Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

KERJASAMA BILATERAL

a. Kerjasama Indonesia – Australia


Dari hasil kerjasama dengan Australia memiliki tujuan saling menguntungkan dibidang pertanian
dan di sector peternakan.
Kerjasama bilateral Indonesia - Australia di bidang Pertanian khususnya sector peternakan telah
berlangsung dalam waktu yang lama. Australia telah membantu Indonesia lebih dari 20 tahun untuk
memberantas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan kini Indonesia termasuk negara yang bebas
PMK dan diakui secara internasional. Australia juga telah membantu Indonesia membangun Balai
Penelitian Peternakan di Ciawi - Bogor.
Kerjasama di bidang pertanian antara Indonesia dan Australia diwadahi dalam suatu Working
Group yaitu WGAFC. Pada pelaksanaan Sidang WGAFC XI di Melbourne, Ketua WGAFC
Australia dipimpin Dr. Paul Morris, Executive Manager of Market Access and Biosecurity-AFFA,
sedangkan Ketua WGAFC XI Indonesia adalah Dr. Delima Hasri Azahari. Struktur organisasi
WGAFC terdiri dari 4 Task Force yaitu (1) Task Force on Crops and Plant Products, (2) Task Force
on Agribusiness and Support System, (3) Task Force on Livestock and Animal Products, (4)
Quarantine Consultation.

b. Indonesia – Suriname
Pada bulan Juli 1991 telah berkunjung rombongan Menteri Sosial, Tenaga Kerja dan Perumahan
Rakyat Suriname kepada Menteri Pertanian RI, pokok pembicaraan mengenai kemungkinan
diadakan kerjasama 2 negara di bidang pertanian. Kerjasama tersebut memiliki tugas membantu
kesulitan-kesulitan mengenai pertanian..
Pada bulan Juni 1993 telah berkunjung tim inventarisasi industri kelapa sawit dan gula Indonesia ke
Suriname dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Untuk industri kelapa sawit Pemerintah Indonesia dapat membantu Pemerintah Suriname
dengan mengirimkan 1 (satu) orang tenaga ahli agronomi dan 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang
teknik pengolahan kelapa sawit dari swasta selama 6-12 bulan.
Di bidang industri gula, PT Barata Indonesia telah bersedia mengirimkan tenaga ahlinya untuk
merehabilitasi pabrik gula di Suriname.
Pemerintah RI mengundang teknisi Suriname di bidang industri gula dan kelapa sawit untuk
mengikuti program magang selama 1-2 bulan di PT Perkebunan terkait.
Untuk pelaksanaan kerjasama tersebut Pemerintah RI bersedia menyediakan tenaga ahlinya,
sedangkan pendanaannya disarankan untuk mencari pinjaman lunak dari negara donor misalnya
anggota MEE dan Lembaga Keuangan Internasional (Bank Dunia, dll).

c. Indonesia – Gambia
Dalam rangka kerjasama Selatan-selatan, Indonesia sejak dinyatakan sebagai negara yang berhasil
dalam berswasembada pangan pada awal tahun 1982, telah memberikan bantuan pertanian kepada
28 negara yang sedang berkembang diantaranya 15 negara di Afrika termasuk Gambia untuk
membantu meningkatkan sektor pertanian rakyat antara lain dengan mengirim para petani dan
pejabat negara-negara Afrika tersebut untuk dilatih di Indonesia.Tujuannya adalah semata-mata
membantu negara yang sedang berkembang dibidang pertanian.
Menteri Pertanian RI telah memutuskan memberikan bantuan berupa 4 unit Hand tractors (power
tiller), 400 buah cangkul dan 400 buah sabit. Bantuan ini dianggarkan dalam DIP TA 2004 dan
telah disampaikan kepada Gambia pada tahun 2004 dengan bantuan transportasinya berasal dari
FAO.

d. Indonesia – Tanzania
Tanzania telah aktif turut serta dalam program KTNB yang dise-lenggarakan Indonesia sejak tahun
1982. Sampai dengan program tahun 1995/1996 sudah tercatat 177 warga negara Tanzania yang
mengikuti program KTNB. Program magang bagi petani Tanzania sejak tahun 1990 - 1998
sebanyak 4 angkatan (28 orang petani dan 5 penyuluh peranian) ; Program pelatihan bagi pejabat
pertanian Tanzania pada tahun 1995 sebanyak 2 orang (1 orang untuk Program Field Workshop on
Agriculture Extension dan 1 orang untuk Rice Production Technique Course).
Departemen Pertanian RI telah melaksanakan beberapa kerjasama teknik di bidang pertanian
diantaranya adalah program magang bagi petani Tanzania, Program pelatihan bagi pejabat pertanian
Tanzania, mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) atau Farmers Agriculture
and Rural Training Center (FARTC), serta pengiriman tenaga ahli pertanian Indonesia ke Tanzania.
Pendirian FARTC di desa Mkido-Morogoro-Tanzania merupakan kerjasama Pemerintah RI dengan
Pemerintah Jepang serta FAO Representative di Dar Es Salaam yang bertujuan untuk memfasilitasi
para petani Alumni Program Magang di Indonesia sehingga diharapkan dapat memberikan/
menyebarluaskan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti program magang di Indonesia.
Pengiriman Tenaga Ahli :

Tahun 1995 telah dikirimkan 3 orang Tim Tenaga Ahli Indonesia ke Tanzania yang terdiri dari 1
(satu) orang peneliti, 1 (satu) orang penyuluh, dan 1 (satu) orang petani.
Tahun 1998 telah dikirimkan 3 orang tim teknis (1 orang petani, 1 orang Teknisi Mekanisasi, dan
1 orang penyuluh) ke Zanzibar dan 2 orang Tim teknis (Penyuluh Pertanian Senior / PPS) ke
Tanzania. Pengiriman ke Zanzibar bertujuan untuk membantu petani Zanzibar dengan melakukan
Dem-farm padi di desa Cheju, Zanzibar. Sedangkan yang ke Tanzania bertujuan untuk membantu
kegiatan Agricultural Training Centre di FATRC di Desa Mkindo-Morogoro, Tanzania dengan
bantuan dana dari TCP-FAO Roma.
Tenaga ahli Indonesia ke KATC (Kalimanjaro Agricultural Training Centre) dalam proyek
pelatihan dan pemanfaatan hewan (kerbau) di lahan pertanian.Kerjasama ini dilaksanakan dengan
konsep Tripartite Financing Management dan Triangle Co-operation. Pengiriman pertama adalah
seorang expert dari petani pada bulan Oktober - Desember 1997, sedangkan pada tahap berikutnya
adalah 2 orang tenaga ahli pertanian pada bulan Februari–April 1999.

Selain dari pengiriman tenaga ahli, pemerintah Indonesia juga telah memberikan bantuan peralatan
mesin pertanian berupa hand tractor sebanyak 2 (dua) buah yang merupakan realisasi kerjasama
bilateral kedua negara di bidang pertanian lainnya.

e. Indonesia – Madagaskar
Kerjasama dengan Pemerintah Madagaskar di bidang petanianmemiliki tugas membantu negara
madagaskar,Pemerintah Indonesia telah 2 kali mengirimkan tenaga ahli Pertanian melalui Pola
kerjasama Tripartit Indonesia – Jepang (JICA) – Madagaskar. Tahun 2002 – 2003 2 (dua) orang
tenaga ahli pertanian dan tahun 2004 – 2005 2 (dua) orang tenaga ahli pertanian Indonesia yaitu di
bidang Rice Cultivation dan Agriculture Machinary yang ditempatkan di daerah Ambatondrazaka.
Madagaskar sangat membutuhkan bantuan Indonesia terutama di bidang pertanian dan
mengharapkan keahlian dan kemajuan pertanian di Indonesia dapat ditransfer ke Madagaskar,
Madagaskar juga mengharapkan Indonesia untuk dapat mempertimbangkan kembali membeli
cengkeh Madagaskar dan Madagaskar akan menawarkan harga khusus.
f. Indonesia – Fiji
Pemerintah Fiji mengharapkan bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk bidang pertanian.
Permintaan bantuan pertanian diajukan oleh PM Fiji, Laisenia Qarase kepada Presiden RI dalam
pertemuan di KTT Johannesburg tahun 2002
Akhirnya beberapa bulan kemudian kerjasama terlaksana dengan tugas membantu pemerintah Fiji
dibidang pertanian yang sedang mengalami krisis pangan.

g. Indonesia – Papua New Guinea


Di bidang kerjasama teknik, PNG selama ini telah memanfaatkan dan mengikuti secara aktif
program-program "Kerjasama Teknik antara Negara Berkembang (KTNB)" Indonesia. Program-
program KTNB yang diikuti adalah di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pembangunan
desa, pekerjaan umum dan koperasi. Pemerintah PNG menghargai bantuan yang telah diberikan
Pemerintah Indonesia di bidang ini. Untuk mengembangkan sumberdaya manusia di masa yang
akan datang, Pemerintah PNG juga mengharapkan agar latihan yang diberikan selama ini terus
dapat dilanjutkan terutama di bidang pertanian.
Pada dasarnya kerjasama bilateral di bidang pertanian antara Indonesia - Papua New Guinea belum
dilakukan secara optimal. Dasar hubungan bilateral RI-PNG mengacu pada Basic Arrangement
yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 1990 yang memiliki tugas saling membantu
dibidang pertanian dan teknologi. Pertemuan bilateral I RI-PNG dilaksanakan pada tanggal 12-13
Februari 2001, di Jayapura, Irian Jaya, sebagai Review Basic Arrangement yang mengatur tentang
masalah-masalah di perbatasan kedua negara tahun 1990, yang telah diperpanjang selama 1 (satu)
tahun. Pada pertemuan tersebut telah dihasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk perubahan/usul-
usul kedua negara antara lain tentang pengaturan masalah-masalah pabean dan karantina.

h. Indonesia - Vanuatu
Pada tanggal 19 – 21 Februari 2001 Dubes RI telah mengadakan kunjungan pamitan kepada
sejumlah pejabat tinggi yang disertai juga oleh Delegasi Deptan dan 6 pengusaha. Pada kesempatan
tersebut dibahas mengenai kemungkinan impor ternak dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak
lanjut kemungkinan impor ternak dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak lanjut kemungkinan
ekspor barang produksi Indonesia ke Vanuatu.
Kerjasama bilateral RI – Vanuatu di bidang peternakan, pada tanggal 19 Februari 2001 di Vanuatu
telah ditandatangani kesepakatan bilateral dalam bentuk Record of Discussion antara Ditjen BP
Peternakan dengan Ditjen Kementrian Pertanian, Karantina, Kehutanan dan Perikanan Republik
Vanuatu.Tugasnya mempermudah import daging sapi dari Vanuatu dan eksport barang industri dari
Indonesia.

i. Kerjasama RI – Arab Saudi


Kunjungan Delegasi Bank Pertanian Saudi cabang Jeddah / 7-11 Pebruari 2005 menemui
kesepakatan kerjasama tujuannya untuk menggali potensi kerjasama bilateral antara kedua negara di
bidang peternakan, perkebunan dan perikanan serta juga melihat kemungkinan melakukan investasi
di indonesia.

j. Kerjasama Indonesia – Belanda


Working Group on Agriculture ke-10 Indonesia – Belanda, 16 Juni 2005.
Merupakan tindak lanjut dari pertemuan ke-9 di Belanda. Pada pertemuan kali ini Indonesia
kembali mengusulkan kembali 4 bentuk kerjasama yang berpeluang untuk memperoleh bantuan
dari Pemerintah Belanda, yaitu : Support to the Merauke’s Rice Seed Institute; Request for Dutch
Support to the center for Alleviation of Poverty through Secondary Crops/CAPSA; Improving the
Control of Golden Potato Cyst Nematoda; Development of Horticultural Organic Farming.

Dalam kerangka kerjasama antar swasta melalui Program for Cooperation with Emerging Market
(PSOM), pihak Belanda mengharapkan pelaku agribisnis Indonesia untuk lebih aktif dalam mencari
partner bisnisnya di Belanda.

Berkaitan dengan masalah import bibit kentang dari Belanda, pihak Belanda memahami penjelasan
Indonesia mengenai aturandan syarat impor bibit kentang ke Indonesia yang harus pula mengikuti
peraturan perkarantinaan yang berlaku.

Menindaklanjuti proyek PBSI (Programme Bilateral Sammenwerken Indonesia)yang bertujuan


untuk pengembangan capacity building penanganan masalah-masalah perdagangan
internasional/WTO, pihak Belanda menyetujui untuk kelanjutan proyek tersebut dan mengharapkan
Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan dapat membuat dan memformulasikan
proposal baru untuk kegiatan tersebut.
k. Kerjasama RI – Mesir
Joint Commission Meeting ke-4, Indonesia – Mesir / 18-19 Juni 2005
Sidang yang berlangsung di Cairo menghasilkan beberapa kesepakatan yang dituangkan kedalam
Agreed Minutes yang ditandatangani oleh masing-masing Ketua delegasi. Pada Sidang ini delegasi
Indonesia dipimpin oleh Menteri Perdagangan RI dan delegasi Mesir dipimpin oleh Menteri
Kerjasama Internasional Mesir.

Tugasnya adalah saling membantu dan saling mengungkan dibidang:


Hubungan perdagangan
Teknik dan ekonomi
Industri
Investasi
Pariwisata
Transportasi
Bank Sentral
Komunikasi, teknologi dan Informasi
IPTEK
Budaya, Pendidikan, Pemuda dan olah raga
Kesehatan
Pertanian

l. Kerjasama RI - Yaman
Sidang ke-1 Komisi Bersama Indonesia – Yaman,
Yogyakarta 8-10 Agustus 2005
Pada Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting-SOM) antara kedua negara,
dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2005. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika, Dep. Luar Negeri RI dan Delegasi Yaman dipimpin oleh Wakil Menteri
Kerjasama Internasional, Kementrian Perencanaan dan Kerjasama Internasional Republik Yaman.
Delegasi dari Departemen Pertanian diwakili oleh Sekretaris Jenderal Dep. Pertanian dan Kepala
Bagian Bilateral, Biro KLN.
Tugas kerjasama adalah saling membantu dan saling mengungkan dibidang:
· Ekonomi antara lain Perdagangan; Investasi; Industri; Perminyakan; Bank Sentral dan
Kelautan dan Perikanan.
· Sosial, kebudayaan dan IPTEK antara lain : Komunikasi; Pendidikan; Agama; Tenaga Kerja;
Budaya dan Pariwisata; Transportasi Udara; Transportasi Darat; Transportasi Laut; Karsipan;
Lingkungan Hidup; Pemberdayaan Perempuan dan Pelatihan Kejuruan.

KERJASAMA EKONOMI REGIONAL


a. Association of South East Asian Nation (ASEAN)
ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan Deklarasi Bangkok.
Pendiriannya diprakarsai oleh lima negara yaitu Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari
Malaysia, Thanat Khoman dari Thailand, Narsico Ramos dari Filipina, dan S. Rajaratnam dari
Singapura. Saat ini anggota ASEAN sebanyak 10 negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu:
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar,
dan Vietnam.
Tujuan ASEAN adalah mewujudkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan
pendidikan pada negara anggotanya, di antaranya sebagai berikut:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di kawasan Asia Tenggara.
2. Menciptakan keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
3. Membantu memecahkan permasalahan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.
4. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Untuk menjalankan tugasnya, ASEAN membentuk komite sebagai berikut:
1. Komite Bahan Makanan, Pertanian, dan Kehutanan (Committee on Food Agricultural and Forest,
disingkat CFAF) yang berkedudukan di Indonesia.
2. Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee on Trade and Tourism, disingkat COTT) yang
berkedudukan di Singapura.
3. Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on Finance and Banking, disingkat COFB) yang
berkedudukan di Thailand.
4. Komite Industri, Perdagangan, dan Energi (Committee on Industry, Mining and Energy,
disingkat COIME) yang berkedudukan di Philipina.
5. Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on Transportation and Communication,
disingkat COTAC) yang berkedudukan di Malaysia.
6. Komite Kebudayaan dan Informasi (Committee on Cultural and Information).
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/b/b2/Perkembangan_Lembg_Nasional_N_Peran_26.jpgb.
European Economic Community (EEC)
EEC lebih dikenal dengan istilah (Masyarakat Ekonomi Eropa), disingkat MEE. MEE merupakan
organisasi negara-negara Eropa yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1958 berdasarkan Perjanjian
Roma, Italia. Adapun negara-negara yang menjadi anggota MEE adalah:
1. Belanda 3. Denmark 5. Irlandia 7. Luxemburg 9. Yunani
2. Belgia 4. Inggris 6. Jerman 8. Prancis 10. Italia
Tujuan EEC atau MEE adalah menyusun politik perdagangan bersama dan mendirikan daerah
perdagangan bebas antarnegara anggota Eropa Barat. MEE juga menjalin kerja sama di bidang
perdagangan dengan negara-negara ASEAN.

c. Asean Free Trade Area (AFTA)


AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun
1992. Organisasi perdagangan bebas kawasan ASEAN ini sepakat untuk menurunkan tarif dan
menghapus hambatan nontarif dalam perdagangan yang dimulai tahun 2002. AFTA bertujuan
meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi dan meningkatkan perdagangan antaranggota
ASEAN.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/70/Perkembangan_Lembg_Nasional_N_Peran_27.jpgd.
Asian Pasific Economic Cooperation (APEC)
APEC dibentuk di Canbera, Australia pada tahun 1989. APEC merupakan kerja sama ekonomi
negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Saat ini jumlah anggota APEC sudah mencapai 21 negara
yang di antaranya sebagai berikut.
Tujuan APEC adalah membentuk kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, dan peningkatan
sumber daya manusia yang saling menguntungkan. APEC ingin membentuk perdagangan bebas di
kawasan Asia Pasifik.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/e/e8/Perkembangan_Lembg_Nasional_N_Peran_28.jpge.
Organization Petrolium Exporting Countries (OPEC).
OPEC didirikan di Caracas, Venezuela oleh lima negara pengekspor minyak yaitu Saudi Arabia,
Kuwait, Iran, Irak, dan Venezuela tahun 1960. Saat ini OPEC beranggotakan 13 negara, yaitu 5
negara pendiri dan lainnya adalah: Libya, Indonesia, Nigeria, Aljazair, Gabon, Uni Emirat Arab,
Qatar, dan Ecuador. OPEC mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan minyak dunia dengan saling menguntungkan.
2. Mengatur pemasaran minyak sehingga tidak terjadi perang harga di antara sesama negara
penghasil minyak.
3. Menentukan jumlah produksi minyak dunia.
f. Asian Development Bank (ADB)
ADB bertujuan untuk memberikan pinjaman dana dan memberikan bantuan teknik kepada negara-
negara yang sedang membangun termasuk Indonesia. Anggota Bank Pembangunan Asia adalah
negara-negara di kawasan Asia Timur Jauh termasuk Pasifik Selatan.

KERJASAMA EKONOMI MULTILATERAL


a International Monetary Fund (IMF)
atau Lembaga Moneter Internasional. IMF berdiri tanggal 27 September 1945 di Amerika Serikat,
dan tujuan utamanya membantu negara-negara yang mengalami defisit neraca pembayaran. Secara
lebih luas, tujuan IMF sebagai berikut.
1) Memperluas perdagangan internasional kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan riil
negara-negara anggota.
2) Memperluas kerja sama di bidang moneter anggotanya.
3) Mewujudkan stabilitas kurs valuta asing negara anggota.
4) Mewujudkan sistem pembayaran internasional yang mudah.
Indonesia menerima bantuan dana dari IMF karena terjadi krisis ekonomi tahun 1997.
b. Food Agriculture Organization (FAO)
atau Organisasi Pangan dan Pertanian. FAO didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 dan
berkedudukan di Roma, Italia. FAO mempunyai tujuan ingin meningkatkan kuantitas dan kualitas
persediaan pangan dunia.
c. International Labor Organization (ILO)
atau organisasi perburuhan internasional. ILO didirikan pada tanggal 11 April 1919 dan
berkedudukan di Jeneva, Swiss. ILO bertujuan untuk memperjuangkan keadilan dan perbaikan
nasib buruh beserta keluarganya.
d. International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)
IBRD atau sering disebut Bank Dunia berdiri tanggal 27 Desember 1945 di Washington DC.
Indonesia ikut menjadi anggota Bank Dunia pada tahun 1954. Bank Dunia dibentuk untuk
memberikan kredit jangka panjang kepada negara yang sedang berkembang.
e. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)
atau organisasi pembangunan industri PBB. UNIDO didirikan pada tanggal 24 Juli 1967 dan
berkedudukan di Wina, Austria. UNIDO bertujuan untuk memajukan industri di negara
berkembang.
f. General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
GATT didirikan pada tahun1948 di Jeneva. GATT merupakan perjanjian umum tentang tarif dan
perdagangan. GATT bertujuan menghilangkan hambatan di bidang perdagangan, dan menghendaki
terwujudnya perdagangan bebas di seluruh dunia. GATT diubah menjadi WTO (World Trade
Organization). Tugas dan fungsi WTO adalah menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan
perdagangan bebas dunia yang akan mulai diberlakukan di seluruh dunia tahun 2020.
g. United Nation Development Program (UNDP)
UNDP bertujuan memberikan bantuan berupa proyek dalam pembangunan.
h. Economic and Social Council (ECOSCOS )
ECOSCOS bertujuan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan pendidikan.
i. World Trade Organization (WTO)
WTO mengatur arus perdagangan dan menghindari adanya negara-negara yang merasa dirugikan
dari perdagangan tersebut.

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/74/Perkembangan_Lembg_Nasional_N_Peran_32.jpgj.
Consultative Group On Indonesia (CGI)
CGI adalah lembaga pengganti dari IGGI (Inter Govermental Group on Indonesia). CGI merupakan
kelompok negara yang memberikan bantuan kepada Indonesia. Bantuan tersebut diberikan kepada
pemerintah maupun swasta untuk memantapkan dan memajukan ekonomi Indonesia. Jadi, CGI
Indonesia berperan sebagai penerima bantuan.
k. Kerjasama RI – Qatar, Kuwait dan Arab Saudi
Kunjungan kerja Menteri Pertanian RI ke Qatar, Kuwait dan Saudi Arabia / 21-28 Mei 2005
Menteri Pertanian RI telah melakukan kunjungan kerja ke Qatar (21-22 Mei 2005), Kuwait (23-24
Mei 2005) dan Saudi Arabia (24-28 Mei 2005).
Kunjungan kerja tersebut membawa misi Pemerintah untuk peningkatan kerjasama dengan negara-
negara di kawasan Timur-Tengah. Secara khusus tujuan kunjungan kerja tersebut sebagai langkah
pendekatan secara langsung dalam rangka peningkatan hubungan kerjasama ekonomi dan teknis
melalui sektor pertanian, yang selama ini belum banyak dilakukan.

l. Kerjasama RI – Belanda – Malaysia


Trilateral Meeting ke-3, Indonesia-Malaysia-Belanda / 15-17 Juni 2005
Pertemuan Trilateral Indonesia, Malaysia dan Belanda yang dibentuk tahun 2003 bertujuan untuk
meningkatkan akses pasar produk-produk pertanian Indonesia dan Malaysia ke pasar Uni Eropa
dengan bantuan Belanda termasuk bantuan teknis mengenai food safety.
m. Kerjasama RI – dengan Negara Timteng
Pertemuan Informal Menteri Pertanian RI dengan Duta Besar Kawasan Timur Tengah / 29 Juli
2005

Pertemuan yang berlangsung di Perkebunan Teh milik PT. Perkebunan Nusantara VIII di hadiri
perwakilan dari 12 negara Timur Tengah dan sejumlah pejabat dari berbagai instansi Pemerintah
seperti Dep. Perdagangan, Dep. Keuangan, Dep. Luar Negeri, Dep. Kehutanan, Dep. Kelautan dan
Perikanan, Bappenas, BKPM, Meneg BUMN, Perbankan dan beberapa pengusaha swasta.

Pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk mempromosikan potensi industri teh yang dimiliki PT.
Perkebunan Nusantara VIII yang pada bulan Mei juga turut sebagai delegasi pada kunjungan kerja
Menteri Pertanian ke Timur Tengah.

Anda mungkin juga menyukai