Anda di halaman 1dari 9

AGORA Vol. 1, No.

3, (2013)

ANALISIS PENERAPAN HUMAN RESOURCE TRAINING AND


DEVELOPMENT DAN EFEKTIVITASNYA PADA PT. JAYA MAS
MANDIRI PLUS SURABAYA
Steffenny dan Maria Praptiningsih
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: Steffenny_tan@yahoo.com, mia@peter.petra.ac.id

Abstrak- Efektivitas training and development sangat jelas, memiliki instruktur yang mampu menjelaskan dengan
penting karena perusahaan dapat menilai apakah training and baik, mengevaluasi program training tersebut, dan
development yang telah diterapkan di perusahaan efektif sesuai meningkatkan program training (Triyono, 2012, p. 89).
dengan kebutuhan. Efektivitas dapat dilihat dari hasil evaluasi. Persaingan global ini yang menuntun perusahaan agar
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan human
resource training and development dan efektivitasnya pada
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa
PT.Jaya Mas Mandiri Plus. Metode pengumpulan data dengan meningkatkan produktivitas perusahaan dan dapat bertahan
teknik wawancara. Teknik analisis yang digunakan dalam ataupun meningkatkan posisi pasar. SDM memegang peranan
penelitan adalah dekriptif kualitatif dengan metode pengujian paling penting dan potensial bagi keberhasilan suatu
data dengan cara triangulasi sumber. perusahaan. Salah satu kunci utama dalam menciptakan SDM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan yang profesional adalah terletak pada proses training and
training and development pada perusahaan PT.Jaya Mas Mandiri development tenaga kerja. Untuk mendapatkan tenaga kerja
Plus sudah efektif, karena training yang dilakukan sudah yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu
berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari hasil evaluasi yang telah adanya pelatihan dan pengembangan. Tujuan dari program
dilakukan oleh perusahaan yang mendapatkan respon positif
training and development ini adalah untuk meningkatkan
dari karyawan, karyawan juga lebih termotivasi, dan juga
kinerja meningkat. Perusahaan melakukan training and kualitas kerja, ketrampilan, produktivitas kerja dan
development setiap tahun, tahap-tahap dalam training juga telah pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan
dilakukan. Oleh karena itu rancangan alternatif untuk perusahaan (Triyono, 2012, p.73, 88).
membantu perusahaan agar dapat lebih meningkatkan PT. Jaya Mas Mandiri Plus adalah pabrik kertas yang
penerapan training and development yang ada di perusahaan sedang berkembang di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini
dapat berupa yang tahap training and development, implementasi bergerak di bidang manufaktur yang dikhususkan pada usaha
training and development, dan evaluasi training and development.
kertas, yaitu mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi. Produk – produk yang di produksi adalah Paper,
Envelope, Continuous form / Computer Form, HVS Paper,
Kata kunci: Efektivitas, pelatihan dan pengembangan, sumber Fax Paper. Sebagian besar, produk yang di produksi PT.Jaya
daya manusia, evaluasi pelatihan, implementasi pelatihan Mas Mandiri Plus ini sudah tersebar di daerah Jawa maupun
luar Jawa.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT.Jaya Mas
Mandiri Plus masih dihadapkan pada beberapa kendala
terutama pada sumber daya manusia perusahaan yaitu training
I. PENDAHULUAN
and development. PT.Jaya Mas Mandiri Plus mengalami
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor
persoalan tenaga kerja pada bagian produksi yang tidak
kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
maksimal. Hal tersebut berdampak pada kinerja bagian
menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki
produksi yang menjadi terhambat karena persoalan kurangnya
keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan
tenaga kerja maupun munculnya tenaga kerja baru yang belum
global (Damanhuri, n.d, par 1). Menurut catatan Badan Pusat
berpengalaman. Selain itu, persoalan juga berdampak pada
Statistik Indonesia pada bulan Agustus (2010) jumlah
meningkatnya biaya perusahaan. Sehingga secara keseluruhan
penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah
kegiatan usaha perusahaan menjadi kurang efektif dan efisien.
sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580
Sumber daya manusia adalah merupakan salah satu unsur
laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan
yang paling vital bagi organisasi karena yang pertama, sumber
penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Dengan
daya manusia memengaruhi efisiensi dan efektivitas
jumlah sebanyak ini Indonesia mempunyai peluang lebih
organisasi sumber daya manusia merancang dan memproduksi
untuk memiliki sumber daya manusia yang lebih berkompeten
barang dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkan produk,
daripada negara yang jumlah penduduknya sedikit. ( Siswati,
mengalokasikan sumber daya financial, serta menentukan
Desember 5, 2012, par 1).
seluruh tujuan dan strategi. (Rachmawati 2008, p.1). Menurut
Untuk membuat training karyawan menjadi efektif, ada
Triyono (2012, p.12) manajemen sumber daya manusia adalah
beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya menganalisis
pendekatan strategic dan koheren untuk mengelola aset paling
kebutuhan karyawan, menerapkan materi yang sesuai, adanya
berharga milik organisasi, orang-orang yang bekerja dalam
fasilitas yang memadai, mempunyai tujuan pelatihan yang
organisasi, baik secara individu maupun kolektif, dan
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran organisasi. yaitu demonstrasi, praktik langsung, dan metode self
Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, training
melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada 2. Off the job training adalah metode yang berlangsung jauh
kayawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dari situasi kerja normal. Dilakukan tidak berkenaan
dan keamanan, serta masalah keadilan. (Dessler, 2004, p.2). dengan pekerjaan, tapi menyiratkan bahwa dalam training
Murtie (2012, p. 3) menyatakan bahwa tujuan dari tersebut seorang karyawan tidak lagi diposisikan pada
manajemen sumber daya manusia ada empat hal, yaitu tujuan tugas dan fungsi seperti biasanya. Metode yang biasanya
organisasi, tujuan fungsional, tujuan sosial, dan tujuan dipakai dalm off the job training ini adalah metode
personal ditujukan untuk membantu karyawan dalam ceramah. Pembicara akan menyampaikan tentang segala
mencapai tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat sesuatu yang perlu disampaikan, sementara karyawan
mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. hanya mendengarkan.
Fungi manajemen sumber daya manusia menurut Dessler Rachmawati (2008, p.114) mengatakan ada dua metode
(2004, p.2) ada lima, yaitu perencanaan, pengorganisasian, yang dapat memastikan keefektivitasan program pelatihan
penyusunan staff, kepemimpinan, dan pengendalian. yaitu:
Sunyoto (2012, p. 6) berpendapat bahwa aktivitas- aktivitas 1. On job training adalah pelatihan pada karyawan untuk
yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia mempelajari bidang pekerjaannya sambil benar-benar
mencakup rancangan organisasi, staffing, sistem reward, mengerjakannya. Ada beberapa bentuk pelatihan on job
manajemen performansi, dan pengembangan pekerja dan training antara lain couching / understudy, dan pelatihan
organisasi. magang (apprenticeship training)
Menurut Sastradipoera (2007, p.121) pelatihan dan 2. Off the job training ada beberapa bentuk seperti lecture,
pengembangan adalah tidak ada upaya manusia dapat berhasil presentasi dengan video, vestibule training, bermain
tanpa sumber daya manusia yang terlatih dan berpengetahuan peranan (Role Playing), studi kasus , self study program
yang memadai. Oleh sebab itu, pelatihan dan pengembangan pembelajaran, laboratory training, dan action learning.
pekerja merupakan sesuatu yang kritis bagi keberhasilan Organisasi dapat memilih satu atau lebih teknik diatas untuk
jangka pendek dan jangka panjang untuk setiap bisnis baik diterapakan pada program pendidikan dan pelatihan sesuai
yang berorientasi pada laba maupun bukan laba. dengan kondisi organisasi.
Menurut Bateman dan Snell (2009, p.371) pelatihan adalah Menurut Snell dan Bohlander (2010 p.333) ada empat dasar
mengajari karyawan di tingkat bawah (lower level) untuk kriteria dalam evaluasi program training yaitu reaksi,
bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka saat ini. pembelajaran, kebiasaan dan tingkah laku, dan hasil
Sedangkan menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart, dan Wright Dessler (2004, p.244) menyatakan bahwa setelah karyawan
(2008, p.267) pelatihan adalah upaya yang direncanakan untuk yang dilatih itu telah menyelesaikan pelatihannya, perusahaan
memfasilitasi pembelajaran keterampilan berhubungan dengan mengevaluasi program tersebut untuk melihat pencapaian
pekerjaan, pengetahuan, dan perilaku oleh karyawan. Menurut sasaran dari program itu. Ada dua permasalah dasar yang
Bateman dan Snell (2009, p.372), pengembangan adalah harus dibahas saat mengevaluasi program pelatihan, yaitu:
membantu manager dan karyawan professional untuk belajar 1. Merencanakan studi
keterampilan yang lebih luas yang diperlukan untuk pekerjaan Eksperimen terkendali adalah proses evaluasi dengan
mereka sekarang dan masa depan. Hasibuan (n.d, p. 69) pilihan. Sebuah eksperimen terkendali menggunakan satu
berpendapat bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk kelompok yang mendapat pelatihan dan satu kelompok
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan pengendali yang tidak menerima pelatihan.
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan 2. Pengukuran efek pelatihan
melalui pendidikan dan latihan. Ada empat kategori dasar dari hasil pelatihan yaitu reaksi,
Fathoni (2006, p.98) mengatakan tujuan diadakan pelatihan pembelajaran, perilaku, dan hasil.
terhadap sumber daya manusia agar dapat meningkatkan Menurut Mohamed (2012) setiap program pelatihan harus
kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi dan dievaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses yang sulit, tetapi
masyarakat, meningkatkan mutu dan kemampuan, melatih dan proses evaluasi adalah untuk meningkatkan standar dan
meningkatkan mekanisme kerja, kepekaan dalam efektivitas program-program yang ditawarkan. Kirkpatrick
melaksanakan tugas, kerja dalam merencanakan, dan ilmu (1998) menyatakan evaluasi pelatihan sangat penting untuk
pengetahuan. memastikan efektivitas program pelatihan. Evaluasi pelatihan
Menurut Dessler (2004, p.217) ada lima langkah dalam dipercaya bahwa evaluasi tidak hanya elemen untuk program
proses pelatihan dan pengembangan yaitu analisis kebutuhan, pelatihan tetapi harus dimasukkan dalam setiap proses
merancang instruksi, validasi, menerapkan program, dan pelatihan untuk memeriksa efektivitas program pelatihan
evaluasi. (dalam Mohamed 2012). Sedangkan menurut Rama dan
Murtie (2012, p. 35- 37) mengatakan metode pelatihan Vaishnavi (2012) menyatakan mengukur efektivitas program
karyawan baru di antaranya sebagai berikut: pelatihan mengkonsumsi waktu yang berharga dan sumber
1. On the job training adalah berlangsung dalam situasi kerja daya. Pelatihan yang efektif harus memiliki beberapa jenis
normal, dengan menggunakan alat yang sebenarnya, hasil positif dalam hal pertama adalah bahwa karyawan harus
peralatan, dokumen, atau bahan yang akan digunakan oleh mengerti peran dan tanggung jawab pekerjaan mereka,
trainer. Ada beberapa metode-metode on the job training, memenuhi kebutuhan karyawan, memberikan umpan balik
yang positif, kepuasan karyawan, motivasi dan keterampilan,
pengetahuan, biaya dan waktu. Pelatihan yang dilakukan
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

mengeluarkan banyak biaya tetapi komplain terus meningkat primer. Data primer yang akan dikumpulkan oleh peneliti
itu menandakan bahwa pelatihan itu tidak efektif. adalah hasil yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
Preplanning untuk program pelatihan harus dilakukan oleh kepala HRD PT.Jaya Mas Mandiri Plus dan beberapa
karyawan untuk peningkatan tingkat partisipasi yang akan karyawan.
mencerahkan program pelatihan yang efektif dalam organisasi. b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari pihak
Naris dan Ukpere (2009) berpendapat bahwa setelah lain (Kuncoro, 2009, p.145). Sumber sekunder data
pelatihan telah dilakukan, penting untuk menilai efektivitas merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
program pelatihan. Pelatihan akan efektif jika lingkungan kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012, p.137). Dalam
kerja, organisasi iklim dan budaya yang mendukung jawaban penelitian ini data sekunder berupa profil perusahaan.
dari pelatihan. Perbaikan dalam kinerja bekerja, digunakan Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
sebagai faktor yang menentukan untuk efektivitas pelatihan. adalah metode wawancara. Menurut Sugiyono (2012, p. 137),
Program pelatihan dan pengembangan staf yang efektif akan wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
meningkatkan kinerja staf. Efektivitas pelatihan dan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
pengembangan selanjutnya didefinisikan oleh D Netto et al. menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
(2008) sebagai tingkat pelatihan dan pengembangan program peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih
dan kegiatan menghasilkan hasil yang diinginkan (dalam Naris mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
dan Ukpere 2009). Dukungan dari manajemen memiliki Penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini
pengaruh terhadap transfer pelatihan dan pengembangan adalah menggunakan teknik purposive samplingyaitu
usaha. Pelatihan dan pengembangan akan efektif setelah ada menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai
dukungan dari baris dan manajer senior (Goldstein dan Ford, dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah
2002; D Netto et al., 2008 dalam Naris dan Ukpere 2009). penelitian (Bungin 2011, p.107). Informan yang akan dipakai
Pelatihan efektif itu harus menyebabkan peningkatan dalam penelitian ini adalah pihak internal perusahaan karena
produktivitas, peningkatan kinerja pekerja, tingkat kepuasan dapat membantu peneliti untuk mengetahui informasi-
kerja tinggi, mengurangi omset buruh, mengurangi kesulitan informasi yang lebih jelas.
dalam mengisi kekosongan dan mengurangi stres dari Teknik analisis data dalam penelitian ini yang digunakan
ketidakcukupan keterampilan (Grugulis, 2007; Opperman dan adalah dengan cara deskriptif. Analisis deskriptif adalah
Meyer, 2008 dalam Naris dan Ukpere 2009). menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling hasilnya dapat ditafsirkan (Kuncoro 2009, p.192). Teknik
penting dalam kemajuan sebuah organisasi. Untuk analisis data dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan
mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara,
dibutuhkan training and development yang efektif. terkadang suatu teori yang dipilih berkaitan erat secara teknis
dengan metode pengumpulan data dan metode analisis data
II. METODE PENELITIAN (Bungin 2011, p.79).Analisis data dalam penelitian kualitatif,
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.Pada
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban setelah dianalisis
tindakan, dan aspek lain secara holistik dan dengan cara terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan dianggap kredibel (Sugiyono 2012, p.246).
berbagai metode alamiah (Moleong, 2012, p.6). Untuk menganalisis data yang ada, peneliti menggunakan
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan teknik trigulasi sumber data. Trigulasi sumber data adalah
metode studi kasus. Studi kasus adalah bagian dari penelitian dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kualitatif. Studi kasus adalah untuk menemukan ide-ide baru kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
mengenai hubungan antarvariabel, yang kemudian diuji lebih dan cara yang berbeda (Bungin 2011, p.264).
mendalam (Kuncoro, 2009, p.192). Bungin (2011, p.132)
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mengatakan studi kasus merupakan studi yang mendalam
hanya pada satu kelompok orang atau peristiwa, teknik ini Pada awal mula pada tahun 2004, pemilik yang masih
hanyalah sebuah deskripsi terhadap individu yang harus berusia muda ini merintis sendiri usahanya dari nol. Pemilik
dipecahkan. Jenis data yang dipakai adalah jenis data mulai membangun perusahaan PT.Jaya Mas Mandiri Plus
kualitatif.Menurut Bungin (2011, p. 103) data kualitatif yang bergerak di bidang manufaktur yaitu barang setengah
diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian- uraian, jadi menjadi barang jadi. Pada tahun 2004, PT.Jaya Mas
bahkan dapat berupa cerita pendek, bersifat subjektif. Ada dua Mandiri Plus hanya memiliki jumlah karyawan sekitar 15
jenis sumber data yaitu: orang. Tetapi sekarang jumlah perusahaan memiliki karyawan
a. Data primer adalah data yang didapatkan dari sumber sekitar 180 orang, yang terdiri atas beberapa bidang, antara
informasi yang pertama (Kuncoro, 2009, p. 145).Sumber data lain produksi, pemasaran, keuangan dan HRD. Perusahaan ini
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data berlokasi di JL. Raya Margomulyo 44,Komplek Pergudangan
kepada pengumpul data (Sugiyono 2012, P.137). Sumber data Suri Mulia HH-19, Surabaya, Jawa Timur. Segmen pasar yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data digunakan oleh perusahaan dalam marketing adalah
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

relationship. Dengan adanya relationship ini, perusahaan terus yang akan dilaksanakan.Analisis kebutuhan yang dimaksud
bekembang dan berkembang. Dalam perkembangannya awal adalah apakah ada problem yang terjadi, bagaimana cara
mula perusahaan tidak semua pasar bisa dimasuki karena menyelesaikannya, apakah dengan dilakukan training masalah
terhalangnya modal yang menentukan kapasitas produksi. tersebut dapat diselesaikan, siapa yang akan dilatih. Analisis
Lambat laut dalam 3 (tiga) tahun, perusahaan PT.Jaya Mas kebutuhan yang dilakukan seperti:
Mandiri plus ini dapat menjadi perusahaan 5 (lima) besar  Analisis organisasi yaitu untuk mengetahui training yang
dalam bidang manufaktur perusahaan kertas di Indonesia. dilakukan di level mana, yang meliputi efektifitas dan
Perusahaan terus menerus menerima pesanan hingga pesanan efisiensi organisasi, dan juga kelemahan apa yang dimiliki
tersebut menumpuk, tetapi kapasitas produksi tidak dapat organisasi.
mengimbangi serta bahan baku yang kadang kala tersendat  Analisis operasional yaitu untuk menentukan perilaku-
karena supplier bahan baku yang tidak dapat memenuhi kuota perilaku yang harus ada pada diri karyawan supaya
order yang dipesan. Sekarang, produksi PT.Jaya Mas Mandiri mempunyai kinerja seperti yang diharapkan. Dalam hal
Plus telah menyeluruh di Indonesia dan dengan harapan ke ini, perilaku-perilaku tersebut diminta untuk mengacu
depannya dapat merambah jalur ekspor. Ekspansi perusahaan pada standar-standar pekerjaan. Analisis operasional ini
terus dikembangkan salah satunya dengan meningkatkan mutu menekankan pada tingkat kemampuan dan skill yang
dan kualitas produksi serta sumber daya manusia yang harus dipenuhi seorang karyawan.
bertanggung jawab dibidangnya masing-masing.  Analisis individu yaitu untuk mengetahui sikap seorang
karyawan melakukan pekerjaannya. Analisis individu
Tahap Training and Development fokus pada tingkat prestasi karyawan (individual
PT.Jaya Mas Mandiri Plus mempunyai cara sendiri untuk performance) pengetahuan, keterampilan serta
mengembangkan karyawannya seperti adanya visi perusahaan, pengalaman karyawan tersebut.
pemahaman teori, maupun training and development.  Analisis masa depan yaitu meliputi pengetahuan,
Perusahaan melakukan proses training and development keterampilan, sikap karyawan untuk tugas dan sasaran
sebanyak 1 (satu) tahun sekali dan dilakukan pada bulan awal baru atau yang sudah ada. Keterampilan khusus yang
tahun, tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru, jelas dibutuhkan untuk mengimplementasikan perubahan.
perusahaan akan melakukan training pada karyawan yang Keterampilan yang mungkin diperlukan jika perubahan
bergerak di bidang produksi. Jadi, karyawan yang paling yang diinginkan terjadi.
sering melakukan training adalah karyawan yang bekerja di 2. Merancang instruksi
bidang produksi. Ada karyawan tertentu yang mendapatkan Merancang instruksi juga dilakukan oleh perusahaan ini,
training yang dilakukan perusahaan yaitu karyawan yang rancangan instruksi yang di siapkan seperti seperti:
dinilai oleh perusahaan tidak mencapai target perusahaan, 08.00-12.00 (shift 1)
tetapi jika perusahaan mempunyai mesin baru, bukan hanya Waktu 13.00-16.00 (shift 2)
karyawan tertentu saja yang akann dilatih, melainkan semua Selama 1 (satu) minggu
karyawan di bidang produksi. Pria Wanita Jumlah
Training and development ini merupakan suatu kegiatan
Produksi 7 0 7
yang penting bagi perusahaannya, karena mengukur wawasan
para karyawan yang bekerja dan melatih karyawan dan Peserta Marketing 6 3 9
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya untuk Finance 2 3 5
melaksanakan pekerjaannya, meningkatkan moral dan karir HRD 1 2 3
karyawan, menjawab kebutuhan perusahaan sesuai dengan Metode On the job training
kemampuan karyawan, efisiensi dan pencapaian perusahaan,
Tempat
meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, dan
perusahaan dapat berkembang. Training adalah upaya Materi
berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan Fasilitas Alat peraga
kinerja organisasi, jadi jika suatu perusahaan terus meningkat Internal
atau berkembang, maka training and development juga akan Pelatih
Eksternal
terus ada.
Karena perusahaan sangat bergantung dengan karyawan, Mengenali mesin
jadi perusahaan harus memiliki karyawan yang memiliki Mengetahui cara kerja mesin
kinerja yang tinggi, keterampilan yang tinggi, dan juga Produksi
Memperbaiki mesin
motivasi serta wawasan yang luas, dan jika perusahaan
memiliki karyawan yang bagus, maka perusahaan pasti terus Menangulangi masalah
berkembang. Proses yang telah diterapkan di perusahaan Instruksi Mengenal produk
seperti :
1. Menganalisis kebutuhan Mengerti harga produk
Sebelum melakukan training, tahap pertama yang dilakukan Marketing
perusahaan seperti menganalisis adanya kebutuhan perusahaan Mempunyai strategi pemasaran
yang sekarang dan yang akan datang.
Analisis ini dilakukan agar perusahaan mengetahui kebutuhan Mempunyai loyalitas dan mental
yang dibutuhkan dan juga dapat disesuaikan dengan training
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

Dapat mengontrol karyawan Berdasarkan data di atas, perusahaan ini melakukan tahap
validasi dimana tahap ini adalah tahap untuk menjelaskan
Dapat menangulangi masalah yang training yang akan di laksanakan untuk karyawan. Karyawan
HRD terjadi antar karyawan harus mengetahui terlebih dahulu mengenai training yang
Memberikan arahan yang baik kepada akan dilaksanakan agar karyawan siap dalam menjalankannya.
karyawan Sebelum validasi dilakukan, perusahaan ini telah membuat
Mengontrol perilaku karyawan suatu pengumuman (indirect) untuk para karyawan, hal ini
Dapat mengatur keuangan perusahaan sudah cukup jelas tetapi dengan cara seperti itu, belum tentu
Teliti dalam mengatur dan menyeleksi semua karyawan membaca pengumuman tersebut. Dan
Finance keuangan perusahaan diharapkan perusahaan lebih meningkatkan lagi penyampaian
Jujur dalam mengelolah keuangan pengumuman tersebut seperti menyampaikan langsung kepada
perusahaan karyawan (direct) oleh manajer di bidang masing-masing.
Gambar 3.1 Rancangan instruksi metode on the job training 4. Menerapkan program
Sumber: Data primer, diolah Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan training yang telah
di rencanakan. Dilakukan kepada karyawan yang ditargetkan.
PENGUMUMAN
Bagi karyawan dalam bidang HRD maupun Finance, pada hari.. Sebelum adanya evaluasi, harus ada penerapan atau pelaksaan
tanggal.. waktu.. akan diadakan seminar training and program. Jika tidak ada tahap ini, maka evaluasi tidak dapat
development yang bertempat… selama 3(tiga) hari, selanjutnya dilakukan, karena tidak ada yang dapat di evaluasi.
akan dijelaskan oleh manajer HRD. Harap para karyawan yang Berdasarkan tahap-tahap yang telah direncanakan, perusahaan
namanya tertera di bawah ini, menemui manajer HRD pada hari.. menerapkan training berdasarkan apa yang telah direncanakan
tanggal.. waktu.. di.. ,terima kasih. atau yang telah disusun. Hambatan-hambatan yang terjadi
Gambar 3.2 Rancangan instruksi metode off the job training selama proses training yang dilakukan relatif tidak ada, karena
Sumber: Data primer, diolah semua berjalan sesuai jadwal.
Berdasarkan rancangan instruksi yang telah dibuat oleh 5. Evaluasi
perusahaan sendiri, perusahaan telah membuat rancangan yang Perusahaan mengevaluasi pelatihan dan pengembangan yang
cukup lengkap, tahap ini harus dilakukan oleh perusahaan telah dilakukan untuk memastikan apakah karyawan
dimana rancangan ini penting, agar training yang telah mendapatkan hasil dari pelatihan yang telah dilaksanakan.
direncanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang dingin Tahap evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan seperti
diterapkan dalam diri karyawan. Ini adalah tahap kedua dari melihat reaksi peserta, perilaku dan juga hasil, misalnya
training and development setelah melakukan analisis seperti:
kebutuhan. Rancangan ini biasanya terdiri dari fasilitas, Nama Evaluasi
waktu, dan karyawan yang akan di training. Fasilitas yang Karyawan Reaksi Perilaku Hasil
diberikan harus memenuhi kebutuhan para karyawan yang
akan di training, agar karyawan merasa puas terhadap proses Anang 7 8 8
training yang diberikan oleh perusahaan. Danny 8 8 9
3. Validasi
Validasi dilakukan perusahaan seperti menjelaskan proses NB: Penilaian menggunakan angka 1-10 (buruk-sangat baik)
pelatihan yang akan dilaksanakan kepada karyawan seperti Gambar 3.4 Evaluasi training and development
kapan, berapa lama training and development ini akan Sumber: Data Primer, diolah
dilaksanakan, siapa saja, serta penjelasan tahap-tahap Berdasarkan tahap-tahap yang telah dijelaskan, tahap
pelatihan yang akan dilaksanakan. Penjelasan akan dijelas terakhir yang harus dilakukan selama training and
oleh manajer di bidang masing-masing, dimana manajer development adalah evaluasi. Tahap evaluasi terus dilakukan
sebagai ketua pelaksa dari training and development ini. oleh perusahaan setiap ada pelaksanaan training. Tahap
Sebelum melakukan validasi, karyawan akan mendapatkan evaluasi ini penting, karena dapat mengukur efektivitas dari
pengarahan terlebih dahulu dari direktur. Validasi ini akan di training yang telah dilakukan oleh perusahaan. Evaluasi yang
umumkan dengan menggunakan surat pemberitahuan yang dilakukan oleh perusahaan kurang maksimal, karena evaluasi
ditempelkan pada papan pengumuman seperti: hanya dilakukan dari perusahaan, tidak ada penilaian dari
karyawan sendiri. Diharapkan perusahaan memberikan
PENGUMUMAN
Bagi para karyawan dalam bidang produksi, marketing, finance penilaian evaluasi dari karyawan seperti memberikan
maupun HRD perusahaan akan mengadakan training pada hari.. kuesioner evaluasi pada karyawan agar perusahaan dapat lebih
tanggal.. waktu… Sebelum training dilaksanakan, perusahaan mengetahui apakah karyawan puas dengan training yang telah
akan mengadakan briefing pada hari..tanggal.. waktu.. di… diberikan.
Diharapkan para karyawan yang namanya tertera dibawah ini
hadir dalam briefing tersebut dengan tepat waktu. Terima kasih. Implementasi Training and Development
Mengetahui, Karyawan yang mengikuti proses ini adalah para karyawan
Gambar 3.3 Pemberitahuan validasiManagement baru dan juga karyawan lama . Ada beberapa metode training
and development yang diterapkan. Metode-metode training
Gambar 3.3 Pemberitahuan Validasi and development pada perusahaan ini adalah:
Sumber: Data primer, diolah
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

Metode Peserta sama seperti sebelum melakukan training tersebut. Sebagian


On the job training: besar perilaku karyawan berubah karena training and
Karyawan di bidang produksi, development yang telah dilakukan ini. Karyawan lebih teliti
1. Praktek langsung dalam memproduksi barang, dan juga lebih ramah terhadap
keuangan, HRD, pemasaran
2. Self training konsumen. Produksi di perusahaan juga terus meningkat. Ini
salah satu hasil dari training and development yang dilakukan
Off the job training:
Karyawan di bidang keuangan, HRD karyawan.
1. Ceramah Perusahaan melakukan evaluasi dengan penilaian yang
Gambar 3.5 Implementasi training and development berasal dari perusahaan. Perusahaan harus meningkatkan cara
Sumber: Data primer, diolah mengevaluasi karyawan karena perusahaan ini kurang
 On the job training maksimal disebabkan karena tidak ada evaluasi yang berasal
1. Praktek langsung: Metode ini dilakukan untuk karyawan dari karyawan sendiri. Diharapkan perusahaan memberikan
lama maupun karyawan baru yang bekerja dalam bidang penilaian evaluasi dari karyawan seperti memberikan
produksi maupun pemasaran karena membutuhkan kuesioner setelah training, agar perusahaan dapat mengetahui
kemampuan teknis dan praktek lapangan. Contoh metode ini apa yang didapatkan selama training. Kuesioner dapat berupa:
dilakukan dengan cara, mengajarkan para karyawan cara Nama: Bidang pekerjaan:
pemakaian mesin yang dilatih oleh orang-orang yang
professional dibidangnya. No Pertanyaan Penilaian
2. Self training: Metode ini dilakukan untuk karyawan,
dimana karyawan dibiarkan mengerjakan tugasnya sendiri 1. Kepuasan
dengan melihat karyawan yang lebih senior. Metode ini
biasanya dilakukan pada karyawan dalam bidang keuangan, 2. Fasilitas
pemasaran,maupun HRD.
Metode on the job training dipakai karena selain hemat NB: Penilaian menggunakan angka 1-10 (buruk-sangat baik)
biaya, metode ini lebih tepat sasaran. Dan dapat memperoleh
informasi tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya Gambar 3.6 Evaluasi training and development
dan hasil yang diharapkan. Karyawan dapat menunjukkan Sumber: Data primer, diolah
kemampuan bekerjanya menurut cara yang telah dipelajarinya. Setelah melakukan proses training and development ini,
semua karyawan lebih berkembang. Jika masih ada karyawan
 Off the job training
yang masih belum berkembang, perusahaan ini akan
1. Ceramah: Metode pelatihan ini dilakukan oleh perusahaan
mengevaluasi berapa banyak karyawan yang belum
dimana pemberian materi bersifat searah oleh pemberi materi
berkembang, jika karyawan yang belum berkembang relatif
pada karyawan. Metode ini diberikan untuk karyawan baru
sedikit, berarti ada kesalahan pada karyawan tersebut, dan
maupun karyawan lama. Metode ini biasanya dilakukan
perusahaan akan melakukan training lagi. Perusahaan akan
dengan cara karyawan mengikuti seminar. Karyawan yang
berusaha untuk melatih karyawan tersebut dan lebih
menggunakan metode ini adalah karyawan yang bekerja di
menganalisis lagi kemampuan karyawan tersebut. Perusahaan
bidang HRD maupun finance.
juga ingin memuaskan para karyawannya, maka dari itu
Metode off the job training ini lebih mengeluarkan biaya
perusahaan akan meningkat lagi kemampuan karyawan. Tetapi
banyak karena harus membiayai karyawan untuk mengikuti
jika karyawan tersebut masih tetap tidak dapat berkembang
training di luar perusahaan, dan juga lebih tidak fokus pada
walaupun telah melakukan training untuk yang kedua kalinya,
pekerjaan karena metode ini karyawan hanya penjelasan-
maka perusahaan akan mengambil tindakan, seperti
penjelasan teori.
menurunkan jabatan maupun memindahkan bidang
Metode yang sering dipakai dalam perusahaan ini adalah
pekerjaannya.
metode on the job training, karena dapat langsung
melakukannya di dalam perusahaan, karena dengan begitu Efektivitas Training and Development
Efektivitas training and development penting bagi
karyawan langsung dapat mempelajari apa saja aktivitas yang
perusahaan, karena dapat mengukur apakah program yang
ada di perusahaan itu yang sedang terjadi dan juga lebih
telah dilaksanakan tersebut sesuai dengan kebutuhan
efisien dan tepat sasaran.
karyawan apa tidak dan juga dapat meningkatkan
performance. Sebagian besar karyawan di perusahaan ini puas
Evaluasi Training and Development
dengan cara training perusahaan. Bisa dilihat dari hasil
Evaluasi yang dilakukan oleh PT.Jaya Mas Mandiri Plus ini
evaluasi yang mendapatkan respon postif dari karyawan.
dengan cara
Mereka merasa bahwa, training yang dilakukan oleh
1. Reaksi: Melihat reaksi para karyawan. Perusahaan menilai
karyawan sudah lebih dari cukup, dan sudah memenuhi
reaksi karyawan pada saat pelatihan berlangsung seperti
kebutuhan yang dibutuhkan. Hanya saja metode training yang
menilai apakah karyawan menyukai program training and
kurang. Training yang dilaksanakan oleh perusahaan juga
development yang di berikan.
2. Perilaku: Perilaku karyawan berubah lebih baik. tidak membuang banyak biaya, karena itu training ini cukup
efisien dan efektif. Banyak karyawan menjadi lebih
3. Hasil: Selain reaksi, dan perilaku perusahaan mengevaluasi
termotivasi, wawasan lebih luas, bahkan kinerja mereka
training and development tersebut dengan melihat hasil dari
meningkat. Tetapi jika training and development yang
kerja karyawan, apakah kinerja karyawan meningkat atau
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

dilakukan perusahaan tidak efektif, maka perusahaan akan  Mempunyai pelatih berdasarkan kemampuan objektif
mengganti metode training yang telah di terapkan tersebut. (teoritis dan praktik).
 Penerapan program harus dilakukan oleh pelatih dan juga
Rancangan Alternatif Training and Development dipimpin oleh masing-masing manajer di bidangnya.
Rancangan alternatif training and development untuk 5. Evaluasi
perusahaan PT.Jaya Mas Mandiri Plus adalah sebagai berikut: Mengevaluasi training and development untuk memastikan
kegunaan program tersebut dalam mencapai tujuan-tujuan
Tahap Training and Development perusahaan. Evaluasi dapat seperti:
Ada beberapa tahap dalam training and development yaitu  Melihat reaksi peserta
(Dessler 2004) : Mengukur rekasi peserta difokuskan pada perasaan peserta
1. Analisis kebutuhan pelatihan terhadap program training and development yang telah
Sebelum melakukan training and development sebaiknya dilakukan dengan wawancara, apakah peserta menyukai
perusahaan menganalisis kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh program training and development tersebut? Apakah
peusahaan maupun kemampuan karyawan, agar dapat program tersebut bermanfaat? Evaluasi atas reaksi ini
disesuaikan. Karena dengan menganalisis kebutuhan, training memberikan informasi awal mengenai efektivitas pelatihan
yang akan dilakukan dapat memenuhi kebutuhan apa yang serta mempengaruhi keahlian dan sikap yang diperoleh
dibutuhkan dan training ini dapat mencapai sasaran selama pelatihan.
perusahaan, maka dari itu perlu menganalisis seperti:  Pembelajaran
 Mengidentifikasi keterampilam prestasi kerja khusus untuk Ukuran pembelajaran menilai kemampuan peserta
memperbaiki kinerja dan produktivitas menguasai konsep, informasi dan keahlian yang ditanamkan
 Menganalisis karakterisitik dan kemampuan peserta selama proses pelatihan. Misalnya diadakan tes atau
memberikan kuesioner sebelum dan setelah program
 Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur
training and development tersebut. Tes awal (pre test) dapat
dan objektif
meningkatkan kesiapan peserta untuk dilatih, memfokuskan
2. Rancangan instruksional
pelatih pada konsep-konsep, dan membuat suasana pelatihan
Perusahaan harus memiliki rancangan instruksional untuk
yang kondusif. Sedangkan tes akhir (post test) dapat
dapat membuat program training and development dapat
mengukur penguasaan dan kepuasan peserta pada training
berjalan dengan baik sesuai yang diinginkan, seperti:
and development yang telah dilakukan.
 Mengumpulkan sasaran insruksional, metode dan media
 Menilai perilaku karyawan terhadap konsumen
 Memastikan semua bahan seperti naskah, video, pedoman
Evaluasi perilaku dari training and development dapat
pemimpin dan buku kerja peserta, cocokan dengan sasaran
mengukur apakah terjadi perubahan perilaku pada
belajar
karyawan. Penilaian perubahan perilaku pada pekerjaan
 Menyediakan fasilitas yang di perlukan oleh peserta sebagai hasil pelatihan dilakukan oleh manajer atas kinerja
3. Validasi
bawahannya. Seharusnya peserta memiliki niat untuk
Perusahaan harus dapat memperkenalkan program training berubah, pengetahuan dan keahlian yang perlu untuk
and development yang akan dilaksanakan kepada peserta
mencoba perilaku baru yang lebih baik, dan memiliki
yang akan dilatih agar peserta mengerti inti dari
pelatih yang dapat mendorong perilaku untuk berubah.
dilaksanakannya progam training and development tersebut,
 Melihat hasil kinerja karyawan
seperti:
Pengukuran hasil pada individu atau organisasi secara
 Pelatihan diperkenalkan terlebih dahulu sebelum dilakukan keseluruhan bisa dalam bentuk seperti turnover yang lebih
kepada peserta
rendah, berkurangnya kecelakaan kerja atau meningkatnya
 Menjelaskan inti dan tugas dari training and development produktivitas perusahaan.
tersebut, mulai dari yang diketahui sampai yang tidak
diketahui maupun mudah atau sulit. Implementasi Training and Development
 Menyesuaikan ketepatan penyajian dengan perbedaan Ada beberapa metode dalam training and development yang
individual. dapt dilakukan yaitu (Rachmawati 2008, Triyono 2012, Murtie
 Menjelaskan setiap tahapannya training and development 2012):
yang akan dilaksanakan. 1. On the job training:
4. Menerapkan program On the job training adalah melatih karyawan untuk
Perusahaan melatih karyawan yang ditargetkan dengan mempelajari pekerjaan langsung ditempat kerja. Jika
program training and development yang telah dibuat, seperti: melakukan training and development dengan menggunakan
 Melaksanakan program tersebut sesuai dengan standart- metode on the job training, sebaiknya dengan cara:
standart yang ada.  Demontrasi: Training dilakukan dengan cara memberikan
 Penetapan sasaran harus dicapai. materi kepada peserta dan disertai dengan contoh langsung
 Materi yang akan diberikan harus mendukung tercapainya dalam suatu pekerjaan.
sasaran dari training and development yang dilakukan.  Praktek langsung: Training ini dilakukan dengan cara
 Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat memberikan contoh langsung tanpa adanya materi, tetapi
mengikuti training and development tersebut seperti usia, training ini membutuhkan profesionalitas. Training yang
jenis kelamin, pengalaman pekerjaan.
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

dilakukan serti mengajari langusng peserta bagaimana cara  Menindak lanjuti program ini untuk dapat dilaksanakan
memakai mesin atau alat. pada kesempatan lain jika program yang telah dilakukan
 Self training: Training ini dapat berupa magang, karena tersebut efektif. Jika tidak efektif maka perlu perbaikan
peserta dibiarkan mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dan penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan
dibantu. Hanya dengan melihat kerja karyawan yang lebih baru.
senior.  Melihat hasil kinerja para peserta karyawan
2. Off the job training
Off the job training adalah training yang dilakukan diluar VI. KESIMPULAN DAN SARAN
tempat kerja. Jika melakukan training and development
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kesimpulan
dengan menggunakan metode off the job training, sebaiknya
dalam penelitian ini adalah penerapan training and
dengan cara:
development yang dilakukan oleh perusahaan ini, sejauh ini
 Ceramah/Lecture: Training ini dilakukan dengan cara sudah baik, karena perusahaan membuat program training and
memberikan pengarahan kepada peserta. Training ini dapat development sesuai dengan tahap-tahap yang ada seperti
berupa mengikuti seminar. analisis kebutuhan, rancangan instruksi, validasi, menerapkan
 Role play: Training ini berupa peserta memerankan suatu program, dan evaluasi. Perusahaan terus menggunakan
jabatan. Peserta dapat mencoba memerankan jabatan- training and development tersebut yang dilakukan secara
jabatan tertentu dan dihadapkan dengan situasi reguler setiap satu tahun sekali bahkan bisa lebih dari satu
sesungguhnya. kali. Training and development yang digunakan berguna bagi
 Vestibule training: Training ini dilakukan dengan karyawan mereka, dan training yang dilakukan sesuai dengan
memberikan tempat yang dibuat dengan tampilan kerja yang dibutuhkan. Dalam training and development yang
sesungguhnya. dilakukan oleh perusahaan, yang memegang peranan penting
adalah pelatih, karena jika pelatih dapat menjelaskan dengan
Evaluasi Training and Development baik, maka karyawan semakin mengerti apa yang dijelaskan
Informasi yang diperoleh dari evaluasi training and seperti cara pemakaian mesin, pelatih harus dapat menjelaskan
development dapat digunakan dalam mengambil keputusan cara pemakaian mesin secara detail, agar karyawan tidak salah
untuk meneruskan program training and development atau memakainya. Fasilitas juga sangat mendukung, karena dengan
mengubah program tersebut. Pengubahan training and fasilitas yang lengkap, maka training and development yang
devlopment berdasarkan ukuran-ukuran hasil training and dilakukan dapat berjalan dengan baik.
development seperti reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil Perusahaan menggunakan dua metode yaitu metode on the
dapat dilakukan dengan mengganti pembicara yang job training yaitu praktek langsung dan self training,
membosankan atau film (video pelatihan) yang tidak relevan, sedangkan off the job training berupa ceramah (seminar).
mengganti materi yang tidak relevan dengan tuntutan Namun yang menjadi masalah adalah perusahaan kurang
pekerjaan dengan materi yang relevan, penekanan pada inovasi dalam menerapkan metode-metode training and
sasaran pelatihan yang lebih baik dan sebagainya. Sebuah development.
training membutuhkan adanya evaluasi karena dengan begitu, Evaluasi training and development pada perusahaan ini juga
dapat mengetahui apakah karyawan mendapat sebuah telah berjalan dengan baik. Setiap ada training dilakukan,
pelajaran dari training and development yang telah dilakukan. perusahaan juga melakukan evaluasi pada training yang telah
Dan dapat mengetahui apakah training tersebut efektif. dilaksanakan. Proses evaluasi perusahaan ini meliputi melihat
Dikatakan efektif jika training tersebut memenuhi apa yang reaksi, perilaku, dan hasil. Akan tetapi cara mengevaluasi
karyawan butuhkan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa perusahaan ini kurang maksimal, karena perusahaan tidak
(Snell dan Bohlander 2010, Dessler 2004): melakukan penilaian evaluasi dari karyawan, seperti
 Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat reaksi para peserta memberikan kuesioner kepada karyawan setelah melakukan
yang mengikuti training and development tersebut, apakah training. Tetapi training and development yang sudah ada
mereka menyukai training and development tersebut. efektif dan efisien.
 Para peserta mengikuti pre test untuk mengetahui tingkat Hambatan-hambatan yang terjadi selama training and
pengetahuan mereka yang ada sebelum training. Pre test development dilakukan relatif tidak ada, karena sudah berjalan
juga diberikan kepada mereka yang bukan peserta. Hal ini sesuai dengan jadwal dan juga fasilitas-fasilitas yang diberikan
penting untuk melihat apakah ada perbedaan perubahan sudah cukup lengkap.
perilaku antara peserta yang dilatih dan yang tidak dilatih. Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu rancangan
 Setelah dilakukan training and development, diadakan alternatif program training and development seperti tahap
post test bagi peserta yang mengikuti training tersebut traning and development meliputi analisis kebutuhan,
yang seharusnya terjadi perubahan atau perbaikan pada rancangan instruksi, validasi, menerapkan program, dan
perilaku peserta secara signifikan. Cara ini bermanfaat evaluasi. Metode-metode yang dapat digunakan dapat berupa
untuk menentukan apakah informasi dalam training and on the job training seperti demonstrasi, praktek langsung,
development yang telah diberikan dapat diterima dengan maupun selft training, metode off the job training seperti
baik. ceramah/lecture, role play dan vestibule training.
 Menilai apakah perubahan perilaku yang nyata juga Setelah melakukan penelitian pada perusahaan PT.Jaya Mas
diikuti dengan terjadinya perubahan kinerja pada Mandir Plus, maka penulis dapat memberikan saran yang
karyawan.
AGORA Vol. 1, No. 3, (2013)

cukup berguna untuk PT.Jaya Mas Mandiri Plus. Beberapa Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan
saran yang diberikan oleh penulis antara lain: Ekonomi, (3rded). Jakarta: Erlangga.
Perusahaan sebaiknya meningkatkan program training and Mohamed, R. (2012, maret).Evaluating the effectiveness of a
development, karena dengan begitu maka training and training program using the four level Kirkpatrick
development yang dilakukan bisa lebih mencapai sasaran, model in the banking sector in malaysia. 3rd
kualitas karyawan lebih meningkat, produksi perusahaan lebih International Conference On Business and
meningkat, kinerja karyawan bertambah, dan karyawan lebih Economic Research Proceeding.
termotivasi. Sebaiknya metode yang digunakan dalam training Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, (revisi
and development lebih beragam, agar para karyawan tidak ed). Bandung: Remaja Rosdakarya.
merasa bosan maupun karyawan bisa lebih antusias. Selain Murtie, A.(2012). Menciptakan SDM Yang Handal Dengan
menggunakan metode yang seperti biasanya, perusahaan dapat TMC. Jakarta: Laskar Aksara.
menambahkan metode lain yang lebih menarik. Naris, N.S, & Ukpere, I.W. (2009, Desember).The
Perusahaan dapat meningkatkan cara mengevaluasi effectiveness of an HR code: staff developmentand
karyawan yang telah melakukan training, agar perusahaan training at the Polytechnic of Namibi. African
bisa lebih mengerti kebutuhan dan respon dari karyawan Journal of Business Management, 3 (12).
mengenai training and development yang perusahaan Nassamothree WWW user survey.(2012, desember 20).
terapkan. Dapat dilakukan dengan cara memberikan kuesioner Peranan SDM di Indonesia. Retrived from
sebelum dan sesudah training dilakukan. Hal ini dapat <http://nassamothree.blogspot.com/2012/09/
berpengaruh terhadap keefektivitasan dari training and mengananisis-sumber-daya-manusia-sdm-di.html> ,
development yang telah di terapkan di perusahaan. Semakin April 19,2013.
tinggi respon positif dari karyawan, maka semakin tinggi Rachmawati, I.K. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
keefektivitasannya. Yogyakarta: Andi.
Rama, M.J, & Vaishnavi, R. (2012, April). Measuring training
effectiveness a study: a study in a leading retailing
DAFTAR PUSTAKA industry in a metropolitan city.EXCEL International
Journal of Multidisciplinary Management Studies,
Bateman, T.S. & Snell, S.A. (2009). Management. McGraw- 2(4).
Hill, (8thed). New York: McGraw-Hill.
Sastradipoera, K. (2007). Pengembangan Dan Pelatihan.
Bohlander, G. & Snell, S. (2010). Principles of Human Bandung: Kappa-Sigma.
Resource Management. Internasional Edition Sheal, P. (2005).The art of HRD. The Staff Development
Human Resource Management, (15th ed). South- Handbook, (vol. 6). New Delhi: Crest Publishing
Western: Cengage Learning. House.
Bungin, H.M.B. (2011). Penelitian Kualitatif, (2nd ed). Jakarta: Siswati, L. Peningkatan SDM yang berkualitas melalui
Kencana. program bidikmisi menuju tahun 2014.Sang alif
Damanhuri, D.S. (n.d). SDM Indonesia Dalam Persaingan kecil blog. Retrived from
global. Dunia esai. Retrieved from <http://lenis11s.student.ipb.ac.id/2012/12/05/pening
<http://www.duniaesai.com/index.php?
katan-sdm-yang-berkualitas-melalui-program-
option=com_content&view=article&id=108:sdm-
indonesia-dalam-persaingan-global>, April 14, bidikmisi-menuju-tahun-2014/>, April 14,2013.
2013. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Dessler, G. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, (9th dan R&D. Bandung: Alfabeta.
ed). Indonesia: Indeks. Sunyoto,D. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Fahtoni, A. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Caps.
Jakarta: Rineka Cipta. Triyono, A. (2012). Paradigma Baru Manajemen Sumber
Gerhart, H, & Hollenback, J.R. & Noe, R.A. & Wright, P.M. Daya Manusia. Yogyakarta: Oryza.
(2008). Human Resource Management. McGraw-
Hill, (6thed). New York: McGraw-Hill.
Hasibuan, M.S.P. (n.d). Manajemen Sumber Daya Manusia,
(ed revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai