Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi, kehidupan manusia semakin dipermudah, salah satunya dalam
kemajuan teknologi informasi. Hal ini membuat orang-orang dapat saling terhubung satu
sama lain meskipun dalam jarak yang jauh, seperti melalui penggunaan media sosial. Media
sosial juga digunakan sebagai sumber informasi atau berita mengenai peristiwa – peristiwa
yang terjadi di berbagai daerah, sehingga orang-orang dapat dengan cepat mengetahui berita
tersebut. Sayangnya, informasi yang diberitakan tersebut ada yang diketahui atau tidak
penulisnya. Hal ini dijadikan kesempatan bagi segelintir pihak, khususnya secara anonim
untuk menyebarkan berita berupa hoax atau gossip. Hoax merupakan usaha penipuan kepada
masyarakat sebagai pembaca atau pendengar secara sengaja agar percaya terhadap suatu
informasi yang palsu. Kebanyakan orang percaya akan berita tersebut yang masih belum
diketahui kebenarannya dan ini dapat menyebabkan perpecahan maupun memberikan
dampak yang besar bagi banyak orang.
Dengan adanya hoax ini, kita dituntut untuk tidak langsung percaya pada seluruh berita
yang beredar melalui dunia nyata dan khususnya dunia maya. Dunia maya merupakan
sumber terbesar penyebaran hoax ini karena melalui internet, seluruh akses informasi dan
komunikasi yang sering dilakukan oleh banyak orang saat ini. Kita dituntut untuk lebih
selektif dan kritis dalam menyikapi seluruh pemberitaan yang beredar di masyarakat.
Penyebaran berita hoax tidaklah sesuai dengan etika ke-Kristen-an. Di dalam etika
Kristen diatur sebagaimana seseorang bertindak, yaitu pada Sabda Allah. Umat Kristen
harus selalu berpegang pada ketentuan etika Kristiani dalam melakukan segala aktivitasnya.
Kita, sebagai umat Kristen, perlu waspada akan hoax yang beredar banyak di masyarakat.
Kita perlu mengetahui ke-valid-an dari suatu berita dahulu. Umat Kristen perlu memupuk
pengetahuan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yesus.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika,
sudah ada 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai berita palsu dan ujaran
kebencian. Setiap hari beredar minimal satu hoax di masyarakat baik itu mengandung unsur
SARA, pornografi, penipuan bisnis ilegal, radikalisme, dan sebagainya. Salah satu berita

1
yang baru saja terjadi saat ini yaitu kasus penganiayaan kepada seorang aktivis yang
akhirnya diketahui bahwa berita itu merupakan sebuah hoax.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya kajian serta tinjauan bagaimana seharusnya remaja
Kristen bertindak serta berperilaku dalam menyikapi hoax. Hal ini bertujuan agar kita
bersikap lebih bijak dengan mengetahui kebenaran suatu informasi dan tidak mudah dihasut
dan dirugikan dalam berita tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran penggunaan media sosial untuk berita hoax?
2. Bagaimana tinjauan etis Kristen mengenai penggunaan media sosial untuk
berita hoax?
3. Bagaimana kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan di atas?

Anda mungkin juga menyukai