1
KATA PENGANTAR
Buku panduan ini disusun sebagai panduan untuk memberikan pelayanan bagi pasien
rawat jalan maupun rawat inap sehingga pasien merasa lebih nyaman dan terpenuhi
kebutuhan atas pelayanan kesehatan.
Sebagai langkah awal, buku ini tentu saja masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami harapkan berbagai saran
perbaikan untuk penyempurnaan buku ini.
Hormat kami,
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
Cover.................................................................................................................1
Kata Penmgantar...............................................................................................2
Tim Penyusun...................................................................................................4
Peraturan Direktur............................................................................................5
Lampiran I
3
TIM PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR
Penanggung jawab :
dr. Koeswandono,M.Kes (Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang)
Pengarah :
dr. Ika Sari Ramatina, M. Kes (Ketua Tim Akreditasi)
Editor :
Evita Kusmawati, Amd.,Kep
Konstributor :
Ernawati, Amd.,Kep
Diterbitkan Oleh :
Tim Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
Buku ini, termasuk ilustrasinya, bisa dipelajari dan digandakan dengan syarat
Diketahui
Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan
dan tidak diperjualbelikan.
4
RUMAH SAKIT
WIJAYA KUSUMA
JL. A. YANI 149 TELP. (0334) 881791 – 891325 – 894410
LUMAJANG 67316
Menimbang : 1. Bahwa rumah sakit memulangkan pasien berdasarkan atas status kesehatan
dan kebutuhan pelayanan selanjutnya.
2. Bahwa untuk pelaksanaannya perlu dituangkan dalam Peraturan Direktur
Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang.
5
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :Lumajang
Pada tanggal : Januari 2018
DIREKTUR
RS. WIJAYA KUSUMA LUMAJANG
BAB I
6
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
8
b. Meningkatkan kesadaran akan peraturan dan regulasi yang menyusun dan
mendasari proses pembuatan dan pendokumentasian perencanaan pasien pulang
atau Discharge Planning.
c. Membantu profesional kesehatan yang terlibat dalam keperawatan pasien untuk
menyusun perencanaan pasien pulang atau Discharge Planning yang optimal dan
profesional bagi pasien.
d. Meningkatkan kontinuitas dan kualitas perawatan
e. Memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan
BAB III
TATA LAKSANA
12
2. Dalam menyusun rencana pemulangan, haruslah mempertimbangkan rencana untuk
memfasilitasi transfer pasien dari rumah sakit menuju tempat perawatan selanjutnya
yang sesuai.
3. Pasien dan keluarga harus terlibat dalam setiap tahapan perencanaan dan selalu
diberitahukan mengenai perkembangan terbaru rencana perawatan mereka.
4. Terdapat tiga area utama yang terintegrasi dalam sistem ini, yaitu:
a. Perencanaan layanan lanjutan.
Kerjasama antara Rumah Sakit Wijaya Kusuma dengan layanan yang lain untuk
memastikan bahwa terdapat optimalisasi perawatan atau layanan setelah pasien
pulang, yaitu.
1. Rumah sakit swasta lain atau pemerintah atau PUSKESMAS
2. Layanan kesehatan individu atau panti rehabilitasi
3. Jasa atau layanan transportasi
4. Perawatan di rumah
5. Persemayaman jenasah
Optimalisasi ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya rawat inap pasien yang
tidak perlu dan mendukung pemulangan pasien lebih lancar dan terorganisir.
13
Koordinator discharge planning bertugas merencanakan, mengkoordinasi,
mernantau, memberikan tindakan, dan melaksanakan kelanjutan perawatan pasien.
Perawat melengkapi dokumentasi discharge planning dan disetujui oleh perawat
kepala ruang, perawat PJ shift atau perawat ketua tim.
b. Perencanaan pasien pulang atau discharge planning merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan harus sudah direncanakan sejak pasien masuk ke rumah sakit.
Langkah-langkah melakukan discharge planning adalah sebagai berikut :
a) Lakukan asesmen atau pengkajian
a. Lengkapi asesmen pasien (pengkajian awal) pada RM 17
b. Lakukan perencanaan pasien pulang (discharge planning) pada pengkajian
perencanaan pulang RM 17 (poin A) yang diisi maksimal 24 jam setelah pasien
MRS, meliputi
a) Koordinator pemulangan
b) Orang yang membantu perawatan setelah dirumah
c) Tempat perawatan setelah pulang dari rumah sakit
d) Kemampuan fungsi atau aktifitas sebelum di rumah sakit
e) Pembiayaan paska pemulangan
f) Alat bantu yang diperlukan paska pemulangan
g) Pelayanan kesehatan lanjutan
h) Masalah perawatan diri paska pemulangan
c. Libatkanlah pasien dan keluarga dalam perencanaan discharge planning (karena
pasien yang paling tahu mengenai apa yang dirasakannya dan ingin dirawat oleh
siapa)
d. Gunakanlah bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan keluarganya
e. Kaji apakah pasien termasuk risiko tinggi sehingga membutuhkan discharge
planning kritis.
Kriteria pasien risiko tinggi atau kondisi kritis :
1) Usia
a. Usia > 65 tahun (geriatri)
b. Bayi premature/ neonatus
2) Karena kesulitan mobilitas sehingga membutuhkan bantuan aktifitas hidup
sehari-hari
a. Stroke
b. Trauma multiple
3) Membutuhkan pelayanan medis, misalnya :
a. Serangan jantung
b. Gagal jantung kongestif, atau penyakit dengan potensi mengancam nyawa
lainnya
c. Dirawat kembali dalam tujuh hari dengan diagnosa yang sama
d. Mengalami dementia atau amnesia
4) Membutuhkan pelayanan dan pemantauan keperawatan berkelanjutan
a. Pasien berasal dari panti jompo
b. Pasien yang membutuhkan pelayanan di panti rehabilitasi
c. Pasien dengan percobaan bunuh diri
d. Pasien tidak dikenal atau tidak ada identitas
14
e. Korban dari kasus kriminal atau kekerasan dalam rumah tangga
f. Diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia untuk pasien
g. Verifikasi kelayakan tempat perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit.
h. Memberi informasi dan edukasi yank dibutuhkan pasien atau keluarga atau
penjaga pasien.
2) Materi edukasi pada ceklis terbagi menjadi
a. Informasi kesehatan
b. Edukasi kesehatan
c. Persiapan pemulangan pasien
3) Ceklis discharge planning dilsi dengan tanda centang ( √ ) oleh perawat
dan ditandatangani oleh perawat kepala ruang atau yang mewakili apabila
perawat kepala ruang sedang tidak ada ditempat.
4) Ceklis disimpan menjadi satu dengan rekam medis pasien
b) Perhatikan hal-hal yang perlu diketahui saat pasien di ruang rawat inap :
i. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga.
ii. Gunakan pendekatan dengan tim multidisiplin yang terlibat perencanaan dan
tatalaksana pasien.
Yang dimaksud tim mutidisiplin ini adalah para professional kesehatan dari
disiplin ilmu yang berbeda-beda, seperti perawat, terapis, dokter, ahligizi.
iii. Koordinator perawatan di ruangan harus memastikan pasien memperoleh
perawatan yang sesuai dan adekuat serta proses discharge planning berjalan
lancar.
iv. Kordinator perawatan haruslah seorang yang berpengalaman, terlatih, dan
memahami mengenai discharge planning. Biasanya adalah seorang Kepala
Ruang.
v. Tugas koordinator perawatan pada proses discharge planning:
1) Mengkoordinasi semua aspek perawatan pasien termasuk discharge planning,
asesmen awal, dan pengkajian ulang atau re-asesmen
2) Memastikan semua rencana berjalan dengan lancar dan terkoordinir.
3) Mengambil tindakan bila terdapat masalah.
4) Identifikasi, melibatkan, dan menginformasikan pasien mengenai rencana
keperawatan, pastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan khusus pasien dapat
terpenuhi
5) Mencatat semua perkembangan ke dalam rekam medis pasien
6) Konfirmasi pada pasien dan keluarga atau penjaga pasien
vi. Penjelasan tentang kebutuhan yang diperlukan pasien saat pulang dari rumah
sakit :
1) Peralatan
a. Peralatan yang portabel dan sederhana : mudah digunakan, instruksi
penggunaan minimal. Contoh,: tongkat, toilet duduk, kasur dekubitas,
walker, kursi roda dan lain-lain.
b. Peralatan yang membutuhkan pelatihan mengenai cara menggunakannya.
Contoh oksigen, nebulaiser, glucotest, dan lain-lain.
15
2) Obat-obatan
a. lnjeksi insulin (cara penyimpanan, cara penggunaan, dan lain-lain.)
b. Obat untuk nebulaiser
3) Pilihan transportasi yang dapat digunakan saat pemulangan
a. Ambulan
b. Mobil pribadi atau sepeda motor pribadi
c. Taksi atau angkutan umum
vii. Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi discharge planning,
perawat harus memberitahukan pada keluarga dan menghargai keinginan pasien.
viii. Kebanyakan pasien akan memilih dirawat oleh anggota keluarganya.
Apabila yang diinginkan adalah penjaga pasien atau profesional kesehatan, maka
sampaikan kepada keluarganya mengenai kesediaan mereka untuk merawat
pasien. Identifikasi dan latihlah penjaga pasien atau professional kesehatan yang
akan merawat pasien. Pastikan penjaga pasien atau profesional kesehatan
mendapat informasi mengenai kondisi pasien, yaitu :
1) Rencana pemulangan pasien (tertulis atau lisan) dan pemberitahuan
mengenai kapan pasien akan dipulangkan
2) Kondisi pasien.
3) Penjelasan mengenai seperti apa terlibat dalam perawatan pasien
4) Keuntungan yang didapat atau dampak finansial yang diperoleh
5) Akses penerjemah untuk memungkinkan komunikasi dan pemahaman yang
efektif dengan pasien
6) Pengaturan transportasi
7) Cara menggunakan peralatan tertentu sebelum pasien dipulangkan.
8) Jadual dan cara pemberian obat.
9) Jadual kontrol kesehatan pasien
10) Kapan dan bagaimana mendapatkan pelayanan mendesak
16
2) Pemulangan pasien ke rumah tanpa perlu perawatan khusus
3) Perawatan di rumah dengan didampingi oleh perawat atau penjaga pasien
4) Rumah sakit atau fasilitas perawatan lain
5) Rumah perawatan umum, seperti panti jompo, dan sebagainya
f. Identifikasi kebutuhan pasien yang memerlukan perawatan khusus atau ekstra
seperti kebutuhan perawatan kebersihan diri, social, dan sebagainya. Usahakan
untuk memenuhi kebutuhan pasien dan berikan dukungan tambahan.
g. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan pasien.
h. Pastikan bahwa pasien dan keluarga atau penjaga pasien telah memperoleh dan
memahami informasi yang adekuat.
i. Hak pasien sebelum dipulangkan:
a. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, assesmen medis,
rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan informasi
relevan lainnya mengenai rencana perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
b. Terlibat sepenuhnya dalam Discharge Planning dirinya, bersama dengan
keluarga atau penjaga pasien.
c. Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka panjang,
termasuk dampak finansialnya.
d. Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan yang
diperoleh (RM 21 B)
e. Menghubungi tim discharge planner yang bersedia mernbantu dan
memberikan saran untuk pasien serta informasi tentang kapan dan bagaimana
mendapatkan pelayanan mendesak.
j. Dokurnentasi perencanaan pasien pulang pasien di rekam medis.
Dokumentasi resume pasien pulang rawat inap ada dua (2), yaitu :
1) RM 22 (Ringkasan Keluar / Resume)
a) Dilengkapi sebelum pasien pulang dari rumah sakit oleh DPJP/ dokter
/dokter spesialis.
b) Berisi :
1. alasan dirawat,
2. diagnosa waktu masuk,
3. diagnosa utama,
4. diagnosa sekunder,
5. ringkasan penemuan fisik penting,
6. tindakan diagnostik yang sudah dilakukan,
7. tindakan medis yang sudah dilakukan,
8. keadan pasien, pengobatan, kesimpulan pada saat keluar rumah sakit
dan prognosa.
9. rencana follow up / intruksi tindak lanjut
c) Disimpan dalam berkas rekam medis pasien
2) RM 21 poin B (petunjuk pasien pulang)
a) Diisi saat akan memulangkan pasien oleh perawat/ bidan dan legalisasi
oleh kepala ruang/ Perawat PJ Shift/ Perawat Ketua Tim.
b) Dibuat rangkap 2 (dua)
17
c) Gunakan bahasa awam yang mudah dimengerti oleh pasien dan
keluarganya pada saat memberikan informasi/ penjelasan / intruksi dan
edukasi
d) Berisi :
1. Alasan dirawat
2. Tanda-Tanda Vital (TTV)
3. Kondisi saat dipulangkan
4. Pasien post partum (Khusus Kebidanan)
5. Jadwal pemberian obat saat di rumah
6. Dokumen yang diserahkan
7. Rencana pemeriksaan / kontrol selanjutnya.
8. Catatan khusus untuk pasien diisi untuk hal-hal khusus dan penting
untuk diketahui pasien atau keluarganya, yaitu kapan dan bagaimana
mendapatkan pelayanan mendesak.
e) Kondisi lain sehingga pasien boleh keluar rumah sakit atau dinyatakan keluar dari
rumah sakit adalah :
a. Pasien yang pulang dengan keinginannya sendiri atau paksa atau menolak
tindakan medis (di mana bertentangan dengan saran dan kondisi medisnya)
1) Yang termasuk kelompok ini adalah :
a) Pasien memahami risiko yang dapat timbul akibat pulang paksa
b) Pasien tidak memahami risiko pulang paksa, dikarenakan kondisi medis
atau gangguan jiwa
2) Apabila pasien mempunyai keluarga tenaga medis (dokter, perawat, bidan)
atau petugas kesehatan lain, maka akan lebih mudah Informasi dari Edukasi
dilakukan. Tetapi dalam pelaksanaannya Rumah Sakit Wijaya Kusuma harus
18
mengikuti sesuai peraturan dan hukum yang berlaku sesuai panduan tentang
hak pasien dan keluarga/ privacy pasien.
3) Alasan pasien pulang paksa, antara lain :
a) Tidak punya biaya (paling banyak)
c) Belum atau tidak setuju dilakukan tindakan medis setelah mendapat
penjelasan yang cukup
d) Ingin dirawat di tempat lain.
e) Merasa sudah sembuh
f) Tidak puas dengan dokter
4) Evaluasi dan tindak lanjut pada pasien pulang paksa :
a) Lakukan pencatatan sebagai indikator mutu Instalasi Rawat inap rumah
sakit tentang kejadian pulang paksa
b) Berikan pengulangan edukasi sampai pasien atau keluarganya memahami
maksud dan tujuan perawatan atau tindakan medis yang diberikan. Bila
keputusan yang diambil pasien/ keluarga tetap menolak perawatan atau
tindakan medis dokumentasikan pada lembar penolakan tindakan medis
(model B) dan surat pernyataan pulang paksa
c) Sarankan untuk tetap menjalankan program terapi/ kontrol pada dokter
rumah sakit yang telah disepakati.
b. Pasien meninggal
c. Pasien harus ditransfer ke rumah sakit lain/ rujuk
d. Pasien Ijin Pulang Sementara.
a) Beberapa alasan akan membuat pasien minta diberikan ijin keluar rumah
sakit untuk sementara waktu. Untuk itu Rumah Sakit Wijaya Kusuma
menyusun prosedur pemberian ijin pulang sementara.
b) Didokumentasikan pada form Surat Keterangan Ijin Pulang (SKIP)
c) SKIP dibuat rangkap 2 (dua), lembar pertama disimpan pada rekam medis
pasien, salinan kedua diberikan pada pasien/ keluarga
d) SKIP dibuat oleh perawat ruangan dengan sepengetahuan DPJP dan petugas
adtninistrasi.
e) Saat pasien keluar dari rumah sakit, maka perawat diharuskan melepas
gelang, identitas dan akan dipasangkan kembali saat pasien kembali ke rumah
sakit
C. Discharge Planning untuk Pasien One Day Care ( ODC ) tindakan bedah/ bedah
rawat jalan.
1. Program bedah rawat jalan yang sukses tergantung pada pemulangan pasien yang
tepat waktu setelah anestesi.
2. Kriteria yang telah dibuat untuk menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan
menggunakan PADSS (Post Anesthesia Disharge Scoring System) yang telah
dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan di RS Wijaya Kusuma Lumajang.
19
PADSS merupakan suatu sistem skoring yang secara objektif menilai kondisi pasien
yang siap untuk dipulangkan setelah mendapatkan general anastesi.
Modifilasi PADSS berdasarkan 5 kriteria, yaitu :
a. Tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, temperature)
b. Ambulasi
c. Mual/muntah
d. Nyeri
e. Perdarahan akibat pembedahan
Tabel
Kriteria Skor
1. Tanda vital
2 = sekitar 20% dari nilai prabedah
1 = 20 – 40% dari nilai prabedah
0 = 40% dari nilai prabedah
2. Pergerakan/ambulasi
2 = mampu berdiri / tidak ada pusing
1 = dengan bantuan
0 = tidak ada pergerakan / pusing
3. Mual/muntah
2 = minimal / tidak muntah
1 = sedang
0 = berat
4. Nyeri
2 = minimal
1 = sedang
0 = berat
5. Perdarahan
2 = minimal
1 = sedang
0 = berat
21
- pernafasan, SpO2
- suhu badan
b) skor nyeri
c) APGAR :
- Aktif
- Pernafasam
- Sirkulasi
- Kesadaran
- Warna kulit
d) Terapi yang diberikan / terapi cairan
e) Perdarahan pasca operasi :
- Pembalut luka
- Drainage
f) Muntah
g) Urine (jumlah, warna, kemampuan, berkemih)
h) Hasil monitor selama di ruang pulih dilaporkan ke dokter anestesi untuk
memberikan rekomendasi pasien boleh pulang
c. RM. 19.b (laporan operasi) diisi oleh dokter bedah
d. Ceklist discharge planning diisi oleh perawat IKO dan ditandatangani oleh
perawat kepala instalasi kamar operasi
e. Informasi kesehatan saat memulangkan pasien diberikan oleh tenaga kesehatan
yaitu dokter bedah, dokter anastesi, perawat anastesi, perawat IKO
23
BAB IV
DOKUMENTASI
24