ABSTRACT
158
Analisis Risiko Mesin Bagging Scale (Agus M & Rastiti R)
juga bisa mengoptimalkan risiko ketidak dijadikan fokus usulan perbaikan dalam
pastian (Roger. S. Pressman). Manajemen meminimalkan risiko yang terjadi terhadap
risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses pengantongan pupuk pada mesin
proses-proses berikut ini : Identifikasi risiko, tersebut. Metode yang digunakan dalam
Evaluasi, dan pengukuran risiko, Identifikasi penelitian adalah Fuzzy FMEA (Fuzzy-
risiko secara akurat dan komplit sangatlah Failure Mode Effact Analysisi).
vital dalam manajemen risiko (Roger S.
Pressman). Salah satu aspek penting dalam 2. METODE
identifikasi risiko adalah mendaftar risiko Dalam penelitina ini akan dilakukan
yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. analisis risiko mesin Bagging Scale pada
Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk Departemen pengantongan pupuk urea di PT.
mengetahui karakteristik risiko yang lebih PUPUK SRWIDIDJAJA dengan tiga
baik tentang risiko yang terjadi dapat Langkah yaitu : mengidentifikasi risiko dari
memudahkan kita untuk mengelola risiko jenis kerusakan yang sering terjadi,
tersebut (Mallman, 1996), Proses selanjutnya melakukan penilaian faktor risiko dan
yaitu mengelola risiko. Jika organisasi gagal menentukan prioritas perbaikan dari mesin
mengelola risiko, maka konsekuensi yang tersebut.
diterima bisa cukup serius, misalnya Penelitian ini dilakukan dengan 2 cara
kerugian yang besar bahkan bisa bangkrut yaitu dengan obesrvasi langsung dan
Dalam penelitian ini, FMEA digunakan wawancara, dan didapatkan data primer dan
sebagai salah satu alat dalam menganalisis data sekunder. Data primer didapatkan
sebuah risiko pada suatu mesin pengantongan langsung dari expert bagian maintenance
pupuk dengan dengan mempertimbangkan yang sudah lebih dari 10 tahun menangani
prioritas atau nilai Risk Priority Number mesin tersebut. Wawancara tersebut
(RPN). Selain itu juga untuk menilai factor- dilakuakan untuk mendapatkan penilaian dari
faktor risiko dan disempurnakan dengan hasil faktor-faktor risiko. Data sekunder
menggunakan metode fuzzy. Dalam FMEA didapatkan dari data laporan harian selama
konvensional, penilaian factor-faktor failure satu tahun pada bagian maintenace
mode yaitu faktor severity (S), faktor didepartemen pengantongan untuk
occurence (O) dan faktor detection (D) yang mendapatkan jenis kerusakan apa saja yang
diterap kan dalam natural language akan sering terjadi pada mesin Bagging Scale.
menghasilkan informasi yang tidak tepat Berdasarkan uraian masalah
(ambigue) dan bersifat samar (vague) (Yeh et sebelumnya, penelitian ini akan
all., 2007). Penggunaan teori fuzzy memberi mengidentifikasi risiko dengan cara
fleksibilitas untuk menampung menentukan impact dan probability suatu
ketidakpastian akibat samarnya informasi risiko. Kemudian dilanjutkan dengan
yang dimiliki maupun unsur preferensi yang penetuan prioritas berbaikan dengan
subjektif yang digunakan dalam penilaian mempertimbangkan faktor-faktor risiko
terhadap mode kegagalan yang terjadi. dengan menggunakan metode Fuzzy FMEA.
Banyak pendapat para ahli bahwa faktor-
faktor S, O dan D tidak mudah untuk 2.1 Identifikasi Risiko
dievaluasi secara tepat. Upaya yang Langkah awal yang dilakuakan dalam
signifikan telah dibuat untuk mengevaluasi menganalisis suatu risiko sebuah mesin yaitu
risiko dengan cara linguistik (Wang et all., mengidentifikasi risiko yang timbul dari
2009). kerusakan mesin yang sering terjadi dari data
Dari permasalahan diatas, akan dibuat laporan harian selama 1 tahun. Dalam
sebuah analisis risiko dari kerusakan yang analisis risiko,setelah melakukan identifikasi
timbul pada mesin Bagging Scale untuk risiko kemudian mengolah data yang
159
Teknoin Vol. 21 No. 4 Desember 2015 : 158-166
diperoleh untuk mendapatkan profil risiko Sedangkan kualitas risiko terkait dengan
dan melakukan penilaian terhadap risiko kemungkinan suatu risiko muncul. Pada
tersebut. Penilaian risiko pada dasarnya penelitian ini dimensi kemungkinan risiko
mengacu pada dua faktor, yaitu: kuantitas muncul dibagi ke dalam lima kategori, yaitu
risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko almost never, unlikely, possible, likely, dan
terkait dengan berapa banyak nilai, atau almost certain seperti terlihat pada Tabel 1.
dampak, yang rentan terhadap risiko.
160
Analisis Risiko Mesin Bagging Scale (Agus M & Rastiti R)
161
Teknoin Vol. 21 No. 4 Desember 2015 : 158-166
162
Analisis Risiko Mesin Bagging Scale (Agus M & Rastiti R)
perawatan yang lebih agar dampak risiko kasus tersebut yaitu kode tidak muncul pada
yang teradi lebih terminimalisir. Sedangkan karung dan oprator harus menulis secara
jika kita lihat dari segi kemungkinan manual. Apabila suatu masalah sangat sering
munculnya risiko terdapat pada kasus bag terjadi penanganan yang dilakukan sebaiknya
coding kotor yang sangat sering terjadi menghindari risiko tersebut yaitu dengan cara
(Almost Certain). Namun, dampak dari operator harus disiplin dalam mengupayakan
masalah tersebut masih kecil (moderate). bag coding harus selalu bersih agar code
Bag Coding yang sering kotor disebabkan pada karung bisa terlihat dengan jelas dan
menempelnya urea kebagian bag coding mempercepat proses pengantongan.
dikarenakan sifat urea yang hidroskopis
sehingga urea mudah menempel. Akibat dari
3.2 Penilaian Faktor Risiko dan (severity), tingkat sering terjadinya risiko
Penentuan Usulan Prioritas Per- (occurence), dan apakah risiko tersebut
baikan Dengan Metode Fuzzy FMEA mudah ataupun sulit untuk dideteksi
Setelah dilakuan identifikasi risiko apa (detection). Kemudian akan didapatkan nilai
saja yang terjadi. Selanjutnya melakukan Risk Priority Number (RPN) dari tiap risiko
penentuan prioritas perbaikan untuk mesin atau moda kegagal yang terjadi. Tabel 6
bagging scale berdasarkan penilaian faktor- dibawah ini menunjukan penilaian risiko
faktor risiko dengan menggunakan metode dengan tabel FMEA.
FMEA konvensional. Faktor-faktor risiko
tersebut meliputi tingkat keparahan
163
Teknoin Vol. 21 No. 4 Desember 2015 : 158-166
Berdasarkan hasil perhitungan FMEA produksi yang lebih besar dari pada
konvensional diatas didapatkan nilai RPN kerusakan no 13 dan no 14. Sebab
yang bervariasi, dengan nilai terkecil sebesar timbangan pada karung pupuk urea tidak
72 dan nilai terbesarnya adalah 392. Terdapat akurat dan akan menimbulkan kerugian bagi
beberapa jenis kerusakan yang memiliki nilai perusahaan. Dari hasil perhitungan FMEA
RPN sama, dan nilai S, O, dan D nya jaga konvensional tersebut akan disempurnakan
sama dan nantinya perioritas yang serta dibandingkan dengan perhitungan nilai
dihasilkanpun pun juga sama. Hal itu RPN dengan metode Fuzzy FMEA untuk
disebabkan dari subsistem moda menentukan usulan prioritas perbaikan pada
kegagalannya mempunyai tingakat keparahan mesin pengantongan demi menimalkan
yang sama, dan tingkat terjadinya yang sama risiko. Tabel. 7 dibawah ini menunjukan
walaupun diwaktu yang berbeda, serta hasil perbandingan nilai RPN dengan FMEA
menurut ahlinya semua kejadian tersebut konensional dengan nilai RPN yang sudah
sudah sedikit mampu untuk langsung disempurnakan dengan metode Fuzzy.
diditeksi dari setiap kerusakan yang timbul.
Tetapi ada juga yang memilki nilai RPN
sama tetapi nilai S, O, dan D nya berbeda.
misalnya pada no 4, 13, dan 14 dengan nilai
RPN sebesar 160. Secara matematis, tingkat
risiko terhadap kegagalan proses
pengantongan adalah sama. Padahal, apabila
disesuaikan dengan kondisi nyata, kerusakan
no 4 akan menghasilkan efek kegagalan
164
Analisis Risiko Mesin Bagging Scale (Agus M & Rastiti R)
165
Teknoin Vol. 21 No. 4 Desember 2015 : 158-166
yaitu jenis risiko pada no 8, 7, dan 6. Jenis pengantongan pupuk dan dermaga yang
risiko no 8 berperan sebagai kerusakan yang membantu terlaksana tugas khusus ini.
memberikan potensi risiko kegagalan proses
terbesar. Apabila dibandingkan dengan DAFTAR PUSTAKA
kondisi aktual dibagian unit pengantongan Basjir. N, et al. Pengembangan Model
PT. PUPUK SRIWIDJAJA, maka metode Penentuan Prioritas Terhadap Moda
Fuzzy FMEA lebih sesuai untuk diterapkan Kegagalan Komponen Dengan Metode
dalam hal assessment manajemen risiko. Hali FMEA, FUZZY, Dan TOPSIS Yang
ini disebebkan jika hanya menggunakan terintegrasi. 2011.
metode FMEA saja, tidak semua expert
memiliki kemampuan yang sama dalam Bsuki, Ari. Manajemen risiko kerusakan di
menangani kasus. unit pengemasan PT. Semen Indonesia,
Nilai RPN yang didapat dari metode Tbk. Pabrik Tuban. 2015.
Fuzzy FMEA berkisar antara 60-80. Artinya
nilai tersebut termasuk dalam katagori High- Harahap, M. Rudy. Pengukuran risiko aset
Medium (60, 70, 80). Hal ini diartikan bahwa teknologi infirmasi berbasis PBI pada
Faktor risiko dari moda kegagalan suatu sektor perbankan di Indonesia. 2010.
mesin hampir mendekati faktor risiko yang
Miftah F. Indra. Usulan Perencanaan
tinggi. Oleh karena itu, prioritas diatas
Perawatan Mesin Bantu Kapal
dijadikan acuan untuk fokus perbaikan atau
DAIHATSU 6 PSHTC – 26H Dengan
perawatan yang lebih intensif pada mesin
Metode Reability Centered
Bagging Scale agar lebih efisien, mesin tetap
Maintenance II (RCM II). 2014.
beroprasi semestinya, dan bisa mencapai
target pengantongan tiap harinya. Ming wang. Ying. Risk Evaluation Failure
Mode and Effect Analysis Using Fuzzy
4.2 Saran Weighted Geometric Mean. 2007.
Disarankan bagi penelitian berikutnya
untuk mengkaji penggunaan Fuzzy FMEA Rezapahlevi. M (X). Risk Analysis On
yang diintegrasikan dengan metode Multi Auxiliary Engine Daihatsu 6 PSHTC-
Criteria Decision Making seperti AHP atau 26H Using Fuzzy FMEA.
metode lainnya agar hasil analisis suatu
risiko dan respon terhapa risiko lebih akurat Saifudin, Mohammad. H. Analisis risiki
dan efektif. operasional pada divisi bengkel PT.
XYZ Branch Office Malang. 2014.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Sudarsono. k, et al. Analisis risiko
Selesainya penelitian ini tidakk lepas operasional PT. TELKOM dengan
dari dukungan dan bantuan banyak pihak. pendekatan metode ERM. 2008.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimaksih sebanyak-banyaknya kepada
Allah SWT, orang tua yang selalu
memberikan dukungan serta doa, temen-
teman yang selalu menemani dikala susah
dan senang, Bapak Agus selaku dosen
pembimbing kerja praktek sekaligus dosesn
pembimbing ademik yang ikhlas dalam
membimbing peneliti, serta seluruh karyawan
PT. PUPUK SRIWIDJAJA diarea
166