VAVG = VDC
1 𝑇
= ∫0 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝑇
1
= 50 ∫050 311,11 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝑑𝑡
1 1
= 50 (311,11)(- cos ωt) |50
0
𝜔
1 1
= - 50 (311,11) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2𝜋.50 50
−311,11
= (1-1)
2𝜋
−311,11
= .0
2𝜋
=0V
ii. Vs (B – B’)
Vrms = Veff
1 T
18 = √T ∫0 (Vm sinωt)2 dt
1
182 = 50 ∫050 Vm2 sin2 ωt dt
1
1
324 = 50 Vm2 ∫050 2 (1 – cos2ωt) dt
1 1
324 = 25 Vm2 (t - sin2ωt)|50
0
2ω
1 1 1 1
324 = 25 Vm2 {( - sin4π.50. ) – (0 - sin4π.50.0)}
50 4π.50 50 4π.50
1
324 = 25 Vm2 ( )
50
1
324 = Vm2
2
Vm = √324 × 2
= 18 √2
= 25,45V
Vavg = Vdc
1 T
= ∫0 Vm sinωt dt
T
1
= 50 ∫0 25,45 sinωt dt
50
1 1
= 50 (25,45)(- cos ωt) |500
ω
1 1
= - 50 (25,45) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2π.50 50
−25,45
= (1-1)
2π
−25,45
= .0
2π
=0V
iii. Vd (C – C’)
Vavg = Vdc
1 T
= ∫0 Vm sinωt dt
T
1
= 100 ∫0100(25,45 − 0,7) sinωt dt
1 1
= 100 (24,75)(- cos ωt) |100 0
ω
1 1
= - 100 (24,75) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2π.50 100
−24,75
= (-1 – 1)
π
−24,75
= . ( - 2)
π
= 15,77 V
Vrms = Veff
1 T
= √T ∫0 (Vm sinωt)2 dt
1
= √100 ∫0100 Vm2 sin2 ωt dt
1
1
= √100. 24,752 ∫0100 2 (1 – cos2ωt) dt
1
1
= √50. 24,752 (t − 2ω sin2ωt)| 100
0
1 1 1
= √50. 24,752 {(100 − 4π.50 sin4π) – (0 − 4π.50 sin4π. 0)}
1
= √50 . 24,752 (100)
24,752
=√
2
24,75
=
√2
= 17,5 V
iv. Vc (D – C’)
Vm
Vr =
2f.R.C
24,75
=
2.50.47.1000.10−6
= 5,27V
Vmin = Vm – Vr
= 24,75 – 5,27
= 19,48V
2.4. IC Regulator
IC Regulator tegangan berfungsi sebagai filter tegangan agar didapatkan
tegangan sesuai dengan keinginan. IC regulator tegangan secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua, yakni regulator tegangan tetap (3 kaki) dan
regulator tegangan yang dapat diatur (3 kaki dan banyak kaki). Kaki di sini
menyatakan terminal IC. IC regulator tegangan tetap (3 kaki) yang sekarang
ini populer adalah seri 78 untuk tegangan positif dan seri 79 untuk tegangan
negatif. Regulator seri 78 tersedia dalam beberapa variasi tegangan keluaran
mulai dari 5 volt sampai 24 volt, seperti 7805, 7806,7808, 7810, 7815, 7818,
dan 7824. Besarnya tegangan keluaran IC seri 78 atau 79 ini dinyatakan
dengan dua angka terakhir dari serinya. Contoh IC 7805 adalah regulator
tegangan positif dengan tegangan keluaran 5 Volt. IC 7915 adalah regulator
tegangan negative dengan tegangan -15 Volt. Untuk perancangan ini dipilih
IC regulator 7812 sesuai dengan spesifikasi power supply yang
direncanakan.
2.5. Transistor
Fungsi transistor sebagai adalah sebagai penguat arus. Fungsi komponen ini
membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang
tegangannya telah diatur. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih
dahulu dibias dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya
supaya emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Umumnya yang dipakai
untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
2.6. Bentuk Gelombang
3. Kalibrasi Oscilloscope
3.1. Oscilloscope
Oscilloscope (Osiloskop) adalah Alat Ukur yang dapat menunjukkan
‘bentuk’ sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap
waktu pada layarnya. Layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih,
penampilan tegangan berubah terhadap waktu. Sebuah graticule setiap 1cm
grid menyebabkan dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu
pada layar (screen).
Osiloskop biasanya digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi atau
tegangan (amplitudo) dari suatu gelombang atau sinyal listrik. Umumnya
orang akan menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk suatu
gelombang sinusoidal dari rangkaian atau sumber listrik arus bolak balik
atau AC (Alternating Current), sehingga dapat mengitung langsung besarnya
amplitudo gelombang dari puncak bawah sampai puncak atas, oleh sebab itu
sering dikenal dengan istilah tegangan peak to peak (Vpp). Namun untuk
melakukan perhitungan dan mendapatkan hasil yang akurat maka harus
dipastikan terlebih dahulu bahwa osiloskop yang akan kita gunakan telah
terkalibrasi atau belum. Untuk mengetahui apakah osiloskop tersebut sudah
terkalibrasi ataupun cara untuk melakukan kalibrasi adalah sebagai berikut.
Pada osiloskop terdapat beberapa tombol utama yang memiliki fungsi pokok
berbeda, antara lain:
Volt/div yaitu digunakan untuk mengatur batas pengukuran tegangan
atau amplitodo dalam 1 kotak atau div pada batas posisi sisi atas dan sisi
bawah kotak. Lebih tepatnya untuk menentukan besarnya tegangan yang
dihitung dalam tiap kotak.
Time/div yaitu digunakan untuk menentukan besarnya batas pengukuran
periode (dalam sekon) atau batas sisi kiri dan sisi kanan dalam 1 kotak
atau div.
Mode yaitu untuk menentukan channel mana yang aktif atau muncul
dalam layar. Umumnya bisa salah satu atau kedua channel secara
bersamaan, bahkan sampai menggabungkan kedua channel tersebut.
var pada volt/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi tegangan pada
masing-masing channel pada osiloskop. Efek yang muncul pada
pengaturan tombol ini yaitu perubahan jarak atas dan bawah pada 1
gelombang.
var pada time/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi periode pada
semua channel osiloskop. Efek yang mancul pada pengaturan tombol ini
yaitu perubahan jarak kiri dan kanan pada 1 gelombang.
Position pada y untuk mengatur dan menggeser letak atas dan bawah
gelombang pada layar.
Position pada x untuk mengatur dan menggeser letak kiri dan kanan
gelombang pada layar.
Untuk lebih jelas silahkan perhatikan semua tombol yang ada pada gambar
osiloskop berikut.
Gambar Osiloskop Merk GW 50 MHz
volt/div
time/div
(B-B’) V/ div = 5
Amplitudo = 3
V peak = (V/div) x A
=5 . 3
= 15 V Time / div = 2 ms
Lebar = 10 div
T = (time / div) x l
= 2.10−3.10
= 20. 10−3 s
1
F=
T
1
=
20.10−3
= 50 Hz
(C-C’) V div = 5
Amplitudo = 3 div (peak)
Vpeak = (V/div) x A
= 5 .3
= 15 V
(D-D’) V/div = 5
Amplitudo = 2,35 (min) ; 3,05 (max)
Vmin = (V/div ) x A (min)
= 5 . 2,35
= 11,75
V max = (V/div) x A(max)
= 5. 3,05
= 15,25
Vr = V max – Vmin
= 15,25 – 11,75
= 3,5
Gambar hasil percobaan