Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang para profesional diharuskan
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam suatu profesi, selain itu untuk menjalankan
suatu profesi sangat penting adanya etika profesi. Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan
etika, yang di dalam bahasa yunani terdiri dari dua kata yaitu ethos berarti kebiasaan atau
adat, dan ethikos yang berarti perasaan batin atau kecenderungan batin yang mendorong
manusia dalam bertingkah laku.

Dengan adanya etika profesional, auditor diharapkan berperilaku secara benar dan tidak
melakukan perbuatan yang melanggar aturan dan dapat membedakan perilaku etis dan tidak
etis. Meski begitu terkadang pelanggaran tetap saja terjadi. Hal itu dikarenakan kurangnya
pemahaman etika secara memadai. Oleh karena itu aktivitas profesional akuntan publik diatur
oleh kode perilaku profesional AICPA, dan para auditor perusahaan publik juga mendapat
pengawasan dari PCAOB serta SEC. Hal terpenting dari semua tanggung jawab etis akuntan
publik adalah kebutuhan akan independensi. Tanggung jawab etis akuntan publik
diberlakukan oleh AICPA untuk para anggotanya dan oleh dewan akuntansi negara bagian
bagi akuntan publik yang memiliki lisensi.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

1
BAB II

PEMBAHASAN

Etika Prosfesional
Apakah etika itu?
Etika secara garis besar dapat diartikan sebgai serangkaian prinsip atau nilai moral.
Contoh serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditentukan adalah undang undang dan
peraturan, kodeetik bisnis bagi sekelompok profesi seperti akuntan publik, serta kode
perilaku dalam organisasi. Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat
berfungsi secara teratur.
Berikut ini enam nilai inti etis mengenai perilku etis menurut josephson intitute: (arens
2008 :111)
1. Dapat di percaya ( trustworthiness ) , mencakup kejujuran, integritas realibilitas, dan
loyalitas.
2. Penghargaan ( respect ), mencakup gagasan seperti kepantasan, ( civility ),
kesopansantunan ( courtesy ), kehormatan, toleransi, dan penerimaan.
3. Pertanggungjawaban ( respondsibility ), berarti bertanggung jawab atas tindakan
seseorang serta dapat menahan diri.
4. Kelayakan ( fairness ), dan keadilan mencakup isu isu tentang kesamaan penilaian, sikap
tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan.
5. Perhatian ( caring ), berarti sungguh sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain
dan mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan sesama serta
memperlihatkan perbuatan baik.
6. Kewarganegaraan (citizenship ), termasuk kepatuhan pada undang undang serta
melaksanakan kewajiban sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat berjalan
dengan baik, anrtara lai pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di AS, dan
melindungi sumber daya alam yang ada.
Dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis :
1. Standar etika seseorang berbeda dengan masayarakat umum.
Contoh ekstrem orang orang yang prilakunya melanggar hampir semua etika yang
dianut oleh setiap orang adalah obat terlarang, perampok bank, dan pencuri
2. Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri
Sebagian besar prilaku tidak etis disebabkan oleh tindakan yang mementingkan diri
sendiri. Skandal poilitik terjadi akibat adanya keinginan untuk mendapatkan kekuasaan

2
politik, kecurangan dalam mengisi SPT pajak dan laporan pengeluaran dimotivasi oleh
ketamakan atas uang, bertindak dibawah kemampuan yang sebenarnya dan berlaku
curang dalam ujian yang diikuti umumnya terjadi akibat rasa malas.
Dilema Etika
Dilema etika (ethical dilemma) adalah situasi yang dihadapkan oleh seseorang di mana ia
harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Contoh sederhana dari dilema etika
ini adalah penemuan cincin berlian, dimana seseorang menemukan apakah akan berusaha
mencari pemilik cincin tersebut atau akan menyimpannya.
Ada cara-cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi kita harus hati-hati untuk
menghindari metode yang merasionalkan perilaku tidak etis. Berikut ini adalah metode-
metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat melibatkan tindakan
tidak etis.
1. Setiap orang melakukannya
2. Jika sah menurut hukum, hal itu etis
3. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan
yang relatif sederhana agar dapat menyelesaikan dilema etika:
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu isu etis berdasarkan fakta tersebut
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana
setiap orang atau kelompok itu terpengruhi
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan
dilema tersebut
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat
Kebutuhan khusus akan perilaku etis dalam profesi
Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekadar
memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
Akuntan pulik sebagai profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat,
klien, serta rekan praktisi, termasuk prilaku yang terhormat, meskipun itu berarti
pengorbanan diri.
Kode prilaku profesional

3
Kode perilaku profesional AICPA menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal
maupun perilaku khusus yang harus diberlakukan. Kode etik ini terdiri atas empat bagian :
prinsip prinsip, peraturan perilaku, interpretasi atas peraturan perilaku, dan kaidah etika.
Prinsip prinsip etis
1. Tanggung jawab
2. Kepentingan publik
3. Integritas
4. Objektivitas dan independensi
5. Keseksamaan
6. Ruang lingkup dan sifat jasa
Independensi
Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor.
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak biasa. Auditor tidak
hanya harus independensi dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.
Independensi dalam fakta ( independen in fact ) ada bila auditor benar benar mampu
mempertahankan sikap yang tidak bisa dalam audit, sedangkan independensi dalam
penampilan ( independence in appearance ) adalah hasil dari interpretasi lain atas
independensi ini.
PCAOB juga menerbitkan aturan independensi tambahan yang berkaitan dengan ketentuan
jasa perpajakan tertentu.
Jasa nonaudit
Sarbanes-oaxley act dan peraturan SEC yang direvisi lebih lanjut membatasi, tetapi tidak
benar benar menghilangkan, jenis jasa nonaudit yang dapat diberikan kepada klien audit yang
merupakan perusahaan terbuka. Banyak dari jasa ini dilarang menurut aturan independensi
SEC. Aturan baru ini menjelaskan banyak larangan yang ada dan memperluas situasi dimana
jasa terbuka tidak diperkenankan. Berikut adalah sembilan jasa yang tidak deiperkenankan :
1. Jasa pembukuan dan akutansi lain
2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan
3. Jasa penaksiran atau penilaian
4. Jasa aktuarial
5. Outsorurcing audit internal
6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia
7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau bankir investasi
8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit

4
9. Semua jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB sebagai tidak diperkenankan
Komite audit
Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung
jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemen. Kebanyakan
komite audit terdiri dari tiga hingga lima atau terkadang paling banyak tujuh direktur yang
bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan.
Konflik yang timbul dari hubungan personalia
Menurut peraturan SEC yang dikeluarkan sebelum Sabarnes-Oxley Act dan masih
berlaku hingga kini, kantor akuntan publik dianggap tidak independen berkenaan dengan
klien audit jika mantan partner, prinsipal, pemegang saham, atau karyawan profesional dari
kantor tersebut diterima bekerja pada klien dan mempunyai kepentingan keuangan yang
berkelanjutan dalam kantor akuntan bersangkutan atau dalam posisi yang mempengaruhi
kebijakan operasi ata kantor akuntan tersebut.
Rotasi partner
Seperti yang disyaratkan oleh Sabarnes-Oxley Act, aturan independensi SEC
mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah lima tahun. (
partner yang sama tidak akan terlibat dalam kinerja aktual audit tertentu dan kemudian
kembali terlibat dengan review pekerjaan sesudah penyelesaian audit tersebut ).
Kepentingan kepemilikan
Aturan SEC tentang hubungan keuangan berfokus pada perspektif penugasan dan
melarang kepemilikan pada klien audit bagi orang orang yang dapat mempengaruhi audit.
Aturan itu melarang setiap kepemilikan oleh orang orang yang terlibat dalam audit dan
keluarga dekat mereka, termasuk (a) anggota tim penugasan audit, (b) mereka yang dapat
memengaruhi penugasan audit dalam rantai komando perusahaan, (c) partner dan para
manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa nonaudit kepada klien, dan (d) partner
dalam kantor partner yang bertanggung jawab atas penugasan audit.
Independence standards boarding ( ISB )
Sebuah badan sektor swasta, dibentuk pada tahun 1997 guna memberikan kerangka
kinerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan audit perusahaan
publik. ISB dibubarkan pada tahun 2001 setelah mengadopsi aturan independensi auditor
SEC yang baru atau direvisi, karena telah memenuhi sebagian besar misinya.
Peraturan perilaku dan interpretasi independensi

5
Peraturan 101-independensi Seorang anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik harus
independen dalam pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana disyaratkan oleh standar yang
dirumuskan lembaga yang dibentuk oleh dewan.

Interpretasi peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak independensi
audit aktual ( independensi dalam fakta ), dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai
atas independensi auditor ( independensi dalam penampilan ).
Anggota yang tercakup
Peratuaran 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang dapat mempengaruhi penugasan
atestasi. Anggota yang tercakup meliputi yang berikut ini :
1. Orang orang pada tim penugasan atestasi
2. Orang orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi
3. Partner atau manajer yang memberikan jasa nonatestasi kepada klien
4. Partner di kantor partner yang bertanggung jawab atas penugasan atestasi
5. Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya
6. Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut diatas atau
oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi bersama
Kepentingan keuangan langsung vs tidak lansung
Kepemilikan lembar saham atau ekuitas lainnya oleh para anggota atau keluarga dekatny
dikenal dengan kepentingan keuangan langsung ( direct financial interest ). Kepentingan
keuangan tidak langsung ( indirect financial interest ) muncul ketika terdapat hubungan
kepemilikan yang dekat, tetapi bukan hubungan langsung antara auditor dan kliennya.
Material atau tidak material
Materialitas mempengaruhi apakah kepemilikan saham merupakan suatu pelanggaran atas
101 hanya untuk kepentingan tidak langsung. Materialitas harus dilihat dalam hubungannya
dengan kesejahteraan dan pendapatan anggota.
Mantan praktisi
Dalam sebagian besar situasi, interpretasi memungkinkan para mantan partner atau
pemegang saham menhinggalkan perusahaan karena hal hal seperti mengundurkan diri dan
menjual kepemilikan saham.
Prosedur pemberian pinjaman yang normal
6
Umumnya, tidak di perkenankan adanya perjanjian kredit antara kantor akuntan publik
atau para karyawannya dengan klien audit karena hal itu merupakan hubungan keuangan.
Kepentingan keuangan dan penerimaan pekerja anggota keluarga inti serta keluarga
terdekat
Kepentingan keuangan dari keluarga ini, yang didefinisikan sebagai pasangan suami istri,
anak anak, atau anggota keluarga lain, umumnya diperlakukan seolah olah merupakan
kepentingan keuangan dari anggota itu sendiri.
Hubungan sebagai investor atau investee bersama dengan klien
Direktur, pejabat, manajemen, atau karyawan perusahaan
Jika seorang akuntan publik adalah anggota dari dewan direksi atau pejabat perusahaan
klien, maka kemampuannya untuk melakukan evaluasi yang independen atas kewajaran
penyajian laporan keuangan akan terpengaruh.
Konsultasi dan jasa audit lainnya
KAP menawarkan banyak jasa lainnya untuk membantu klien yang secara potensial
dapat mengganggu independensi.
Peraturan perilaku lainnya
Integritas dan objektivitas

Peraturan 102-Integritas dan Objektivitas Dalam pelaksanaan setiap jasa profesional,


seorang anggota harus dapat memisahkan objektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik
kepentingan, dan tidak beoleh dengan sengaja membuat kesalahan penyajian atas fakta atau
menyerahkan penilaiannya kepdad orang lain.

Standar teknis
Ketiga kodde standar berikutnya berhubungan dengan kepatuhan auditor pada persyaratan
standar teknis. Berikut ini adalah persyaratan dari standar terkait

Peraturan 201-Standar Umum Seorang anggota harus memenuhi standar berikut dan
interpretasinya yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh dewan.
A. Kompetensi profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional dimana anggota atau kantor
anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional
B. Keseksamaan profesional. Menggunakan kemahiran profesional dalam pelaksanaan jasa
profesional

7
C. Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dan mengawasi secara mencukupi pelaksanaan
jasa profesional
D. Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai dasar yang
layak untuk membuat kesimpulan atau rekomendasi dalam hubungannya dengan jasa
profesional yang dilaksanakan

Peraturan 202-Ketaatan pada Standar Seorang anggota yang melaksanakan jasa audit,
review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus
mematuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh dewan

Peraturan 203-Prinsip Prinsip Akutansi Seorang anggota tidak boleh (1) memberikan
pendatpat atau menyatakan secara tegas bahwa laporan keuangan atau data keuangan lainnya
milik suatu entitas telah disajikan sesuai dengan prinsip prinsip akutansi yang berlaku umum
atau (2) menyatakan bahwa ia tidak menyadarai bahwa adanya modifikasi yang material yang
harus dibuat pada laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip prinsip akutansi yang
berlaku umum, jika laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip
akutansi yang dirumuskn oleh badan yang ditunjuk oleh dewan untuk menetapkan prinsip
semacam itu, yang mempunyai dampak material terhadap laporan atau data yang diambil
secara keseluruhan. Namun, jika laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dan
anggota dapat memperlihatkan akibat keadaan yang tidak biasa maka tanpa penyimpangan
tersebut, laporan keuangan data itu justru akan menyesatkan, anggota dapat mematuhi aturan
dengan menjelaskan penyimpangannya, dampak nya bila dapat diperkirakan, dan alasan
mengapa kepatuhan terhadap prinsip prinsip tersebut diatas akanj menghasilkan laporan yang
menyesatkan.
Tujuan utama peraturan 201hingga 203 adalah untuk memberikan dukungan kepada
ASB, PCAOB, FASB, dan badan penyusun-standar teknis lainnya.
Kerahasiaan

8
Peraturan 301-Informasi Rahasia Klien Seorang anggota dalam prakitik publik tidak boleh
mengunkapkan setiap informasi rahasia klien tanpa persetujuan klien.
Peraturan ini tidak boleh diartikan (1) untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban
profesionalnya menurut peraturan 202 dan 203, (2) untuk mempengaruhi dengan cara
apapun kewajiban anggota memenuhi panggilan pengadilan yang dibuat secara sah dan dapat
diberlakukan, (3) untuk menghambat review atas praktik profesional anggota menurut
AICPA atau perkumpulan akuntan publik negara bagian atau otorisasi Dewan Akutansi, atau
(4) untuk menghalangi seorang anggota mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi suatu
penyelidikan yang dilakukan oleh, divisi etika profesional atau dewan pengadilan intitut atau
badan investigatif atau disipliner dari perkumpulan akuntan publik negara bagian atau Dewan
Akutansi.
Anggota dari setiap badan yang diidentifikasi dari butir (4) diatas dan anggota yang terlibat
dengan review praktik profesional yang diidentifikasi dalam butir (3) diatas tidak boleh
menggunakan keunggulan posisi mereka atau mengungkapkan setiap informasi rahasia klien
milik anggota manapun yang datang pada mereka dalam menjalankan aktivitas tersebut.
Larangan ini tidak akan membatasi pertukaran informasi para anggota yang berhubungan
dengan hasil investigatif atau disipliner yang dijelaskan dalam butir (4) diatas, atau review
praktik profesional yang dijelaskan dalam butir (3) diatas.

Pengecualian atas kerahasiaan


1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis.
2. Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan
3. Peer review
4. Respons terhadap divisi etika
Fee kontijen
Peraturan 302-Fee Kontijen Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh
(1 Melasanakan jasa profesional apapundengan fee kontijen, tau menerima fee semacam itu dari
klien dimana anggota atau kantor akuntan anggota melakukan :
(a Audit tidak review atas laporan keuangan, atau
(b Kompilasi laporan ketika anggota menduga, atau secara wajar dapat menduga, bahwa pihak
ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan laporan kompilasi anggota tidak
mengungkapkan kurang nya independensi,atau meriksaan atas informasi keuangan

9
posrpektif,Atau, Menyiapkan SPT pajak yang asli yang telah di perbaiki atau klaim atas
restitusi pajak agar mendapatkan fee kontijen dari klien. Larangan (1) diatas berlaku selama
periode dimana anggota atau kantor anggota ditugaskan untuk memberikan salah satu jasa
diatas, dan periode yang dicakup oleh setiap laporan keuangan historis yang terlibat pada
salah satu jasa diatas.
Kecuali seperti dinyatakan dalam kalimat berikut, fee kontijen adalah fee yang diperoleh dari
pelaksanaan suatu jasa sesuai dengan perjanjian dimana tidak ada fee yang dibebankan
kecuali temuan atau hasil spesifik dicapai, atau jumlah fee bergantung pada temuan atau hasil
dari jasa seperti itu. Hanya untuk tujuan peraturan ini, fee tidak dianggap sebagai kontijen
bila ditetapkan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya, atau, dalam masalah pajak , bila
ditentukan berdasarkan hasil dari proses hukum atau temuan intansi pemerintahan.
Fee anggota dapat bervariasi tergantung pada, misalnya, kerumitan jasa yang diberikan.

Tidakan yang dapat didiskreditkan

Peraturan 501-Tindakan yang Dapat Didiskreditkan Seorang anggota tidak boleh


melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesinya.1

1. Penahanan catatan klien. Menahan catatan klien setelah permintaan dilakukan atas catatan itu
merupakan tindakan yang dapat didiskreditkan
2. Diskriminasi dan gangguan dalam prakitik karyawan. Seorang anggota telah dianggap
melakukan tindakan nya yang dapat didiskreditkan bila anggota tersebut melanggar hukum
antidiskriminasi federal, negara bagian, atau lokal.
3. Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintah. Audit atas
unit pemerintahan dan penerima bantuan federal harus dilakukan sesuai dengan standar audit
pemerintah, selain GAAS, kecuali laporan audit mengungkapkan alasan untuk tidak
mengikuti persyaratan tersebut.
4. Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan
5. Kelalaian mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi, atau lembaga pengaturan
lainnya.

10
6. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik. Ujian akuntan
publik yang seragam (Uniform CPA Examination) tidak dapat diungkapkan terhitung mulai
tanggal ujian bulan Mei 1996.
7. Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak.
Iklan dan permohonan
Peraturan 502-Ikaln dan Bentuk Permohonan Lainnya Seorang anggota dalam praktik
publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau bentuk permohonan lainnya
dengan cara yang palsu, menyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan menggunakan
paksaan, melampaui batas atau mengganggu sangat dilarang.

Komisi dan fee referal


Komisi adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan atau
mereferensikan produk atau jasa pihak ketiga kepada klien atau merekomendasikan atau
mereferensikan produk atau jasa klien kepada pihak ketiga.
Peraturan 503-Komisi dan Fee Referal
A. Komisi yang dilarang. Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh menerima komisi
untuk merekomendasikan atau merefernsikan produk atau jasa kepada klien, atau menerima
komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau jasa yang dipasok
oleh klien, atau menerima komisi, apabila anggota atau kantor anggota tersebut juga
melakukan untuk klien tersebut.
(a Audit atau review atas laporan keuangan, atau
(b Kompilasi laporan keuangan bila anggota itu menduga, atau bila secara wajar dapat diduga,
bahwa pihak ketiga akan mengungkapkan laporan keuangan itu dan laporan kompilasi
anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi, atau
(c Pemeriksaan atas informasi keuangan porspektif
Laporan ini berlaku selama periode dimana anggota ditugaskan untuk melaksanakan setiap
jasa diatas dan periode yang tercakup oleh laporan keuangan historis yang terlibat dalam jasa
tersebut diatas.
B. Pengungkapan komisi yang diizinkan . anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang
oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau berharap
mendapat komisi, harus menungkapkan fakta tersebut kepada orang atau entitas dimana
anggota itu merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau jasa yang berkaitan
dengan komisi ini.

11
C. Fee referal. Setiap anggota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan atau
mereferensikan jasa akuntan publik kepada orang atau entitas atau yang membayar fee referal
untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan atau pembayaran semacam itu
kepada klien.

Bentuk dan nama organisasi


Peraturan 505 mengizinkan para praktisi untuk membentuk organisasi sesuai dengan
salah satu dari enam bentuk ini, sepanjang hal itu diizinkan oleh hukum negara bagian :
perusahaan perorangan, persekutuan umum, korporasi umum ( general corporation ),
korporasi profesional ( professional corporation/PC), perusahaan dengan kewajiban terbatas
( limited liability company/LLC ), atau persekutuan dengan kewajiban terbatas ( limited
liability partnership/LLP).
Peraturan 505-bentuk dan nama organisasi anggota dapat berpraktik dalam bidang
akutansi publik hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau peraturan
negara bagian yang karakteristik nya sesuai dengan resolusi dewan.
Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi publik dengan nama
kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam
kantor organisasi penerus.
Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai “Anggota dari AICPA”
kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari intitute itu.
Pemberlakuan
Kelalaian untuk mengikuti peraturan prilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari
AICPA. Hal ini tidak mencegah seorang akuntan publik untuk melakukan praktik akuntansi
publik, tetapi merupakan sanksi sosial yang berat. Semua pemecatan dari AICPA karena
melanggar peraturan dipublikasikan dalam CPA News Letter, sebuah publikasi yang
dikirimkan kepada semua anggota AICPA, dan dimuat dalam The Wall Street Journal.

BAB III
PENUTUP

12
DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin.A.dkk.2014.auditing & jasa assurance.jakarta:salemba empat,edisi kelimabelas-


jilid 1.

13
14

Anda mungkin juga menyukai