanjungp r iok
sangat berpotensi sekali terendam akibat banjir pasang laut. Hal ini dikarenakan daerah tersebut
mempunyai elevasi 0 meter dari permukaan air laut sehingga ketika laut pasang, air akan
meluap dan menggenangi wilayah tersebut.

4.2. Saran

Pemerintah seharusnya lebih peka dan peduli terhadap kerusakan lingkungan terutama
penurunan muka tanah ini. Penurunan yang terus terjadi dan semakin meluas ini dapat di pantau
dengan banyak metode pengukuran tanah, salah satunya menggunakan Global Positioning
System (GPS). Dengan menggunakan GPS penurunan tanah bisa terpantau terus dan cepat di
tanggulangi.

Dan Pemrov DKI Jakarta mempertegas kepada masyarakat Perda tentang pemanfaata n
air tanah yaitu Perda No 10/1998, Perda No 8/2007 tentang Ketertiban Umum, Perda No
17/2010 tentang Pajak Air tanah, dan Perda No 1/2004 tentang air tanah. Hal tersebut bertujuan
supaya pengambilan air tanah dapat dikendalikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://sudeska22.blogspot.co.id/2011/11/penurunan-tanah-jakarta.html
http://nugraharevan.blogspot.co.id/2014/12/dampak-penurunan-permukaan-tanah-di.html
http://geodesy.gd.itb.ac.id/pemantauan- land-subsidence-di-semburan- lumpur-porong-
lapindo-dengan-gps/
http://www.mandalamaya.com/pengertian- gps-cara-kerja- gps-dan- fungsi-gps/

Anda mungkin juga menyukai