Anda di halaman 1dari 16

PERANCANGAN PEMBUATAN POWER SUPPLY

1. Definisi dan Teori


1.1. Definisi V average (rata – rata) atau Vdc
Harga average memiliki inti penjelasan yaitu luas daerah yang dibatasi suatu
fungsi dibagi dengan lebar intervalnya. Luas dari fungsi dapat dihitung
dengan mengintegralkan fungsi tersebut. Dari definisi ini apabila ada suatu
fungsi y = 𝑥 2 dengan interval [a, b] atau periode T, maka untuk mencari
harga rata-rata fungsi harus diintegralkan lalu dibagi dengan intervalnya.
Untuk gelombang sinusodial harga rata – ratanya (average) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1 T
∫ Vm sinωt dt
T 0

1.2. Definisi Vrms (Root Mean Square) / V effektif


Sesuai dengan artinya, RMS (root mean square) atau V effektif adalah akar
dari nilai rata-rata dari suatu fungsi yang dikuadratkan. Bisa dilihat dari
kepanjangan V rms sendiri ada 3 kata penting yaitu root, mean, dan square.
Dari kepanjangan ini kita bisa mendapatkan rumus untuk mencari Vrms,
untuk mendapatkan rumusnya dapat diperoleh dari belakang :
a. Square
Artinya mengkuadratkan suatu fungsi atau persamaan garis, contoh :
fungsi y = 𝑥 2 pada interval [a, b] atau periode T. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengkuadratkan fungsi y = 𝑥 2 pada batasnya.
b. Mean
Mencari nilai rata - rata didapat dengan cara mengintegralkan
persamaan garis yang telah dikuadratkan, contoh : fungsi y = 𝑥 2 dengan
interval [a, b] atau periode T. Apabila 𝑥 2 telah dikuadratkan (square)
maka untuk mencari rata – ratanya harus fungsi harus diintegralkan.
c. Root
Artinya adalah setelah mengkuadratkan dan mencari rata-ratanya, hasil
dari rata – rata di akar kuadratkan, sehingga nilai Vrms / Veffektif dapat
diperoleh.

Untuk mencari nilai Vrms pada gelombang sinnusoidal maka dapat


dirumuskan sebagai berikut
1 T
Vrms = √T ∫0 (Vm sin ωt)2 dt
1.3. Tegangan ripple (Vr)
Vr adalah riak gelombang atau tinggi tegangan ripple puncak ke puncak
(peak to peak ripple voltage). Tegangan ini sebenarnya adalah tegangan
ketika terjadi pengisian dan pengosongan muatan. Tegangan ripple dapat
dicari dengan mencari selisih antara tegangan maksimum dan minimum pada
kapasitor

2. Perencanaan dan Perhitungan


2.1. Spesifikasi power supply yang direncanakan
Vin = 220V
f = 50 Hz
Vout = 12V
Imax = 5A

2.2. Blok Diagram


a. Global

b. Blok diagram proses


2.3. Perencanaan dan Perhitungan
a. Gambar rangkaian

b. Penghitungan dan pemilihan komponen


i. V input (A – A’)
Vrms = Veff
1 T
220 = √T ∫0 (Vm sin ωt)2 dt
1
2202 = 50 ∫050 Vm2 sin2 ωt dt
1
1
2202 = 50 Vm2 ∫050 2 (1 − cos2ωt) dt
1 1
2202 = 25 Vm2 (t - sin2ωt)| 50
0

1 1 1 1
2202 = 25 Vm2 {( ) - sin4π.50.50 ) – (0 - sin4π.50.0}
50 4π.50 4π.50
1
2202 = 25 Vm2 {( – 0) – (0 – 0)}
50
2
220 × 50
Vm2 =
25
Vm = √2202 × 2
Vm = 311,11

VAVG = VDC
1 𝑇
= ∫0 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝑇
1
= 50 ∫050 311,11 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝑑𝑡
1 1
= 50 (311,11)(- cos ωt) |50
0
𝜔
1 1
= - 50 (311,11) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2𝜋.50 50
−311,11
= (1-1)
2𝜋
−311,11
= .0
2𝜋
=0V

ii. Vs (B – B’)
Vrms = Veff
1 T
18 = √T ∫0 (Vm sinωt)2 dt
1
182 = 50 ∫050 Vm2 sin2 ωt dt
1
1
324 = 50 Vm2 ∫050 2 (1 – cos2ωt) dt
1 1
324 = 25 Vm2 (t - sin2ωt)|50
0

1 1 1 1
324 = 25 Vm2 {( - sin4π.50. ) – (0 - sin4π.50.0)}
50 4π.50 50 4π.50
1
324 = 25 Vm2 ( )
50
1
324 = Vm2
2
Vm = √324 × 2
= 18 √2
= 25,45V

Vavg = Vdc
1 T
= ∫0 Vm sinωt dt
T
1
= 50 ∫0 25,45 sinωt dt
50

1 1
= 50 (25,45)(- cos ωt) |500
ω
1 1
= - 50 (25,45) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2π.50 50
−25,45
= (1-1)

−25,45
= .0

=0V

iii. Vd (C – C’)
Vavg = Vdc
1 T
= ∫0 Vm sinωt dt
T
1
= 100 ∫0100(25,45 − 0,7) sinωt dt
1 1
= 100 (24,75)(- cos ωt) |100 0
ω
1 1
= - 100 (24,75) (cos 2π.50. – cos2π.50.0)
2π.50 100
−24,75
= (-1 – 1)
π
−24,75
= . ( - 2)
π
= 15,77 V

Vrms = Veff
1 T
= √T ∫0 (Vm sinωt)2 dt
1
= √100 ∫0100 Vm2 sin2 ωt dt
1
1
= √100. 24,752 ∫0100 2 (1 – cos2ωt) dt
1
1
= √50. 24,752 (t − 2ω sin2ωt)| 100
0

1 1 1
= √50. 24,752 {(100 − 4π.50 sin4π) – (0 − 4π.50 sin4π. 0)}

1
= √50 . 24,752 (100)

24,752
=√
2
24,75
=
√2
= 17,5 V
iv. Vc (D – C’)
Vm
 Vr =
2f.R.C
24,75
=
2.50.47.1000.10−6
= 5,27V
 Vmin = Vm – Vr

= 24,75 – 5,27
= 19,48V

2.4. IC Regulator
IC Regulator tegangan berfungsi sebagai filter tegangan agar didapatkan
tegangan sesuai dengan keinginan. IC regulator tegangan secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua, yakni regulator tegangan tetap (3 kaki) dan
regulator tegangan yang dapat diatur (3 kaki dan banyak kaki). Kaki di sini
menyatakan terminal IC. IC regulator tegangan tetap (3 kaki) yang sekarang
ini populer adalah seri 78 untuk tegangan positif dan seri 79 untuk tegangan
negatif. Regulator seri 78 tersedia dalam beberapa variasi tegangan keluaran
mulai dari 5 volt sampai 24 volt, seperti 7805, 7806,7808, 7810, 7815, 7818,
dan 7824. Besarnya tegangan keluaran IC seri 78 atau 79 ini dinyatakan
dengan dua angka terakhir dari serinya. Contoh IC 7805 adalah regulator
tegangan positif dengan tegangan keluaran 5 Volt. IC 7915 adalah regulator
tegangan negative dengan tegangan -15 Volt. Untuk perancangan ini dipilih
IC regulator 7812 sesuai dengan spesifikasi power supply yang
direncanakan.
2.5. Transistor
Fungsi transistor sebagai adalah sebagai penguat arus. Fungsi komponen ini
membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang
tegangannya telah diatur. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih
dahulu dibias dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya
supaya emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Umumnya yang dipakai
untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
2.6. Bentuk Gelombang

3. Kalibrasi Oscilloscope
3.1. Oscilloscope
Oscilloscope (Osiloskop) adalah Alat Ukur yang dapat menunjukkan
‘bentuk’ sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap
waktu pada layarnya. Layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih,
penampilan tegangan berubah terhadap waktu. Sebuah graticule setiap 1cm
grid menyebabkan dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu
pada layar (screen).
Osiloskop biasanya digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi atau
tegangan (amplitudo) dari suatu gelombang atau sinyal listrik. Umumnya
orang akan menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk suatu
gelombang sinusoidal dari rangkaian atau sumber listrik arus bolak balik
atau AC (Alternating Current), sehingga dapat mengitung langsung besarnya
amplitudo gelombang dari puncak bawah sampai puncak atas, oleh sebab itu
sering dikenal dengan istilah tegangan peak to peak (Vpp). Namun untuk
melakukan perhitungan dan mendapatkan hasil yang akurat maka harus
dipastikan terlebih dahulu bahwa osiloskop yang akan kita gunakan telah
terkalibrasi atau belum. Untuk mengetahui apakah osiloskop tersebut sudah
terkalibrasi ataupun cara untuk melakukan kalibrasi adalah sebagai berikut.

Pada osiloskop terdapat beberapa tombol utama yang memiliki fungsi pokok
berbeda, antara lain:
 Volt/div yaitu digunakan untuk mengatur batas pengukuran tegangan
atau amplitodo dalam 1 kotak atau div pada batas posisi sisi atas dan sisi
bawah kotak. Lebih tepatnya untuk menentukan besarnya tegangan yang
dihitung dalam tiap kotak.
 Time/div yaitu digunakan untuk menentukan besarnya batas pengukuran
periode (dalam sekon) atau batas sisi kiri dan sisi kanan dalam 1 kotak
atau div.
 Mode yaitu untuk menentukan channel mana yang aktif atau muncul
dalam layar. Umumnya bisa salah satu atau kedua channel secara
bersamaan, bahkan sampai menggabungkan kedua channel tersebut.
 var pada volt/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi tegangan pada
masing-masing channel pada osiloskop. Efek yang muncul pada
pengaturan tombol ini yaitu perubahan jarak atas dan bawah pada 1
gelombang.
 var pada time/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi periode pada
semua channel osiloskop. Efek yang mancul pada pengaturan tombol ini
yaitu perubahan jarak kiri dan kanan pada 1 gelombang.
 Position pada y untuk mengatur dan menggeser letak atas dan bawah
gelombang pada layar.
 Position pada x untuk mengatur dan menggeser letak kiri dan kanan
gelombang pada layar.
Untuk lebih jelas silahkan perhatikan semua tombol yang ada pada gambar
osiloskop berikut.
Gambar Osiloskop Merk GW 50 MHz

Gambar tombol utama pada osiloskop.

volt/div

time/div

Gambar Layar osiloskop.

3.2. Kalibrasi Oscilloscope


Setelah semua fungsi tombol pada osiloskop telah dimengerti maka kita
dapat mulai untuk melakukan kalibrasi.
Langkah kalibrasi
1. Pertama, kita nyalakan terlebih dahulu osiloskopnya. Pastikan bahwa ada
suatu gambar garis pada layar dan terlihat jelas serta tidak kabur. Apabila
masih kabur lakukan pengaturan fokus terlebih dahulu dengan memutar
tombol fokus dibawah layar, serta cek apakah garis yang terlihat miring
atau lurus? Jika garis yang muncul sedikit miring segeralah perbaiki
dengan cara memutar pengaturan kemiringan garis pada lubang di bawah
layar dengan menggunakan obeng (-) kecil. Setelah semua pengaturan
awal telah selesai dilakukan, segera persiapkan probe osiloskop yang
akan digunakan. Karena fungsi probe osiloskop ini sangatlah penting
untuk menghubungkan masing masing channel osiloskop pada alat yang
akan kita ukur dan dapat pula digunakan untuk mengkalibrasi osiloskop
itu sendiri. Probe osiloskop itu sendiri sebenarnya selain berfungsi
sebagai penghubung juga dapat digunakan sebagai faktor pengali
manakala sumber ataupun rangkaian yang akan kita ukur memiliki
tegangan melebihi batas maksimal kemampuan osiloskop, karena pada
probe osiloskop terdapat saklar yang bertuliskan X1 dan X10. Saklar
tersebut biasanya hanya terdapat pada probe osiloskop yang asli sehingga
dengan menempatkan pada posisi X10 kita masih bisa mengukur sumber
tegangan yang lebih besar dari batas ukur osiloskop (volt/div) sampai 10
kali lipat pada batas kemampuan maksimal osiloskop. Namun untuk
probe osiloskop buatan sendiri kita hanya dapat menggunakan maksimal
1X pada batas maksimal osiloskop.

Gambar Probe osiloskop


Pada gambar diatas tampak saklar pada probe asli, namun pastikan posisi
probe tetap pada X1. Apabila tidak mempunyai probe yang asli dapat
digunakan probe buatan sendiri dengan menggunakan kabel yang
bermutu baik dan capi buaya. Pasanglah probe pada channel 1 serta pilih
saklar mode pada channel 1 (CH1.) seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.

Menentukan mode pada channel 1


Setelah memasang probe pada channel 1, tempatkan ujung probe pada
terminal Cal yang ada pada ujung kiri bawah pada layar osiloskop.
Perhatikan tulisan yang ada pada terminal cal yaitu terdapat tulisan 2
Vpp dan 1KHz. Hal itu berarti osiloskop harus dikalibrasi supaya nilai
pada peak to peak atau puncak atas dan bawah pada kotak div bernilai 2
volt dan frekuensi gelombang 1div sebesar 1 KHz. Pada gambar dibawah
ini adalah gambar bentuk gelombang yang belum dilakukan kalibrasi
karena belum memenuhi aturan yang ada pada tulisan terminal cal.
Menempatkan ujung probe osiloskop pada terminal cal.

2. Langkah kedua yang harus dilakukan untuk kalibrasi yaitu membuat


supaya nilai perhitungan pada 1 kotak adalah 2 volt. Batasan yang
dipakai pada tombol volt/div bebas yang penting hasil perhitungan 1
kotak atau div adalah 2 Volt. Putarlah tombol var didekat tombol volt/div
untuk menyesuaikan atau mengkalibrasi tegangan pada channel 1
tersebut. Bila nilai 1 kotak (div) sudah tepat 2 volt seperti pada gambar
dibawah berati kalibrasi tegangan pada channel 1 telah berhasil. Maka
dilanjutkan untuk melakukan kalibrsi frekuensi.

Bentuk gelombang sudah dikalibrasi tegangan.


Untuk melakukan kalibrasi frekuensi buatlah nilai 1 gelombang (1
puncak dan 1 lembah ) pada gelombang kotak tersebut bernilai 1 KHz.
Caranya yaitu atur tombol time/div agar pulsa gelombang kotak mudah
dilihat (usahakan pada nilai 0.5 ms atau 1 ms saja), kemudian putar
tombol var dibawah atau didekat tombol time/div . Misal saya gunakan
tombol time/div pada 0.5 ms maka saya harus mendapatkan bentuk
gelombang kotak 1 puncak 1 kotak dan 1 lembah 1 kotak. Sehingga
nantinya saat dihitung nilai periode 1 gelombang (1 puncak dan 1
lembah) adalah 0.5 ms + 0.5 ms = 1 ms (nilai periode gelombang).
Maka frekuensinya f adalah 1/T = 1/1 ms = 1 / 0,001= 1000 Hz = 1 KHz
(sesuai dengan nilai 1 KHz pada terminal Cal kan). Untuk lebih jelasnya
silahkan lihat gambar dibawah ini. Perlu di ingat bahwa nilai var pada
kalibrasi tegangan pada channel 1 tadi sudah selesai dilakukan, jadi
jangan sekali-kali merubahnya sedikitpun, bila tidak anda harus
mengulang kembali melakukan kalibrasi tegangan channel 1 dari awal
lagi.

Pengaturan time/div untuk kalibrasi frekuensi


Bentuk gelombang setelah dikalibrasi tegangan dan frekuensi
Setelah melakukan semua langkah langkah diatas berati osiloskop pada
channel 1 telah selesai dikalibrasi tegangan dan frekuensi, maka siap
untuk digunakan. Tetapi channel 2 juga memerlukan kalibrasi, sehingga
bila kita akan memakai osiloskop channel 1 dan 2 maka pada channel 2
juga harus dilakukan kalibrasi, namun ingat kalibrasi cukup pada
tegangan saja (volt/div), tidak perlu sampai ke frekuensi (time/div)
karena untuk kalibrasi frekuensi efeknya pada channel 1 dan 2.

4. Data Hasil Praktikum


Alat dan bahan:
Osciloskop : 1 buah
Multimeter : 1 buah
Power supply : 1 buah
Kabel buaya : 2 buah

Hasil percobaan Osciloscop

(B-B’) V/ div = 5
Amplitudo = 3
V peak = (V/div) x A
=5 . 3
= 15 V Time / div = 2 ms
Lebar = 10 div
T = (time / div) x l
= 2.10−3.10
= 20. 10−3 s
1
F=
T
1
=
20.10−3
= 50 Hz
(C-C’) V div = 5
Amplitudo = 3 div (peak)
Vpeak = (V/div) x A
= 5 .3
= 15 V
(D-D’) V/div = 5
Amplitudo = 2,35 (min) ; 3,05 (max)
Vmin = (V/div ) x A (min)
= 5 . 2,35
= 11,75
V max = (V/div) x A(max)
= 5. 3,05
= 15,25
Vr = V max – Vmin
= 15,25 – 11,75
= 3,5
Gambar hasil percobaan

Anda mungkin juga menyukai