Anda di halaman 1dari 25

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN

RUMAH SAKIT TK.IV MADIUN

PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

RUMAH SAKIT TK.IV MADIUN


Jalan Pahlawan no 79
Madiun

1
KATA PENGANTAR

Pengertian sehat merupakan interaksi antara jasmani, rohani dan spiritual.


Pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit, tidak hanya aspek jasmani melainkan
juga aspek rohani dan spiritual.Keterbatasan gerak pasien yang disebabkan oleh kondisi
fisik yang memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak perlu menghalangi keinginan pasien
untuk tetap mendapatkan pelayanan rohani dan spiritual oleh para pemuka agama masing-
masing.
Rumah Sakit diharapkan dapat mengambil bagian dalam pelayanan rohani atas
pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit, mengingat hak pasien untuk tetap dapat
melaksanakan kewajiban dan keinginannya untuk beribadah dan mendapatkan
pendampingan rohani dan spiritual dari pemuka agama.
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan untuk memberikan pelayanan rohani
kepada pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit.Ketenangan batin dan kesehatan
rohani dan spiritual, diharapkan mampu mendukung kemampuan fisik pasien dalam
mencapai kesembuhannya.

Madiun, 02 Januari 2016

2
DAFTAR ISI

Cover. ................................................................................................................................. i
Kata pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar
isi .......
.......... iii
Kebijakan ............................................................................................................................ i
v
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................
1
A. Latar
Belakang ...................................................................................................................
1
B. Tujuan.......................................................................................................................
2
C. Pengertian ................................................................................................................
2
1. Pengertian
agama ................................................................................................................
2
2. Pelayanan
Kerohanian .........................................................................................................
3
3. Pendamping
Pelayanan ..........................................................................................................
3
D. Peran agama terhadap kondisi
pasien .......................................................................................................................
3
E. Perkembangan
spiritual .....................................................................................................................
5

3
F. Pasien yang membutuhkan bantuan pelayanan
kerohanian ................................................................................................................
6
BAB II RUANG
LINGKUP ............................................................................................................................
7
A. Ruang lingkup
pelayanan .................................................................................................................
7
B. Unit
terkait ........................................................................................................................
7
C. Penanggung
jawab ........................................................................................................................
7
D. Fasilitas dan
perlengkapan ............................................................................................................
7
BAB III TATA
LAKSANA............................................................................................................................
8
A. Tata laksana pelayanan kerohanian keluarga pasien
(eksternal) .................................................................................................................
8
B. Tata laksana pelayanan kerohanian keluarga pasien
(internal) ...................................................................................................................
8
C. Tata laksana permintaan pelayanan
kerohanian ................................................................................................................
9
D. Tata laksana koordinasi internal pemuka
agama.......................................................................................................................
10

4
BAB IV PANDUAN PELAYANAN
(DOA)
.......... 13
A. Doa agama
Islam .........................................................................................................................
13
B. Doa agama
Katolik .......................................................................................................................
14
C. Doa agama Kristen ............................................................................................... 15
D. Doa agama
Hindu ........................................................................................................................
15
E. Doa agama
Budha .......................................................................................................................
16
BAB IV
DOKUMENTASI ..................................................................................................................
17
Daftar
pustaka................................................................................................................................
18
Lampiran .............................................................................................................................
19

5
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN
RUMAH SAKIT TK.IV MADIUN

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.IVMADIUN


NO: KEP / / /2015

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

KEPALA RUMAH SAKIT TK.IVMADIUN

Menimbang : a. Bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumkit Tk. IV


Madiun, pelayanan kerohanian merupakan hal penting.
b. Bahwa agar pelayanan kerohanian dapat dipenuhi dengan baik perlu
adanya kebijakan Rumkit Tk. IV Madiun sebagai landasan dalam
pelaksanaan tugas.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 dan 2 perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah
Sakit Tk. IV Madiun.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Permenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV MADIUN TENTANG
PELAYANAN KEROHANIAN DI RUMAH SAKIT TK. IVMADIUN.
KEDUA : Kebijakan tentang pelayanan kerohanian di Rumkit Tk. IVMadiun
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : di Madiun
Pada Tanggal : 02 Januari 2016

Kepala Rumah Sakit Tk. IV Madiun

dr. Setia Dewi 6


Mayor Ckm (K) NRP 11010029520576
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kegiatan Perawatan Paliatif merupakan dasar
pendekatan dari pelayanan kerohanian. Esensi kebijakan ini bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan, peniadaan,
identifikasi dini dan penilaian serta penyelesaian masalah-masalah fisik, psikososial,
dan spiritual. Sedangkan kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang
dipersepsikan sesuai dengan konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya termasuk
tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
Menurut Larsoniv berbagai penelitian tentang relevansi klinis dari agama dan
spiritualis dapat dikategorikan ke dalam empat golongan antar lain: 1) mengenai
pencegahan penyakit (illness prevention), 2) mengenai penyusuaian terhadap penyakit
(coping with illness),3) mengenai kesembuhan dari operasi(recorvey from surgery) dan
4) meningkatkan hasil pengobatan (improving treatment outcomes).
Penelitian Clark, Firedman dan Martin dikutip dari Subandi dan Hasnat
menjelaskan bahwa pasien yang cenderung religius memiliki perasaan bahagia
dibanding dengan pasien yang kurang religius. Kemudian Javis Northcott dalam Wood
dan Irosonv menyatakan pelayanan rohani memungkinkan mengurangi resiko sakit dan
kematian. Pargement, Cole, Vandevreek, Belavick, Brant dan Perezvi menyatakan
bahwa beberapa pengaruh religius dapat menumbuhkan perilaku koping untuk
menjalani atau mengatasi sumber-sumber stres pada keadaan normal atau sakit
(illness).
Melihat pentingnya pelayanan rohani dalam mendukung kesembuhan penyakit
pasien, Rumah Sakit Tk. IV Madiun sebagai institusi pelayanan kesehatan
melaksanakannya dengan tujuan mencapai kepuasan pasien dalam upaya memenuhi
harapan kerohanian serta menghhormati budaya, suku, nilai-nilai kepercayaan serta
agama yang dianut pasien.

B. Tujuan
1. Sebagai pedoman pelaksanaan tugas dalam kepedulian terhadap hak pasien
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
7
2. Agar kebutuhan pasien untuk melaksanakan ibadah dapat dipenuhi sehingga
mempunyai kekuatan dan ketenangan jiwa.
3. Terlaksananya pelayanan kerohanian di Rumah Sakit Tk. IV Madiun
4. Terwujudnya pelayanan doa yang optimal berdasarkan agama dan kepercayaan
yang resmi.
5. Setiap pasien mendapatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
6. Setiap pasien bisa mendapatkan sakramen khusus sesuai dengan keinginannya.
7. Setiap staf Rumah Sakit mengerti dan memahami pelayanan yang bisa diberikan
oleh tim pelayanan kerohanian.

C. Pengertian
1. Pengertian agama
Pengertian agama menurut berbagai agama:
a. Agama menurut agama Islam ialah, kata Islam berasal dari kata: salam yang
artinya selamat, aman sentosa, sejahtera: yaitu aturan hidup yang dapat
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
b. Agama menurut agama Kristen ialah segala bentuk hubungan manusia dengan
yang suci. Terhadap yang suci ini manusia tergantung, takut karena sifatnya
yang dahsyat dan manusia tertarik karena sifat-sifatnya yang mempesonakan.
c. Agama menurut agama Hindu ialah Satya, Arta, Diksa, Tapa, Brahma dan Yajna.
Satya berarti kebenaran yang absolute. Arta adalah dharma atau perundang-
undangan yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah penyucian. Tapa adalah
semua perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra-mantra. Yajna adalah
kurban. Pengertian lain ialah dharma atau kebenaran abadi yang mencakup
seluruh jalan Kehidupan manusia. Jadi agama menurut agama Hindu ialah
kepercayaan hidup pada ajara-ajaran suci dan diwahyukan oleh Sang Hyang
Widi yang kekal abadi.
d. Agama menurut agama Budha ialah suatu kepercayaan atau perwujudan atau
kepercayaan manusia akan adanya daya pengendalian yang istimewa dan
terutama dari suatu manusia yang harus ditaati dan pengaruh pemujaan tadi atas
perilaku manusia.
e. Pengertian lain dari agama adalah suatu badan dari ajaran kesusilaan dan
filsafat dan pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran yang diakui
baik yang ajaran yang budha yang sangat mulia. Dalam pengertian yang lain

8
bahwa agama adalah cara tertentu untuk pemujaan kepada para dewa, dewa
agung yaitu adanya kekuatan gaya tak terlihat yang menguasai alam semesta.
2. Pelayanan kerohanian
Keputusan Kepala Rumkit Tk. IV Madiun. No: Kep/ / / tanggal......
tentang pelayanan Kerohanian oleh Tim Internal Rumkit Tk. IV Madiun, meliputi:
a. Dilaksanakan kepada pasien agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu atau Budha.
b. Dilaksanakan minimal satu kali dalam satu minggu, secara bergiliran minimal dua
ruangan, kepada beberapa orang pasien sesuai situasi dan kondisi
Pelayanan kerohanian pada pasien atau pendampingan orang sakit
merupakan salah satu bentuk layanan konseling untuk membantu pasien yang
tengan bergulat dengan pengalaman batas daya tersebut. Situasi batas daya yang
kerap menatapkan pasien pada fakta kematian (kegelapan maut): harus
meninggalkan dunia dan tidak tahu akan menuju kemana. Dalam proses
pendampingan, konselor menunjukkan rasa simpati dan dukungan empatik kepada
pasien supaya dapat “berjumpa” dengan Allah yang hadir dalam situasinya yang
terbatas itu. Pasien dibimbing untuk hidup dengan bersandar pada kebaikan Tuhan
Yang Maha Esa semata, sehingga daya Illahi dapat dijadikan sumber kekuatannya
untuk “meloncat” ke luar dari situasi pengalaman batas daya menuju kepada Tuhan
Yang Maha Esa (meskipun dalam kegelapan), karena percaya bahwa
penyerahannya itu akan disambut Tuhan.
3. Pendamping pelayanan
Kata pendampingan pelayanan adalah gabungan dua kata yang mempunyai
makna pelayanan.Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi”.
Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang lain yang karena sesuatu
sebab perlu didampingu. Orang yang melakukan kegiatan mendampingi disebut
“pendampong”.Antara yang didampingi dan pendamping terjadi suatu interaksi
sejajar atau relasi timbal balik. Pihak yang paling bertanggung jawab (sejauh
mungkin sesuai dengan kemampuan) adalah pihak yang didampingi. Dengan
demikian, istilah pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu,
menemani, membagi atau berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan
mengutuhkan.

D. Peran Agama Terhadap Kondisi Pasien


9
Ada sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuwan Barat mengenai fenomena doa
dan hubungannya dengan kesehatan jasmani, diantaranya:
1. Harris melakukan penelitian terhadap 990 pasien di sebuah rumah sakit di Amerika.
Ia meminta sekelompok orang untuk berdoa bagi sebagian pasien itu setiap hari
selama empat minggu berturut-turut. Namun, peneliti sengaja tidak mempertemukan
kelompok orang yang sakit itu dengan kelompok orang yang mendoakan mereka.
Kelompok orang yang diminta berdoa itu tidak mengenali pasien yang mereka
doakan. Mereka hanya diberi tahu nama-nama pasien tersebut. Sebaliknya, para
pasien yang sakit pun tidak tahu bahwamereka sedang didoakan oleh sekelompok
orang. Ternyata hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kelompok pasien yang
didoakan oleh kelompok orang itu merasakan kemajuan dan perbaikan kondisi
badannya, karena serangan penyakit yang mereka derita berkurang sepuluh persen
dibanding kelompok pasien yang tidak didoakan.
2. Penelitian lain dilakukan terhadap 393 pasien yang menderita berbagai penyakit
berat seperti jantung dan paru-paru. Langkah penelitiannya sama denganpenelitian
Harris. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang didoakan
membutuhkan obat-obatan dan alat bantu pernapasan yang lebih sedikit
dibandingkan pasien yang tidak didoakan. Dan mereka juga lebih sedikit
mengalami komplikasi.
3. Majalah “Psychomatic Medicine” melakukan penelitian yang melibatkan dua
kelompok responden, yaitu 78 orang pasien kulit hitam dan 77 orang pasien kulit
putih, yang usianya bervariasi antara 25 hingga 45 tahun. Kedua kelompok itu
dipisahkan dalam studi tersebut karena orang Afro-Amerika dianggap cenderung
lebih religius dan lebih taat menjalankan doa dan shalat dibandingkan kelompok
pasien kulit putih. Para pasien itu kemudian diminta untuk menjalankan perintah-
perintah agama lebih taat dan lebih khusyuk, terutama doa dan shalat. Hasil
penelitian itu menunjukkan bahwa ternyata shalat dan doa yang banyak mereka
lakukan itu dapat menurunkan darah tinggi, terutama pada para pasien kulit hitam.
Penyakit yang diderita para pasien kulit putih tidak mengalami perubahan yang
berarti karena mereka lebih malas menjalankan shalat dan doa.
Peran agama:
1. Peran agama terhadap kondisi psikologis
Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, akan timbul rasa tenang dan aman.
Hal ini merupakan ciri sehat mental, yaitu:
a. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat.
10
b. Membiasakan persepsi ke arah positif.
c. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik.
d. Mengembangkan emosi positif.
2. Peran agama terhadap kondisi sosial
Umumnya kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya dilakukan secara bersama-
sama (berjamaah) dan dilaksanakan secara berulang, sehingga dapat menimbulkan
rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa solidaritas antar jemaah.
Orang dengan kondisi religiusnya tinggi pada umumnya dapat membina
keharmonisan keluarga dan dapat membina hubungan yang baik antar manusia.

E. Perkembangan Spiritual
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi ke dalam empat
tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:
1. Usia anak-anak
Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku
tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain
dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
mempunyai pemahaman salah atau benar.Kepercayaan atau keyakinan yang ada
pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa
sebelum tidur dan makan, dan lain-lain.Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan
yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai
mencontoh aktivitas keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada
masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta
mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.
2. Usia remaja akhir
Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya
partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat
mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan
spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan
spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang
berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan.
Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul kekecewaan.

3. Usia awal dewasa

11
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan
akan ke yakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk
yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional
dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional.Segala pertanyaan
tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul
perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
4. Usia pertengahan dewasa
Merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri. Perkembangan ini diawali
dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun
menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan
dirinya.

F. Pasien Yang Membutuhkan Bantuan Pelayanan Spiritual/Kerohanian


1. Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan
bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan
Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.
2. Pasien ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat dapat menimbulkan perasaan kacau, yang
dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan
yang paling besar adalah bersama Tuhan.
3. Pasien menghadapi pembedahan
Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena
akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadan pencipta
dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan
bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan
Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan
bila kea rah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup kearah yang
lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.

12
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Islam
2. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Protestan
3. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Katolik
4. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Hindu
5. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Budha

B. Unit terkait
1. Hubungan internal
a. Unit Rawat Inap
b. Unit Humas
2. Hubungan eksternal
a. Pemuka agama di sekitar rumah sakit yang bekerjasama dengan rumah sakit

C. Penanggung Jawab
1. Kabag SDM
2. Kabid Keperawatan
3. Kanit Humas dan Pemasaran

D. Fasilitas Dan Perlengkapan


1. Kitab Suci masing-masing agama
2. Buku panduan kerohanian (Tuntunan) masing-masing agama
3. PC
4. Perlengkapan ibadah dari masing-masing agama
5. Ruangan tertentu, apabila dibutuhkan untuk ukuran yang lebih luas atau
tersendiri/terpisah dari pasien yang lainnya.

13
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Pelayanan Kerohanian Keluarga Pasien (Eksternal)


1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian kepada pasien
yang dilakukan oleh pemuka agama yang didatangkan dari dari luar Rumah Sakit.
2. Pasien atau keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit membutuhkan pelayanan
kerohanian oleh pemuka agama yang ditunjuk secara langsung dari pihak keluarga
pasien.
3. Pasien atau keluarga pasien mengutarakan maksud tersebut kepada perawat yang
bertugas untuk membantu proses pelaksanaannya.
4. Petugas rawat inap mengakomodir kebutuhan pasien dan memberikan formulir
permintaan pelayanan kerohanian sendiri (dari keluarga pasien) sebagai permintaan
tertulis dari keluarga pasien.
5. Petugas menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan demi kelancaran proses
kerohanian pasien.
6. Pemuka agama yang didatangkan oleh pihak keluarga pasien dapat membantu
dalam proses pemberian pelayanan kerohanian terhadap pasien selama waktu yang
dianggap cukup.
7. Dalam proses pelayanan kerohanian yang dilakukan, pihak keluarga tetap menjaga
ketertiban dan sopan santun dengan pasien yang terdapat pada ruangan tersebut.
8. Pelaksanaan pelayanan kerohanian dilakukan di ruangan perawatan yang
diupayakan sedemikian sehingga tidak akan mengangu keberadaan pasien lainnya
di ruangan tersebut atau di ruang Pastoral Konseling bila keadaan pasien
memungkinkan.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

B. Tata Laksana Pelayanan Kerohanian Keluarga Pasien (Internal)


1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian.

14
2. Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kerohanian terhadap
dirinya sendiri selama dilakukan perawatan di Rumah Sakit.
3. Kebutuhan akan layanan kerohanian disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien
untuk meminta dilakukannya pelayanan/bimbingan rohani sesuai permintaan pasien
atau keluarganya.
4. Kebutuhan pelayanan kerohanian disampaikan pasien dan atau keluarga kepada
staf medis yang dinas pada saat tersebut.
5. Pelayanan kerohanian dapat di sampaikan staf medis kepada pasien dan
keluarganya, berdasarkan dari hasil asesmen kebutuhan pasienakan pelayanan
kerohanian.
6. Perawat akan menanyakan dan meminta kesediaan pasien dan keluarga pasien
untuk mengisi form Permintaan Pelayanan Kerohanian. Unit rawat inap wajib
menerangkan poin-poin dalam form tersebut.
7. Form Permintaan Pelayanan Kerohanian harus ditanda tangani oleh pembuat
pernyataan dan adanya saksi dari pihak keluarga ataupun pasien.
8. Pelayanan kerohanian kepada pasien dilakukan oleh pemuka agama yang
disediakan oleh Rumah Sakit.
9. Pemuka agama yang sesuai dengan agama pasien akan segera dihubungi oleh
petugas.
10. Unit rawat inap bertanggung jawab untuk menjamin ketertiban jelang pelayanan
rohani dengan memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga pasien yang
seruangan dengan pasien dan keluarga pasien peminta pelayanan bimbingan
kerohanian.
11. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

C. Tata laksana permintaan pelayanan kerohanian


1. Pelayanan kerohanian pasien baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal
diakomodasi oleh Rumah Sakit, dalam memberikan ketenangan dan kenyamanan
bagi pasien.
2. Prosedur pemberian pelayanan kerohanian pasien rawat inap dikoordinir oleh
perawat ruangan yang pada saat itu berjaga/dinas dan unit humas terkait.

15
3. Asesmen kebutuhan pasien akan pelayanan kerohanian harus dilakukan dan
diketahui oleh perawat/staf medis yang dinas dan tercatat pada formulir asesmen
pasien ke dalam berkas rekam medis pasien.
4. Ruang lingkup pelayanan kerohanian yang disediakan oleh Rumah Sakit adalah
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, selain itu Rumah Sakit belum dapat
mengakomodir kebutuhan terkait pelayanan kerohaniannya.
5. Pelayanan kerohanian yang belum dapat diakomodir sesuai dengan agama dan
kepercayaan pasien, dapat dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarga dengan cara
mendatangkan sendiri pemuka agama yang dianutnya ke Rumah Sakit.
6. Rumah Sakit siap untuk membantu proses pelaksanaan kerohanian yang dilakukan,
dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada.
7. Pelaksanaan pelayanan kerohanian yang dilakukan diharapkan tidak mengganggu
kenyamanan pasien lainnya atau yang berdampingan.
8. Apabila diperlukan untuk kenyamanan dilakukannya proses pelayanan kerohanian,
dapat dipertimbangkan dan diupayakan ruangan atau tempat tertentu yang khusus
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

D. Tata Laksana Koordinasi Internal Pemuka Agama


1. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kerohanian, khususnya pemuka agama yang
ditunjuk dan diakui sebagai pelaksana bimbingan internal di rumah sakit.
2. Untuk pemuka agama yang tidak tersedia di rumah sakit, Rumah Sakit bekerjasama
dengan pemuka-pemuka agama yang dapat membantu dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan kerohanian pasien di rumah sakit.
3. Bentuk kerjasama yang dilakukan tertuang dalam kesepakatan bersama dan saling
menghargai diantara keduanya.
4. Perawatyang bertugas akan mengatur dan berkoordinasi dengan pemuka agama
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Seluruh kegiatan yang dilakukan pemuka agama selama proses memberikan
pelayanan kepada pasien menjadi tanggung jawab petugas kerohanian.

16
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN PERMINTAAN BIMBINGAN


INTERNAL EKSTERNAL

PERMINTAAN PASIEN ATAU


KELUARGA

PASIEN DAN KELUARGA


PERAWAT MENGHUBUNGI
MENGHUBUNGI PEMUKA
UNIT KEROHANIAN
PETUGAS KEROHANIAN AGAMA

UNIT KEROHANIAN
PETUGAS KEROHANIAN
MENGHUBUNGI PEMUKA
AGAMA
PELAKSANAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PENCATATAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN

17
Petugas kerohanian:
1. Serma Hadi Sutikno no Hp 085749061114
2. M. Mulyadi no Hp 08125924916

Daftar nama-nama pemuka agama pelayanan kerohanian rumah sakit tk iv madiun


Pemuka
Nama No Telp Alamat
Agama
Islam PNS Zainur 081335825953 Ds. Waduk 10/2 Takeran, Magetan
Kristen PNS Udik 0351-491269 Jl. Sriwibawa II, Madiun
Katolik PNS Udik 0351-491269 Jl. Sriwibawa II, Madiun
Hindu I Putu Bintara 081335145229 Asrama Y-501
Budha Instansi terkait : KOREM, Asrama Y-501, Lanud Iswahyudi

18
BAB IV
PANDUAN PELAYANAN
(DOA)

A. Doa Agama Islam


Membaca Surat Yasin, ada sebuah hadist yang menyebutkan bahwa “Yasin lima
quriat lahu” artinya Surat Yasin dibaca sesuai niat si pembaca. Yasin dapat dibaca saat
kita mengharap rezeki Tuhan, meminta sembuh dari penyakit, menghadapi ujian,
mencari jodoh, dan lain-lain.
Lebih dari itu, Surat Yasin sudah menjadi kebiasaan masyarakat bila salah satu
keluarga ada yang kritis.Surat Yasin dibaca dengan harapan jika bisa sembuh semoga
cepat sembuh, dan jika Allah menghendaki yang bersangkutan kembali kepada-Nya,
semoga cepat diambil oleh-Nya dengan tenang.
Ada kalanya Yasin dibaca sendirian, ada juga bersamaan dengan tetangga yang
lain. Yang jelas, orang yang sakit sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh karena
tanda-tanda akan diakhirinya kehidupan ini sudah jelas. Dan surat Yasin menjadi
pengantar kepulangannya ke kehadirat Allah.
Surat Yasin adalah jantung Al-Quran. Siapa yang membacanya semata-mata karena
Allah dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka bacakanlah
Yasin di samping saudaramu yang sekarat.
Diriwayatkan juga, jika seorang muslim dan muslimah dibacakan surat Yasin etika
mendekati ajal maka akan diturunkan 10 (sepuluh) malaikat berkat dari huruf-huruf
Yasin yang dibaca. Para malaikat itu berdiri berbaris di samping yang sakit,
membacakan shalawat dan istigfar kepadanya dan ikut menyaksikan saat dimandikan
dan mengantarkan ia ke makam. (Tafsir Yasin lil Hamamy, halaman 2)
Dalam kitab Audhaul Ma’ani Riyadh as Shalihin disebutkan bahwa bacaan surat
Yasin untuk yang sedang mendekati ajal akan menjadi bekal dia, seperti halnya ia
membawa susu kental dalam perjalanan. Dan surat Yasin pada dasarnya dapat dibaca
untuk seseorang setelah meninggal di rumah atau bahkan di makam. (Audhaul Ma’ani,
halaman:376)
Doa untuk orang sakit
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillahirobbil Alamin
Wassolatuwassalamu Ala Asrofi Ambiyai Wal Mursalin
Syaiddina Wamaulana Muhammadin Walah Alibi Wassobbihi Ajemain, Ammaba’du
19
Ya Allah yang Maha Pengasih dan penyayang aku berkumpul dihadapanMu untuk
menjalankan tugas kami.
Bukalah hati dan pikiran kami agar tetap berada dijalanMu
Berkatilah tangan kami, agar kami mampu menolong sesama kami.
Berikanlah ketegaran dan kekuatan agar kami mampu menjalankan profesi kami.
Sembuhkanlah orang-orang sakit yang kami rawat dengan rahmat hidayah dan
inayahMu, semoga tugas yang kami jalankan pada hari ini, hari esok, dan hari yang
akan datang tetap membawa keselamatan bagi sesama kami. Semoga tugas yang
kami jalankan dapat meningkatkan pengabdian kami pada sesama kami.
Wassallahu ala Syaidina Muhammadin Waalalihi Washobihi Wassalam Wal
Hamdulillahi Robbil Alamin
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

B. Doa Agama Katolik


Teks Doa Bapa Kami (terjemahan misionaris di Malaka, Malaysia)
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun
mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang
jahat.
Amin
(Doksologi: sebab Tuhanlah Raja yang mul dan berkuasa untuk selama-lamanya)

Doa untuk orang sakit


Tuhan Allah kami, penderita sakit ini telah datang kepada-Mu untuk memohon apa yang
ia dambakan dan ia yakin sebagai yang terpenting baginya. Sangatlah penting bahwa
jiwa rohani kita sehat berilah ya Tuhan agar kata-kata itu melekat dalam hatinya.
Semoga kehendak-Mu yang Kudus terlaksana padanya dalam segala hal, apabila
Engkau ingin agar ia disembuhkan tetapi andaikata kehendak-Mu lain semoga ia
mampu meneruskan memikul salib-Nya.
Bagi kami yang mendoakannyabersihkanlah hati kami agar kami pantas menerima
anugrah belas kasih-Mu, lindungilah dan ringankanlah penderitaannya, tolonglah dia
memikul salib-Nya dengan berani.

20
Sudilah Engkau mengajar mereka.Semua ini kami mohon demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

C. Doa Agama Kristen


Teks Doa Bapa Kami (tertulis pad Injil Matius versi Terjemahan Baru)
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namaMu.
Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan
kesalahan kami seperti kamu juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam percobaab, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat.
(karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa kemudian sampai selama-
lamanya). Amin
Karena kami semua percaya bilur-bilutMu telah menyembuhkan aku. Demikianlah seru
doa kami yang jauh dari sempurna, hanya kami Alaskan dalam namaMu yang Kudus.
Amin

D. Doa agama Hindu


Doa waktu sakit
Om swastyastu
Om tryambakani yajamahe sugandhini pusti wardanam urvakum iva bandhanat
Mrtyor muksiya mamrat
Kami memuja Hyang Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak
makanan. Semoga Ia melepaskan kami, seperti buah mentimun dari batangnya. Dari
kematian dan bukan dari kekekalan.
Om santih santih santih
Doa belasungkawa
Om swastyastu
Om vayur anilam amrtam
Athedam Bhasmantam Sariram
Ya Tuhan penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat Vijaksara
Suci Om, semoga ia mengingat Engkau yang mana nasa dan kekal abadi.
Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan
badan ini akhirnya hancur menjadi abu.Om santih santih santih.
E. Doa Agama Budha
21
Doa keselamatan
Semoga segala malapetaka jauh menyisih, semua penyakit menjadi sembuh tiada mara
bahaya yang menimpa diriku.
Berdasarkan gaya-gaya kekuatan perlindungan ini,semoga tiada malapetaka yang
mengganggu berkat kemampuan paritta ini. Semoga semua kesukaranku lenyap.
Semoga berkat gaya-gaya pancaran Budha gaya-gaya pancaran pacceka Budha dan
gaya-gaya pancaran para arabat Ku mendapatkan perlindungan sekokoh mungkin.

BAB V

22
DOKUMENTASI

Proses dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengisian data dari formulir yang
telah diisi dan diitanda tangani oleh pasien atau keluarganya. Bukti dokumentasi dapat
dilampirkan pada lembar berkas rekam medis dan lembar/catatan khusus petugas
kerohanian dari Rumah Sakit, meliputi :
1) Formulir permintaan pelayanan kerohanian
2) Buku pencatatan pelaksanaan pelayanan kerohanian
3) Lembar asesmen pasien/dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan
pengkajian agama/kepercayaan
4) MOU kerjasama dengan pemuka agama

Revisi dan audit:


1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu tiga tahun.
2) Kebijakan ini dievaluasi staf terkait di RS Tk.IV Madiun
a) Komite mutu dan keselamatan pasien
b) Satuan pengawas internal
c) Staf lain terkait

Kepala Rumah Sakit Tk.IV Madiun

dr. Setia Dewi


Mayor Ckm (K) NRP. 11010029520576

DAFTAR PUSTAKA

23
1. Elzaky, Jamal. (2011). Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit
Zaman.

Lampiran...
24
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN
RUMAH SAKIT TINGKAT IV MADIUN
Jl. Pahlawan No. 79 Madiun
Permintaan Pelayanan Kerohanian

PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN

NamaPasien :__________________________________________
Tanggal Lahir :__________________________________________
No. RM :__________________________________________
Agama :__________________________________________
Permintaan tanggal/jam :__________________________________________
Konfirmasi petugas kerohanian :__________________________________________
Nama petugas kerohanian :__________________________________________
Tanggal/ jam kedatangan :__________________________________________
No. Telepon / No.Hp :__________________________________________

Madiun, _______________

Pasien/keluarga Perawat/Bidan

( ) ( )

25

Anda mungkin juga menyukai