Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)


TERHADAP
PRESTASI BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS VIII
Eling Jiwangga1)*
Hidayati2)

1) 2)ProgramStudi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan.
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
*elingjiwangga@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini secara deskriptif bertujuan mengetahui kecenderungan prestasi
belajar fisika siswa kelas VIII yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan menggunakan model pembelajaran konvensional. Secara
komparatif bertujuan mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika pokok bahasan
cahaya siswa kelas VIII yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dan model konvensional. Sampel diambil dengan teknik random sampling,
pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan tes. Hasil uji-t diperoleh
thitung= 5,103 dengan p = 0,000. Ada perbedaan yang sangat signifikan prestasi
belajar fisika siswa kelas VIII yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan yang diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional. Rerata prestasi belajar fisika yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tingi dari rerata prestasi belajar fisika yang
diajar dengan model pembelajaran konvensional. Berarti ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas VIII.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, Prestasi Belajar Fisika.

PENDAHULUAN intelektual ada faktor-faktor yang


Pendidikan merupakan mempengaruhi. Misalnya
media utama dalam rangka kemampuan siswa dalam
mencerdaskan bangsa, karena memahami materi yang disampai-
dengan pendidikan dapat mencip- kan, kemampuan guru dalam
takan generasi-generasi muda menyajikan materi, suasana kelas,
yang intelektual. Agar bangsa sarana prasarana yang
Indonesia dapat bersaing dalam mendukung, bobot materi yang
perkem-bangan teknologi, maka disampaikan, metode
para generasi muda diharapkan pembelajaran, dan lain sebagainya.
mampu untuk menguasai ilmu Dalam pembelajaran fisika
pengeta-huan sejak dini. Dalam perlu penguasaan konsep, agar
mencip-takan generasi yang dalam penyampaian materi tenaga
pendidik (guru) tidak melakukan

48 Pengaruh Model....(Eling Jiwangga)


kesalahan yang menyebabkan kali proses penyampaian materi
siswa tidak memahami materi dan komunikasinya hanya terjadi
yang disampaikan. Selain satu arah saja yaitu dari guru
penguasaan konsep, dalam kesiswa artinya model
pembelajaran fisika perlu adanya pembelajaran masih menggunakan
metode pembelajaran yang tepat model pembelajaran konvensional
dalam menyajikan materi, agar atau ceramah. Menurut Sanjaya
siswa dapat menyerap dan (2014:147) “Model pembelajaran
memahami materi yang konvensional adalah cara
disampaikan. menyajikan pelajaran melalui
Akan lebih baik ketika penuturan lisan atau penjelasan
penyajian sebuah materi tidak langsung kepada sekelompok
hanya tenaga pendidik (guru) saja siswa”. Hai ini membuat siswa
yang aktif, namun perlu keaktifan kurang mampu berperan aktif
siswa agar konsep fisika dapat dalam kegiatan pembelajaran,
dikuasai dengan baik. Selain kegiatan yang dilakukan siswa
keaktifan siswa, kita perlu hanya mendengar, mencatat apa
mengembangkan konsep fisika yang disampaikan guru selain itu
dengan sebuah permainan, agar siswa menjadi cepat bosan dan
siswa lebih tertarik dan akan cenderung tidak memperhatikan
menumbuhkan motivasi khusus guru sehingga prestasi belajarnya
bagi siswa untuk dapat mempela- kurang maksmal.
jari dan menguasai materi yang Menurut Rusman (2012:
disampaikan. 229) “Guru dituntut dapat memilih
Prestasi yang baik model pembelajaran yang dapat
merupakan harapan yang memacu semangat setiap siswa
diinginkan oleh siswa maupun untuk secara aktif ikut terlibat
guru. Prestasi akan tercapai dalam pengalaman belajarnya”.
apabila siswa melakukan kegiatan Dalam hal ini model pembelajaran
dengan sungguh-sungguh atau memiliki peran strategis dalam
dengan kegigihan dan optimisme. upaya mendongkrak keberhasilan
Menurut Poerwadarminta proses belajar mengajar. Model
(2007:768) “Prestasi adalah hasil pembelajaran bergerak dengan
yang dicapai dari apa yang sudah melihat kondisi kebutuhan siswa,
dikerjakan, belajar merupakan sehingga guru diharapkan mampu
kegiatan mental yang tidak dapat menyampaikan materi dengan
disaksikan dari luar untuk tepat dan siswa diharapkan dapat
memperoleh dan mengumpulkan tertarik dan terus tertarik
sejumlah ilmu pengetahuan yang mengikuti pelajaran, dengan
membawa perubahan dan keingintahuan yang berkelanjutan.
kecakapan baru”. Prestasi belajar Siswa diharapkan mampu melatih
juga merupakan tolak ukur atau dan mengembangkan dirinya
gambaran mengenai seberapa sendiri untuk mampu
besar siswa mampu memberikan memecahkan permasalahan baik
timbal balik dari setiap evaluasi permasalahan masa kini maupun
yang diberikan. permasalahan dimasa yang akan
Dalam pembelajaran sering datang.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON 49


Salah satu model belajar yang dihasilkan dalam
pembelajaran yang dapat diguna- penelitian ini menunjukkan bahwa
kan untuk mencapai hal tersebut model pembelajaran kooperatif
adalah dengan menggunakan TGT lebih unggul daripada model
model pembelajaran kooperatif pembelajaran langsung”. Hasil
tipe TGT. Menurut Suprijono penelitian Lina (2013:3) “Rata-rata
(2013:56) “Model pembelajaran hasil belajar siswa yang diajarkan
kooperatif merupakan pembela- dengan model pembelajaran
jaran dimana siswa bekerja dalam kooperatif tipe TGT lebih tinggi
kelompok-kelompok kecil yang daripada kelompok siswa yang
berkemampuan campuran”. diajarkan dengan model pembela-
Menurut De Vries et al. dalam Van jaran konvensional, dengan rata-
Wyk (2011: 186) "... TGT paling rata kelas eksperimen 7,83 dan
tepat untuk mengajar dengan baik, kelas kontrol 5,83 dengan
didefinisikan tujuan dengan satu menggunakan thitung = 3,835 >
jawaban yang benar, seperti ttabel = 1,678”
perhitungan-perhitungan matema- Berdasarkan temuan
tika dan aplikasi-aplikasi, tersebut model pembelajaran
penggunaan bahasa dan ilmu kooperatif tipe TGT memberikan
mekanik, geografi dan pengaruh positif terhadap prestasi
keterampilan-keterampilan mem- belajar siswa. Pemilihan model
buat peta, dan konsep-konsep pembela-jaran yang tepat
sains". diharapkan mampu memaksimal-
Model pembelajaran koope- kan prestasi belajar siswa. Siswa
ratif tipe TGT mengajak siswa diharapkan mampu berperan aktif
untuk lebih percaya diri, dalam pembelajaran dikelas
bertanggung jawab, lebih aktif, dan dengan bantuan guru. Dengan
lebih peka terhadap sesama. Model keteram-pilan berfikir dan
pembelajaran kooperatif tipe TGT keterampilan dalam pemecahan
diharapkan dapat memberikan masalah sehingga siswa lebih
latihan dan kemampuan setiap memahami isi pelajaran yang pada
individu untuk menyelesaikan akhirnya akan membuat prestasi
permasalahan yang dihadapinya. belajar IPA khususnya fisika
Menurut hasil Putra (2014:1) menjadi lebih maksimal.
“Dari rata-rata hasil belajar IPA Permasalahan yang diangkat
diketahui siswa yang mengikuti dalam penelitian ini yaitu: “Adakah
pembelajaran dengan model pengaruh model pembelajaran
pembelajaran Teams Games kooperatif tipe TGT terhadap
Tournament lebih baik dari siswa prestasi belajar fisika siswa kelas
yang mengikuti pembelajaran VIII?”
menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan thitung = 53,46 METODE
> ttabel = 2,02” Hasil peneletian dari Penelitian ini termasuk
Rusmawati (2013:1) “Model dalam kategori Quasi Experiment,
pembelajaran sangat berpengaruh yaitu penelitian yang mendekati
terhadap prestasi belajar eksperi-men semu. Desain
matematika. Perbedaan prestasi penelitian yang digunakan dalam

50 Volume 4, Nomor 1 Juni 2017


penelitian ini adalah desain pretest-posttest design.
penelitian menurut Arikunto
(2010:126), yakni control group
Tabel.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Model TGT T1 X T2
Model Konvensional T1 - T2
Keterangan:
T1 = Pretest (tes awal), yaitu diambil dari nilai UAS semester ganjil
tahun pelajaran 2014/2015
T2 = Posttest (tes akhir), yaitu kemapuan akhir siswa
X = Perlakuan pembelajaran dengan model TGT
- = Tanpa perlakuan (pembelajaran dengan model konvensional)

Penelitian ini dilaksanakan di 2014/2015.Untuk mengetahui


SMP Negeri 3 Watumalang yang kemampuan awal yang sama atau
terletak di kabupaten Wonosobo tidak, diuji dengan menggunakan
Jawa Tengah, dilaksanakan pada uji-t. Dari hasil perhi-tungan uji-t
semester genap tahun ajaran kemampuan awal diperoleh
2014/2015. Populasi penelitan ini dengan p = 0,806, karena p >0,05
adalah siswa kelas VIII, yang berarti kedua kelompok memiliki
terdiri dari 5 kelas (VIII A, VIII B, kemampuan awal yang sama.
VIII C, VIII D, VIII E) sejumlah 149 Teknik tes dalam penelitian ini
orang. digunakan untuk mengumpulkan
Sampel diambil dengan data tentang prestasi belajar fisika
teknik random sampling, yaitu dari siswa kelas VIII SMP Negeri 3
5 kelas yang ada diambil 2 kelas Watumalang pada pokok bahasan
secara random dengan cara diundi. cahaya dengan bentuk tes objektif
Hasilnya terpilih kelas VIII E tipe pilihan ganda yang berjumlah
sebanyak 30 siswa sebagai 30 butir soal masing-masing 4
kelompok eksperimen dan kelas pilihan jawaban, dimana untuk
VIII D sebanyak 30 siswa sebagai jawaban yang benar diberi skor 1
kelompok kontrol tanpa perlakuan dan untuk jawaban salah diberi
yaitu menggunakan pembelajaran skor 0 yang mencakup aspek
konven-sional. Kedua kelas pengetahuan (C1), pemahaman
mendapatkan materi pembelajaran (C2), aplikasi (C3), dan aspek
dengan materi yang sama yaitu analisis (C4). Sebelum menguji
cahaya. hipotesis dalam penelitan maka
Pengumpulan data dalam dilakukan uji prasyarat analisis
penelitian ini adalah dengan meliputi uji normalitas sebaran
menggunakan teknik dokumentasi dan uji homogenitas. Pengujian
dan teknik tes. Dalam penelitian ini hipotesis menggunakan uji-t
teknik dokumentasi digunakan dengan bantuan komputer SPS
untuk memperoleh data nilai ujian Sutrisno Hadi dan Yuni
akhir semester (UAS) kelas VIII Pamardiningsih.
semester 1 SMP Negeri 3
Watumalang Tahun Ajaran HASIL PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON 51


Untuk mengetahui = 1/6 (24-0)
kecenderungan prestasi belajar = 4
yang diajarkan menggu-nakan Berdasarkan rerata ideal dan
model pembelajaran kooperatif simpangan baku ideal yang ada
tipe TGT dan model pembelajaran dapat ditentukan kriteria sebagai
konvensional, dilakukan tes berikut.
prestasi belajar dan digunakan 18 < ̅ X ≤ 24 = Sangat Tinggi
dengan kriteria sebagai berikut. 14 < X ̅ ≤ 18 = Tinggi
Skor maksimal ideal = 24x 1 = 24 10 < ̅ X ≤ 14 = Sedang
Skor minimal ideal = 24x 0 = 0 6 < ̅ X ≤ 10 = Rendah
Mideal = 1/2 (Skor maksimum 0 ≤ X ̅ ≤ 6 = Sangat
ideal + Skor minimum Rendah
ideal) Adapun kecenderungan
= 1/2 (24+0) prestasi belajar fisika masing-
= 12 masing kelompok, data yang
SDideal = 1/6 (Skor maksimum diperoleh dari tes prestasi belajar
ideal - Skor minimum fisika dapat dilihat pada Tabel 2.
ideal)

Tabel.2 Data Tes Prestasi Belajar Fisika


Skor TGT Konvensional
Tertinggi 24 20
Terendah 7 5
Rerata 17,233 11,200
SB 4,939 4,189

Dari hasil penelitian kelompok siswa kelas VIII SMP


diperoleh skor rerata prestasi Negeri 3 Watumalang yang diajar
belajar fisika yang diajar dengan dengan menggunakan model
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT: 1)
kooperatif tipe TGT adalah 17,233 Pembelajaran berjalan dua arah
yang berada dalam interval 14 dan tidak monoton; 2) Motivasi
<̅̅̅
X ≤ 18 merupakan kategori tinggi siswa tinggi; 3) Adanya kesadaran
sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi serta tanggung jawab dari
kecenderungan prestasi belajar guru dan siswa. Siswa mampu
fisika siswa kelas VIII yang diajar untuk berinteraksi, bersosialisasi,
dengan menggunakan model saling bertanya dan
pembelajaran kooperatif tipe TGT mengemukakan pendapat dalam
termasuk dalam kategori tinggi. kelompoknya, meskipun membu-
Hal ini disebabkan karena adanya tuhkan waktu pembelajaran yang
beberapa faktor yang mendukung lebih lama dari biasanya dengan
dalam proses pembelajaran di terlibatnya siswa secara langsung
kelas sehingga dapat berjalan dalam menemukan penerapan
dengan baik dan siswa tertarik konsep-konsep fisika yang akan
dengan materi pelajaran fisika. dipelajari maka pembelajaran
Berikut adalah faktor-faktor lebih menyenangkan sehingga
pendukung pelaksanaan pada teori atau konsep fisika yang

52 Volume 4, Nomor 1 Juni 2017


diperoleh oleh siswa tidak mudah dan tertulis, sehingga keterlibatan
hilang. siswa cenderung pasif, tidak aktif
Dari hasil penelitian juga seperti yang diharapkan. Selain itu
diperoleh skor rerata prestasi siswa akan menjadi jenuh dan
belajar fisika yang diajar menggu- merasa bosan jika dalam proses
nakan model konvensional adalah belajar tidak memiliki peranan dan
11,200 yang berada dalam interval tidak melakukan sesuatu, siswa
10 <X ̅≤ 14 merupakan kategori cenderung tidak memperhatikan
sedang sehingga dapat penjelasan guru sehingga apa yang
disimpulkan bahwa disampaikan guru tidak terserap
kecenderungan prestasi belajar dengan baik oleh siswa yang pada
fisika siswa kelas VIII yang diajar akhirnya kecenderungan model
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional lebih
pembelajaran konvensional terma- rendah dari pada model TGT.
suk dalam kategori sedang. Selanjutnya, data prestasi
Berikut faktor-faktor yang belajar siswa dilakukan uji
mempengaruhi pelaksanaan normalitas sebaran dan uji
pembelajaran pada kelompok homogenitas varian dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan bantuan komputer
menggunakan model pembelajaran SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni
konvensional antara lain proses Pamardingingsih. Adapun rangku-
pembelajaran cenderung berjalan man data hasil perhitungan uji
satu arah karena guru hanya normalitas sebaran dapat dilihat
menyajikan pelajaran secara lisan pada Tabel 3.

Tabel.3 Data Hasil Uji Normalitas


Kelompok SB Db 𝜒 2 hitung p Sebaran
TGT 4,393 9 6,415 0,698 Normal
Konvensional 4,189 9 8,930 0,444 Normal

Dari tabel diatas diperoleh nilai 𝜒 2 hitung = 8,930 dengan p =


bahwa untuk model pembelajaran 0,444 karena p > 0,05 berarti
kooperatif tipe TGT nilai 𝜒 2 hitung= sebaran data tes prestasi belajar
6,415 dengan p = 0,698 sedangkan fisika untuk kedua kelompok
model pembelajaran konvensional berdistribusi normal.

Tabel.4 Data Hasil Uji Homogenitas Varians


Kel N Varian Fhitung p Ket
TGT 30 24,392
1,390 0,190 Homogen
Konvensional 30 17,545
Dari hasil perhitungan diperoleh dengan teknik uji-t dengan kriteria
Fhitung = 1,390 dan p = 0,190 karena jika p ≤ 0,05 dan sangat signifikan
p > 0,05 sehingga dapat p ≤ 0,01 maka hipotesis yang
disimpulkan bahwa sampel berasal diajukan diterima. Adapun
dari varians kedua kelompok rangkuman data hasil perhitungan
homogen. Selanjutnya Pengujian uji-t dapat dilihat pada Tabel 5
hipotesis dalam penelitian ini diuji berikut.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON 53


Tabel 5. Data Hasil Uji-t Tes Prestasi Belajar Fisika
Kel N ̅
X SB thitung p
TGT 30 17,233 4,939
5,103 0,000
Konvensional 30 11,200 4,189

Dari perhitungan diperoleh terhadap prestasi belajar fisika


thitung = 5,103 dan p = 0,000 karena siswa kelas VIII.
p ≤ 0,01 maka hipotesis dapat Model pembelajaran
diterima dan sangat siginifikan, kooperatif tipe TGT bisa menjadi
jadi ada perbedaan yang sangat alternatif model pembelajaran
signifikan antara siswa yang diajar untuk meningkatkan keaktifan
dengan menggunakan model siswa dalam memahami konsep
pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pelajaran IPA khususnya
dan yang diajar dengan fisika yang pada akhirnya akan
menggunakan model pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
konvensional pada pokok bahasan fisika.
cahaya siswa kelas VIII. Rerata
prestasi belajar fisika yang diajar DAFTAR PUSTAKA
menggunakan model pembelajaran Arikunto, Suharsimi. 2010.
kooperatif tipe TGT lebih tinggi Prosedur Penelitian Suatu
dari rerata prestasi belajar fisika Pendekatan Praktik. Jakarta:
yang diajar dengan model Rineka Cipta.
pembelajaran konvensional.
Berarti ada pengaruh model Lina, Martina. 2013. Pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe TGT kooperatif tipe tgt terhadap
terhadap prestasi belajar fisika pemerolehan belajar pada
siswa kelas VIII”. pembelajaran ips sdn 14
Pontianak Selatan. Pontianak:
KESIMPULAN PGSD, FKIP Universitas
Ada perbedaan yang sangat Tanjungpura.
signifikan prestasi belajar fisika
antara yang diajar menggunakan Poerwadarminta, W.J.S. 2007.
model pembelajaran kooperatif Kamus Besar Bahasa
tipe TGT dan yang diajar Indonesia. Jakarta: Balai
menggunakan model pembelajaran Pustaka.
konvensional. Rerata prestasi
belajar fisika yang diajar Putra, Agus Budiastawa. 2014.
menggunakan model pembelajaran Pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe TGT lebih tinggi kooperatif tipe TGT terhadap
dari rerata prestasi belajar fisika hasil belajar IPA pada siswa
yang diajar dengan model kelas IV di gugus VIII
pembelajaran konvensional. Kecamatan Kubutambahan. e-
Berarti ada pengaruh model Journal MIMBAR PGSD
pembelajaran kooperatif tipe TGT Universitas Pendidikan

54 Volume 4, Nomor 1 Juni 2017


Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 Standar Proses Pendidikan.
No: 1 Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Mengembangkan Learning dan Aplikasi PAIKEM.
Profesionlisme Guru. Jakarta: Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Raja Grafindo Persada.
Van Wyk, Micheal M.. 2011. The
Rusmawati, Putu Enny. 2013. Effects of Teams-Games-
Pengaruh model pembelajaran Tournaments on Achievement,
kooperatif TGT terhadap Retention, and Attitudes of
prestasi belajar matematika Economics Education
ditinjau dari motivasi Students. Journal of Social
berprestasi siswa kelas VIII Sciences.26/3: 183-193.
SMP Negeri 2 Semarapura Online. Tersedia di
tahun pelajaran 2012/2013. e- http://krepublishers.com/02-
Journal Program Pascasarjana Journals/JSS/JSS-26-0-000-11-
Universitas Pendidikan Web/JSS-26-3-000-11-Abst-
Ganesha Program Studi PDF/JSS-26-3-183-11-1132-
Teknologi Pembelajaran Van-Wyk-M-M/JSS-26-3-183-1
(Volume 3) [diakses 15/03/2015].

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi


Pembelajaran Berorientasi

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON 55

Anda mungkin juga menyukai