Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 5 TAHUN 2006

TENTANG

PETUNJUKTEKNIS PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN
TAHUN ANGGARAN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Keuangan Nomor


124/PMK.02/2005 tanggal 13 Desember 2005 tentang Penetapan Alokasi dan
Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2006,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2006;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 126 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2005 tentang Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4571);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan


Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

44
7. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000, tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4021) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 84 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4165;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4022);
9. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212);
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330);
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004
mengenai pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
171/M Tahun 2005;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS
(DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2006.

Pasal 1

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2006 dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.

Pasal 2

Kabupaten/kota penerima dana alokasi khusus (DAK) Bidang Pendidikan tahun anggaran
2006, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.

Pasal 4

Tata cara pelaksanaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2006 akan
diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

45
Pasal 5

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2006

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

46
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 5 TAHUN 2006 TANGGAL 25 JANUARI 2006

PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2006

I. PENGERTIAN DAN TUJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah
tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, tidak
semua daerah mendapatkan alokasi DAK.

Dalam konteks pendidikan, DAK digunakan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar
pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun, khususnya program kegiatannya diarahkan untuk
membiayai rehabilitasi gedung/ruang kelas SD/SDLB, Ml/Salafiyah termasuk sekolah-
sekolah setara SD yang berbasis keagamaan pelaksana program wajib belajar, baik
negeri maupun swasta.

DAK bidang pendidikan yang ditetapkan dalam APBN tahun anggaran 2006 Rp.
2.919.525.000.000,- (dua triliun sembilan ratus sembilan belas miliar lima ratus dua
puluh lima juta rupiah).

II. DASAR/LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN PENGGUNAAN DAK MELALUI


PEMBERIAN BLOCK GRANT/SUBSIDI KE SEKOLAH

1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XIII,
Bagian Keempat, Pasal 49 ayat 3, berbunyi: "Dana pendidikan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku."

2. Ketentuan pemberian block grant/subsidi/hibah ke sekolah sejalan dan sesuai dengan


Keppres 80/2003. Dalam Bab III Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dengan
swakelola, pada A. Ketentuan Umum, butir 2.c berbunyi: "Swakelola oleh penerima
hibah adalah pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya
dilakukan oleh penerima hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite
sekolah/pendidikan, lembaga pendidikan swasta/lembaga penelitian/ilmiah non badan
usaha dan lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah) dengan sasaran ditentukan
oleh instansi pemberi hibah."

3. Dalam Peraturan Presiden Rl nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah tahun 2004 - 2009. Bagian IV Bab 27.C Arah Kebijakan No. 19
berbunyi: "Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
termasuk dalam pembiayaan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis
masyarakat serta dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan, dan evaluasiprogram pendidikan."

4. Ketentuan ini selanjutnya dipertegas lagi dalam Perpres No. 7 tahun 2005 tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 - 2009, Bagian IV Bab 27 butir D
Program-Program Pembangunan No. 2.1, berbunyi: "Penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang berkualitas termasuk unit sekolah baru (USB), ruang kelas baru (RKB),

47
laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran dan peralatan peraga pendidikan yang
disertai dengan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan secara merata,
bermutu, tepat lokasi, terutama untuk daerah pedesaan, wilayah terpencil dan
kepulauan, disertai rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana yang rusak
termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana a/am, serta penyediaan
biaya operasional pendidikan secara memadai dan atau subsidi/hibah dalam bentuk
block grant atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan dasar untuk meningkatkan
mutu layanan pendidikan."

III. PENETAPAN DAN ARAH KEBIJAKAN DAK


1. Penetapan kabupaten/kota penerima DAK mengacu pada beberapa kriteria, sebagai
berikut:
a. Kriteria umum, diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan
keuangan di bawah rata-rata nasional yang memiliki Indeks Fiskal Netto di bawah 1
(satu), dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik
pelayanan dasar yang sudah merupakan urusan daerah,
b. Kriteria khusus, yang mencakup daerah otonomi khusus (Papua dan NAD); daerah
pasca konflik; kawasan timur Indonesia, daerah pesisir dan kepulauan, perbatasan,
tertinggal/terpencil, daerah penampung dan penerima pengungsi, daerah penerima
transmigrasi, daerah rawan banjir dan longsor, daerah rawan pangan/kekeringan
dan daerah yang memiliki pulau terluar.
c. Kriteria teknis, yaitu jumlah SD/SDLB dan Ml yang mengalami kerusakan berat dan
sedang. Pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah/ruang kelas dilaksanakan
berdasarkan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di daerah setempat.

2. Arah Kebijakan DAK


a. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan
kepulauan, perbatasan darat dengan negara lain, tertinggal/terpencil, serta termasuk
kategori daerah ketahanan pangan.
b. Pembahasan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Bagi Hasil antara panitia kerja (Panja) Anggaran Kelompok C (gabungan semua
komisi I - XI) DPR-RI dengan pemerintah, khususnya pada sidang tanggal 1 2 - 1 3
Oktober 2005, memutuskan bahwa rehabilitasi gedung/ruang kelas SD/SDLB,
Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan agar
tidak dikontrakkan pengerjaannya kepada pihak ketiga, tetapi dapat melibatkan
partisipasi anggota komite sekolah dan masyarakat untuk menunjang kegiatan
rehabilitasi sebagai bagian integral dari sistem manajemen berbasis sekolah.
c. Pengadaan peralatan pendidikan dan bahan ajar untuk menunjang perpustakaan
sekolah seyogyanya telah mendapat pengesahan dari pemerintah.
d. Surat Menteri Pendidikan Nasional kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota
seluruh Indonesia nomor 66/MPN/DS/2004 tanggal 14 Mei 2004 perihal Program
Pembangunan Dikdasmen Melalui Dana Bantuan (Grant).

IV. PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN A.


A. Penyaluran Dana

Penyaluran DAK bidang pendidikan dilakukan dengan berpedoman kepada Keputusan


Menteri keuangan Nomor 566/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penyaluran Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Tata cara mengenai penyaluran dana DAK
bidang pendidikan diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Departemen Keuangan.
Penyaluran dana diberikan secara penuh/utuh tanpa potongan pajak baik dari kas

48
negara ke kas daerah maupun dari kas daerah ke rekening sekolah.

B. Penggunaan DAK

1. DAK bidang pendidikan diperuntukkan bagi SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk


sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan.
2. DAK bidang pendidikan dilaksankaan secara swakelola dan digunakan untuk:
a. Merehabilitasi fisik gedung sekolah/ruang kelas, rumah dinas
penjaga/guru/kepala sekolah.
b. Mengadakan/merehabilitasi sarana sanitasi air bersih dan sarana
Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
c. Mengadakan meubelair.
d. Mengadakan sarana perpustakaan kelas beserta
perlengkapannya.
3. Sekolah penerima Dak diwajibkan melaksanakan semua komponen kegiatan diatas
sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Pendanaan komponen kegiatan pada poin 2 (dua) diatas berasal dari sumber, yaitu :
(1) DAK (APBN) Rp. 200.000.000,- (2) Kabupaten/kota (APBD) Rp.20.000.000,-
5. Bagi provinsi yang mampu kontribusi dana pendamping dapat ditingkatkan dari
berbagai sumber (APBD provinsi, APBD Kab/Kota dan masyarakat industri)
6. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
124/PMK.02/2005 tanggal 13 Desember 2005 tentang Penetapan Alokasi dan
Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus tahun anggaran 2006
disebutkan bahwa kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang
pendidikan adalah:
a. Administrasi kegiatan
b. Penyiapan kegiatan fisik
c. Penelitian
d. Pelatihan
e. Perjalanan pegawai daerah.

V. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Pemerintah Provinsi
1. mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK di Provinsi bagi kabupaten/kota
sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat Pusat dengan mengundang nara sumber
dari institusi yang relevan.

2. Melaksanakan pengawasan, supervisi dan monitoring serta penilaian terhadap


pelaksanaan DAK di kabupaten/kota.

3. Melaksanakan pemetaan sekolah (school mapping) terhadap sabaran lokasi dan


alokasi setiap kabupaten/kota.

4. Melakukan evaluasi pelaksanaan DAK selama 3 (tiga) tahun berjalan (2003, 2004,
2005) dan menyusun perencanaan alokasi biaya untuk menyelesaikan sisa gedung
sekolah / ruang kelas SD/SDLB / dan Ml yang belum dapat diselesaikan untuk 3
(tiga) tahun ke depan (2006, 2007, dan 2008) sehingga penyelesaian masalah
gedung sekolah/ruang kelas yang rusak benar-benar telah dapat dituntaskan.

49
5. Melaporkan hasil penilaian monitoring dan evaluasi kepada Direktur Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Up. Direktur Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan sekolah Dasar.

B. Pemerintah Kabupaten/Kota

Persyaratan (Covenant) sebagai kondisi awal yang harus disiapkan kabupaten/kota


dalam konteks implementasi DAK adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten/kota menyediakan dana pendamping sekuran-kurangnya


10% dari nilai DAK bidang pendidikan yang dialokasikan untuk kegiatan rehabilitasi
gedung SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang
berbasis keagamaan. Dana pendamping wajib dianggarkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2006, dan disisihkan dalam sebuah
rekening escrow di Bank. Jika pemerintah kabupaten/kota terbukti tidak
menyediakan dana pendamping dimaksud, maka pencairan dana tidak
dapat dilakukan.

2. Pemerintah kabupaten/kota juga diwajibkan menyediakan dana untuk biaya umum


seperti perencanaan, sosialisasi, dan pengawasan sekurang-kurangnya 3 % (tiga
Persen) dari nilai DAK Pendidikan yang diterima.

3. Menetapkan nama-nama SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah


setara SD yang berbasis keagamaan penerima dana rehabilitasi ruang kelas,
meubelair, senitasi air bersih dan MCK, alat peraga pendidikan, dan rumah dinas
penjaga/guru/kepala sekolah melalui DAK tahun 2006 dalam Surat Keputusan
Bupati/Walikota.

4. Besaran dana pendamping harus dicantukan dalam Rencana Definitif dan


DIPDA/DASK. Rencana Definitif memuat rincian kegiatan yang akan dibiayai DAK
sesuai dengan penggunaan yang telah ditetapkan serta rencana biaya yang
bersumber dari DAK dan dana pendamping.

5. Atas dasar DIPDA/DASK, Bupati/Walikota menyalurkan secara bertahap DAK yang


sudah dicairkan dari kas negara ke kas daerah dalam bentuk dana bantuan
rehabilitasi gedung/ruang kelas berikut pengadaan meubelair, sanitasi air bersih
dan MCK, rumah dinas penjaga/guru/kepala sekolah dan alat perag pendidikan
untuk SD/SDLB dan Mi/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang
berbasis keagamaan kepada Kepala Sekolah yang sudah ditunjuk melalui rekening
sekolah/madrasah.

6. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rehalitiasi gedung/ruang kelas


berikut pengadaan meubelair, sanitasi air bersih dan MCK, rumah dinas
penjaga/guru/kepala sekolah dan Buku Perpustakaan kelas yang di lengkapi
sarana administrasi, alat peraga pendidikan untuk SD/SDLB dan Mi/Salafiyah
termasuk sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan.

7. Kabupaten/kota yang menyediakan dana pendamping lebih dari 20% akan


dipertimbangkan untuk memperoleh DAK lebih besar pada tahun berikut.

8. Melakukan evaluasi pelaksanaan DAK selama 3 (tiga) tahun berjalan (2003,


2004, 2005) dan menyusun perencanaan alokasi biaya untuk menyelesaikan
sisa gedung sekolah/ruang kelas SD/SDLB/dan Ml yang belum dapat

50
diselesaikan untuk 3 (tiga) tahun ke depan (2006, 2007, dan 2008) sehingga
penyelesaian masalah gedung sekolah/ruang kelas yang rusak benar-benar
telah dapat dituntaskan.

9. Menyusun laporan triwulanan tentang pelaksanaan DAK sesuai dengan format


DAK.

C. Dinas Pendidikan/Kantor Depag Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama bersama dengan Dewan


Pendidikan kabupaten/kota mempunyai tugas utama sebagai berikut:

1. Membentuk tim teknis yang terdiri dari unsur subdin sarana pendidikan/ subdin
TK dan SD Dinas Pendidikan kabupaten/kota sebagai leading sector, dibantu
oleh tenaga Sekolah Menengah kejuruan (smk) jurusan bangunan (bila ada),
dan staf teknis yang kompeten untuk melakukan survey dan pemetaan
SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang
berbasis keagamaan yang mengalami kerusakan.

2. Membuat rencana alokasi jumlah SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk


sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan yang akan direhabilitasi
gedung/ruang kelas, meubelair, sanitasi air bersih dan MCK, renovasi rumah
dinas penjaga/guru/kepala sekolah serta perpustakaan kelas yang dilengkapi
sarana administrasi, alat peraga pendidikan dan bahan ajarnya di kecamatan,
selanjutnya menentukan SD/SDLB dan Ml penerima dana rehabilitasi yang
bersumber dari DAK.

3. Mengusulkan nama-nama SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-


sekolah setara SD yang berbasis keagamaan calon penerima dan rehabilitasi
gedung/ruang kelas, meubelair, sanitasi air bersih dan MCK, renovasi rumah
dinas penjaga/guru/kepala sekolah serta perpustakaan kelas yang dilengkapi
sarana administrasi, alat peraga pendidikan dan bahanajar yang bersumber dari
DAK Tahun 2006 kepada Bupati/Walikota.

4. Penetapan sekolah penerima DAK diutamakan yang mengalami kerusakan berat


(minimal 60%) dan terletak di kecamatan tertinggal/terpencil.

5. Mensosialisasikan pelaksanaan rehabilitasi gedung/ruang kelas meubelair, sanitasi


air bersih dan MCK, renovasi rumah dinas penjaga/guru/kepala sekolah serta
perpustakaan kelas yang dilengkapi sarana administrasi, alat peraga pendidikan
dan bahan ajar untuk SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara
SD yang berbasis keagamaan kepada kepala sekolah dan komite sekolah/Majelis
Madrasah.

6. Memantau/mengawasi pelaksanaan rehabilitasi gedung/ruang kelas, sanitasi air


bersih dan MCK, renovasi rumah dinas penjaga/guru/kepala sekolah, pengadaan
meubelair, loker dan buku perpustakaan kelas yang dilengkapi sarana administrasi,
alat peraga pendidikan dan bahan ajar untuk SD/SDLB dan Mi/Salafiyah, termasuk
sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan.

D. Kepala Sekolah/Madrasah

51
Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dana Alokasi
Khusus di sekolah dibantu oleh komite sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002.

VI. Pelaporan Dan Pengawasan

A. Pelaporan

Kepala sekolah memberikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada BupatiWalikota


melalui Dinas Pendidikan Kab/Kota. Selanjutnya Bupati/Walikota mengirimkan laporan
pelaksanaan DAK Kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan:

a. Gubernur u.p Kepala Dinas Pendidikan Provinsi;


b. Sekretaris Jenderal Depdiknas u.p Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
Negeri Depdiknas;
c. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas u.p.
Direktur Pembinaan TK dan SD.

Kelalaian Kabupaten/Kota dalam menyampaikan laporan dapat dijadikan pertimbangan


dalam pengalokasian DAK tahun anggaran berikutnya.

B. Pengawasan dan Rating Kinerja

1. Pengawasan

a. Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan dan


administrasi keuangan DAK bidang pendidikan dilaksanakan oleh Aparat
Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) atau aparat pengawas intern
Pemerintah Daerah.
b. DPR-RI, khususnya yang berasal dari Panitia Kerja (Panja) C dan Komisi X
berkomitmen untuk mengevaluasi pelaksanaan DAK di kabupaten/kota secara
lebih intensif.

2. Rating Kinerja

Pemantauan DAK akan dilakukan lebih instensif oleh lembaga penelitian yang
independen dan berkompeten. Hasil pemantauan akan dituangkan dalam suatu
"Rating Kinerja" kabupaten/kota dan dipublikasikan secara transparan di media
massa sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Rating kinerja ini selain
penting untuk akuntabilitas publik juga sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut termasuk pemberian reward and
punishment bagi kabupaten/kota.

C. Sanksi
Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana (kabupaten/kota,
sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan penyalahgunaan dan/atau
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan sebagaimana tertuang
dalam Juknis ini akan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Sanksi Kepada Pengelola/Kepala Sekolah/Masyarakat:

52
1. Sanksi administratif diberikan bila pengelola/kepala sekolah melakukan
pelanggaran administrasi.
2. Sanksi hukum oleh aparat hukum diberikan bila pengelola/kepala
sekolah/masyarakat melakukan pelanggaran hukum.

Sanksi Kepada Kab/Kota:

1. Kabupaten/Kota yang melakukan penyimpangan dalam penyaluran dan penggunaan


DAK akan ditindak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan akan
dipertimbangkan untuk tidak dicantumkan sebagai penerima DAK dalam
pengalokasian DAK tahun anggaran berikutnya.

2. Kabupaten/Kota yang melakukan kegiatannya tidak berpedoman dan tidak


berdasarkan juknis ini, maka pada tahun berikutnya akan dipertimbangkan
pengurangan alokasi DAK-nya.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

63

Anda mungkin juga menyukai