Anda di halaman 1dari 4

8\D

SATU

PENDAHULUAN


I 1. UMUM
Sampal kira-kira tabun 1910, sistem-slstern tenaga Iistrlk tldak dlketanahkan. Hal
itu dapat dimengerti karena pada waktu Itu sistem-sistem tenaga Iistrlk masih keeU jadi
bila ada gangguan fasa ke tanah arus gangguan masih keen, dan biasanya masih kurang
dart 5 Amper, Pada umumnya blla arus gangguan Itu sebesar 5 Amper atau lebih keeU,
husw listrlk. yang timbul pada kontak-kontak antara kawat yang terganggu dan tanab
masm dapat padam sendiri.1-10 Tetapi slstern-sistem tenaga itu Makin lama makin besar
baik panjangnya maupun teganga.nnya. Dengan demikian arus yang timbul bUa terjadl
gangguan tanah makin besar dan busur listrlk lru lIdak dapat lag! padam sendlri. Tam-
bahan lagi gejala-gejala b. [I ·IWlII atau 'arcing grounds' semakin menonjoJ. Gejala
busur tanah adalab suatu proses terjadinya pen « ar (clearing) dan .. ,,1I.,I

(restriking) dari busur listrik seeara berulang-ulang. Gejala ini sangat berbahaya karena
dapat menimbulkan tegangan leblh transien yang tinggi yang dapat merusak peralatan.
Oleh karena itu mulai tahun 1910-an pada saat mana sistern-sistem tenaga relatif
mulai besar, ststem-sistem itu tidaJc lag! dibiarkan terapung yang dinamakan ststem delta.
tetapi titik netral sistem ltu dlketanahkan melalul tahanan atau reaktans!. Pengetanahan
ltu umumnya dDakukan dengan menghubungkan netral transformator daya ke tanah,
Metode-metode pengetanahan netraJ dart sistern-ststem tenaga adalah:

pengetanahan ,lIdalullllhullan (resistance grounding],


b. pengetanahan rnelalul rektor reactor grounding),
e. pengetanahan tanpa impedansi (soild grounding),
d. pengetanahan efekuf {effective grounding),
e. pengetanahan dengan reaktor } ang unpedansinya dapat berubah-ubah (reso-
nanr grounding) atau OCllo"t'ln'lh n dengan kurnparan Petersen

Pada sistern-sistem yang tldak diketanahkan atau pada sistem delta, arus gangguan
itu tergantung darllmpedansi kapasitif Z A' Z B dan Zc. yaitu impedansi kapasitif masing-
masing kawat-fasa terhadap tanab. Gambar 1.1. Tetapi bila sistem itu diketanahkan arus
2 /'/ \)1,/ r.1J\/l1I11\ NI TR IL SISTI Wl'E ~ iCA

~---7~~------------------------------~~---------C
r---~~----------------------~~---+---------- B

...
Gambu I-I I rem \':lntI Iklnk dikclwWlI:an dalarn Ie\: dun
UIUl

r---~~n-----------------------~-----+-----------B
r---~~~------,---------~----~----~----------_A

Gambu 1.2_ !i tern )n~ dlk uln;jhk n dalarn ke am ngguan I; war-tan h. IFC aru pn!l!clunn

gangguan itu tidak Jagi tergantung hanya dari impedansi kapasitif kawat-kawat tetapi
juga tergantung pada impedansi alat pengetanahan dan transformator. Gambar 1.2.
Kecuali pada pengetanahan dengan kumparan Petersen. impedansi alat pengetanah-
an ltu sangat kecil dibandingkan dengan impedansi kapasitif Zc <f- = i- + i- +f-),
CAB C
atau dengan kata lain arus gangguan itu tidak lagi tergantung pada impedansi Zo-
Jadi dengan mengetanahkan netral sistem itu arus gangguan jelas menjadl lebih
besar dlbandlngkan dengan arus gangguan paela sistem delta, namun sebaliknya mem-
batasi tegangan pada fasa-fasa yang lidak terganggu. Jadi di dalam menentukan impe-
dansi pengetanahan itu harus diperhatikan hubungan antara besar arus gangguan dan
tegangan yang mungkln timbuJ (lihat Bab 3 pasal 6),
Dari keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penge-
tanahan itu ialah:
.
I. Pada sistem yang besar yang tidak diketanahkan arus gangguan itu relatif
besar (> 5 A) sehiogga busur listrik yang timbuJ tidaJc dapat padam sendiri,
hal mana akan merilinbulkan busur tanah; pada sistem yang diketanahkan
gejaJa tersebut hampir lidak ada.
2. Untuk membatasi tegangan-tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu
(sehat).
Ptndl1hu/uan J

Pada sistem-slstem di bawah 115 KV banyak dipakai pengetanahan melalui kum-


paran Petersen. Terutama di Eropa pengetanahan dengan kumparan Petersen itu telah
dimulal sejak tahun 19oo·an. dan dl Arnerika Serikat tahun 1930·an.
Pada sistem-sistem yang tegangannya lebih Unggi (115 KV ke atas) ada kecende-
rungan menggunakan pengetanahan tanpa irnpedansi atau pengelllnllhan elekrif. (-).
Yang dimaksud dengan pengetanahan efektif iaIah pengetanahan di mana perban-
dingan antara reaktansi urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecU atau sarna
dengan tiga, dan perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih
keeil atau sama dengan satu, untuk tiap titlk pada sistem itu (Xo/X I <; 3; RolX I <; 1).

1.2. JENJS GANGGUAN PADA SISTEM TRANSMISI DAN FAKTOR·FAKTOR


PENYEBABNY A
Dalarn sislem tenaga listrik, bagian yang paling sering terkena gangguan adalah
kawat transrnisinya (kira-kira 70% sId 80% dan seluruh gangguan). Hal ini disebabkan
luas dan panjangnya kawat transrnisi yang terbentang dan yang beroperasi pada kondisi
udara yang berbeda-beda, Pada sistem transmisi, suatu gangguan dapat terjadi disebab-
kan kesalahan rnekanis, therrnis dan tegangan lebih atau karena material yang cacat atau
rusak, misalnya gangguan hubung singkat, gangguan ke tanah atau konduktor yang
putus. Seperti disebut di muka, busur tanah yang menetap merupakan gangguan yang
sangat ditakuti sebab busur tanah yang padarn dan menyala merupakan sumber gelom-
bang berjaJan yang mempunyai muka yang euram yang dapat membahayakan isolui
dati alat-alat instalasi walaupun letaknya jauh dar! litik gangguan. Gangguan yang sering
terjadi ialah gangguan hubung siugkat. Besar dari arus hubung singkat itu tergantung dan
jenis dan sifat gangguan hubung singkat itu, kapasitas dari sumber daya, konfigorasi dirt
sistem, metoda hubungan netral dari trafo, jam gangguan dan unit pembangkit, angka
pengenal dar! peralatan-peraJatan utama dan alat-aJat pembatas arus, larnanya hubung
singkat itu dan kecepatan beraksi dari alat-alat pengarnan.
Gangguan hubung singkat itu tidak hanya dapat merusak peralatan atau elemen-
elemen sirkuit, tetapi juga dapat menyebabkan jatuhnya tegangan dan frekuensi sistern,
sehingga kerja para lei dati unit-unit pembangkit menjadi terganggu pula.
Akibat-akibat yang disebabkan gangguun antara lain:
Menginlerupsi kontinuitas pelayanan daya kepada para konsumen apabila ganggu-
an uu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian- (sirkuit) atau menyebab-
kan keluamya suatu unit pembaogkit.
2 Peourunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kuaUtas tenaga
listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.
3. Peogurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.
4 Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan itu,

(.) Dl Jerman lidak jaTang sis tern 220 KV diketanahkan dengan kurnparan PelC .... n.1
4

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem transmisi


tegangan tinggi lalah:
I Suri« p tir : 'al. 1II'[Q hubung
Dati pengalaman diperoleh bahwa petit sering menyebabkan gangguan pada sistem
tegangan tinggi sampai 150-220 KV. Sedangkan pads sistem di atas 380 KV, yang
rnenjadi sebab utamanya ialah suTja hubung.
., Burung arall daun Jaw
Jika burung atau daun-daun terbang dekat pada isolator gantung dan saluran
transmisi, maka clearance (jarak aman) menjadi berkurang sehingga ada kernung-
kinan terjadi loncatan api.
J. Polus, [debu],
Debu-debu yang menernpel pada isolator merupakan konduktor yang bisa menye-
babkan terjadinya loncatan api,
4. Pohon-pohon yallg tumbuh di drkat salumn transmisi.
5. RLlak·rl.la~· pada tsolator
Dengan adanya retak-retak pada isolator maka secara mekanis apablla ada petir
yang menyambar akan terjadllembus (breakdown) pada isolator .
.Klasiftkasi "a:i gangguan dibedakan dan dua segi yaitu:
Dari macamnya gangguan:
a ( 4·1....;ualldu, 'J'Ill atau '1&8 rasa rnelalui tahap hubung tanah.
b. Gangguan fasa ke fasa.
c. Gangguan dun Iasa tanah,
d. Gangguan saiu fasa ke tanah atau gangguan tanah,
.., Darl lamanya waktu ganggunn .
a. Gangguan permanen,
b. Gangguan temperer.

GOtlP'{IIOII t mpor« r yaitu apabila gangguan terjadi dalam hanya waktu yang singkat
saja di mana kemudian sistem kembali pada keadaan normal. Misalnya gangguan yang dl-
sebabkan oleh petlr auu burung, di mana terjadi loncatan api pada lsclasl udara atau
minyak. Gangguan permanen baru dapat dihilangkan atau diperbaikl setelah baglan yang
terganggu itu diisolir dengan bekerjanya pemutus daya.
Dan pengalaman telah ditunjukkan bahwa makin tinggi tegangan suatu sistem,
frekuensi terjadinya gangguan makin kecll, dan gangguan hubung singkat yang pallng
banyak terjadi adalah gangguan satu-fase ke tanah, eli mana Iaktor penyebabnya yang
palin! sering adalah petit. Tetapi untuk sistem transmisi dl alas 380 KV penyebab Ulama
gangguan biasanya adalah sulja hubung.

Anda mungkin juga menyukai