TENTANG
PETUNJUKTEKNIS PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN
TAHUN ANGGARAN 2006
44
7. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000, tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4021) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 84 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4165;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4022);
9. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212);
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330);
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004
mengenai pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
171/M Tahun 2005;
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2006 dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.
Pasal 2
Kabupaten/kota penerima dana alokasi khusus (DAK) Bidang Pendidikan tahun anggaran
2006, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.
Pasal 4
Tata cara pelaksanaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2006 akan
diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
45
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2006
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
46
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 5 TAHUN 2006 TANGGAL 25 JANUARI 2006
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2006
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah
tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, tidak
semua daerah mendapatkan alokasi DAK.
Dalam konteks pendidikan, DAK digunakan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar
pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun, khususnya program kegiatannya diarahkan untuk
membiayai rehabilitasi gedung/ruang kelas SD/SDLB, Ml/Salafiyah termasuk sekolah-
sekolah setara SD yang berbasis keagamaan pelaksana program wajib belajar, baik
negeri maupun swasta.
DAK bidang pendidikan yang ditetapkan dalam APBN tahun anggaran 2006 Rp.
2.919.525.000.000,- (dua triliun sembilan ratus sembilan belas miliar lima ratus dua
puluh lima juta rupiah).
1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XIII,
Bagian Keempat, Pasal 49 ayat 3, berbunyi: "Dana pendidikan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku."
4. Ketentuan ini selanjutnya dipertegas lagi dalam Perpres No. 7 tahun 2005 tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 - 2009, Bagian IV Bab 27 butir D
Program-Program Pembangunan No. 2.1, berbunyi: "Penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang berkualitas termasuk unit sekolah baru (USB), ruang kelas baru (RKB),
47
laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran dan peralatan peraga pendidikan yang
disertai dengan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan secara merata,
bermutu, tepat lokasi, terutama untuk daerah pedesaan, wilayah terpencil dan
kepulauan, disertai rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana yang rusak
termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana a/am, serta penyediaan
biaya operasional pendidikan secara memadai dan atau subsidi/hibah dalam bentuk
block grant atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan dasar untuk meningkatkan
mutu layanan pendidikan."
48
negara ke kas daerah maupun dari kas daerah ke rekening sekolah.
B. Penggunaan DAK
A. Pemerintah Provinsi
1. mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK di Provinsi bagi kabupaten/kota
sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat Pusat dengan mengundang nara sumber
dari institusi yang relevan.
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan DAK selama 3 (tiga) tahun berjalan (2003, 2004,
2005) dan menyusun perencanaan alokasi biaya untuk menyelesaikan sisa gedung
sekolah / ruang kelas SD/SDLB / dan Ml yang belum dapat diselesaikan untuk 3
(tiga) tahun ke depan (2006, 2007, dan 2008) sehingga penyelesaian masalah
gedung sekolah/ruang kelas yang rusak benar-benar telah dapat dituntaskan.
49
5. Melaporkan hasil penilaian monitoring dan evaluasi kepada Direktur Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Up. Direktur Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan sekolah Dasar.
B. Pemerintah Kabupaten/Kota
50
diselesaikan untuk 3 (tiga) tahun ke depan (2006, 2007, dan 2008) sehingga
penyelesaian masalah gedung sekolah/ruang kelas yang rusak benar-benar
telah dapat dituntaskan.
1. Membentuk tim teknis yang terdiri dari unsur subdin sarana pendidikan/ subdin
TK dan SD Dinas Pendidikan kabupaten/kota sebagai leading sector, dibantu
oleh tenaga Sekolah Menengah kejuruan (smk) jurusan bangunan (bila ada),
dan staf teknis yang kompeten untuk melakukan survey dan pemetaan
SD/SDLB dan Ml/Salafiyah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang
berbasis keagamaan yang mengalami kerusakan.
D. Kepala Sekolah/Madrasah
51
Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dana Alokasi
Khusus di sekolah dibantu oleh komite sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002.
A. Pelaporan
1. Pengawasan
2. Rating Kinerja
Pemantauan DAK akan dilakukan lebih instensif oleh lembaga penelitian yang
independen dan berkompeten. Hasil pemantauan akan dituangkan dalam suatu
"Rating Kinerja" kabupaten/kota dan dipublikasikan secara transparan di media
massa sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Rating kinerja ini selain
penting untuk akuntabilitas publik juga sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut termasuk pemberian reward and
punishment bagi kabupaten/kota.
C. Sanksi
Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana (kabupaten/kota,
sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan penyalahgunaan dan/atau
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan sebagaimana tertuang
dalam Juknis ini akan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
52
1. Sanksi administratif diberikan bila pengelola/kepala sekolah melakukan
pelanggaran administrasi.
2. Sanksi hukum oleh aparat hukum diberikan bila pengelola/kepala
sekolah/masyarakat melakukan pelanggaran hukum.
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
63