Anda di halaman 1dari 31

Nama : Liana Agustin

NIM : 2010111211

Kelas : E

Dosen : Drs. Hariyanto Ridwan, MM

SOAL TEORI

1.
a) Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
 Untuk mengembangkan efektivitas kerja sumber daya manusia di dalam
organisasi.
 Memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam suatu organisasi sehingga dapat
memberikan kontribusi lain kepada organisasi.
 Memberikan aturan kerja yang efektif dengan produktivitas tinggi kepadda
organisaasi.
 Untuk menyeimbangkan antara tujuan masing-masing individu dan
menyelaraskan nya hingga mampu bergerak dalam irama yang sama demi
mencapai tujuan bersama yaitu tujuan perusahaan.
 Untuk membantu para manajer fungsional dan manajer lini dalam mengelola
seluruh tenaga kerja atau karyawan selaku sumber daya manusia dengan cara
yang lebih efektif.
 Melakukan riset terhadap perkembangan pangsa pasar sehingga dapat selalu
melakukan inovasi.
 Mewujudkan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif bagi seluruh
sumber daya manusia dalam organisasi.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sunarto :

 Memperoleh dan mempertahankan tenaga kerja yang terampil, memiliki


motivasi tinggi dan dapat dipercaya bagi organisasi.
 Meningkatkan dan memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam organisasi yang
diukur dari kontribusi, kemampuan dan kecakapan dalam melaksanakan
operasional pekerjaan.
 Mengembangkan sistem kerja yang baik secara prosedur dalam perekrutan
dan seleksi calon karyawan.
 Menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif baik antar tim maupun
antara manajemen dan karyawan.
 Menyeimbangkan dan menyelaraskan keperluan masing-masing stakeholder.
 Menghargai elemen sumber daya manusia berdasarkan prestasi yang telah
dicapai
 Meningkatkan kesejahteraan para karyawan baik secara fisik maupun mental.
 Menyediakan kesempatan yang merata bagi seluruh elemen sumber daya
manusia.
 Melakukan pendekatan yang humanis dalam proses pengelolaan karyawan
yang berlandaskan keadilan, perhatian, dan transparansi.
 Mengelola tenaga kerja dan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan dan
keinginan individu dan kelompok yang difasilitasi dalam penyampaian
aspirasi.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sedarmayanti :

 Tujuan Sosial
Secara sosial, tujuan manajemen sumber daya manusia pada sebuah organisasi
adalah pertanggungjawaban sosial terhadap tantangan tenaga kerja
perusahaan. Manajemen SDM bertugas untuk mengurang dampak negatif
yang muncul dan mengancam pencapaian tujuan perusahaan.
 Tujuan Organisasional
Organisasional adalah sasaran formal yang dibuat agar memiliki tingkat
efektivitas tinggi. Sasaran ini dibuat agar perusahaan lebih mudah mencapai
tujuan organisasi. Secara organisasional, tujuan manajemen SDM adalah agar
diakui keberadaannya.
 Tujuan Fungsional
Biasa disebut dengan fungsional objective, manajemen SDM bertujuan untuk
mempertahankan kontribusi SDM pada setiap perusahaan. Melalui divisi HR,
perusahaan berupaya untuk terus memelihara kualitas SDM yang dimiliki agar
bisa berkontribusi optimal pada kelangsungan perusahaan.
 Tujuan Individual
Untuk mempermudah pencapaian tujuan perusahaan, tujuan individu harus
memiliki keselarasan dengan tujuan organisasi. Setiap manajer di perusahaan,
diberikan wewenang memperhatikan tujuan pribadi atau individu kepada
sumber daya manusia. Tujuan pribadi dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi karyawan untuk memberikan kontribusi yang optimal. Kontribusi
seluruh elemen sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas secara optimal
membuat tujuan perusahaan akan mudah dicapai.

b) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


 Perencanaan atau Planning, Fungi pertama dari manajemen SDM adalah
membuat perencanaan secara sadar dalam pengambilan keputusan yang dibuat
secara matang. Tujuannya adalah mempersiapkan setiap upaya yang
dilakukan oleh perusahaan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan.
 Staffing (mengatur keanggotaan), Staffing atau mengatur keanggotaan, dalam
fungsi ini ada tiga kegiatan penting yang termasuk yaitu perencanaan,
penarikan, juga proses seleksi. Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri,
semakin banyak pula sumber daya manusia yang dibutuhkan. Inilah yang
membuat manajemen sumber daya manusia berfungsi menyediakan,
menyaring, memilih sdm yang akan bergabung dalam perusahaan. Fungsi
manajemen sumber daya manusia ini berperan penting untuk menentukan
kualitas sumber daya manusia dalam perusahaan-perusahaan.
 Evaluasi, Fungsi ini meliputi penilaian dan evaluasi terkait kinerja yang
diberikan selama periode tertentu. Proses evaluasi atau penilaian dilakukan
berdasarkan standar yang ditetapkan divisi SDM. Hal ini memudahkan
perusahaan dalam mengevaluasi karyawan atau calon karyawan terpilih.
 Kompensasi, Manajemen SDM memiliki fungsi untuk mengatur mengenai
kebijakan kompensasi karyawan. Gaji adalah salah satu bentuk kompensasi.
Pengelolaan gaji yang baik memberikan pengaruh signifikan dalam iklim
kerja organisasi.
 Pelatihan dan pengembangan, Karena berkaitan dengan SDM yang
berkualitas, maka fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melakukan
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. hal ini bertujuan untuk membuat
karyawan bekerja dengan maksimal. Selain itu, SDM juga bertanggung jawab
untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dialami karyawan untuk
memaksimalkan kinerja karyawan.
 Employe Relation, Tugas dan tanggung jawab MSDM juga adalah berupaya
membangun relasi dengan pihak lain yang terkait dengan tenaga kerja seperti
serikat pekerja. Hal ini bertujuan untuk menciptakan iklim kerja yang
kondusif bagi karyawan karena permasalahan dapat diatasi dengan baik.
Relasi ini juga bertujuan untuk menghindari kemungkinan karyawan
melakukan demonstrasi.
 Personal Research, tugas utama dari MSDM adalah untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi karyawan dalam lingkungan perusahaan. MSDM
harus melakukan analisis terhadap setiap permasalahan seperti PHK dan
memberikan solusi yang tepat. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
karyawan dari hal yang bisa mengganggu kinerjanya dalam perusahaan.
 Safety and Health, Manajemen SDM bertugas untuk membuat iklim kerja di
perusahaan menjadi kondusif, sehat dan aman. Keselamatan kerja dan
kesehatan semua karyawan menjadi tanggung jawab divisi ini.

c) Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


 Memberikan penghargaan kepada karyawan, Memberikan penghargaan
terhadap karyawan yang berprestasi merupakan salah satu strategi
pengembangan SDM. Dengan begitu, karyawan lain akan termotivasi untuk
menjadi lebih baik, dan berdampak besar dalam perkembangan perusahaan.
Hal tersebut nantinya akan memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan
dalam mengembangkan perusahaan.
 Pendidikan, Pengembangan SDM melalui pendidikan dapat dilakukan dengan
meningkatkan kemampuan kerja, dalam arti pengembangan yang bersifat
formal dan berkaitan dengan karir mereka. Setiap karyawan membutuhkan
pendidikan untuk mengatasi berbagai permasalahan pada pekerjaan mereka
dengan mudah karena pendidikan mengajarkan langkah dan cara yang
digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut.
 Memberikan kesempatan pada setiap karyawan untuk menyalurkan ide dan
gagasan pribadi mereka. Karena di dalam suatu perusahaan, karyawan juga
berkontribusi dalam mengembangkan perusahaan atau sebagai roda penggerak
suatu perusahaan. Sehingga ide dan gagasan dari setiap karyawan juga perlu
didengarkan dan dipertimbangkan.
 Mengadakan program pelatihan bagi karyawan. Pelatihan dapat dilakukan
dengan mengembangkan individu dalam bentuk peningkatan keterampilan,
pengetahuan dan sikap. Pelatihan tidak hanya berguna untuk karyawan, tapi
juga perusahaan. Dimana perusahaan tidak akan berkembang jika
karyawannya tidak memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi.
Melalui pelatihan inilah, perusahaan dapat menggali potensi karyawannya
dengan mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan begitu,
setiap perusahaan yang menerapkan pelatihan pada karyawannya akan
menghasilkan SDM yang berkualitas. Ada beberapa jenis pelatihan dan
pengembangan SDM yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah skill training,
retraining atau pelatihan ulang, cross functional training, team
training, dan creativity training.
 Pembinaan, Pembinaan dapat dilakukan dengan mengatur dan membina
manusia sebagai sub-sistem organisasi melalui program-program perencana
dan penilaian, seperti manpower planning, performance appraisal, job
analytic, job classification, dan lain-lain. Hal semacam ini pastinya dapat
menjadi strategi jitu dalam menghasilkan SDM yang sama berkualitasnya
dengan jenis strategi lain.

2.
a) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah strategi pemasaran yang dapat menentukan kesuksesan


perusahaan dalam mengejar profit atau keuntungan maksimal. Menurut Kotler
dan Amstrong, marketing mix adalah sekumpulan variabel - variabel marketing,
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar target penjualan yang
diinginkan. Jadi, dari pendapat Kotler dan Amstrong dapat kita simpulkan bahwa
marketing mix merupakan strategi pemasaran yang dilaksanakan secara terpadu
atau strategi pemasaran yang dilakukan secara bersamaan. Strategi tersebut
digunakan dengan menerapkan elemen strategi yang ada dalam marketing mix itu
sendiri. Marketing mix ini sendiri tergolong ke dalam strategi pemasaran. Strategi
ini menjadi penting untuk dilakukan sebuah perusahaan karena marketing mix ini
sebenarnya merupakan suatu pokok pertimbangan konsumen dalam mengambil
keputusan apakah akan membeli atau menyewa suatu produk maupun jasa yang
ditawarkan. Jika suatu perusahaan tidak peka soal apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh konsumennya, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan itu akan
kehilangan banyak kesempatan dalam menjaring konsumen. Akibatnya, produk
atau jasa mau sebagus atau seinovatif apapun akan menjadi sia-sia saat
ditawarkan. Itulah mengapa sebuah prusahaan wajib memiliki wawasan
marketing seperti marketing mix. Marketing sendiri berarti proses penyusunan
komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan
manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang
kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
hampir semua perusahaan menggunakan strategi ini untuk mencapai tujuan
pemasarannya karena strategi ini sangat berguna untuk menghadapi situasi saat ini
dimana persaingan. Marketing mix sudah lama digunakan para pemilik bisnis di
banyak negara untuk menyusun strategi marketing yang efektif untuk sebuah
bisnis. Konsep ini dapat digunakan baik oleh bisnis yang baru mulai maupun
bisnis yang sudah lama berjalan.

Dalam marketing mix terdapat teknik 4P-7P, yaitu :

1) Produk
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik semacam
makanan dan buku maupun yang bersifat digital berupa aplikasi dan
sebagainya). Produk ini juga termasuk bjasa maupun layanan yang dapat
ditawarkan oleh perusahaan Anda. Intinya produk adalah segala bentuk
penawaran yang Anda lakukan kepada klien atau customer Anda, yang sesuai
dengan keinginan atau kebutuhan dari pelanggan itu sendiri.
2) Harga
Harga yang dimaksud adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh klien
untuk mendapatkan produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, seseorang
akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (yaitu uang dan
waktu) sesuai dengan manfaat yang ia ingin dapatkan dari produksi barang
atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Jadi fokus terkait poin ini
adalah bagaimana caranya agar dapat membuat pelanggan atau calon pembeli
merasa pengeluarannya sesuai dengan apa yang dia dapat. Jika calon pembeli
telah memiliki pemikiran bahwa ia merasa pengeluaran yang akan dikeluarkan
tersebut sebanding dengan apa yang ia dapatkan, mereka akan segera dating
mengunjungi product page Anda di website (bagi Anda yang bergerak di
bisnis e-commerce atau online shop). Mereka akan segera memesan produk
atau jasa apapun yang ditawarkan pada mereka tersebut.
3) Saluran distribusi
Saluran distribusi yang tepat juga menentukan berhasil tidaknya strategi
marketing. Oleh karena itu, saluran distribusi menempati posisi yang krusial
dalam marketing mix. Adapun definisi dari saluran distribusi ini sendiri
adalah berbagai kegiatan atau upaya apapun yang dilakukan oleh perusahaan
untuk membuat produk atau jasanya mudah diperoleh atau tersedia di tangan
konsumen maupun pelanggannya. Karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen
pada waktu dan tempat yang tepat, maka kemudahan akses maupun
ketersediaan produk pada outlet yang tepat juga harus diperhatikan oleh setiap
perusahaan.
4) Promosi
Promosi yang dimaksud adalah sebuah upaya persuasi (bujukan atau
dorongan) untuk mengajak para konsumen maupun calon konsumen untuk
membeli (atau menggunakan) produk maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.
5) SDM
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju tidaknya sebuah
perusahaan. Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan penting dalam
membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari suatu perusahaan.
Inilah mengapa berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk mencari kandidat
pekerja terbaik, mereka bahkan rela membayar lebih untuk menyewa pihak
pencari kerja independen yang sudah ahli dalam mencarikan kandidat pekerja
bagi perusahaan. Selain itu, persaingan yang semakin ketat juga menuntut tiap
perusahaan memperlakukan para pegawai atau karyawannya sebagai asset
perusahaan yang berharga. Kultur kerja yang menarik dan cenderung santai
biasanya dijadikan nilai lebih yang dibanggakan oleh suatu perusahaan untuk
membuat para pekerjanya loyal dan maksimal dalam bekerja.
6) Proses
Proses yang dimaksud adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling
terkait yang kemudian bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran.
Pada perusahaan produsen, pelaksanaan ini dapat dilaksanakan oleh manusia
atau mesin dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada. Apa yang
perlu diperhatikan dari proses adalah kesabaran, konsistensi, dan kontinuitas
Anda dalam mengelola atau mengembangkan bisnis. Selain itu, ada satu
elemen penting dalam pengembangan bisnis, yaitu pembuatan SOP yang jelas
bagi sistem kerja di perusahaan dan perlu mengkomunikasikannya dengan
baik pada seluruh pegawai agar mereka dapat melaksanakan seluruh SOP-nya
dengan baik tanpa kendala.
7) Kemasan
Unsur berikutnya dalam marketing mix adalah packaging. tinjau kembali
secara kritis semua aspek visual dari perusahaan. Pembeli membentuk kesan
pertama mereka tentang sebuah prosuk dalam 30 detik pertama melihat atau
dengan melihat beberapa elemen dari perusahaan. Perbaikan kecil dalam
kemasan atau tampilan eksternal dari produk maupun layanan sebuah
perusahaan seringkali dapat menyebabkan reaksi yang sama sekali berbeda
dari calon pelanggan. Reaksi tersebut bisa jadi penentu.

b) Variable segmentasi, targeting, dan positioning.


 Segmentasi, merupakan tindakan mengklasifikasikan pasar ke dalam
kelompok-kelompok dengan berbagai kategori. Sehingga kondisi tersebut
memungkinkan kebutuhan produk yang berbeda atau kombinasi pemasaran
yang terpisah. Segmentasi pasar diperlukan karena perusahaan dapat lebih
baik memahami perilaku segmen pasar. Program pemasaran lebih diarahkan
sesusai dengan perilaku dan kebutuhan masing-masing segmen pasar. Melalui
segmentasi pasar, aktivitas pemasaran bisa dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan memperoleh hasil yang maksimal dalam memberikan kepuasan
untuk konsumen.
Dalam segmentasi pasar, terdapat beberapa variable seperti :
1. Demografis, Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis
kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis, Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup,
kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak
selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke
dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis
untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3. Perilaku, Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara
konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara
untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna
dan non-pengguna produk.
 Targeting, merupakan tindakan menilai ketertarikan dan minat dari beragam
segmen pasar, kemudian menentukan segmen pasar mana yang akan Anda
jadikan sebagai target pasar. Target pasar dipahami sebagai kelompok yang
dipilih oleh suatu bisnis untuk dijadikan sebagai calon pelanggan dengan
melakukan penargetan dan segmentasi. Terdapat empat strategi yang bisa
Anda pilih dalam melakukan targeting diantaranya,
1. Undifferentiated targeting strategy, yaitu menjelaskan bahwa strategi ini
ditujukan untuk pasar besar dengan kebutuhan yang serupa. Maka dari itu, di
dalamnya hanya akan ada satu jenis pemasaran yang diterapkan untuk
melayani semua jenis pasar. Perusahaan hanya mendapat peluang untuk
mengoptimalkan produksi, distribusi dan periklanan massa untuk
mendapatkan citra terbaik dari konsumen secara mayoritas.
2. Differentiated targeting strategy, yaitu menjelaskan bahwa perusahaan
memproduksi berbagai produk dengan masing-masing ciri yang berbeda.
Setiap konsumen tentu saja menginginkan variasi produk yang beragam,
sehingga harus berupaya menawarkan beberapa jenis produk sesuai
permintaan pasar.
3. Concentrated targeting strategy, pada strategi ini perusahaan hanya
berfokus menawarkan jenis produk tertentu dalam satu segmen yang dinilai
paling berpeluang pasar.
4. Custom targeting strategy, pada strategi ini lebih mengarah kepada
pendekatan terhadap konsumen secara individual.
 Positioning, merupakan upaya untuk menempatkan posisi produk dalam
menghadapi persaingan. Pengembangan strategi pemasaran ini bertujuan
untuk mempengaruhi tentang bagaimana suatu segmen pasar tertentu menilai
produk maupun jasa ketika dibandingkan dalam kompetisi pasar. Sementara,
dalam menentukan posisi pasar Anda harus menunjukkan bahwa produk bisa
dibedakan dari kompetitornya. Ada beberapa positioning yang dapat
dilakukan, yaitu :
 Positioning berdasarkan perbedaan produk.
Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai
kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus
merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
 Positioning berdasarkan atribut produk.
Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki
suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk
tersebut.
 Positioning berdasarkan pengguna produk.
Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih
menekankan pada siapa pengguna produk.
 Positioning berdasarkan pemakaian produk.
Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk
tersebut dikonsumsi.
 Positioning berdasarkan pesaing.
Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat
memilih produk mana yang lebih baik.
 Positioning berdasarkan kategori produk.
Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam
kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang
sering dihadapi oleh pelanggan.
 Positioning berdasarkan asosiasi.
Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan
asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian
asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
 Positioning berdasarkan masalah.
Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen
bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat
memecahkan masalah.

c) Siklus Kehidupan Produk

SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK


Penjualan

Perkenalan Perkembangan Kedewasaan Penurunan

Waktu

Product Life Cycle (Siklus Kehidupan Produk) adalah suatu konsep yang
menggambarkan serangkaian perjalanan atau tahap-tahap yang dilalui suatu
produk, mulai dari tahap pengembangan, pengenalan sampai produk tersebut
mengalami penurunan hingga akhirnya keluar dari pasar. Dengan adanya konsep
ini maka dari itu produsen dapat melihat serta memasang strategi yang tepat saat
memasarkan produksinya. Selain itu hal lain yang bisa dilakukan oleh produsen
untuk memperpanjang umur produknya bisa dengan peningkatan kualitas,
peningkatan produk yang akan digunakan serta melakukan berbagai macam
strategi yang tentunya menjadi cara seorang produsen dalam menentukan umur
produknya agar bisa menjadi lebih lama dari umur produk sebelumnya.
Siklus Hidup Produk memiliki 4 tahapan, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction), Dalam tahap perkenalan , barang mulai
dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun volume penjualannya belum
sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru)
dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang
dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan(Promosi). Promosi yang
dilakukan tersebut memang harus agfesif serta juga mengarah kepada merek
penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga masih terbatas serta laba
yang diperoleh juga masih rendah.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth), Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan
meningkat dengan sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat
serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari
usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini laha pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan
untuk dapat memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan
cara menurunkan harga jualnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity), Pada kedewasaan ini, kita semua dapat melihat
bahwa penjualan masih meningkat serta juga pada tahap berikutnya tetap. Dalam
tahap ini, laba produsen ataupun laba pengecer mulai turun. Persaingan pada
harga menjadi sangat tajam sehingga suatu perusahaan perlu memperkenalkan
produktivitas dengan kreativitas model yang baru. Dalam tahap kedewasaan ini,
usaha dalam periklanan(promosi) biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk dapat
menghadapi persaingan.
4. Tahap Penurunan (Decline), Hampir di semua macam jenis barang yang
dihasilkan suatu perusahaan selalu mengalami kekunoan atau juga keusangan
serta juga harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap kemuduran ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk dapat menggantikan barang lama yang
sudah jadul . walaupun dalam jumlah pesaing sudah berkurang
namaun pengawasan biaya menjadi sangat penting diosebabkan
karena permintaan sudah jauh menurun.Jika barang yang lama itu tidak segera
ditinggalkan tanpa digantikan dengan barang baru, maka perusahaan tersebut
hanya dapat beroperasi disuatu pasar tertentu yang sangat terbatas.
Alternatif-alternatif yang bisa dilakukan oleh manajemen disaat penjualan
menurun antara lain sebagai berikut:

- Memperbarui barang (fungsinya).


- Meninjau kembali serta juga memperbaiki program pemasaran dan
juga program produksinya agar lebih efisien.
- Menghilangkan ukuran, warna, serta juga model yang kurang baik.
- mengurangi sebagian jenis barang untuk dapat mencapai laba optimum
pada barang yang telah ada.
- Membuat kreativitas baru.

Strategi produsen dalam siklus hidup produk :

1) Tahap Pengenalan (Introduction)


Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan
produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan
kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru).
Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna
menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan
mereka mengenal ciri produk dengan cepat. Strategi yang umum pada tahap ini
adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi. Strategi ini ada
empat bentuk, yaitu :

a) Rapid Skimming Strategy


Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan
promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau
harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan
pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui
keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan
perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada
mereknya.

b) Slow Skimming Strategy


Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran
tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas,
sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau
membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

c) Rapid Penetration Strategy


Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang
agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang
cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika
pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen
sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.

d) Slow Penetration Strategy


Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh
penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya
pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung
dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk,
konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.

2) Tahap Pertumbuhan (Growth)


Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya
akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.

a) Rapid Growth
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar.
Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk
baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai
dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk
memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap
ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik
segmen pasar baru.

b) Slow Growth
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang
semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk
perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan
menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi
produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan
posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan
penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan
harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin
berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada
pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.

3) Tahap Kedewasaan (Maturity)


Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :

a) defensive strategy
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan
menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi.
Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk
memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan
pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan
produk.

b) offensive strategy
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat
yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan
menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran
produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi
ofensif adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk
sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli,
dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen
sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang
lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching). Contoh
produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan
handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi
yang lain.

4) Tahap Penurunan (Decline)


Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan
gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-
faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik
dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah
alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan
bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut
di antaranya adalah :

- Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan


yang baik.

- Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.

- Mencari pasar baru.

- Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri
dapat diatasi.

- Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan


konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk
kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
- Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.

- Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat
disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku
lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai
dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.

Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik
biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk
seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe
tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat
tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih
berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa. Beberapa teknik atau
cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk


meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan.
Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun
makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat
rambut sehat, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk
ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan,
takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk
unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta
kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat
diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan
cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan.
Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke
bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas
segmen pasar.

3.
a) Tahapan Manajemen Risiko:
- Mengidentifikasi risiko (indentify the risk), langkah pertama dalam Tahapan
Manajemen Risiko adalah mengidentifikasikan Risiko. Kita perlu memahami
dan menemukan faktor risiko yang terlibat dalam suatu keputusan ataupun
proyek. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menemukan risiko-
risiko dalam suatu proyek atau suatu keputusan yang akan diambil. Kita perlu
mencatat semua poin-poin risiko dan menyiapkannya menjadi sebuah daftar
risiko untuk proyek atau keputusan tersebut.
- Mengevaluasi risiko, Setelah dianalisis, Risiko-risiko tersebut perlu
diberikan peringkat dan prioritas. Sebagian besar solusi manajemen risiko
memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan
risiko tersebut. Risiko yang hanya dapat menyebabkan beberapa
ketidaknyamanan dinilai rendah (low risk), sedangkan risiko yang dapat
menyebabkan kerugian besar atau bencana dinilai lebih tinggi (high risk).
Penentuan risiko ini sangat penting karena akan menentukan cara
penanganannya serta sumber daya yang akan digunakannya pada penanganan
risiko tersebut. Contohnya, pada beberapa risiko tingkat rendah,
penanganannya mungkin tidak memerlukan intervensi manajemen tingkat
atas. Namun apabila terdapat satu risiko dengan peringkat tertinggi maka
diperlukan intervensi segera dari manajemen tingkat atas.
- Menanggapi risiko, Tahapan ini juga disebut dengan Risk Response Actions
atau Tindakan Respon Risiko. Setelah memperhitungkan setiap risikonya, kita
perlu memutuskan bagaimana merespon setiap risiko. Ada beberapa
tanggapan risiko yang dapat kita ambil, diantaranya adalah:
 Mengambil tindakan untuk menghentikan semua kegiatan yang dapat
menyebabkan terjadinya risiko (Risk Avoidance).
 Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampaknya
(Risk Reduction).

 Mengambil tindakan untuk memindahkan beberapa risiko atau semua


risiko ke pihak lain seperti melalui asuransi atau outsourcing (Risk
Sharing atau Risk Transfer).
 Menerima Risiko tersebut terjadi atau tidak mengambil tindakan apapun
untuk menganggulangi risikonya (Risk Acceptence)
- Meninjau dan memantau risiko, Tidak semuanya berjalan lancar sesuai
dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan ulang dan
pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan faktor lainnya yang
akan menyebabkan berubahnya risiko yang akan dihadapi sehingga
mengharuskan kita untuk merubah perencanaan manajemen risiko kita lagi.

b)

Lingkungan
Internal

Penentuan
Pemantauan
Sasaran

Komponen
Informasi Manajemen Risiko
Identifikasi
dan
Komunikasi Peristiwa

Tanggapan Penilaian
Risiko Risiko

Komponen Manajemen Risiko


Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu yang membedakannya
dengan manajemen bisnis lain. Instrumen inilah yang harus ada di dalam
manajemen baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan maksimal. Berikut
ini komponen dari manajemen risiko :

- Lingkungan Internal, Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko


yang kemungkinan terjadi di dalam internal perusahaan. Di dalam komponen
ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan dengan
faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek
risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut. Komponen lingkungan
internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan karyawan, etika
bekerja, Kompetensi pegawai, tingkat kesejahteraan bawahan dan selainnya.
Ini perlu juga dilakukan deteksi manajemen untuk mencegah munculnya
risiko dari kriteria tersebut.
- Penentuan Sasaran, Penentuan sasaran adalah pihak perusahaan harus
memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan coba diselesaikan melalui
sistem manajemen. Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu risiko yang
muncul dari statemen visi dan misi usaha serta sasaran risiko yang datang dari
kegiatan teknis atau operasional. setiap perusahaan pasti memiliki visi dan
misi usaha. Namun terkadang apa yang diidamkan tersebut tidak sesuai
dengan harapan. Dengan adanya komponen ini, bisa dijelaskan apa penyebab
masalah tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya. Begitu juga yang
terkait dengan kegiatan teknis atau operasional. Tidak bisa dibantah kalau visi
dan misinya bagus, tetapi ketika sudah dilaksanakan malah menjadi buruk.
Hal ini bisa terkait dengan kompetensi pekerja atau kepatuhan pada planning
yang masih kurang.
- Identifikasi peristiwa, Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah
identifikasi peristiwa. Maksudnya adalah tidak disebutkan manajemen risiko
jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil identifikasi peristiwa.
Seharusnya ini memang sudah didapatkan sebelum usaha mulai dijalankan.
Untuk komponen ini boleh tidak meng-akomodir semua risiko. Tetapi
minimal kegiatan yang potensial saja dengan berbagai pertimbangan masalah
yang muncul jauh lebih besar. Sekalipun demikian, tidak semua peristiwa
bisnis teridentifikasi merugikan. Oleh sebab itu, silakan dipilah mana
peristiwa yang bernilai positif mana yang negatif.
- Penilaian risiko, penilaian risiko memungkinkan sebuah organisasi
perusahaan ataupun bisnis untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan
kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis
tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang
mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu : Likelihood
(kecenderungan/ peluang) dan Impact/consequence (besaran dari realisasi
risiko).
- Tanggapan risiko, setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan
prosedur dan kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap
risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas
pengendalaian risiko ini antara lain :
 Pembuatan kebijakan dan prosedur
 Delegasi wewenang
 Pengamanan kekayaan perusahaan
 Pemisahan fungsi
 Supervisi
- Informasi dan komunikasi, aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi
dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi.
Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam
bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung
jawabnya dengan baik.
- Pemantauan, pemantauan atau monitoring adalah komponen terakhir dalam
manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk
memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan
yang tidak lengkap atau berlebihan
c)

JENIS-JENIS MANAJEMEN RISIKO

1. Manajemen Risiko Operasional

2. Manajemen Hazard

3. Manajemen Risiko Strategis

4. Manajemen Risiko Finansial

Jenis-Jenis Manajemen Risiko


 Manajemen Risiko Operasional, Manajemen Risiko operasional adalah
manajemen risiko yang disasarkan pada terjadinya permasalahan-
permasalahan usaha yang muncul akibat faktor internal. Seperti kinerja
pegawai yang rendah, sumber daya yang kurang berkualitas, terjadinya
bencana, modal tidak sehat dan selainnya. Pada umumnya cakupan
sasaran untuk manajemen risiko jenis ini adalah faktor manusia, sistem,
proses serta permasalahan eksternal tetapi yang tidak terkait dengan
pelanggan melainkan muncul dengan sendirinya seperti musibah. Ini yang
menjadi bidang penyelesaian untuk manajemen risiko operasional.
 Manajemen Hazard, manajemen hazard adalah jenis manajemen risiko
yang fokusnya pada masalah yang potensial membuat perusahaan gulung
tikar. Biasanya problem usaha yang dideteksi adalah masalah-masalah
yang besar dan berbahaya. Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam
manajemen jenis ini. Yaitu masalah hukum, bahaya fisik serta penurunan
moral. Ketiga hal inilah yang harus diantisipasi jika kemungkinan muncul
bahaya potensial di sana.
 Manajemen Risiko Strategis, Manajemen ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak
terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan
strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko
operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko
frenchise (bila ada). Dalam majemen ini ada beberapa hal yang dapat anda
lalukan di majaemen risiko strategis ini.
 Manajemen Risiko Finansial, manajemen risiko finansial adalah
manajemen yang fokusnya pada keuangan perusahaan. Deteksinya
diarahkan bagaimana sebisa mungkin agar perusahaan tidak kolaps hanya
karena dana, modal, laba dan selainnya. Dengan adanya manajemen ini,
pihak perusahaan akan memberikan perlindungan terhadap segala aset
perusahaan. Tujuannya tidak lain supaya keuangan tetap sehat sehingga
bisa dikontribusikan untuk perkembangan usaha ke depan.

SOAL KASUS

1.
a. Analisis 5 questions approach
1) Profitable
 Pihak yang diuntungkan adalah Manajemen PT KAI karena
kinerja keuangan perusahaan seolah-olah baik (laba Rp6.9 M),
meskipun pada kenyataannya menderita kerugian Rp 63 M.
Tidak tertutup kemungkinan, pihak manajemen memperoleh
bonus dari “laba semu” tersebut.
 Pihak lain yang diuntungkan adalah KAP S. Manan & Rekan,
dimana dimungkinkan memperoleh Fee khusus karena
memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
2) Legal
PT KAI melanggar Pasal 90 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal. “Dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang
secara langsung maupun tidak langsung:
 Menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan
sarana dan atau cara apa pun.
 Turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain.
 Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material
atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan
yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi
pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk
menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri
sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak
lain untuk membeli atau menjual Efek.”
PT KAI dapat dikenakan sanksi sesuai Pasal 107 UU No.8
Tahun 1995 yang menyatakan: “Setiap Pihak yang dengan
sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau
menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan,
menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan,
atau memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh izin,
persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan
Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).”

KAP S. Manan & Rekan melanggar Standar Profesi Akuntan


Publik (SPAP)
3) Fair
Perbuatan manajemen PT.KAI merugikan publik/masyarakat dan
pemerintah.
1) Publik (investor); dirugikan karena memperoleh informasi yang
menyesatkan, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan
informasi keuagan PT. KAI menjadi tidak akurat/salah.
2) Pemerintah; dirugikan karena dengan rekayasa keuangan
tersebut maka pajak yang diterima pemerintah lebih kecil.
4) Right
 Hak-hak Publik; dirugikan karena investor memperoleh
informasi yang menyesatkan, sehingga keputusan yang diambil
menjadi salah/tidak akurat
 Pemerintah; dirugikan karena pajak yang diterima pemerintah
menjadi lebih kecil
5) Suistainable Development

Rekayasa yang dilakukan manajemen PT KAI bersifat jangka


pendek dan bukan jangka panjang, karena hanya menginginkan
keuntungan/laba untuk kepentingan pribadi/manajemen (motivasi
bonus)

b. Sikap yang diambil


Manajemen PT KAI
 Melakukan koreksi atas salah saji atas: pajak pihak ketiga yang
dimasukkan sebagai asset; penurunan nilai persediaan suku
cadang dan perlengkapan yang belum dibebankan; bantuan
pemerintah yang seharusnya disajikan sebagai bagian modal
perseroan.
 Meminta maaf kepada stakeholders melalui konferensi pers
dan berjanji tidak mengulangi kembali di masa datang.
KAP S. Manan & Rekan & Rekan
 Melakukan jasa profesional sesuai SPAP, dimana tiap anggota
harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesionalnya
dengan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesioreksi
 Melakukan koreksi atas opini yang telah dibuat
 Melakukan konferensi pers dengan mengungkapkan bahwa
oknum yang melakukan kesalahan sehingga menyebabkan
opini atas Laporan Keuangan menjadi tidak seharusnya telah
diberikan sanksi dari pihak otorisasi, dan berjanji tidak
mengulang kembali kejadian yang sama di masa yang akan
datang.

c. Solusi agar hal tersebut tidak terulang :


 Membangun kultur perusahaan yang baik; dengan mengutamakan
integritas, etika profesi dan kepatuhan pada seluruh aturan, baik
internal maupun eksternal, khususnya tentang otorisasi.
 Mendahulukan kepentingan publik daripada kepentingan public
 Merekrut manajemen baru yang memiliki integritas dan moral yang
baik, serta memberikan siraman rohani kepada karyawan akan
pentingnya integritas yang baik bagi kelangsungan usaha perusahaan
 Memperbaiki sistem pengendalian internal perusahaan.
 Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang dirancang
dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya menekan kemungkinan
terjadinya fraud. Corporate governance meliputi budaya perusahaan,
kebijakan-kebijakan, dan pendelegasian wewenang.
 Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh auditor
internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih bersifat preventif dan
pengendalian yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya transaksi
yang sah, mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan
melindungi perusahaan dari kerugian.
 Retrospective Examination yang dilakukan oleh Auditor Eksternal
diarahkan untuk mendeteksi fraud sebelum menjadi besar dan
membahayakan perusahaan.
 Investigation and Remediation yang dilakukan forensik auditor. Peran
auditor forensik adalah menentukan tindakan yang harus diambil
terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud, tanpa memandang
apakah fraud itu hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan
perusahaan ataukah pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna
dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan asset.
 Penyusunan Standar yang jelas mengenai siapa saja yang pantas
menjadi apa baik untuk jabatan fungsional maupun struktural ataupun
untuk posisi tertentu yang dianggap strategis dan kritis. Hal ini harus
diiringi dengan sosialisasi dan implementasi (enforcement) tanpa ada
pengecualian yang tidak masuk akal
 Diadakan tes kompetensi dan kemampuan untuk mencapai suatu
jabatan tertentu dengan adil dan terbuka. Siapapun yang telah
memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama dan adil untuk
“terpilih”. Terpilih artinya walaupun pejabat lain diatasnya tidak
“berkenan” dengan orang tersebut, tetapi karena ia yang terbaik maka
tidak ada alasan logis untuk menolaknya ataupun memilih yang orang
lain. Disinilah peran profesionalisme dikedepankan
 Akuntabilitas dan Transparansi setiap “proses bisnis” dalam organisasi
agar memungkinkan monitoring dari setiap pihak sehingga
penyimpangan yang dilakukan oknum-oknum dapat diketahui dan
diberikan sangsi tanpa kompromi.

2.
a. Analisis
Jika berbicara tentang kedisiplinan memang tidak akan ada habisnya,
terutama kedisiplinan para karyawan disuatu organisasi atau perusahaan.
Berbagai peringatan mungkin telah banyak diberikan oleh pihak
manajemen terutama bagian sumber daya manusia (HR
Department). Akan tetapi, hal itu bukan menjadi masalah bagi sebagian
karyawan yang memang tidak pernah menanamkan sikap disiplin dalam
dirinya. Sebagai contoh, di PT. SB sudah 2 tahun terakhir ini masalah
ketidakdisiplinan karyawan menjadi sorotan besar bagi para jajaran
Direksi. Beberapa karyawan datang ke kantor tidak lagi sesuai dengan
aturan yang berlaku. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terlambat
setengah hingga 1 jam setiap harinya (dengan atau tanpa izin atasan). HR
Department membuat laporan mengenai presentase keterlambatan
karyawan sebagai bahan laporan dan evaluasi untuk setiap Department
Head. Akan tetapi, laporan yang disajikan tidak sesuai dengan apa yang
ada dan terdapat kejanggalan dalam laporan tersebut. Mereka memaparkan
presentase keterlambatan semua departemen kecuali HR Department. Hal
itu membuat geram para karyawan karena terjadi ketidakadilan
didalamnya. Dari laporan tersebut, menggambarkan seolah-olah HR
department lah yang paling baik dalam urusan kedisiplinan, sehingga
mereka tidak masuk dalam daftar laporan tersebut. Padahal seperti yang
diketahui oleh semua pihak, HR department lah yang paling sering
terlambat dan tidak disiplin. Hal itu bukan saja terjadi pada anggota nya
tetapi juga Direktur HR nya. Dimana seharusnya mereka menjadi contoh
dan panutan untuk karyawan yang lain dalam hal kedisiplinan. Selain itu,
penghitungan persentase keterlambatan tidak sesuai dengan yang
seharusnya.

b. Kesimpulan
Dari kasus dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai
orang yang berkecimpung di dalam departemen SDM seharusnya bisa
lebih bersikap adil. Baik itu tujuannya untuk perusahaan atau pun untuk
karyawan yang berada dibawah naungan mereka. Selain itu, mereka juga
harus bersikap tegas dan bertumpu pada peraturan yang memang telah
mereka buat agar semua bisa berjalan sesuai dengan fungsiya. Sehingga
kejadian yang sama tidak akan terulang terus-menerus.
c. Solusi
- Seharusnya orang-orang yang masuk ke dalam departemen SDM,
terlebih dahulu memberikan contoh yang baik dengan menaati
semua peraturan yang bersumber dari mereka sendiri. Dengan
begitu, karyawan yang lain akan secara otomatis bisa
mengikutinya.
- Harus ada punishment yang jelas untuk orang-orang yang tidak
pernah disiplin, serta diberikannya juga reward sebagai tanda
penghargaan bagi orang-orang yang selalu menaati peraturan.
- Seharusnya dibuat peraturan yang jelas tentang masalah
keterlambatan baik itu dengan meminta izin terlebih dahulu
ataupun tidak agar perhitungan nya menjadi lebih adil.

Anda mungkin juga menyukai