BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengidentifikasi masalah yaitu: Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap gizi seimbang bagi penderita diabetes maupun hipertensi di
Puskesmas Banyudono I Kota Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap gizi seimbang bagi penderita
diabetes maupun hipertensi di Puskesmas Banyudono I Kota Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat
tentang gizi seimbang, meliputi jadwal makan, jenis dan jumlah
kandungan kalori pada penderita diabetes maupun hipertensi di
Puskesmas Banyudono I Kota Boyolali.
b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap gizi seimbang dengan melihat faktor yang terkait seperti:
usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pada penderita diabetes
maupun hipertensi di Puskesmas Banyudono I Kota Boyolali.
34
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Prolanis Diabetes dan Hipertensi
Terhadap Gizi Seimbang di Puskesmas Banyudono I Kota Boyolali.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai gizi
seimbang sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan tingkat
keparahan penderita DM dan hipertensi ke arah yang lebih berat.
DM.
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
a. Riwayat Penyakit
darah.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Evaluasi Laboratorium
36
d. Penapisan Komplikasi
- Elektrokardiogram.
dengan pola hidup sehat, dan bila perlu dilakukan intervensi farmakologis dengan
1. Edukasi
teratur (3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit , dengan total 150
menit perminggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
golongan:
1. Sulfonilurea
2. Glinid
(TZD)
DMT2.
inti termasuk di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini mempunyai
cairan. Hati-hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu
syndrome.
(glucose dependent).
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
40
Utama HbA1c
BB naik
hipoglikemia
BB naik
hipoglikemia
Metformin 1,0-2,0%
Alfa-Glukosidase lembek
ISK 0,5-0,9%
1) Insulin
Puncak Lama
Efek Kerja
Insulin Lispro
(Humalog®)
Pen/cartridge
Insulin Aspart
(Novorapid®)
Pen
Insulin Glulisin
42
(Apidra®)
Humulin® R
Vial,
pen/cartridge
Sansulin®
Humulin N®
Vial,
pen/cartridge
Insuman Basal®
Insulin Glargine
(Levemir®)
40
puncak jam
75/25 Humalogmix®
25% lispro)
c. Terapi Kombinasi
terpisah ataupun fixed dose combination dalam bentuk tablet tunggal, harus
Pada keadaan tertentu dapat terjadi sasaran kadar glukosa darah yang
basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang), yang diberikan
umumnya dapat mencapai kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
42
insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 6-10
unit yang diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis
tersebut dengan menilai kadar glukosa darah puasa keesokan harinya. Pada
pada individu yang berisiko tinggi untuk diabetes tipe 2, program terstruktur yang
menekankan pada perubahan gaya hidup yakni mencakup penurunan berat badan
(7% dari total berat badan) dan aktivitas fisik secara teratur (150 menit / minggu),
dengan strategi diet termasuk mengurangi kalori dan asupan lemak, dapat
Individu yang berisiko tinggi untuk dia-betes tipe 2 harus dianjurkan untuk
diet tinggi serat (14 g serat / 1000 kkal) dan makanan biji-bijian yang masih
mengandung kulit utuh (whole grains). Belum terdapat cukup informasi yang
43
mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah yang kaya serat dan nutrisi
penting lainnya.
jumlah sedang (14-45 gr alkohol per hari) dapat me-ngurangi risiko untuk diabetes
diabetes.
diabetes sekunder)
1. Pengaturan karbohidrat
kacang-kacangan, dan susu rendah lemak dianjurkan dalam terapi gizi pasien
karbohidrat atau estimasi berbasis pengalaman, tetap menjadi strategi utama dalam
pengaturan diet, atau jika ditambahkan ke dalam diet maka haruslah disesuaikan
de-ngan jumlah insulin yang akan digunakan atau penggunaan obat anti diabetik
44
lainnya.Hal ini perlu diperhatikan dengan baik guna menghindari kelebihan asupan
energi.
Pemanis alkohol non gizi adalah aman jika dikonsumsi dalam tingkat
membatasi konsumsi asam lemak jenuh, asam lemak trans, dan asupan kolesterol
Berdasarkan beberapa penelitian tentang diet asam lemak jenuh dan asam
lemak trans pada penyandang diabetes, disimpulkan bah-wa konsumsi asam lemak
jenuh yang dire-komendasikan adalah < 7% dari energi total, konsumsi asam lemak
trans yang seminimal mungkin, dan asupan kolesterol < 200 mg/hari.
Konsumsi asam lemak omega-3 yang ber-asal dari ikan atau dari suplemen,
penyandang diabetes untuk mengkonsumsi ikan segar sebanyak dua atau tiga kali
per minggu.
45
(polyunsa-turated fatty acid) diganti dengan asam le-mak tidak jenuh tunggal
Sterol dan stanol ester yang berasal dari tumbuhan, dapat menghambat
penyerapan kolesterol di intestinal yang berasal dari makanan dan dari empedu.
Dalam masya-rakat umum dan pada penyandang diabetes tipe 2, asupan 2 g / hari
sterol dan stanol telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total plasma dan
kolesterol LDL.
3. Pengaturan protein
umumnya dan biasanya tidak melebihi 20% dari asupan energi total. Kualitas
sumber protein yang baik adalah sumber protein yang mengan-dung asam-asam
amino esensial yang lengkap yakni mencakup sembilan jenis asam amino esensial.
berat badan pada penyandang diabetes, sebab efek jangka panjang serta
komplikasi dari asupan protein melebihi 20% dari kalori total harian masih belum
diketahui pasti. Penerapan diet tinggi protein yang dikombinasikan dengan latihan
kardiovaskuler lain-nya, namun apakah keadaan tersebut akan tetap berlanjut dalam
jangka panjang serta efek samping pada fungsi ginjal masih belum diketahui.
46
Komplikasi mikrovaskuler
asupan protein.11 Asupan protein normal (15-20% dari kalori total) tidak
jangka panjang terhadap terjadinya nefropati akibat asupan protein diet yang lebih
dan dapat mengu-rangi ekskresi albumin urin. Pembatasan asupan protein sejumlah
mempertahankan status gizi yang baik pada individu dengan gagal ginjal kronis.
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa pem-berian protein nabati lebih baik
komplikasi mikro dan makrovaskuler dari diabetes, sehingga hal ini dapat dicegah
dan diatasi dengan penurunan berat badan, aktivitas fisik teratur, mengurangi
konsumsi alkohol, dan pengatur-an diet. Dianjurkan diet yang kaya dengan buah-
buahan, sayuran, dan produk susu ren-dah lemak, termasuk biji-bijian utuh, ikan
dan kacang-kacangan serta mengurangi lemak yang berasal dari daging yang
berwarna merah, permen, dan minuman yang mengan-dung gula. Terapi gizi medis
mengurangi asupan natrium sebab pengurangan asupan natrium akan berefek pada
penurunan tekanan darah dan efek yang sama juga didapatkan pada penurunan berat
dan tekanan darah dimana dengan pembatasan sedang natrium (sodium 2.400
mg/hari (100 mmol) atau natrium klorida (garam dapur) 6.000 mg/hari) dapat me-
nurunkan tekanan darah sebanyak 5 mmHg untuk sistolik dan 2 mmHg untuk
tekanan darah diastolik pada subyek hipertensi dan pengurangan dari 3 mmHg
untuk sistolik dan 1 mmHg untuk tekanan darah diastolik pada subyek normal.
dengan membatasi konsumsi asam lemak jenuh dan asam lemak trans < 7% dari
48
total kalori, dan asupan kolesterol < 200 mg/hari, meningkat-kan konsumsi serat
terlarut (soluble fibre) sejumlah 10-25 gr/hari, stanol/sterol dari tumbuhan 2 gr/hr,
dengan minyak ikan yang me-ngandung asam lemak omega-3 dapat dire-
komendasikan.
Hipoglikemia
sekretagog, adanya perubahan pada aktivitas fisik atau perubahan pada asupan
atau lemak tidak mempenga-ruhi respon glisemik dan tidak mencegah hipoglikemia
berulang.
49
sehingga diperlukan monitoring kadar glukosa plasma dan keton, pemberian cairan
yang adekuat, pemberian insulin atau obat-obatan penurun kadar glukosa serta
asupan karbohidrat. Pada orang dewasa, pemberian 150-200 gr karbohidrat per hari
(45-50 gr setiap 3 - 4 jam) adalah cukup untuk mencegah ketosis akibat kekurangan
asupan kalori.
Hiperglikemia pada pasien dalam pera-watan medis adalah hal yang sering
terjadi. Keadaan ini merupakan salah satu faktor prognostik buruk yang
dihubungkan dengan mortalitas pada pasien dengan atau tanpa diabetes sehingga
baik.
Kebutuhan kalori harian pada pasien da-lam perawatan medis adalah 25-30
kkal/kg berat badan per hari, atau 200 gr karbohidrat per hari yang dibagi seimbang
antara makanan pokok dan makanan selingan. Untuk pemberian makanan melalui
pipa lam-bung, jenis formula standar yang mengandung 50% karbohidrat dapat
janin, maka glukosa secara terus-menerus akan diambil dari ibu, sehingga perlu
adanya pengaturan pola makan ibu yang mencakup konsistensi waktu makan serta
mengenai jumlah dan jenis makanan, serta kadar gula darah harian akan
komplikasi perinatal.
Diet rendah kalori pada kehamilan yang obes dengan diabetes melitus
pembatasan kalori sedang (30% dari total kebutuhan energi) dapat memperbaiki
badan, dan kadar keton. Pengaturan diet dapat dibagi dalam tiga porsi
selingan sebanyak dua sampai empat kali per hari. Pemberian makanan selingan
pada malam hari dibutuhkan untuk mencegah ketosis pada malam hari.
51
harian lebih rendah dari biasanya, hal ini disebabkan karena sejumlah kalori
yang harus digunakan untuk menyusui dan merawat bayi. Pada ibu dengan laktasi
sering ditemui adanya fluktuasi pada kadar glukosa darah, hal ini berhubungan
malnutrisi dan dehidrasi, sehingga untuk kontrol gula darah lebih difokuskan
Hipertensi
Definisi
darah terhadap dinding arteri dalam jangka waktu lama. Hal tersebut dapat terjadi
karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi tubuh. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥140
dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai.
Epidemiologi
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta
didapat melalui pengukuran oleh tenaga kesehatan pada umur ≥18 tahun sebesar
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Responden yang
mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7
persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7
42% kejadian hipertensi terjadi lebih banyak pada masyarakat yang tidak sekolah.
Klasifikasi
JNC VII membagi hipertensi menjadi tiga kategori, yaitu pre hipertensi,
(mmHg) (mmHg)
1. Faktor risiko : Faktor risiko hipertensi dapat dibagi dua, yaitu faktor yang
yang dapat dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, genetik, dan ras. Faktor-
faktor yang dapat dimodifikasi yaitu diet dan asupan garam, stress, obesitas,
merokok.
Usia
54
adalah usia diatas 45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul
Jenis kelamin
wanita relatif sama, dan selepas usia tersebut tekanan darah wanita
Genetik
Ras
hitam daripada orang yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum
Asupan garam
orang yang peka terhadap garam. Diet garam yang berlebihan dapat
dan energi. Bila energi tidak diperlukan, asetil KoA tidak memasuki
hipertensi.
otot, lemak dan sel-sel lain begitu juga pada trigliserida dalam aliran
darah dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
LDL oleh reseptor yang ada di dalam hati akan mengeluarkan LDL
dari sirkulasi.
melalui jalur sel-sel perusak yang dpat merusak LDL. Melalui jalur
Kegemukan
- Tonus simpatis
- Variasi diurnal
pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos,
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostensin I. oleh ACE yang
II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama.
dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada
59
ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH, sangat
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya,
volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.
darah.
Diagnosis
1. Anamnesis
terjadi adalah nyeri kepala yang terasa seperti berputar, atau penglihatan
tahun dan perempuan <65 tahun) juga harus ditanyakan kepada pasien.
2. Pemeriksaan fisik
kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg pada dua atau
3. Pemeriksaan penunjang
telah terjadi.
thorax, ekokardiografi.
61
Tatalaksana
tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah
jenuh/lemak total.
mmHg.
lebih dari dua gelas./hari pada pria dan kurang dari satu gelas/hari
63
mmHg.
2. Terapi Medikamentosa
setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
yaitu :disarankan pemberian obat dosis tunggal, pemberian obat generik bila
sesuai dan dapat mengurangi biaya, berikan obat pada pasien usia lanjut (
Komplikasi
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,
selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu,
diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang
berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus
diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat
dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh
karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari
1. Makanan yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan hewani,
3. Sumber protein hewani: penggunaan daging/ ayam/ ikan paling banyak 100
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas
meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian
kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah
natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg
kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium)
kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi
808 mg.
69
Suplementasi antioksidan
meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah
berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang
rendah juga
aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan
bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL.
modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi.
Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan
kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di
3. Tempe
7
0
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita
karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita
hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah
lemak jenuh.
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari
dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, dan
koroner.
5. Serat :
serat gengan penurunan kolesterol lDDL dan atau kolesterol total, namun belum ada
bukti langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan