Anda di halaman 1dari 21

Topik Penelitian : Manajemen Publik

Masalah Penelitian : Kurangnya pelaksanaan pengawasan pembuangan sampah

oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Identifikasi Masalah :

1. Produksi sampah perhari lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengelolaan

sampah perhari.

2. Volume daya tampung TPS tidak mencukupi jumlah produksi sampah perorang

perhari.

3. Adanya masyarakat yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya dan

tidak pada waktunya.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan pembuangan sampah secara langsung

dan tidak langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kecamatan Teluk

Keramat Kabupaten Sambas

Jenis penelitian : Deskriptif, Kualitatif

Judul : Pengawasan Pembuangan Sampah oleh Dinas Lingkungan

Hidup di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas

1
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Grand Theory

2.1.1 Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan

tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul

beberapa pertanyaan bagi kita.

- Apa yang diatur?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money,

methods, materials, machines, and market, disingkat dengan 6M dan semua

aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.

- Kenapa harus diatur?

Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi

dalam mencapai tujuan yang optimal.

- Siapa yang mengatur?

Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui

instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta

terarah kepada tujuan yang diinginkannya.

- Bagaimana mengaturnya?

2
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen

(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian = planning,

organizing, directing, and controlling).

- Dimana harus diatur?

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan

“wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen

dalam mencapai tujuannya. Tegasnya, pengaturan hanya dapat dilakukan di

dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah (organisasi) inilah

tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority,

koordinasi, dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu

adalah pelayanan atau laba (profit).

George Terry dalam Sukarna (2011:3) mendefinisikan manajemen

yaitu “suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni

demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Manullang dalam Silalahi (2005:4) mengemukakan bahwa ada tiga pokok

penting dalam manajemen yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, tujuan di capai

dengan mempergunakan orang lain, kegiatan-kegiatan orang lain itu harus

dibimbing atau diawasi.

Sedangkan menurut Waluyo (2007:5) bahwa manajemen merupakan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian upaya organisasi dan

3
proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tecapainya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Sri Wiludjeng (2007:3) menyatakan bahwa manajemen mengandung beberapa

unsur sebagai berikut;

a. Manajemen sebagai proses/usaha/aktivitas.


b. Manajemen sebagai seni.
c. Manajemen terdiri dari individu-individu/ orang-orang yang melakukan
aktivitas.
d. Manajemen menggunakan berbagai sumber-sumber dan faktor
produksi yang tersedia dengan cara yang efektif dan efisien.
e. Adanya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Menurut Malayu. S. P. Hasibuan (2014:2) manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut T. Hani Handoko (2008:10) manajemen adalah bekerja dengan

orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan

organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan. Sedangkan

menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Hasibuan (2014:3) manajemen

adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan

demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan

pengendalian.

Menurut Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2014:2) manajemen pada

umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

4
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga

akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

Sedangkan menurut Oei Liang Gie dalam Waluyo (2007:8) manajemen

adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengawasan sumber daya manusia dan alam, terutama

sumber daya manusia untuk manecapai tujuan yang telah ditentukan.

Jika kita simak definisi-definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa:

1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.

3. Manajemen merupakan suatu proses yang sistematis, terkoordinasi,

koperatif dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya (6M).

4. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan

kerja sama dalam suatu organisasi.

5. Manajemen harus di dasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung

jawab.

6. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

7. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Asas-asas manajemen

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran

umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari

hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu

pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran

dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang

5
absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-

keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.

Asas bukanlah hukum atau dogma, tetapi hanya sebagai hipotesis yang

harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan, dan konsisten. Dengan

menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau

menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya, dan

kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin besar, manajer secara beralasan

dapat meramalkan hasil-hasil usaha atau kegiatan-kegiatannya.

Asas-asas umum manajemen

Asas-asas umum manajemen (general principles of management) menurut

Henry Fayol dalam Hasibuan (2014:10) terdiri atas :

a. Division of work (asas pembagian kerja)

Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya

keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

1. Keterbatasan waktu;

2. Keterbatasan pengetahuan;

3. Keterbatasan kemampuan;

4. Keterbatasan perhatian.

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian

pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian

kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis

maupun pada bidang kepemimpinan.

6
Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena

tanpa pembagian kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama diantara

anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi

dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.

b. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab

antara atasan dan bawahan; wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.

Misalnya wewenang sebesar X maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang

(authority) menimbulkan “hak”, sedangkan tanggung jawab menimbulkan

“kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau

komunikasi antara atasan dan bawahan.

c. Discipline (asas disiplin)

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah

ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan

sepenuhnya.

d. Unity of command (asas kesatuan perintah)

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari

seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi

seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas

kesatuan perintah ini perlu, karena jika seorang bawahan diperintahkan oleh

beberapa orang atasan maka ia akan bingung.

e. Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah)

Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu

tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan

gerak, dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command

7
berhubungan dengan karyawan, sedangkan unity of direction bersangkutan

dengan seluruh perusahaan.

f. Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi)

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama

(organisasi), diatas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari

harus diutamakan daripada pekerjaan sendiri.

g. Remuneration of personel (asas pembagian kerja yang wajar)

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil,

wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang

maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.

h. Centralization (asas pemusatan wewenang)

Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu

dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang

akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini

sifatnya dalam arti relatif, bukan absolut (mutlak).

i. Scalar of chain (hierarki atau asas rantai berkala)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas kebawah harus

merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak

terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan

terendah dengan cara yang berurutan.

j. Order (asas keteraturan)

Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan

ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order

artinya barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan

8
pada tempat yang sebenarnya. Jangan disimpan di rumah. Social order artinya

penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.

k. Equity (asas keadilan)

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian

gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan

mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika

tidak adil bawahan akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan

perintah-perintah atasannya.

l. Initiative (asas inisiatif)

Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan

kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan

kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri

tugas-tugasnya.

m. Esprit de corps (asas kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina

melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja

(team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan

perusahaan harus membina para bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan

merasa ikut memiliki perusahaan itu.

n. Stability of turn over of personnel (asas kestabilan masa jabatan)

Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan

keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan

ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya semakin besar, dan perusahaan tidak

mendapat karyawan yang berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha,

agar setiap karyawan betah bekerja sampai masa pensiunnya. Jika karyawan

9
sering berhenti perlu manajer menyelidiki penyebabnya. Apakah karena gaji

terlalu kecil, perlakuan yang kurang baik, dan lain sebagainya?.

2.1.3 Tujuan Manajemen

Adapun tujuan dari manajemen adalah :

1. melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif dan

efisien.

2. mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta

melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan

di dalam pelaksanaan strategi.

3. senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan

perkembangan lingkungan eksternal.

4. senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman

peluang yang ada.

5. senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup lebih

teratur.

2.1.4 Unsur-unsur Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer

membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut

pendapat yang dikemukakan oleh Manullang tentang unsur manajemen tersebut,

terdiri atas manusia, material, mesin, metode, money dan markets, setiap unsur-

unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi kita dalam memanajemen

sesuatu agar mengetahui bahwa manajemen memiliki unsur-unsur perlunya kita

memanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut.

1. manusia (man)

10
sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau manusianya.

Berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai tujuan

seperti yang dapat ditinjau dari sudut panjang seperti sudut pandang proses,

perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengendalian

atau dapat pula ditinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi,

keuangan dan personalia. Bidang-bidang tersebut memerlukan sumber daya

manusia.

2. material (materials)

dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan material atau

bahan-bahan. Oleh karena itu, material dianggap pula sebagai alat atau

sarana manajemen untuk mencapai tujuan.

3. mesin (machine)

dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu mesin

seperti pada masa lalu sebelum revolusi industri terjadi. Bahkan, sebaliknya

mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia.

4. metode (method)

untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna, manusia

dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara menjalankan pekerjaan

tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat

manajemen untuk mencapai tujuan.

5. uang (money)

uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa agar

tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran proses

manajemen sedikit banyak dipengaruhi oleh pengelolaan keuangan.

11
6. pasar (markets)

bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana manajemen

penting lainnya seperti pasar-pasar atau market.

2.1.5 fungsi- fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan

melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Berikut ini adalah fungsi

manajemen menurut Luther Gullick dalam Simbolon (2004:24) terdiri dari :

1. Planning (perencanaan)

Perencanaan dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala

aktifitas dan sumber daya yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan

dimasa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk

melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.

2. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta

mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang

itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat

menjamin pencapaian tujuan.

3. Staffing (penyusunan)

Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi

yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya,

penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan

melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan

12
secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang

dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat,

membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai

pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.

4. Directing (pengarahan)

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan

terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional

agar lancar, dengan pengarahan staf yang telah diangkat dan dipercayakan

melaksanakan tugas dibidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis

program yang telah di tentukan.

5. Coordinating (koordinasi)

Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan

memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan

menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di

antara para anggota itu sendiri. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya

manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah

ditentukan.

6. Reporting (pelaporan)

Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan

pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat

mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat

vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat

dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan

hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.

13
Fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatausahaan. Hasil

catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah,

sedang dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan. Fungsi recording

and reporting ini akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif

dan efisien.

7. Budgeting (pembuatan anggaran)

Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian

organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik

APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal; pertama sebagai satu pernyataan

fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme.

8. Controlling (pengawasan)

Proses pengawasan mencatat perkembangan kearah tujuan dan

memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada

waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui

pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan

upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik

2.2 Middle Range Theory

2.2.1 Pengawasan (controlling)

Sebagai salah satu dimensi fungsi manajemen, ‘controlling’ dimaksudkan

untuk melaksanakan penilaian dan koreksi terhadap proses pekerjaan yang sedang

berlangsung.

Tujuan penilaian dan koreksi dalam aktifitas ‘controlling’ dimaksudkan

agar proses pekerjaan yang ditemukan menyimpang dapat diperbaiki. Pimpinan

14
melakukan pemeriksaan atau mencocokkan rencana kerja dengan pekerjaan yang

sedang dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Gambaran tentang implementasi ‘controlling’ di atas, sejalan dengan

pendapat Sondang P. Siagian dalam Rahardjo (2011:15) yang mengungkapkan

bahwa pengawasan adalah proses pengamatan terhadap seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan

berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh sebab itu,

efektivitas suatu organisasi ditentukn oleh sejauh mana ‘controlling’ dilaksanakan

oleh organisasi. Hal tersebut diperkuat oleh Murdick dan Ross (1983) yang

mengemukakan bahwa pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial

tetap dipelukan bagaimana pun rumit dan luasnya ruang organisasi.

Pengawasan menurut Murdick (1983), terdiri dari dua tahap yaitu,

1. Menetapkan standar kriteria pelaksanan pekerjaan (untuk mengukur

pelaksanaan pekerjaan dalam organisasi).

2. Pengawasan adalah pengukuran hasil kerja. Metode dan teknik koreksinya dapat

dilihat atau dijelaskan melalui fungsi-fungsi manajemen, misalnya dengan

meninjau kembali rencana atau mengubah standar.

Selain itu menurut Widjaya (1987), pengawasan dapat dilakukan dengan cara:

1. Mempelajari perkembangan pekerjaan secara berkesinambungan dengan

memonitor pekerjaan yang sedang berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pekerjaan tersebut.

15
2. Melakukan usaha-usaha untuk mengurangi, menghindari atau malah

menyelesaikan faktor-faktor yang menghambat pekerjaan.

2.2.2 Tujuan Pengawasan

Adapun tujuan pengawasan yaitu :

- Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut,

kebijaksanaan dan perintah.

- Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.

- Mencegah pemborosan dan penyelewengan

- Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang

dihasilkan.

- Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi

“pemerintah”.

Menurut Simbolon (2004:62) pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan

pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut Silalahi

(2005:181) tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah


direncanakan.
2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau
ditetapkan.
3. Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan,
sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya,
5. Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.

2.2.3 Fungsi Pengawasan

Menurut Ernie dan Saefulah (2005:12), fungsi pengawasan adalah :

16
1. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai
dengan indikator yang di tetapkan.
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan.
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Maringan (2004:62), fungsi pengawasan adalah :
1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan.
3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian,
dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang diinginkan.

2.2.4 Teknik pengawasan

Pengawasan harus berdasarkan pada teknik pengawasan. Pada teknik tersebut

akan berisi panduan yang nantinya akan menjadi alat dalam melakukan pengawasan

tahap demi tahap. Menurut Amir dalam Ratminto (2010:186), proses pengawasan

terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Menentukan apa yang harus diukur.

2. Melakukan pengukuran atas kinerja aktual.

3. Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang dibuat.

Teknik pengawasan ini memasukkan tindakan perbaikan atau penyesuaian

pada tahapan ketiga. Perbaikan ataupun penyesuaian nantinya akan bergantung pada

tingkat deviasi yang terjadi. Hal ini bermaksud agar kesalahan yang ada tidak pernah

terulang lagi dimasa mendatang. Pengawasan tidak hanya bisa diukur melalui

penilaian terhadap hasil yang sudah dicapai. Pengawasan juga dapat dilakukan

melalui pengamatan langsung supaya timbul perasaan peduli dari atasan kepada

bawahan. Teknik pengawasan seperti ini dikemukakan oleh Siagian (2012:259) yang

17
menyebutkan bahwa teknik pengawasan dapat dibagi menjadi dua cara yakni

pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

2.3 Substantif Theory

2.3.1 Pengawasan Langsung dan Pengawasan Tidak Langsung

Menurut Siagian (2012:259) bahwa proses pengawasan pada dasarnya

dilaksanakan dengan mempergunakan dua macam teknik, sebagai berikut:

1. Pengawasan Langsung (direct control)

Cara ini digunakan manajemen untuk mengamati jalannya kegiatan

operasional yang dilaksanakan oleh petugas penyelenggara secara langsung.

Selain itu cara ini juga untuk melihat bagaimana petugas menyelesaikan

tugasnya. Informasi yang diperoleh yaitu informasi on the spot (di lapangan)

karena sesuai dengan kejadian yang sedang terjadi. Adapun teknik yang

digunakan pada pengawasan langsung adalah sebagai berikut.

a. On the spot observation (pengamatan di lapangan)

Teknik ini merupakan pengamatan langsung dari manajemen untuk

mengamati petugas operasional dalam menyelesaikan tugasnya.

Penerapan teknik ini dapat menciptakan kesan bahwa manajer atas peduli

dan tidak segan untuk turun lapangan.

b. On the spot report (laporan di lapangan)

Teknik ini hampir sama dengan teknik on the spot observation. Hanya saja

teknik ini menggunakan perantara laporan dalam pelaksanaannya. Laporan

penyelenggara tersebut dibuat dan diserahkan langsung pada manajemen.

2. Pengawasan Tidak Langsung

18
Cara pengawasan ini merupakan pengawasan dari jarak jauh atau secara

tidak langsung yang disampaikan oleh penyelia kepada atasan. Laporan yang

telah dipersiapkan akan disampaikan pada manajer atas melalui dua langkah

sebagai berikut:

a. Lisan

Proses penyampaian laporan secara lisan berlangsung secara berkala.

Laporan tersebut berisi perkembangan proses pencapaian tujuan baik dari

segi negatif. Penyelia memberikan laporan lisan tentang hasil pekerjaannya

sementara atasan dapat bertanya lebih lanjut untuk memperoleh fakta-fakta

yang diperlukan.

b. Tertulis

Laporan tertulis adalah laporan yang dibuat oleh penyelia untuk atasan

sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Kemudian atasan akan mengukur sejauh mana pelaksanaan suatu kegiatan

dengan perencanaan yang ditetapkan.

19
Kerangka Teori

Grand Theory Middle Range Theory Substantif Theory

George Terry dalam


Sukarna (2011:3)
mendefinisikan
manajemen yaitu Sondang P. Siagian dalam
Rahardjo (2011:15) yang Teknik pengawasan menurut
suatu proses yang
mengungkapkan bahwa Siagian (2012: 259)
membedakan atas
pengawasan adalah proses a. Pengawasan langsung, Cara
perencanaan, ini digunakan manajemen
pengorganisasian, pengamatan terhadap
seluruh kegiatan organisasi untuk mengamati jalannya
penggerakan dan kegiatan operasional yang
untuk menjamin agar semua
pengawasan dengan dilaksanakan oleh petugas
pekerjaan yang sedang
memanfaatkan baik penyelenggara secara
dilakukan berjalan sesuai
ilmu maupun seni rencana yang telah langsung.
demi mencapai ditentukan sebelumnya b. Pengawasan tidak langsung,
tujuan yang telah Cara pengawasan ini
ditetapkan merupakan pengawasan dari
sebelumnya. jarak jauh atau secara tidak
langsung yang disampaikan
oleh penyelia kepada atasan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andrianto, Waluyo.2007. Manajemen Publik. Konsep, Aplikasi & Implementasinya

dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maju.

Hasibuan, Malayu S. P. 2014. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, edisi revisi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2016. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Simbolon, Maringan Masry. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Silalahi, Ulber. 2005. Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori dan Dimensi.

Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sule, Trisnawati Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen.

Jakarta: Kencana.

Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Torang, Syamsir. 2016. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya &

Perubahan Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Wilujeng, Sri S.P. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

21

Anda mungkin juga menyukai