Artikel Kerjasama Ekonomi Internasional
Artikel Kerjasama Ekonomi Internasional
KERJASAMA BILATERAL
b. Indonesia – Suriname
Pada bulan Juli 1991 telah berkunjung rombongan Menteri Sosial, Tenaga Kerja dan Perumahan
Rakyat Suriname kepada Menteri Pertanian RI, pokok pembicaraan mengenai kemungkinan
diadakan kerjasama 2 negara di bidang pertanian. Kerjasama tersebut memiliki tugas membantu
kesulitan-kesulitan mengenai pertanian..
Pada bulan Juni 1993 telah berkunjung tim inventarisasi industri kelapa sawit dan gula Indonesia ke
Suriname dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Untuk industri kelapa sawit Pemerintah Indonesia dapat membantu Pemerintah Suriname
dengan mengirimkan 1 (satu) orang tenaga ahli agronomi dan 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang
teknik pengolahan kelapa sawit dari swasta selama 6-12 bulan.
Di bidang industri gula, PT Barata Indonesia telah bersedia mengirimkan tenaga ahlinya untuk
merehabilitasi pabrik gula di Suriname.
Pemerintah RI mengundang teknisi Suriname di bidang industri gula dan kelapa sawit untuk
mengikuti program magang selama 1-2 bulan di PT Perkebunan terkait.
Untuk pelaksanaan kerjasama tersebut Pemerintah RI bersedia menyediakan tenaga ahlinya,
sedangkan pendanaannya disarankan untuk mencari pinjaman lunak dari negara donor misalnya
anggota MEE dan Lembaga Keuangan Internasional (Bank Dunia, dll).
c. Indonesia – Gambia
Dalam rangka kerjasama Selatan-selatan, Indonesia sejak dinyatakan sebagai negara yang berhasil
dalam berswasembada pangan pada awal tahun 1982, telah memberikan bantuan pertanian kepada
28 negara yang sedang berkembang diantaranya 15 negara di Afrika termasuk Gambia untuk
membantu meningkatkan sektor pertanian rakyat antara lain dengan mengirim para petani dan
pejabat negara-negara Afrika tersebut untuk dilatih di Indonesia.Tujuannya adalah semata-mata
membantu negara yang sedang berkembang dibidang pertanian.
Menteri Pertanian RI telah memutuskan memberikan bantuan berupa 4 unit Hand tractors (power
tiller), 400 buah cangkul dan 400 buah sabit. Bantuan ini dianggarkan dalam DIP TA 2004 dan
telah disampaikan kepada Gambia pada tahun 2004 dengan bantuan transportasinya berasal dari
FAO.
d. Indonesia – Tanzania
Tanzania telah aktif turut serta dalam program KTNB yang dise-lenggarakan Indonesia sejak tahun
1982. Sampai dengan program tahun 1995/1996 sudah tercatat 177 warga negara Tanzania yang
mengikuti program KTNB. Program magang bagi petani Tanzania sejak tahun 1990 - 1998
sebanyak 4 angkatan (28 orang petani dan 5 penyuluh peranian) ; Program pelatihan bagi pejabat
pertanian Tanzania pada tahun 1995 sebanyak 2 orang (1 orang untuk Program Field Workshop on
Agriculture Extension dan 1 orang untuk Rice Production Technique Course).
Departemen Pertanian RI telah melaksanakan beberapa kerjasama teknik di bidang pertanian
diantaranya adalah program magang bagi petani Tanzania, Program pelatihan bagi pejabat pertanian
Tanzania, mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) atau Farmers Agriculture
and Rural Training Center (FARTC), serta pengiriman tenaga ahli pertanian Indonesia ke Tanzania.
Pendirian FARTC di desa Mkido-Morogoro-Tanzania merupakan kerjasama Pemerintah RI dengan
Pemerintah Jepang serta FAO Representative di Dar Es Salaam yang bertujuan untuk memfasilitasi
para petani Alumni Program Magang di Indonesia sehingga diharapkan dapat memberikan/
menyebarluaskan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti program magang di Indonesia.
Pengiriman Tenaga Ahli :
Tahun 1995 telah dikirimkan 3 orang Tim Tenaga Ahli Indonesia ke Tanzania yang terdiri dari 1
(satu) orang peneliti, 1 (satu) orang penyuluh, dan 1 (satu) orang petani.
Tahun 1998 telah dikirimkan 3 orang tim teknis (1 orang petani, 1 orang Teknisi Mekanisasi, dan
1 orang penyuluh) ke Zanzibar dan 2 orang Tim teknis (Penyuluh Pertanian Senior / PPS) ke
Tanzania. Pengiriman ke Zanzibar bertujuan untuk membantu petani Zanzibar dengan melakukan
Dem-farm padi di desa Cheju, Zanzibar. Sedangkan yang ke Tanzania bertujuan untuk membantu
kegiatan Agricultural Training Centre di FATRC di Desa Mkindo-Morogoro, Tanzania dengan
bantuan dana dari TCP-FAO Roma.
Tenaga ahli Indonesia ke KATC (Kalimanjaro Agricultural Training Centre) dalam proyek
pelatihan dan pemanfaatan hewan (kerbau) di lahan pertanian.Kerjasama ini dilaksanakan dengan
konsep Tripartite Financing Management dan Triangle Co-operation. Pengiriman pertama adalah
seorang expert dari petani pada bulan Oktober - Desember 1997, sedangkan pada tahap berikutnya
adalah 2 orang tenaga ahli pertanian pada bulan Februari–April 1999.
Selain dari pengiriman tenaga ahli, pemerintah Indonesia juga telah memberikan bantuan peralatan
mesin pertanian berupa hand tractor sebanyak 2 (dua) buah yang merupakan realisasi kerjasama
bilateral kedua negara di bidang pertanian lainnya.
e. Indonesia – Madagaskar
Kerjasama dengan Pemerintah Madagaskar di bidang petanianmemiliki tugas membantu negara
madagaskar,Pemerintah Indonesia telah 2 kali mengirimkan tenaga ahli Pertanian melalui Pola
kerjasama Tripartit Indonesia – Jepang (JICA) – Madagaskar. Tahun 2002 – 2003 2 (dua) orang
tenaga ahli pertanian dan tahun 2004 – 2005 2 (dua) orang tenaga ahli pertanian Indonesia yaitu di
bidang Rice Cultivation dan Agriculture Machinary yang ditempatkan di daerah Ambatondrazaka.
Madagaskar sangat membutuhkan bantuan Indonesia terutama di bidang pertanian dan
mengharapkan keahlian dan kemajuan pertanian di Indonesia dapat ditransfer ke Madagaskar,
Madagaskar juga mengharapkan Indonesia untuk dapat mempertimbangkan kembali membeli
cengkeh Madagaskar dan Madagaskar akan menawarkan harga khusus.
f. Indonesia – Fiji
Pemerintah Fiji mengharapkan bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk bidang pertanian.
Permintaan bantuan pertanian diajukan oleh PM Fiji, Laisenia Qarase kepada Presiden RI dalam
pertemuan di KTT Johannesburg tahun 2002
Akhirnya beberapa bulan kemudian kerjasama terlaksana dengan tugas membantu pemerintah Fiji
dibidang pertanian yang sedang mengalami krisis pangan.
h. Indonesia - Vanuatu
Pada tanggal 19 – 21 Februari 2001 Dubes RI telah mengadakan kunjungan pamitan kepada
sejumlah pejabat tinggi yang disertai juga oleh Delegasi Deptan dan 6 pengusaha. Pada kesempatan
tersebut dibahas mengenai kemungkinan impor ternak dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak
lanjut kemungkinan impor ternak dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak lanjut kemungkinan
ekspor barang produksi Indonesia ke Vanuatu.
Kerjasama bilateral RI – Vanuatu di bidang peternakan, pada tanggal 19 Februari 2001 di Vanuatu
telah ditandatangani kesepakatan bilateral dalam bentuk Record of Discussion antara Ditjen BP
Peternakan dengan Ditjen Kementrian Pertanian, Karantina, Kehutanan dan Perikanan Republik
Vanuatu.Tugasnya mempermudah import daging sapi dari Vanuatu dan eksport barang industri dari
Indonesia.
Dalam kerangka kerjasama antar swasta melalui Program for Cooperation with Emerging Market
(PSOM), pihak Belanda mengharapkan pelaku agribisnis Indonesia untuk lebih aktif dalam mencari
partner bisnisnya di Belanda.
Berkaitan dengan masalah import bibit kentang dari Belanda, pihak Belanda memahami penjelasan
Indonesia mengenai aturandan syarat impor bibit kentang ke Indonesia yang harus pula mengikuti
peraturan perkarantinaan yang berlaku.
l. Kerjasama RI - Yaman
Sidang ke-1 Komisi Bersama Indonesia – Yaman,
Yogyakarta 8-10 Agustus 2005
Pada Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting-SOM) antara kedua negara,
dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2005. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika, Dep. Luar Negeri RI dan Delegasi Yaman dipimpin oleh Wakil Menteri
Kerjasama Internasional, Kementrian Perencanaan dan Kerjasama Internasional Republik Yaman.
Delegasi dari Departemen Pertanian diwakili oleh Sekretaris Jenderal Dep. Pertanian dan Kepala
Bagian Bilateral, Biro KLN.
Tugas kerjasama adalah saling membantu dan saling mengungkan dibidang:
· Ekonomi antara lain Perdagangan; Investasi; Industri; Perminyakan; Bank Sentral dan
Kelautan dan Perikanan.
· Sosial, kebudayaan dan IPTEK antara lain : Komunikasi; Pendidikan; Agama; Tenaga Kerja;
Budaya dan Pariwisata; Transportasi Udara; Transportasi Darat; Transportasi Laut; Karsipan;
Lingkungan Hidup; Pemberdayaan Perempuan dan Pelatihan Kejuruan.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/74/Perkembangan_Lembg_Nasional_N_Peran_32.jpgj.
Consultative Group On Indonesia (CGI)
CGI adalah lembaga pengganti dari IGGI (Inter Govermental Group on Indonesia). CGI merupakan
kelompok negara yang memberikan bantuan kepada Indonesia. Bantuan tersebut diberikan kepada
pemerintah maupun swasta untuk memantapkan dan memajukan ekonomi Indonesia. Jadi, CGI
Indonesia berperan sebagai penerima bantuan.
k. Kerjasama RI – Qatar, Kuwait dan Arab Saudi
Kunjungan kerja Menteri Pertanian RI ke Qatar, Kuwait dan Saudi Arabia / 21-28 Mei 2005
Menteri Pertanian RI telah melakukan kunjungan kerja ke Qatar (21-22 Mei 2005), Kuwait (23-24
Mei 2005) dan Saudi Arabia (24-28 Mei 2005).
Kunjungan kerja tersebut membawa misi Pemerintah untuk peningkatan kerjasama dengan negara-
negara di kawasan Timur-Tengah. Secara khusus tujuan kunjungan kerja tersebut sebagai langkah
pendekatan secara langsung dalam rangka peningkatan hubungan kerjasama ekonomi dan teknis
melalui sektor pertanian, yang selama ini belum banyak dilakukan.
Pertemuan yang berlangsung di Perkebunan Teh milik PT. Perkebunan Nusantara VIII di hadiri
perwakilan dari 12 negara Timur Tengah dan sejumlah pejabat dari berbagai instansi Pemerintah
seperti Dep. Perdagangan, Dep. Keuangan, Dep. Luar Negeri, Dep. Kehutanan, Dep. Kelautan dan
Perikanan, Bappenas, BKPM, Meneg BUMN, Perbankan dan beberapa pengusaha swasta.
Pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk mempromosikan potensi industri teh yang dimiliki PT.
Perkebunan Nusantara VIII yang pada bulan Mei juga turut sebagai delegasi pada kunjungan kerja
Menteri Pertanian ke Timur Tengah.